• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sudah bertobat? Beritakan Injil! Judul: Bukan karena jumlah

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 107-110)

Pengamatan yang cermat akan memberikan gambaran yang utuh terhadap sesuatu yang kita lihat. Bacaan kita hari ini menceritakan suatu peristiwa yang terjadi di Bait Allah.

Setelah sekian lama dan hampir setiap kali Yesus mengajar dan memberitakan Injil-Nya, di Bait Allah, kali ini Yesus mengamati orang-orang yang memasukkan persembahan di peti

persembahan (1). Orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka. Kemudian seorang janda miskin memasukkan juga persembahannya, yang hanya berjumlah dua peser. Jumlah yang sangat minim bila dibandingkan dengan persembahan orang-orang kaya. Inilah kemudian yang di komentari oleh Yesus. Jika dikaitkan dengan perikop sebelumnya, dicantumkan bahwa ahli-ahli Taurat menelan janda-janda, artinya mereka tega menekan kehidupan janda-janda yang miskin, tetapi janda miskin yang berada di Bait Allah itu mempersembahkan apa yang terbaik yang ia punyai, yaitu seluruh miliknya (4). Ia memberikan tanpa rasa khawatir akan kehabisan uang untuk membiayai hidupnya sepulang dari Bait Allah. Sungguh suatu kontras: janda miskin memberi dari kekurangannya, orang-orang kaya memberi dari kelebihannya. Janda miskin memberikan seluruh miliknya meski hanya berjumlah dua peser, orang-orang kaya itu memberikan sebagian kecil saja dari miliknya, walau jumlahnya lebih besar dari jumlah persembahan si janda.

Maka Yesus menyorot hati manusia lebih dalam ketika memberikan persembahan kepada Tuhan. Bagi orang yang berkelimpahan, tentu tidak sulit memberi dalam jumlah banyak, karena itu masih sebagian kecil dari milik mereka. Persoalan akan jadi berbeda, ketika orang hanya memiliki sedikit harta. Apakah masih bersedia memberi dalam jumlah banyak? Namun tidak tertarik pada jumlah persembahan yang kita beri. Dia lebih tertarik pada motivasi hati yang mendorong persembahan tersebut. Mari kita belajar untuk memberi persembahan tanpa hitung-hitungan, tetapi dengan tulus sebagai ucapan syukur atas berkat dan pemeliharaan Tuhan.

Diskusi renungan ini di Facebook:

108

Selasa, 5 April 2011

Bacaan : Lukas 21:5-19

(5-4-2011)

Lukas 21:5-19

Setia sampai akhir

Judul: Setia sampai akhir

Entah kenapa, banyak orang yang tertarik ingin mengetahui hal-hal yang bersifat misteri. Masih ingat kehebohan film 2012? Banyak orang yang jadi cari tahu tentang kebenaran perkiraan waktu akhir zaman.

Ketika Yesus mengatakan bahwa Bait Allah yang besar dan megah itu akan hancur kelak (6), para murid ternyata bersikap ingin tahu juga (7). Mereka mau memuaskan rasa ingin tahu mereka dengan menanyakan kapan waktunya. Namun memuaskan rasa ingin tahu mereka jelas bukan menjadi tujuan Yesus. Dia hanya tertarik untuk mengajarkan apa yang mereka perlu ketahui, yaitu tentang bagaimana menghadapi masa keruntuhan Yerusalem pada waktu mendatang.

Dalam masa bahaya itu murid-murid diingatkan untuk waspada terhadap guru-guru palsu yang ingin menyesatkan. Para murid tidak boleh mengikuti mereka. Dalam masa itu juga akan ada perang, wabah, dan bencana alam. Tekanan karena iman bukan hanya dilakukan oleh para musuh Injil. Orang tua, sanak saudara, dan kerabat pun bisa menjadi lawan karena iman mereka (16-17). Meski demikian, para murid harus tetap setia dan tidak perlu takut bila telah memilih Kristus di atas segalanya. Sebab masa kacau itu justru merupakan kesempatan bagi Injil untuk menyatakan harapan yang dimiliki oleh murid-murid di dalam Kristus. Maka mereka harus bergantung pada pimpinan Ilahi karena Dia tidak akan membiarkan mereka sendirian (14, 18). Bisa saja orang beriman mengalami derita dan sengsara karena imannya, tetapi ingatlah bahwa kematian karena iman bukanlah kematian yang sesungguhnya, karena kehidupan yang sejati dan abadi ditemukan dalam Kristus (19).

Penderitaan karena iman terus dialami orang beriman dari zaman ke zaman. Dilarang beribadah, gereja ditutup, gereja tidak boleh dibangun, tidak bisa naik jabatan atau sulit mendapat pekerjaan karena iman kita, adalah beberapa wujud penderitaan karena iman yang kita alami sekarang ini. Berat? Ya. Menyerah? Jangan! Meski berat, kiranya kita tidak goyah karena Dia menyertai dan kita pun memiliki pengharapan iman bahwa suatu saat kelak kita akan bertemu Dia di surga.

Diskusi renungan ini di Facebook:

109 Rabu, 6 April 2011 Bacaan : Lukas 21:20-24

(6-4-2011)

Lukas 21:20-24

Segera bertobat!

Judul: Segera bertobat!

Berkaitan dengan pertanyaan para murid di ayat 7, Yesus memberitahukan bahwa kehancuran Yerusalem akan ditandai dengan kedatangan tentara yang mengepung Yerusalem (20). Musuh akan menduduki Yerusalem dan mengincar orang Israel. Akibatnya bencana datang dan maut pun mengancam (23-24). Oleh karena itu, Yesus menyarankan agar orang-orang yang tinggal di Yerusalem pergi mengungsi demi keselamatan mereka. Yerusalem akan menjadi tempat yang tidak aman untuk bermukim karena akan dihancurkan (21). Betapa mengerikan dan terhina nasib penduduk Yerusalem! Tersingkir dari kotanya sendiri karena pendudukan tentara musuh.

Mengapa Allah mengizinkan semua itu terjadi atas umat-Nya? Menurut Yesus, hal itu

merupakan penghukuman Ilahi atas ketidaksetiaan mereka kepada Allah (22). Sebab itu bangsa musuh pun dipakai Allah sebagai alat penghukuman bagi Israel. Merekalah yang akan

menduduki Yerusalem untuk sementara waktu sampai saatnya tiba, yaitu saat rencana Tuhan genap (25).

Jika kita ikuti perkembangan kekristenan kemudian, kita dapat menemukan bahwa peristiwa ini kemudian berdampak pada terbukanya kesempatan bagi bangsa-bangsa di luar Yahudi untuk mendengar dan menyambut Injil, berita sukacita yang menyelamatkan orang dari kegelapan dosa.

Kalau kita mengingat awal pemilihan Allah atas bangsa Israel sampai kemudian harus tercerai berai sebagai akibat penghukuman terhadap mereka, maka kita dapat pahami bahwa

ketidaktaatan dan perlawanan terhadap Allah yang terjadi berulang-ulang membuat orang harus berhadapan dengan murka Allah suatu saat. Kasih dan kebaikan Allah memang akan memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Namun bila manusia terus menerus keras kepala dan mengeraskan hati serta menebalkan telinga terhadap peringatan Allah, maka bukan hal yang mengherankan bila suatu saat orang itu akan menghadapi murka Allah.

Lalu kapan Anda bertobat? Tunggu murka Allah? Sebaiknya jangan. Lakukan segera!

Diskusi renungan ini di Facebook:

110

Kamis, 7 April 2011

Bacaan : Lukas 21:25-33

(7-4-2011)

Lukas 21:25-33

Tepatkah prioritas Anda?

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 107-110)