• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran kinerja merupakan cara untuk menciptakan akuntabilitas

Dalam dokumen ISBN > (Halaman 121-127)

KAJIAN – KAJIAN BERFIKIR STRATEGIS

3. Pengukuran kinerja merupakan cara untuk menciptakan akuntabilitas

Ketika tugas organisasi publik menjadi semakin kompleks, maka wacana otonomi menjadi penting dan ketika otonomi diberikan maka implikasinya adalah pada akuntabilitas, mempertanggungjawabkan kinerjanya. Informasi tentang kinerja diukur secara sistimatis dan dihitung sehingga menambah kemampuan beberapa periode tertentu.informasi juga mudah dikomunikasikan, dan informasi dapat disediakan secara periodik setiap tahun.

Namun demikian pengukuran kinerja juga dapat memunculkan berbagai dampak negatif yang dapat mengganngu pengambilan keputusan startegis organisasi sektor publik, yaitu:

a. Mendorong adanya game playing

Organisasi publik menghasilkan output yang sesuai dengan sistem standar, walaupun dalam hal ini peningkatan produksi tidak signifikan dengan perspektif professional.

b. Menambah birokrasi internal

Penelitian menunjukkan bahwa skoring organisasi yang baik dalam suatu sistem pengukuran kinerja merupakan investasi dalam ketentuan prosedural dan dalam rangka memenuhi persyaratan sistem pengukuran kinerja..

c. Menghalangi inovasi

Organisasi akan melakukan berbagai usaha mengoptimiskkan proses produksinya untuk menjamin pencapaian kinerja seefisien mungkin.

d. Menghalangi ambisi e. Mematikan profesionalisme

f. Mematikan sistem pertanggungjawaban g. Merugikan bagi kinerja yang baik

Pengukuran kinerja sangat penting dilakukan oleh oganisasi publik karena: dapat membantu meningkatkan kualitas alokasi sumberdaya dan keputusan manajerial lain, dapat memfasilitasi manajemen berdasarkan fakta untuk masa depan dengan menyediakan fokus dasar untuk merencanakan, memonitor dan melakukan kontrol terhadap perencanaan. Selain hal tersebut, pengukuran kinerja juga sangat penting untuk meningkatkan akuntabilitas dengan membuat pertanggungjawaban yang bersifat eksplisit dan menyediakan bukti keberhasilan atau kegagalan, serta mampu menyediakan dasar sistematis untuk menilai dan memotivasi staf. Pengukuran kinerja dapat berguna untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.

b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan

c. Memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja

Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis

118

d. Sebagai dasar untuk memberikan reward dan punishment secara obyektif atas penca-paian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki

kinerja organisasi

f. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah

h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif

Keberadaan organisai sektor publik tidak terlepas dari misi tertentu, bahkan faktor ktitis kesuksesan organisasi sektor publik adalah bagaimana mereka mencapai misi yang diembannya, misalnya bagaimana mencapai tingkat efisiensi atau dalam mengelola dana publik menjadi akuntabel, maupun menciptakan kepuasan pelanggan. Sejumlah pertanyaan yang harus dialamatkan pada organisasi adalah bagaimana organisasi memenuhi misinya dengan baik, bagaimana mengetahui hal terebut, seberapa efisien hal tersebut dapat men-dukung misi organisasi, bagaimana jika dibandingkan dengan organisasi yang lain, bagai-mana melaporkan pencapaian pada para para stakehorder, serta bagaimana mendapatkan umpan balik dari stakeholder.

10.3.2. Pendekatan Manajemen Mutu Terpadu

Salah satu strategi untuk merealisasikan misi organisasi adalah dengan memanfaatkan pendekatan manajemen mutu terpadu (Total Quality Management atau TQM). TQM adalah salah satu konsep manajemen yang dikembangkan oleh W. Edwards Deming, yang merupakan komitmen yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas jangka panjang dan membutuhkan penggunaan peralatan maupun teknik-teknik ter-tentu, walaupun yang paling utama adalah lebih pada adanya sebuah komitmen. TQM merupakan pendekatan dalam menjalankan usaha organisasi yang mencoba untuk meningkatkan daya saing organisasi dan lingkungannya, yang untuk mencapainya harus fokus pada pelanggan, memiliki obsesi tinggi terhadap kualitas, menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, memiliki komitmen jangka panjang dan membutuhkan kerja sama. TQM adalah manajemen yang menciptakan dan mengembangkan seperangkat nilai dan keyakinan yang dapat membuat setiap orang mengetahui bahwa kualitas untuk konsumen adalah tuntutan yang paling utama, dan dalam pelaksanaannya membutuhkan kerja sama yang baik dan terpadu. Atau dalam rumusan lain yang lebih komprehensif, TQM juga dipahami sebagai komitmen yang terpadu dan penuh dedikasi terhadap kualitas melalui penyempurnaan proses yang terus-menerus oleh semua anggota organisasi. TQM sering disebut sebagai manajemen berdasar fakta dan data karena ia bekerja berdasar data dan fakta.

Pengaruh pendekatan TQM ini dapat dilihat dalam teori dan praktik manajemen strategis lebih dari dua dekade. Sebagaimana halnya TQM, pendekatan manajemen strategis sangat berpengaruh pada banyak organisasi pada sektor publik maupun swasta. Organisasi publik dapat meningkatkan kinerja pemerintahan melalui manajemen strategis dan manajemen kualitas. Sedangkan dalam manajemen startegis kontemporer, pengaruh pendekatan TQM tampak sangat signifikan dalam hal bagaimana dia telah mampu membuka hati masyarakat, karena sebelumnya pendekatan manajemen strategis dilihat hanya untuk kepentingan yang terbatas. Kontribusi seperti fokus pada hubungan dengan pelanggan, telah menciptakan area

baru perhatian serta membuka pintu lebar-lebar untuk menginterpretasikan kembali pentingnya konsep klasik manajemen startegis.

Pada sisi lain, tak perlu dipertanyakan lagi bahwa pendekatan TQM telah sangat berpengaruh dalam hal bagaimana pendekatan manajemen startegis didesain dan diimplementasikan dalam organissi masa kini. TQM sangat penting dalam informasi, yang dibangun dengan apa yang disebutnya sebagai pengendalian proses statistik sebagai dasar peningkatan kualitas dan manajemen. Dia berargumentasi bahwa jika organisasi tidak mengukur dan mendokumentasikan apa yang telah dilakukan dan bagaimana hal tersebut dilakukan, maka tidak ada jalan bagi manage-men atau karyawan untuk membuat sistem kerja yang lebih baik. Sedangkan pengendalian dan proses evaluasi telah lama direkomendasikan sebagai bagian yang penting dari manajemen strategis.

Masalah kunci dalam implementasi manajemen strategis adalah kemampuan untuk memonitor rencana dan menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Tahun 1990-an organisasi publik telah menunjukkan perhatian yang signifikan dan usaha yang dicurahkan untuk mengembangkan desain dan manfaat sistem pengukuran kinerja sebagai bagian pendekatan manajemen strategis. Kerja TQM menfokuskan diri pada pengukuran peningkatan dalam proses produksi dan hasilnya dalam usaha-usaha yang luas untuk mengimplementasikan analisis proses kerja dan pengukuran. Hasilnya, organisasi yang pada suatu saat tidak mempunyai keinginan atau tidak mampu untuk mengukur sejumlah aktivitasnya dapat menerimanya sebagai bagian penting dari praktik manajemen yang efektif. Desain sistem pengukuran kinerja dan usaha-usaha implementasi telah masuk dalam organisasi publik dan swasta. Pendekatan TQM telah merubah secara efektif praktik manajemen dan kultur dalam banyak organisasi publik dan swasta untuk membangun dan memanfaatkan managemen strategis, yaitu proses pembuatan keputusan berbasis data.

Adanya pemikiran untuk menggunakan sistem pengukuran kinerja sebagai alat manajemen untuk mengimplementasikan strategi. Contohnya adalah British Local Government Act 2000, yang mensyaratkan bahwa semua otoritas lokal harus menyiapkan strategi komunitas untuk mempromosikan atau meningkatkan ling-kungan yang mendukung secara ekonomis dan sosial pada wilayah mereka, dan untuk memberikan kontribusi bagi pencapaian pembangunan yang berkelanjutan di Inggris Raya. Indikator digunakan untuk memformulasikan sebuah strategi komunitas dan untuk mengukur bagaimana strategi telah direalisasikan dengan baik. Tidak hanya pada sektor swasta, pelaporan quality-of-life juga merupakan bagian integral dari penggunaan yang lebih strategis dari pengukuran kinerja di sektor publik. Konsep manajemen strategis dengan demikian harus mewujudkan prinsip-prinsip dan praktik manajemen umum yang dilakukan sebagai upaya untuk merumuskan strategi dan implementasinya dalam organisasi. Walaupun manajemen strategis bukanlah obat mujarab dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi organisasi dan juga bukan merupakan jaminan keberhasilan organisasi mencapai tujuannya, namun setidaknya hal tersebut akan lebih membuka jalan ke arah yang lebih baik.

Keberadaan organisasi sektor publik tidak terlepas dari misi tertentu, bahkan faktor ktitis kesuksesan organisasi sektor publik sangat ditentukan oleh bagaimana mereka mencapai misi yang diembannya. Salah satu strategi untuk merealisasikan misi organisasi adalah dengan memanfaatkan pendekatan TQM, yang sering disebut sebagai manajemen berdasar fakta dan data karena ia bekerja berdasar data dan fakta.

Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis

120

Pendekatan TQM telah merubah secara efektif praktik manajemen dan kultur dalam banyak organisasi publik dan swasta untuk membangun dan memanfaatkan manajemen strategis, yaitu proses pembuatan keputusan berbasis data. Pengukuran kinerja membawa banyak dampak positif dalam organisasi sektor publik, yang pada akhirnya membawa implikasi pada penguatan manajemen strategis yaitu: membawa ke arah transparansi, merupakan insentif bagi output, serta merupakan cara yang elegan untuk menciptakan akuntabilitas. Namun demikian juga tidak dapat dihindarkan bahwa pengukuran kinerja organisasi pada sisi lain dapat menimbulkan sejumlah dampak yang bersifat negatif, yaitu diantaranya mendorong adanya game playing, menambah birokrasi internal, menghalangi inovasi, menghalangi ambisi, mematikan profesi-onalisme, dan mematikan sistem pertanggungjawaban. Sehingga hal yang harus dipikirkan para pimpinan organisasi adalah sejumlah proses dasar pengukuran kinerja yang sekaligus mengandung tantangan dalam hal desain pengukuran, implementasi, manajemen pengukuran, dan refreshing pengukuran Dengan demikian, pengukuran kinerja sangat penting dilakukan oleh organisasi publik karena dapat membantu meningkatkan kualitas alokasi sumberdaya dan keputusan manajerial lain, dapat memfasilitasi manajemen berdasarkan data dan fakta untuk masa depan dengan menyediakan dasar perencanaan, serta memonitor dan melakukan kontrol terhadap perencanaan. Selain hal tersebut, pengukuran kinerja juga sangat penting untuk meningkatkan akuntabilitas dengan membuat pertanggungjawaban yang bersifat eksplisit dan menyediakan bukti keberhasilan atau kegagalan, serta mampu menyediakan dasar sistematis untuk menilai dan memotivasi staf.

10.4. Kajian Berfikir Strategis pada Pasar yang Berubah Cepat

Kajian ini membahas artikel yang berjudul : Strategic Thinking in fast growing organizations

yang ditulis oleh Switzer (2010). Perubahan yang cepat terjadi, perkembangan teknologi, serta ketidakpastian yang tinggi merupakan tantangan bagi perusahaan untuk dapat bersaing secara kompetitif, tetap meningkatkan kualitas serta mampu memebuhi kebutuhan konsumen secara bersamaan. Sayangnya, konsep tradisional dan teori seringkali gagal untuk menyediakan informasi yang memadai untuk berubah dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis baru dan berubah secara cepat.

Para eksekutif dan periset strategi memerlukan kerangka pemikiran strategis (strategic thinking) untuk menjadi panduan bagaimana mereka memeriksa semua pasar yang relevan dengan inti bisnis serta bagaimana menentukan implikasi strategis kepada pasar yang relevan. Pemikiran strategis pada pasar yang berubah memerlukan perspektif konseptual yang telah diperbaharui dan pemikiran baru mengenai analisis pasar dan formulasi strategi targeting dan postioning. Tujuan dari pemikiran strategis adalah menangkap secara detail dan menganalisis tekanan yang relevan dalam usaha membuat kesempatan pasar baru dan kebutuhan strategi bisnis.

Pada kenyataanya, walaupun beberapa pasar berada dalam posisi stabil tidak begitu halnya terhadap pasar lain, beberapa pasar justru menghadapi perubahan yang sangat cepat dan terkadang tanpa adanya tanda-tanda perubahan. Sebagai contoh, perusahaan ternama di bidang fotografi seperti Kodak justru gagal mendapatkan bagian pasar untuk kamera digital karena CEO dari Kodak terus meyakini penggunaan kamera dengan roll film akan bertahan. Permasalahan pada kajian ini terutama mengenai bagaimana berpikir strategis dalam pasar yang berubah agar perusahaan dapat segera menyesuaikan terhdap perubahan tersebut.

10.4.1. Pembahasan

Pada kajian ini, peneliti menggunakan framework untuk berpikir strategis dalam pasar yang cepat berubah. Kerangka berpikir mampu membantu eksekutif perusahaan untuk menentukan langkah dalam penyusunan strategi jangka panjang. Proses berpikir strategis berdasarkan framework diatas dilakukan dengan 4 langkah, yaitu: 1. Market-based Strategic Capabilities

Untuk dapat berpikir strategis, pertama sebuah organisasi harus atau membentuk kemampuan strategis berdasar pada pasar, yaitu:

a. Membentuk budaya berorientasi pasar

Budaya organisasi harus diikuti oleh seluruh bagian di organisasi agar mereka mampu menyampaikan nilai kepada konsumen.

b. Kemampuan untuk Memahami dan Belajar (Sensing and Learning Capabilities) Organisasi harus memiliki kemampuan untuk memahami dan mempelajari pasar karena sangat berguna untuk kendali jangka panjang pada trend serta kegiatan di pasar. Dengan melakukan pemahaman dan mempelajari keadaan pasar akan membantu organisasi untuk siap akan adanya ancaman dan mampu memanfaatkan kesempatan yang mungkin muncul.

c. Menjadi pusat bagi pelanggan (Become Customer Centred)

Organisasi harus menjaga hubungan dengan konsumen. Dengan menjaga hubungan yang baik dengan konsumen, organisasi dapat terus mencari nilai yang sesuai bagi organisasi dan konsumen.

2. Mengidentifikasi Sifat dan Lingkup dari Pasar yang Berubah (Identifying the Nature and Scope of Market Changes)

Langkah kedua yang dapat dilakukan untuk berpikir strategis adalah mengidentifikasi sifat dan lingkup dari pasar yang berubah. Terdapat 3 hal dalam langkah kedua ini, yaitu:

a. Kompetisi Baru

Seringkali, pelatihan tradisional mendorong periset strategis untuk berpikir dalam “competitive box” diantara bisnis-bisnis yang sudah ada. Yang menjadi masalah adalah hal ini membuat organisasi tidak awas akan adanya pesaing baru yang mungkin menciptakan kompetisi baru.

b. Model Bisnis Baru

Model bisnis baru seringkali memberikan dampak pada bisnis yang sudah ada sebelumnya. Model bisnis baru dapat menjadi sebuah peluang untuk melebarkan sayap organisasi dalam bidang baru, tetapi juga dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungan bisnis yang sudah ada.

c. Kreativitas dan Inovasi

Inovasi merupakan sesuatu yang penting dalam pertumbuhan dan kinerja sebuah pasar. Selain itu, inovasi merupakan kunci kontribusi terhadap perubahan yang cepat terjadi.

3. Memahami Pasar yang Cepat Berubah (Understanding Fast Changing Markets) Organisasi sebaiknya selalu mencoba untuk memahami pasar yang cepat berubah. Perubahan dalam pasar dapat berupa banyak hal, seperti ruang pasar yang baru, segmentasi strategis, serta nilai yang dibutuhkan konsumen.

Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis

122

4. Strategi dalam Pasar yang Cepat Berubah (Strategies For Changing Markets) Setelah sebuah organisasi melalui 3 proses yang telah disebutkan sebelumnya, langkah berikutnya adalah menyusun strategi yang sesuai. Terdapat dua hal untuk melakukan ini, yaitu:

a. Visi Strategi (Strategic Vision)

Apabila organisasi telah melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap per-ubahan pasar potensial, maka organisasi dapat membentuk sebuah visi strategi. Visi strategi berguna untuk menjadi dasar dalam membangun sasaran strategis dan perubahan positioning.

b. Implementasi Strategi (Strategic Implementation)

Setelah sebuah organisasi menentukan visi strategi, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan strategi tersebut. Yang menjadi tantangan dalam implementasi strategi adalah menentukan desain adaptasi organisasi.

10.4.2. Kesimpulan/Rekomendasi

Pada artikel ini, peneliti menekankan bahwa dalam menghadapi pasar yang berubah dengan cepat, kerangka yang telah diberikan diatas dapat digunakan untuk membantu pemikiran strategis. Langkah pertama dalam pemikiran strategis sangat sering digunakan oleh para eksekutif dan periset strategis, begitu pula langkah kedua. Langkah ketiga memerlukan perhatian lebih, terutama dalam upaya mengidentifikasi ruang pasar yang baru serta kemampuan apa yang diperlukan organisasi dalam beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Artikel ini memberikan banyak kontribusi bagi ranah pemikiran strategis, sayangnya artikel ini lebih menekankan pada bidang marketing. Akan lebih baik apabila ada bidang lain yang juga dibahas.

10.5. Sebuah Model Baru dari Kompetensi Berpikir Strategis

Kajian ini berjudul A New Model of Strategic Thinking Competency yang ditulis oleh Nuntamanop, dkk (2005). Mereka mengatakan bahwa pemikiran strategis penting bagi pengembangan strategi dan manajemen strategis dan memberikan kontribusi untuk output perusahaan, serta profitabilitas. Hubungan antara strategi dan kinerja dikonfirmasi oleh studi kasus longitudinal pada langkah-langkah kinerja bisnis dan berdampak pada strategi. Selain itu dalam penelitian mereka dari perencanaan strategis di perusahaan-perusahaan kecil, menyimpulkan bahwa formalisasi dalam perencanaan strategis perusahaan secara positif berkaitan dengan pertumbuhan perusahaan Kompetensi strategis penting untuk manajemen strategis namun sementara belum ada yang menyepakati apa sajakah kompetensi tersebut.

Pemikiran strategis merupakan suatu metode yang dirancang untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang. Pemikiran strategis merupakan dasar dalam menentukan strategi yang akan di implementasikan. Berfikir strategis juga suatu cara yang digunakan agar organisasi yang dijalankan dapat mengalami kemajuan dan mengantisipasi perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berfikir strategis adalah kemampuan menilai dan mengembangkan visi dan strategi yang berorientasi pada masa depan untuk mencapai tujuan organisasi.

Penelitian ini menyajikan sebuah model baru dari kompetensi berfikir strategi, tentang karakteristik pemikiran strategi yang mempengaruhi strategi dan kinerja bisnis. Model ini menawarkan cara baru untuk mencari pemikiran strategi sebagai kompetensi para pemimpin bisnis. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai kerangka untuk mengembangkan

pemikiran strategi individu, melalui pengembangan diri atau program pengembangan sumber daya manusia. Berfikir strategi dapat membantu organisasi dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan bisnis.

Jenis pendekatan penelitian yang dipakai adalah metode teori grounded, metode penelitian dengan menggunakan berbagai sumber dan teknik pengumpulan data: wawancara mendalam (in depth interview), observasi, review literature, dan dokumen terkait yang telah diterbitkan. Penelitian ini dilakukan pada 12 sampel kasus yang mewakili 11 industri berbeda di Thailand, yaitu pertanian, auto-parts, roti, minuman, buku dan penerbitan, hiburan, makanan, furniture, real estate, toko ritel, dan restoran. Setiap wawancara responden yang memenuhi syarat harus memiliki dua kriteria: menjadi pemimpin perusahaan pada perusahaan yang berkembang pesat, dan secara aktif mengambil bagian dalam pertumbuhan bisnis. Permasalahan yang diungkapkan dalam kajian ini yaitu apa sajakah kompetensi yang diperlukan bagi pimpinan dalam strategi berfikir yang dapat memberikan dampak pada kesuksesan bisnis?

Kebanyakan model umum manajemen strategis adalah terdiri dari: pembentukan visi strategis; informasi analisis; pengaturan tujuan; perumusan strategi; implementasi stra-tegi; dan evaluasi kinerja. Proses manajemen strategis umum digunakan sebagai kerangka kerja untuk secara empiris mempelajari hubungan antara kinerja bisnis, dalam hal ini per-tumbuhan bisnis, dan pemikiran strategis yang berlangsung selama proses.

Dalam dokumen ISBN > (Halaman 121-127)