• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beriman? Pelihara bumi! Judul: Melayani Tuhan

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 47-50)

Seperti murid-murid sekolah yang harus menjalani ujian setelah belajar beberapa waktu lamanya, seperti itulah murid-murid Yesus pada waktu itu. Tiba saat mereka harus dilatih untuk melayani, seperti yang telah dilakukan dan diajarkan oleh Yesus, Guru mereka.

Murid-murid memang harus dipersiapkan sebab akan tiba saat mereka sendiri turun melayani, yaitu saat Yesus tidak bersama mereka lagi secara fisik, yakni saat Dia kembali kepada Bapa. Sebab itu Yesus melepas mereka pergi tanpa diri-Nya untuk memberitakan kabar baik bahwa kerajaan Allah telah datang, dan juga untuk menyembuhkan. Namun Yesus telah terlebih dahulu memperlengkapi mereka dengan kuasa atas setan-setan dan atas segala penyakit, karena kuasa itulah yang akan memampukan mereka melayani.

Akan tetapi, mereka tidak diizinkan membawa bekal dan perlengkapan untuk bepergian. Dalam hal ini mereka tidak boleh mengkhawatirkan kebutuhan pribadi mereka. Mereka harus percaya bahwa Tuhan akan menyediakan apa yang mereka butuhkan, melalui orang yang menyambut pemberitaan mereka. Mereka juga harus mengimani bahwa kuasa Injil bekerja melalui pemberitaan dan mukjizat yang mereka lakukan. Selain latihan iman, perjalanan itu juga merupakan latihan iman. Pada saat itu mereka harus jadi murid yang taat pada perintah Guru mereka. Ya, jika mereka tidak beriman bagaimana mungkin mereka mengajar orang beriman? Jika mereka tak mampu jadi murid, bagaimana bisa mereka mendorong orang lain menjadi murid Tuhan?

Sebagai murid Tuhan masa kini, latihan beriman dan memercayakan diri pada Tuhan, juga tertuju pada kita. Dalam kondisi normal, memercayai Tuhan adalah ide yang indah. Namun dalam kondisi tanpa sumber-sumber yang biasa kita pakai untuk memenuhi kebutuhan kita, maka memercayakan diri pada Tuhan bisa jadi latihan iman yang luar biasa. Bila Anda sedang mengalami ujian semacam itu, maka beriman pada Tuhan adalah jalan satu-satunya. Niscaya Tuhan memampukan dan memberi kuasa untuk menghadapinya.

48

Jumat, 4 Februari 2011

Bacaan : Lukas 9:10-17

(4-2-2011)

Lukas 9:10-17

Mukjizat itu nyata

Judul: Mukjizat itu nyata

Mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus selalu di luar dugaan manusia. Apa yang dipandang mustahil oleh manusia, bagi Yesus adalah sebuah keniscayaan. Hal ini kembali nyata dalam bacaan kita hari ini, saat Yesus mengubah lima roti dan dua ekor ikan menjadi makanan yang cukup bagi lima ribu orang lebih.

Saat itu orang banyak berbondong-bondong mengikut Yesus. Mereka tidak kunjung beranjak, padahal hari sudah menjelang malam. Melihat orang banyak itu, Yesus merasa perlu memberi mereka makan. Namun pada saat itu mereka hanya memiliki lima potong roti dan dua ekor ikan. Dengan jumlah makanan sesedikit itu, mana mungkin bisa mencukupi kebutuhan makan orang sebanyak itu? Tentu saja jauh dari cukup (12-13).

Akan tetapi, apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah. Yesus, yang tidak mau membiarkan orang-orang tersebut mengalami kelaparan, kemudian bertindak. Lima roti dan dua ekor ikan, setelah dibagikan, ternyata mencukupi kebutuhan lima ribu orang yang hadir pada saat itu. Bahkan masih bersisa sebanyak dua belas bakul (14-17)!

Bagaimanakah mukjizat itu dapat terjadi? Kapankah lima buah roti dan dua ekor ikan berubah menjadi makanan yang cukup bagi orang banyak, bahkan berlebih? Kalau kita perhatikan, mukjizat itu terjadi bukan ketika lima roti dan dua ekor ikan ada di tangan para murid, akan tetapi pada saat ada di tangan Tuhan Yesus, yang mengucap berkat dan memecah-mecahkan roti tersebut, lalu kemudian membagikannya kepada orang banyak.

Dalam kisah ini kita melihat kuasa dan kedaulatan Allah dalam menjadikan segala sesuatu, juga dalam mencukupi kebutuhan manusia. Keterbatasan manusia dan keterbatasan berbagai sumber daya tidak menjadi penghalang bagi kuasa Tuhan untuk bekerja. Hal yang paling penting adalah menyerahkan segala sesuatunya kepada tangan Tuhan yang berkuasa. Sebab itu, jangan

menghalangi kuasa Tuhan dengan segala keterbatasan yang kita miliki. Bila kita mau berserah, mukjizat itu pasti nyata dalam hidup kita.

49

Sabtu, 5 Februari 2011

Bacaan : Lukas 9:18-27

(5-2-2011)

Lukas 9:18-27

Yesus, Sang Mesias

Judul: Yesus, Sang Mesias

Sudah berapa lamakah kita menjadi orang percaya? Apakah selama ini kita telah sungguh-sungguh mengenal siapa Yesus, sehingga kita dapat memberikan jawaban yang benar dan tepat ketika orang bertanya tentang Yesus?

Pada bagian ini kita membaca tentang Yesus yang mengajukan pertanyaan kepada murid-murid-Nya: "Kata orang banyak siapakah Aku?" Para murid memberikan banyak alternatif jawaban kepada Yesus (19). Kembali Yesus bertanya kepada para murid. Kali ini lebih spesifik: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" (20a). Bila sebelumnya banyak murid yang berlomba menjawab, kali ini hanya Petrus yang memberikan jawaban kepada Yesus (20b).

Pertanyaan Yesus kepada murid-murid mengenai siapa diri-Nya, berhubungan erat dengan apa yang Dia sampaikan setelah itu. Yesus memberitahu tentang segala sesuatu yang akan menimpa diri-Nya (22-27). Dengan kata lain, Yesus memberikan dasar atau alasan bagi semua hal yang akan Dia alami, yakni karena Dia adalah Mesias dari Allah, seperti yang dikatakan oleh Petrus. Penolakan dan aniaya yang akan dijalani oleh Yesus merupakan "konsekuensi" dari eksistensi-Nya sebagai Mesias. Banyak orang yang menolak hal ini, termasuk para tua-tua dan ahli-ahli Taurat (22) karena mereka menciptakan konsep Mesias berdasarkan pandangan mereka sendiri. Apa yang dialami Yesus juga akan dialami oleh para murid dan pengikut-pengikut-Nya (23-24). Keyakinan yang kuat tentang siapa Yesus, akan menjadi kekuatan bagi murid-murid Yesus untuk bertahan dalam penderitaan dan aniaya yang harus mereka tanggung kelak.

Lalu bagaimana dengan kita selaku pengikut Kristus saat ini? Sudah jelaskah bagi kita siapakah Yesus Kristus, yang kita sebut sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam setiap pengakuan iman kita? Kiranya kita tidak meragukan kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Dengan meyakini hal itu, dengan mengenal Dia semakin dalam dari hari ke sehari melalui persekutuan pribadi dengan Dia, kita akan siap membayar harga dalam perjalanan kita mengikut Dia dengan memikul salib.

50

Minggu, 6 Februari 2011

Bacaan : Mazmur 6

(6-2-2011)

Mazmur 6

Minta belas kasih Tuhan

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 47-50)