KAJIAN – KAJIAN BERFIKIR STRATEGIS
10.2. Kajian Berfikir Strategis dalam Kepemimpinan Organisasi
Kajian pertama membahas tentang bagaimana berfikir strategis dalam kepemimpinan organisasi dengan desain yang didukung oleh lingkungan perusahaan. Judul asli dari penelitian ini adalah “Building a Culture That Encourages Strategic Thinking” yang Goldman and Casey (2010). Penelitian ini membahas tentang bagaimana kemampuan seorang pemimpin untuk berfikir strategis merupakan sebuah kunci untuk mencapai tingkat performa atau kinerja yang lebih tinggi dalam sebuah organisasi. Pengetahuan kerja secara menyeluruh dikombinasikan dengan pengalaman kerja merupakan sebuah resep yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berfikir strategis. Lingkungan internal organisasi dan berbagai elemen didalamnya dapat mendukung atau bahkan membatasi tingkat kognitif individu yang bertanggung jawab pada keceradasan berfikirnya. Pemimpin dianggap sebagai orang yang mampu membangun dan merubah lingkungan internal organisasi, proses meningkatkan kemampuan serta menciptakan hubungan yang lebih kuat diantara proses organisasi dan kemampuan anggotanya untuk belajar berfikir strategis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pelatihan khusus, meningkatkan ketrampilan dan belajar berinisiatif dapat menyediakan pemimpin dengan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir strategis pada tim kerja yang mereka pimpin.
Para ahli manajemen saat ini percaya bahwa lingkungan internal sebuah organisasi (oganiztional culture) dan kesatuan proses merupakan faktor penentu keberhasilan maupun kegagalan sebuah organisasi dimasa depan. Sebagai contoh kesuksesan perusahaan yang
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
112
mempunyai lingkungan internal yang kuat adalah microsoft, google dan toyota. Untuk menghadapi tantangan ekonomi global saat ini, banyak perusahaan yang kinerjanya kurang baik dan berupaya untuk mencari sebuah strategi agar perusahaan tersebut dapat bertahan dan bekerja secara efektif. Untuk mengembangkan kesempatan yang ditawarkan oleh tantangan dari pihak eksternal dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu memahami dan menafsirkan masa depan dengan menggunakan pendekatan teoritis dan sistematis untuk berfikir strategis, mengurangi kepercayan pada kebijakan pengalaman dan intuisi.
Seorang pemimpin berusaha keras untuk menyesuaikan strategi perusahaan dengan budaya perusahaan sehingga tim kerja dapat menyesuaikan dengan misi perusahaan. Bagai-manapun hal tersebut mempunyai catatan bahwa budaya organisasi dapat membuat ham-batan yang serius dan membatasi strategi perusahaan yang bertentangan dengan keyakinan organisasi bersama diantara pembuat kebijakan berkaitan dengan tujuan organisasi, keca-kapan dan lingkungan. Terlebih lagi pembaharuan kepemimpinan mendukung pembuatan tujuan strategis, peneyebaran visi perusahaan melalui tindakan secara konsisten, dan pada akhirnya untuk membangun kecermatan tanggungjawab menuju visi perusahaan. Berfikir strategis merupakan kecakapan seseorang memahami, walaupun minim akan prosedur pengetahuan.
Masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini mengenai bagaimana mengem-bangkan individu, kelompok dan hal yang terkait dapat berperan dalam pengembangan ber-fikir strategis. Di samping itu, kajian ini juga membahas faktor penting yang membantu pemimpin manajemen untuk mengembangkan berfikir strategis dalam organisasi atau usahaan, serta bagaimana berfikir strategis dapat dipelihara konsistennya di suatu per-usahaan.
10.2.1. Pemikiran strategis dan kepemimpinan
Saat ini organisasi hanya berfokus untuk mengetahui peran dari strategi kepemim-pinan dan aplikasinya pada pemimpin perusahaan untuk bagaimana merubah mereka dan organisasi secara keseluruhan untuk fokus meningkatkan kesatuan. Pada banyak industrial studi yang dilakukan di banyak negara menjadi sebuah catatan bahwa ketidakmampuan manajer tingkat atas untuk menerapkan berfikir strategis mencip-takan hambatan serius pada performa perusahaan. Begitu juga penelitian pada mana-jer yang tidak mendapat dukungan internal perusahaan. Mintzberg (2004) melihat bahwa mereka yang gagal terutama disebabkan karena faktor ketidakmampuan per-sonal untuk merubah hal teknis menjadi sebuah pendekatan strategis. Kepemimpinan strategis dianggap sebagai jiwa pada proses berfikir organisasi, mengambil tidakan secara cerdas dan kekuatan untuk menginspirasi individu dan kelompok untuk men-capai keunggulan bersaing. Berfikir strategis mengacu pada formulasi bagaimana pelaksanaan strategi oleh pemimpin organisasi dan untuk meningkatkan performa strategi dalam perusahaan. Hal tersebut mencakup aspek analisis strategis, peren-canaan, organisasi dan pengawasan dalam konsep kepemimpinan. Sangat banyak konsep berfikir strategis meliputi berbagai atribut yang dapat disebut sebagai strategi. 1. Pemikiran Strategis dalam kegiatan pengembangan tim organisasi.
Kepemimpinan maupun teori strategi mempunyai kesepakatan pada pendapat bahwa berfikir strategis dibutuhkan pada berbagai tingkat organisasi. Tenaga kerja merupa-kan elemen organisasi yang mendorong kemampuan berfikir strategis dengan
dikom-binasikan dengan banyak anggota beserta praktik organisasi, lebih spesifik menyoroti kolaborasi pola kerja manusia sesuai dengan lingkungan kerjanya. Kebutuhan infor-masi dan kemampuan berfikir sebagai salah satu kunci para pemimpin semakin diperlukan dalam organisasi, sejak saat itulah hal tersebut merupakan syarat setiap pegawai untuk bisa menginterpretasi berbagai informasi yang semakin kompleks. 2. Pemikiran strategis dan pengembangan lingkungan
Berfikir strategis tidak datang dengan sendirinya, ketrampilan berfikir strategis harus dipelajari, dipupuk, dipraktikan dan diaplikasikan. Dengan menggunakan istilah berfikir strategis berarti bahwa pemimpin mengkombinasikan elemen seperti analisis, eksplorasi, memahami, mendefinisikan berbagai macam situasi dan kemudian mengembangkan rencana kerja yang akan membawa dampak positif menuju tujuan yang telah ditetapkan. Komunitas atau grup membutuhkan penilaian apakah proses strategi yang berhubungan dengan pengumpulan kesimpulan, dikombinasikan dengan langkah bersama pada cara yang sistematis untuk sampai pada solusi akhir kebutuhan kelompok. Rencana perusahaan didefinisikan secara sederhana sebagai bagian terbesar pada proses berfikir strategis. Kecerdesan kontekstual sebagai kemampuan menganilis seccara intuisi yang memudahkan dan mendukung pemimpin untuk menentukan taktik yang cocok dengan tujuan pada kecerdasan mendesain jalan pembaharuan untuk mengatasi keadaan dan lingkungan baru. Kecerdesan kontekstual merupakan faktor kunci untuk para pembuat perubahan dan pemimpin untuk merubah gaya kerja dan strategi yang sesuai dengan keadaan lingkungan maupun kebutuhan bawahan dan aspirasinya.
10.2.2. Pembahasan
Para peneliti menguasai pengetahuan terkait konsep proses tranformasi organisasi, peran kepemimpinan dan nilai berfikir strategis, rumusan alat penelitian antara lain kuisioner penelitian yang mewakili item pertanyaan untuk mengukur fokus lahan studi (potensi kerja kepemimpinan, pengembangan tim dan kemampuan kerjasama membangun lingkungan organisasi) selama proses pemupukan berfikir strategis dalam tim kerja. Setelah meninjau dimensi dari studi kasus terpilih standar alat dan deskripsi sebagai petunjuk, tim menulis menulis pernyataan menjelaskan ketrampilan yang diperlukan dalam sistem berfikir, faktor keberlanjutan organisasi dan istilah pengembangan kepemimpinan, kemudian diurutkan kedalam tujuh sub kategori (kemampuan pemimpin memahami pandangan menyeluruh, kemampuan pemimpin dalam pendekatan logis dan rasional, kemapuan pemimpin mengalihkan perhatian dalam berbagai perspektif, pengetahuan kerja sebelumnya, persaingan lingkungan eksternal, dampak perbedaan tenaga kerja, tekanan lingkungan internal). Secara inter-aktif pernyataan pertanyaan lebih lanjut atau berubah sebagai sebuah hasil pengem-bangan brainstorming session selama sesi umpan balik antara perumus kebijakan dan tim peneliti. Kesimpulan pelaksanaan yang panjang menghasilkan desain skala forma. Tujuan studi ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat ketrampilan dan faktor kontribusi yang berperan dalam kepemimpinan yang efektif, perjanjian tenaga kerja dan keberlanjutan lingkungan organisasi untuk mengembangkan manfaat ber-fikir strategis dan mendukung proses transformasi organisasi.
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
114
Hasil dari penelitian tersebut dalam bidang kepemimpinan menegaskan bahwa tujuan kepemipinan organisasi membangun kapasitas yang kuat dalam kemampuan menerapkan tenaga kerja untuk merubah dan menyesuaikan perhatian dalam berbagai sudut pandang ketika sebuah kelemahan dipahami secara keseluruhan tetapi fokus pada setiap individu. Poin dari gejala ini terhadap potensi kelemahan perusahaan adalah untuk menangani kerjasama tim dalam operasi kerja perusahaan. Dalam kategori potensi pengembangan tim didapatkan sebuah pernyataan rendahnya inisiatif bekerja sama apakah dipertimbangkan sebagai nilai esensial untuk sebuah organisasi untuk membangun penghetahuan baru dan kerja yang efektif dalam kompetisi perusahaan saat ini. Hasil tersebut berkaitan dengan situasi kategori ketiga yang peneliti ajukan yaitu pengembangan lingkungan organisasi yang mendukung dimana poin utamanya adalah persetujuan dari sampel studi bahwa ide baru dalam proses pengembangan sebuah produk secara teknik memungkinkan untuk mengem-bangkan disain dan proses pengerjaan patut untuk dipertimmengem-bangkan.
Secara keseluruhan penelitian ini menegaskan berfikir strategis sebagai sebuah kemampuan melihat keseluruhan sistem, mengidentifikasi sub bagian dari keseluruhan ditambah untuk berfokus pada hubungan timbal balik. Kemampuan pemimpin untuk memahami pandangan secara menyeluruh merupakan alat untuk menggambarkan keseimbangan hubungan yang kuat dengan kemampuan pemimpin dan manager organisasi untuk memahami bagaimana detail kerja, hubungnan antar anggota, bagaimana menilai alasan pola kerja individu, bagaimana menilai jalur pola kerja dan bagaimana mengetahui dan mendiskripsikan masalah situasi kerja dengan memisahkan keseluruhan kedalam segmen kecil yang dapat dimengerti. Pengajuan instrumen alat penelitian menggambarkan entitas kognitif pada pemikir strategis sebagai salah satu fokus masalah tidak dipandang secara dangkal tapi mendalam pada fakta dan angka dengan menambah pendekatan masalah dari aspek yang tersembunyi dan layak untuk dipertimbangkan. Sebagai tambahan instrumen alat penelitian mendefinisikan strategi kerja pemimpin sebagai seorang yang mampu fokus dalam berbagai sudut pandang situasi kerja dalam pengambilam keputusan yang tepat, dengan menggunakan pengalaman masa lalu dan dasar pengetahuan.
Dalam studi ini diajukan konsep secara keseluruhan dengan tiga pendekatan dimensional (kepemimpinan, pengembangan tim, lingkungan organisasi) dan mene-gaskan bahwa dengan hanya satu pendekatan saja (dalam pengembangan kepemim-pinan atau pengembangan lingkungan internal organisasi atau meningkatkan kerja tim) tidak dapat menyediakan solusi untuk seluruh kerangka kerja selama proses pemupukan strategic thingking dalam tim kerja. Fakta di atas membuktikan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi terhadap model yang diajukan peneliti dengan tidak ditemukan kelemahan yang berarti.
Studi ini merupakan usaha dengan penuh ketelitian mengenai keefektitan para peneliti menggunaan alat penelitian untuk mengevaluasi dan menilai aspek pemupukan strategic thingking diantara anggota tim kerja. Penelitian ini memberikan saran dan mendukung tiga hal pokok dalam pemupukan strategic thingking:
1. Untuk menguatkan dan menjalankan proses pemupukan strategic thingking
dalam tim kerja dengan baik, seorang leader harus menguatkan tiga kerangka sudut pandang yang meliputi: a.) pengembangan kepemimpinan. b.) pengem-bangan tim. c.) menumbuhkan lingkungan kerja yang mendukung.
2. Tiga komponen pokok dalam studi ini (leadership, team development, supportive work environtment creation) mempunyai orbitnya masing-masing dimana mereka mempunya fungsi dalam lingkaran mereka sendiri. Fakta ini membuat sebuah persamaan dengan ilmu alam dimana planet berputar mengelilingi matahari dengan orbitnya sendiri, disaat yang sama planet lain juga berputar dengan orbitnya sendiri demikian juga bulan mengelilingi planet tersebut yang kemudian menciptakan keseimbangan yang kuat didukung oleh kombinasi gerakan beserta subsistem tersendiri.
3. Sebagai tambahan, penggunaan alat dalam penelitian ini menggambarkan pilihan yang tepat untuk menilai proses strategic thingking pada tingkat yang lebih dalam yang meliputi fenomena dari tiga sudut pandang (kepemimpinan, pengembangan tim, lingkungan organisasi) tetapi lebih jauh lagi membaginya kedalam tujuh subcategori (kemampuan leader memahami keseluruhan sudut pandang, kemampuan pemimpin berpikir dengan pendekatan logis dan rasional, kemampuan pemimpin merubah perhatian melintasi berbagai sudut pandang, pengetahuan kerja sebelumnya, kekuatan lingkungan eksternal, efek kebera-gaman tenaga kerja, tekanan lingkungan internal).