• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Belajar Berfikir Strategis

Dalam dokumen ISBN > (Halaman 54-57)

STRATEGI BERFIKIR STRATEGIS 5.1 Pengantar

5.2 Strategi Belajar Berfikir Strategis

Proses berfikir strategis menjadi sebuah tantangan bagi para pemimpin setiap organisasi. Pertanyaan yang sering muncul apakah berfikir strategis ini bisa dipelajari atau bisa juga bisa diajarkan? Mungkin tidak secara tiba-tiba, tapi sebenarnya hal ini bisa dipelajari. Memahami proses berfikir strategis sangat sulit dan membingungkan. Apakah strategi itu sebuah keberuntungan atau keajaiban bagi orang yang menerapkannya. Proses berfikir strategis

pada umumnya bersifat ambigu, abstrak dan agak sulit dimengerti. Namun berfikir strategis merupakan masalah emosional dan tantangan intelektual yang penuh risiko, meskipun demikian hal itu masih bisa dipelajari.

Untuk memahami sifat-sifat yang mendukung proses berfikir strategis kita bisa memulainya dengan membayangkan dan mengembangkan kapasitas kita dalam berfikir strategis. Beberapa atribut yang menjadi dasar-dasar dalam melakukan sebuah pemikiran yang strategis, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Kemampuan Imajinasi.

Kemampuan dalam menggunakan imajinasi merupakan faktor yang mengawali proses berfikir strategis. Seperti yang disampaikan oleh seorang eksekutif Jepang bahwa untuk memulai berfikir strategis, kita perlu memiliki suatu ide atau masalah. Untuk menyadari-nya, kita biasanya mulai bertanya-tanya sehingga imajinasi kita mulai bekerja. Demikian juga seorang eksekutif perusahaan semir sepatu menyatakan pentingnya sebuah imaji-nasi dalam menciptakan strategi dimana kita harus selalu berimajiimaji-nasi apa dan bagai-mana sesuatu bisa terjadi. Eksekutif di Amerika juga berpendapat bahwa bagian ter-penting dalam membuat strategi yang baik adalah membayangkan sesuatu. Kita tidak bisa bekerja hanya berdasarkan fakta dan data-data. Pikiran dan imajinasi kita harus ber-pasangan jika ingin mendapatkan sesuatu yang baik. Strategi dalam proses berfikir secara strategis pada dasarnya diawali dari sebuah imajinasi. Dari membayangkan sesuatu, akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mengarahkan pada proses berfikir dan pada akhirnya terciptalah ide-ide strategis.

2. Memiliki pandangan yang luas.

Hal kedua yang mendorong pemikiran strategis merupakan kemampuan dalam melihat sesuatu secara luas. Dengan memiliki pandangan luas, memungkinkan seseorang bisa melihat banyak hal dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Seperti yang disampaikan eksekutif dari Amerika bahwa berdialog dengan orang-orang, dan mendengarkan pengalaman-pengalaman meraka dari semua kalangan maka kita memahami soal strategi dan menjadi sangat menyukai strategi. Berbicara dengan orang-orang dari berbagai kalangan akan membantu mengembangkan kemampuan kita dalam berbagai perspektif. Perbincangan akan meningkatkan pemikiran yang bisa membimbing pandangan kita menjadi lebih luas dan pada akhirnya mendorong dalam menciptakan sebuah strategi. Hal yang paling utama bagi seorang pembuat strategi adalah memperluas pola pikir meraka dengan membangun interaksi terhadap semua kalangan. Dari sinilah sudut pandang pembuat strategi tersebut menjadi luas tanpa batas.

3. Kemampuan dalam menyerap informasi yang tidak lengkap dan tidak akurat.

Esensi ketiga adalah kemampuan dalam memerhatikan banyak hal dalam waktu yang bersamaan, dan mampu beradaptasi terhadap informasi yang tidak memadai, tidak akurat dan berubah-berubah. Hal ini menjadi tantangan yang paling besar dalam strategi yang global. Manajer sebuah perusahaan menyatakan bahwa kita sering dihujani dengan jutaan informasi, khususnya tentang ekonomi dan politik, dan hal ini berubah setiap saat. Kita harus belajar memikirkan bagaimana sesuatu berakibat terhadap yang lain. Kita sulap dalam pikiran kita, bagaimana kita mampu menyesuaikan diri terhadap banyak hal yang tidak bisa diketahui dan tidak bisa diprediksi. Kemampuan untuk meli-hat dan bekerja terhadap suatu hubungan yang berlawanan sesungguhnya menandakan

Berfikir Strategis

51 identifikasi bagi pembuat strategi yang efektif dan membutuhkan pembelajaran dalam berfikir strategis. Pembuat strategi harus dapat menetapkan sebuah rencana dimana kemampuan dalam mengeliminasi paradox dan ambivalen sangat dibutuhkan. Kita tidak hanya bisa memikirkan sesuatu berdasarkan kenyataan, tetapi juga harus memikirkan sesuatu yang mungkin tidak menjadi kenyataan. Kita sangat mudah untuk mendapatkan informasi, tapi kebanyakan tidak bermanfaat/tidak benar, kita harus mengetahui hal-hal seperti ini. Kepentingan dalam menyaring dan menggambarkan jutaan informasi mele-bihi batas normal sangat dibutuhkan, kebanyakan dari informasi tidak berguna, tidak konsisten dan berseberangan. Jika kita tidak bisa bekerja dengan banyaknya informasi yang tidak jelas, maka kita tidak akan pernah menjadai pembuat strategi yang baik, tapi jika kita menikmati itu kita akan memiliki kesempatan yang baik. Dari berbagai sudut pandang tersebut bisa disimpulkan bahwa proses berfikir secara strategis membutuhkan sebuah pemikiran yang berada diluar jangkauan dan sering tidak masuk akal. Seorang pembuat strategi harus mampu melihat hal ini jika ingin mendapatkan sebuah strategi yang baik dan berguna.

4. Kemampuan memperlakukan sesuatu dimana kita tidak memiliki kontrol.

Atribut ke empat yang diterapkan beberapa eksekutif dalam menciptakan sebuah strategi yang baik merupakan kemampuan berfikir secara kritis dimana seseorang harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan secara penuh tanpa batas meskipun mereka tidak memiliki akses terhadap hal tersebut. Kita harus memikirkan sesuatu yang tidak kita ketahui, mungkin hal ini tidak berguna apabila kita hanya mengandalkan apa yang kita ketahui sekarang ini, karena di kemudian hari kita belum bisa memprediksi. Hal lain juga disebutkan bahwa kita harus memikirkan tentang segala sesuatu khususnya sesuatu dimana kita tidak memiliki kekuatan terhadapnya. Oleh karena itu, perhatian yang kritis terhadap sesuatu yang tidak bisa dikontrol harus diperbuat sebagaimana perlakuan terhadap sesuatu yang bisa kita kontrol. Kemampuan yang dimiliki terhadap sesuatu dimana kita tidak memiliki akses kontrol akan meningkatkan nilai kompetisi kita dan memperkuat hasrat kita dalam mencapai kemenangan persaingaan. Dengan kata lain, seseorang pembuat strategi yang sukses bertindak dengan memposisikan diri mereka pada kondisi sudah mendapatkan kemenangan itu sendiri, karena mereka yakin bahwa mereka tidak akan kalah.

5. Hasrat untuk menang.

Hal yang terakhir yang menjadi sifat seorang pengambil keputusan strategis adalah hasrat untuk menjadi pemenang. Ambisi dan pendirian yang teguh akan membawa kepada pikiran yang strategis. Bagian dari kompetisi menjadi faktor yang kritis yang menuntut dan mempengaruhi kemampuan belajar berfikir secara strategis. Kita harus bisa mendahului orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika kita tidak bisa melakukan hal itu, maka kita tidak akan bisa menetapkan strategi yang baik. Membuat strategi yang baik adalah bagaimana menggambarkan suatu kemenangan, hal ini akan memaksa kita dalam melakukan suatu secara benar, sempurna dan menang. Hasrat untuk menang akan membingkai sebuah kemenangan. Memiliki hasrat untuk menang memungkinkan seorang eksekutif mencapai lingkungan kompetisi yang tinggi. Hasrat untuk menjadi pemenang juga menjadi sebuah motivator terbaik yang akan terus mendorong seseorang untuk berfikir strategis.

Dalam dokumen ISBN > (Halaman 54-57)