• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gunakan perspektif Allah Judul: Gunakan perspektif Allah

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 77-81)

Sebagai anak-anak Tuhan sudah sepatutnya kita menjalani hidup ini dengan mamakai perspektif Allah. Dunia menggunakan perspektif hidup yang bertolak belakang dari cara pandang Allah. Dunia melihat segala sesuatu dari sudut pandang "apa yang aku dapatkan". Kita perlu waspada karena cara pandang seperti ini bisa saja dimanifestasikan menjadi cara-cara yang saleh juga. Namun Allah mengajar anak-anak-Nya untuk memandang segala sesuatu dari sudut pandang "apa yang dapat aku berikan". Sama seperti Dia telah memberikan Anak-Nya untuk keselamatan manusia.

Sekali lagi kita melihat bagaimana Tuhan Yesus menegur para pemimpin Yahudi yang melarang orang lain melakukan sesuatu pada hari Sabat, tetapi membenarkan diri mereka sendiri ketika melakukan pekerjaan demi kepentingan mereka (lih. Luk. 13:10-17). Tindakan Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang sakit busung air pada hari Sabat adalah perwujudan belas kasih Allah (1-6).

Demikian juga komentar Tuhan Yesus ketika melihat banyak orang berusaha untuk duduk di tempat yang terhormat dalam sebuah pesta. Ia mengingatkan bahwa kehormatan akan diberikan kepada mereka yang rendah hati dan senantiasa memikirkan orang lain untuk kebaikannya. Sebaliknya mereka yang hanya melihat diri sendiri sebagai penting dan utama akan

dipermalukan (7-11)

Perspektif dunia "apa yang aku dapatkan" akan menjadikan kita jahat dan munafik. Jahat karena kita akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Munafik karena kita bisa memanipulasi hal-hal rohani untuk kepentingan kita! Sebaliknya, dengan menggunakan perspektif Allah dalam setiap aspek kehidupan yaitu "apa yang dapat aku berikan", hidup kita akan jauh lebih berbahagia. Karena kita sedang meniru Allah melalui Tuhan Yesus, yang telah memberikan diri-Nya untuk kebahagiaan sejati manusia. Bukankah hidup ini akan lebih

menyenangkan, bahkan Tuhan pun merasa senang, bila melihat anak-anak-Nya mempraktikkan belas kasih Allah kepada sesamanya.

78

Minggu, 6 Maret 2011

Bacaan : Mazmur 9:12-21

(6-3-2011)

Mazmur 9:12-21

Hakim yang adil

Judul: Hakim yang adil

Pernahkah Anda merasa geregetan melihat terdakwa kasus korupsi, kemudian divonis bebas karena dianggap tidak terbukti? Padahal ia memiliki rumah mewah di kawasan elit, meski hanya seorang pegawai biasa. Mungkinkah orang seperti itu akan bebas juga dari hukuman di

pengadilan Allah? Pasti tidak!

Pengadilan manusia bisa diselewengkan. Baik polisi, jaksa, pengacara, maupun hakim bisa dibeli. Namun pengadilan Allah mutlak tidak bisa disuap! Itulah yang menjadi keyakinan

pemazmur. Maka bagian kedua Mazmur ini dimulai dengan ajakan untuk bermazmur bagi Tuhan karena Dia pasti bertindak dengan adil, membela orang tertindas (12-13).

Pemazmur sendiri pernah mengalami penindasan dan aniaya. Namun ia juga pernah ditolong Allah, diluputkan dari bahaya maut. Karena itu sekali lagi ia meminta Tuhan bertindak sehingga ia pun bisa sekali lagi menceritakan keadilan Tuhan!

Pemazmur tidak berhenti hanya pada pertolongan Tuhan untuk dirinya sendiri. Ia melanjutkan permohonannya, sekaligus menyatakan keyakinannya bahwa Tuhan akan bertindak sebagai hakim yang adil juga untuk bangsa-bangsa. Bangsa yang jahat, yang berencana mencelakakan bangsa lain harus berhadapan dengan Hakim atas segala bangsa. Mereka akan dijerat oleh perbuatan mereka sendiri. Mereka harus membayar kejahatan yang mereka tujukan kepada bangsa lain.

Kadang kita juga merasa geram dengan sikap bangsa tertentu yang merasa berhak menghakimi bangsa lain, padahal di baliknya ada kepentingan tertentu yang diincar. Syukur, Dia berada di atas bangsa-bangsa untuk menyatakan keadilan-Nya. Tidak ada bangsa yang dapat luput dari mata-Nya yang tajam, sebaliknya bangsa yang tertindas pasti akan dibela. Maka jangan berhenti berdoa dan berseru kepada-Nya sampai keadilan-Nya ditegakkan di antara bangsa-bangsa.

79

Senin, 7 Maret 2011

Bacaan : Lukas 14:12-24

(7-3-2011)

Lukas 14:12-24

Yesus, Sang Mesias

Judul: Tepatkah prioritas Anda?

Kepedulian kepada orang yang terpinggirkan sesungguhnya mewakili kepedulian Allah kepada mereka. Itulah tanda kesejatian anak-anak Tuhan!

Perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan hendak membongkar kepalsuan orang-orang yang merasa dirinya adalah umat Allah, tetapi sesungguhnya tidak memberi respons yang sepadan dengan keumatan sejati. Merekalah yang diumpamakan sebagai para undangan yang ternyata memberi respons yang mengecewakan tuan rumah!

Dua undangan pertama memberikan alasan yang sangat masuk akal dalam konteks sosial budaya pada waktu itu (18-19). Para undangan ini perlu segera memastikan bahwa apa yang mereka dapatkan benar-benar sesuai dengan transaksi yang telah mereka lakukan. Pilihan mereka untuk mengabaikan undangan adalah masalah prioritas. Bagi mereka, tidak mengalami kerugian materi lebih penting ketimbang membina relasi kekerabatan dan persahabatan. Demikian juga dengan undangan yang ketiga, yaitu pasangan pengantin baru (30). Padahal mereka sudah menyatakan komitmen mereka untuk hadir. Sekali lagi, ini memang masalah prioritas.

Namun perumpamaan ini belum selesai. Tuhan Yesus melanjutkannya dengan menceritakan tindakan sang tuan rumah selanjutnya. Bagi tuan rumah "the show must go on�, artinya perjamuan harus terus berlangsung. Maka undangan pun dibuka kepada khalayak ramai di kota (21), bahkan kepada siapa pun yang ada di lintasan di luar kota (23). Siapa saja boleh datang! Ini selaras dengan perikop sebelumnya, yaitu mereka yang dianggap "tidak layak� justru beroleh kesempatan menerima undangan Allah (12-14).

Undangan Tuhan Yesus tidak pernah dipaksakan kepada siapa pun. Ayat 23 boleh dimengerti sebagai ajakan persuasif yang akhirnya direspons positif. Undangan Tuhan Yesus diberikan dengan dorongan penuh kasih. Namun setiap orang harus merespons dengan memberikan prioritas kepada undangan ini. Apakah kita sudah merespons undangan Tuhan Yesus tersebut dengan prioritas yang tepat?

80 Selasa, 8 Maret 2011 Bacaan : Lukas 14:25-35

(8-3-2011)

Lukas 14:25-35

Kalkulasi dulu

Judul: Kalkulasi dulu

Di dalam dunia bisnis, kalkulasi merupakan hal yang mutlak dilakukan. Orang harus berhitung dahulu, apakah bidang usaha yang akan dijalankan akan mendatangkan keuntungan setelah ia harus mengeluarkan modal sedemikian banyak.

Ternyata bukan bidang bisnis saja yang perlu kalkulasi. Mengikut Yesus pun perlu kalkulasi, karena ada harga yang harus dibayar! Mengikut Yesus mengharuskan orang mempersilakan Yesus menguasai seluruh "teritorial hidupnya. Menjadi murid Yesus menuntut orang menempatkan Yesus di atas kepentingan, kepemilikan (33), keluarga, maupun diri sendiri (26).Menjadi murid Yesus juga berarti pikul salib (27). Salib bicara mengenai penderitaan dan kesengsaraan. Tidak ada orang yang memikul salib sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Nyata bahwa menjadi murid Yesus bukanlah perkara remeh. Sebab itu Yesus menganjurkan orang untuk mengalkulasi terlebih dahulu semua konsekuensi yang harus dipikul bila orang ingin menjadi murid-Nya (28-32). Alangkah memalukan bila orang mau menjadi murid Kristus, tetapi tidak mampu menyelesaikan tugas sebagai pengikut Dia.

Lalu kenapa orang bisa gagal? Sebab ia menempatkan kepentingan, kepemilikan, keluarga, atau diri sendiri di atas Yesus. Yesus bukan lagi yang terutama di dalam hidupnya. Dan orang yang tidak teguh dalam komitmennya mengikut Kristus sama seperti orang yang membangun menara, tetapi tidak dapat menyelesaikannya karena ia tidak mengalkulasi terlebih dahulu. Atau seperti raja yang tidak menang perang karena tidak mengalkulasi jumlah prajuritnya dan prajurit lawan. Orang-orang semacam ini hanya akan menjadi bahan tertawaan pihak lain.

Maka ketika memutuskan untuk ikut Kristus, komitmen kita harus teguh sehingga kita tidak menjadi pecundang iman yang berhenti di tengah jalan karena menyerah pada situasi dan kondisi di sekitar kita. Jika demikian, kita sama saja dengan garam yang menjadi tawar (34-35). Tak ada gunanya! Maka teguhlah dalam komitmen dan setialah dalam iman agar kita dapat

81

Rabu, 9 Maret 2011

Bacaan : Lukas 15:1-10

(9-3-2011)

Lukas 15:1-10

Sukacita karena ditemukan

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 77-81)