• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Transformasi Berfikir Strategis dan Pengambilan Keputusan

Dalam dokumen ISBN > (Halaman 43-46)

TRANSFORMASI BERFIKIR STRATEGIS

4.2. Proses Transformasi Berfikir Strategis dan Pengambilan Keputusan

Menurut pendekatan manajemen, berfikir strategis melibatkan dua proses pemikiran yang jelas yaitu perencanaan dan pemikiran. Perencanaan mempertimbangkan analisis yang

Berfikir Strategis

39 melibatkan penetapan sistem-sistem dan prosedur-prosedur, sedangkan pemikiran melibatkan sintetis seperti meningkatkan intuisi, inovasi dan berfikir kreatif pada seluruh level perusahaan. Pemikiran strategis berusaha mencari jalan atau cara untuk menyelesaikan problem strategis yang mengkombinasikan sebuah pendekatan yang rasional dan konvergen dengan proses pemikiran yang kreatif dan divergen. Manajer yang berfikiran strategis perlu juga memahami dan mengambil tindakan strategis dalam sebuah lingkungan yang sangat kompleks, tidak jelas, dan penuh persaingan. Untuk itu, berfikir strategis mempertimbangkan dengan cara apa tujuan perusahaan dapat dicapai pada kondisi lingkungan yang tidak jelas dan penuh persaingan tersebut. Secara tradisional, strategi merupakan cara bagaimana perusahaan membangun posisi yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang, atau keunggulan bersaing yang sustain/terus menerus dapat dipertahankan. Strategi harus fokus pada adaptasi dan peningkatan yang terus menerus guna mencapai tujuan perusahaan.

Untuk mengembangkan kemampuan bersaing, manajer perlu memandang perusahaan sebagai sistem yang kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Pemikiran seperti ini sering dikatakan sebagai berfikir secara sistem. Setiap sistem, prosedur, kebijakan, budaya perusahaan, individu bekerja dalam perusahaan dan pemimpinnya berhubungan dengan keseluruhan proses aktivitas dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu manajer perlu dapat membaca dengan cepat lingkungan eksternal secepat memperoleh informasi operasional internal. Strategi-strategi diformulasikan dengan pengetahuan dari manajemen middle/lini tengah dan individu lain yang relevan dalam perusahaan. Manajer perlu memiliki informasi mengenai tindakan apa yang disyaratkan maupun tindakan mana yang harus diambil yang secara operasional memungkinkan dilakukan sesuai dengan sumberdaya yang ada. Individu-individu yang memainkan peran melibatkan manajemen, supplier dan konsumen merupakan sumber informasi yang penting. Sudah seharusnya untuk masing-masing individu memiliki akses untuk informasi eksternal yang relevan yang dapat membantu dalam mengambil keputusan. Untuk dapat membantu manajer berfikir system, diperlukan konsep tentang sebuah peta strategi yang menyediakan sebuah gambaran secara visual dari tujuan kritis perusahaan. Peta ini membolehkan manajer untuk menggabungkan/mensejajarkan beberapa keputusan yang dibuat dengan tujuan-tujuan perusahaan maupun memiliki pengetahuan tentang kompetensi karyawan dan teknologi yang akan membantu implementasi dari keputusan tersebut. Dengan pandangan dari sebuah peta strategi, manajer dapat memahami bagaimana melaksanakan sebuah keputusan strategis, sehingga keputusan di satu bagian perusahaan dapat memberikan dampak pada bagian lainnya. Untuk itu menurut pendekatan ini, berfikir strategis yang efektif mensyaratkan sebuah pemahaman tentang hubungan timbal balik dan saling ketergantungan dari masing-masing bagian dalam perusahaan dan seharusnya sebuah kompetensi ditemukan dalam pemgambil keputusan strategis yang baik.

Memahami proses transformasi berfikir strategis dan pengambilan keputusan menjadi penting. Transformasi ini akan menghasilkan kompetensi strategis yang baik berhubungan dengan kinerja perusahaan yang baik. Bagaimanapun, tidak ada kesepakatan, dalam literatur, seperti apa kompetensi yang dimaksudkan dari hasil transformasi berfikir strategis ini. Menurut Senge (1990), orang-orang yang berfikir strategis dapat dilihat sebagai manusia yang istimewa yang mengatur arah/tujuan perusahaan, membuat dasar keputusan dan mendorong pengikut-pengikutnya untuk bekerja sesuai dengan keputusan pemimpin. Sedikit perhatian yang telah ditujukan untuk meneliti kompetensi yang membuat seseorang menjadi istimewa tersebut. Ada pendapat juga tentang pentingnya mengidentifikasikan kompetensi, bahwa kalau kita ingin menjelaskan mengapa perusahaan mengerjakan apa

yang mereka kerjakan, atau mengapa mereka melaksanakan cara yang mereka lakukan, kita harus mempelajari manajer puncaknya yang menunjukkan bahwa manajer dan pengambil keputusan memiliki kompetensi yang diperlukan.

Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang dalam perusahaan yang dapat membuat mereka mampu melakukan aktivitas. Kompetensi berdasar manajemen strategis merupakan keyakinan dimana beberapa sifat dan perilaku lebih konsisten diperlihatkan oleh orang-orang strategis yang dapat diidentifikasikan, diajarkan, dan diuji. Konsep dari inti kompetensi dapat berupa suatu kerangka kerja yang berguna untuk menguji bagaimana manajer membuat pilihan yang berdampak pada masa depan perusahaan. Kemampuan dalam banyak sektor untuk berfikir secara strategis terbentuk dari kerangka-kerangka yang banyak dikenal seperti aumsi-asumsi, keyakinan dan akumulasi pengetahuan dari profesi atau institusi. Kompetensi juga mengarah pada sejumlah pengalaman-pengalaman dan pengetahuan, kemampuan-kemampuan, sifat-sifat, aspek dari kesan pribadi atau peran sosial, nilai-nilai dan sikap yang telah ditunjukkan seorang strategis selama hidupnya. Hal ini berdasarkan pengalaman ketika memperoleh keberhasilan maupun pada saat tidak berhasil. Oleh karena itu, kompetensi strategis dapat dimiliki berdasarkan pengalaman.

Kompetensi juga merupakan konsep analisis secara keseluruhan yang terdiri dari teknikal, manajemen, manusia, sikap, nilai-nilai dan komponen kemampuan mental. Hal ini sebagai kombinasi dari semua komponen yang membentuk dasar perilaku dan kinerja seorang strategis. Pada level operasional tidak mengidentifikasi kompetensi yang disyaratkan untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, kompetensi untuk berfikir strategis dan pengambilan keputusan menunjukkan kemampuan untuk mengantisipasi, memimpikan, mempertahankan fleksibilitas, menggerakkan orang lainnya untuk menciptakan perubahan strategis bila diperlukan. Bagaimanapun, kompetensi yang dipersyaratkan untuk berfikir strategis sangat bergantung pada sifat dasar manusia. Ada yang mengatakan bahwa kompetensi yang paling penting merupakan kompetensi bisnis. Namun diyakini bahwa semua kompetensi di atas seluruhnya adalah penting. Inti kompetensi pada umumnya dibagi menjadi dua kompetensi umum yaitu berfikir dan pembuatan/pengambilan keputusan. Kompetensi inti untuk berfikir strategis dapat meliputi bisnis, teknis, pengetahuan manajemen, kepemimpinan, sosial dan intrapersonal. Menurut Lietdka (1998) kompetensi pengambilan keputusan strategis meliputi 5 karakteristik:

1. Menghargai seberapa besar perbedaan antar bagian dari perusahaan mempengaruhi satu sama lain, sehingga suatu pandangan yang luas (holistik) dapat dipengaruhi oleh baik faktor internal maupun eksternal.

2. Menciptakan kecocokan antara sumber daya yang ada dan kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan bagi pemenuhan sumber daya termasuk manusia, proses, keuangan dan teknologi dengan tujuan agar visi perusahaan dapat diimplementasikan.

3. Memahami peluang-peluang dan posisi pasar termasuk memahami pesaing dan keterbatasan mereka sehingga peluang dapat dikembangkan.

4. Mengelola risiko jika produk atau jasa tidak berjalan dengan baik dan melihat semua kemungkinan hasil dari implementasi visi sehingga rencana dapat dilaksanakan untuk hasil yang beragam.

5. Memiliki pandangan peluang yang cerdas, yang membuat pengambil keputusan strategis mengenali dan mengambil keuntungan dari peluang-peluang baru.

Berfikir Strategis

Dalam dokumen ISBN > (Halaman 43-46)