• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tetap percaya, walaupun mustahil Judul: Hidup orang percaya

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 34-38)

Anda tentu pernah mendengar istilah "Kristen KTP". Ada yang mengartikan istilah itu sebagai orang yang kekristenannya hanya tertulis di KTP saja, tetapi kehidupannya sama sekali tidak menggambarkan bahwa dia adalah pengikut Kristus. Namun ada juga yang mengartikan "Kristen KTP" sebagai Kristen Tanpa Pertobatan. Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang yang demikian.

Banyak orang mendeklarasikan diri sebagai orang percaya yang penuh dengan Roh Kudus, tetapi buah yang dihasilkan berbeda jauh dari apa yang diperintahkan Tuhan dalam firman-Nya. Tidak terpancar sedikit pun hal-hal yang baik, yang dapat menunjukkan identitasnya sebagai orang percaya. Padahal sebagai orang percaya di dalam Kristus, kita harus meninggalkan kehidupan yang lama. Mengapa? Karena hidup yang lama penuh dengan keinginan daging dan hawa nafsu. Lagi pula pola kehidupan lama merupakan perseteruan dengan Allah. Oleh sebab itu perlu ditanggalkan dan dimatikan.

Ketika kita percaya dan lahir baru di dalam Kristus, kita diberi kehidupan yang baru. Ini membuat kita menjadi pribadi yang kokoh. Dari kehidupan yang baru itu terpancar perbuatan-perbuatan yang baru, yang berbeda dari perbuatan-perbuatan yang dihasilkan dari kehidupan yang lama. Sama seperti setiap pohon dikenal dari buahnya (44), demikian juga kita dikenal dari perbuatan kita. Dan perbuatan kita itu menggambarkan apa yang sesungguhnya ada di dalam hati kita (45). Karena hati adalah sumber dari segala tindakan yang kita lakukan, maka kita harus menjaganya. Caranya? Dengan mengisinya dengan kebenaran Allah. Roh Kudus yang berdiam di dalam hati kita akan memberi kita kuasa untuk menghasilkan buah kebenaran seperti yang Tuhan

kehendaki.

Buah yang baik hanya akan dihasilkan oleh pohon yang baik. Bila Anda ingin menjadi pohon yang baik, yang akan menghasilkan buah yang baik, Anda memerlukan karya transformasi Allah dalam hidup Anda. Maka mintalah Allah melakukannya dalam diri Anda hingga citra-Nya nyata dalam hidup Anda.

35 Sabtu, 22 Januari 2011 Bacaan : Lukas 7:1-10

(22-1-2011)

Lukas 7:1-10

Kesadaran iman

Judul: Kesadaran iman

Pelayanan Yesus melintasi batas ras. Bukan lagi hanya mencakup lingkup orang Yahudi, tetapi juga merambah ke orang nonYahudi. Yesus memang datang untuk semua orang, tetapi orang harus merespons Dia dengan iman.

Orang nonYahudi pertama yang beriman kepada Yesus, dalam injil Lukas, adalah seorang perwira Kapernaum. Sebelumnya ia memang seorang simpatisan Yahudi. Ini terbukti dari dukungannya terhadap pembangunan rumah ibadat Yahudi (5). Tampaknya ia mendengar juga tentang Yesus dan kuasa-Nya. Lalu imannya lahir dan muncullah pengharapan ketika ia harus menghadapi hambanya yang sakit. Namun tidak seperti pejabat tinggi yang pada umumnya senantiasa ingin diprioritaskan, ia menganggap diri sebagai orang yang tidak layak menemui Yesus. Ia sadar benar bahwa dirinya bukanlah orang Yahudi. Karena itu melalui beberapa tua-tua Yahudi, sang perwira mengajukan permohonan (3). Ya permohonan, bukan perintah, walau ia seorang perwira.

Sadar akan kerendahan dirinya di hadapan Yesus, ia merasa tak layak bila Yesus harus datang ke rumahnya. Namun sebagai seorang perwira, ia tahu benar arti sebuah otoritas. Pengenalan dan imannya pada Yesus membuat ia paham bahwa Yesus memiliki otoritas atas penyakit, seperti dirinya memiliki otoritas atas para bawahannya. Dengan otoritas yang ada pada dirinya, ia bisa memerintah bawahannya. Maka ia yakin pula bahwa dengan otoritas yang ada pada Yesus, maka tanpa perlu repot-repot mendatangi rumahnya, Yesus dapat menyembuhkan hambanya hanya dengan berfirman. Betapa dalamnya iman sang perwira kepada Yesus, dan betapa dalam pemahamannya akan kuasa Dia. Seolah ia sudah lama mengenal Yesus.

Sudah berapa lama Anda kenal Yesus? Sudah seberapa dalam iman Anda kepada Dia? Coba ingat, mana yang lebih sering muncul ketika Anda bermasalah: keyakinan bahwa Tuhan pasti berkarya atau justru sebaliknya? Kiranya Tuhan menolong kita untuk menjalani masalah hidup dengan iman bahwa Dia berkuasa dan bersedia menolong kita.

36 Minggu, 23 Januari 2011 Bacaan : Mazmur 4

(23-1-2011)

Mazmur 4

Dibela Tuhan

Judul: Dibela Tuhan

Fitnah adalah tuduhan keji yang bertujuan menjatuhkan seseorang. Tentu saja orang yang difitnah tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan itu. Pepatah "Fitnah lebih kejam dari pembunuhan" memperlihatkan bahwa dampak fitnah bisa lebih hebat dari dampak pembunuhan. Walaupun kelak terbukti orang itu tidak bersalah, tetapi kecurigaan terlanjur membuat hati terluka. Fitnah benar-benar merupakan pembunuhan karakter.

Bagi pemazmur tidak ada cara lain untuk bertahan terhadap fitnah (3) selain minta pembelaan Tuhan. Pemazmur yakin, Tuhan yang telah memilih dia (4) akan membuktikan

ketidakbersalahannya. Maka pemazmur berani menegur mereka yang memfitnah dia, bahkan disertai dengan ajakan pertobatan (5-6). Lebih dari itu, pemazmur memiliki perasaan simpati yang ditujukan kepada mereka yang mengalami tekanan serupa (7). Permintaannya mewakili permintaan mereka agar Tuhan menyatakan perkenan-Nya.

Sama seperti Mazmur 3, perasaan yang dominan di sini adalah keyakinan akan pertolongan Tuhan. Pemazmur yakin bahwa orang yang bersandar pada Tuhan akan mengalami sukacita dan kelimpahan, yang tidak akan dialami oleh orang-orang yang menghujat Dia melalui fitnah keji yang ditujukan kepada anak-anak-Nya.

Lalu bagaimana sikap kita seharusnya ketika kita difitnah? Tak perlu buru-buru membela diri. Carilah Tuhan terlebih dahulu. Kita bisa mengadukan masalah kita kepada Dia. Selain itu cobalah untuk introspeksi diri. Kalau memang ada yang perlu diperbaiki, akuilah dengan rendah hati di hadapan Tuhan, dan berubahlah oleh anugerah kasih-Nya. Bila itu benar-benar fitnah, ingatlah bahwa Yesus pun pernah difitnah secara keji. Namun Yesus tidak tidak melakukan pembelaan apa pun bagi diri-Nya. Sebaliknya Ia malah memohon pengampunan Allah bagi mereka di akhir hidup-Nya.

37

Senin, 24 Januari 2011

Bacaan : Lukas 7:11-17

(24-1-2011)

Lukas 7:11-17

Duka jadi suka

Judul: Duka jadi suka

Ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, biasanya orang-orang yang datang untuk menyatakan rasa bela sungkawanya akan memberi penghiburan dan mengatakan, "Sudahlah, jangan bersedih terlalu lama. Relakanlah dia karena dia sudah bahagia berada di sisi-Nya". Bila Anda berada dalam posisi yang kehilangan, mudahkah bagi Anda untuk terhibur dengan cepat begitu mendengar kata-kata seperti itu? Kebanyakan orang tidak bisa.

Dalam status sebagai janda yang hanya memiliki seorang anak laki-laki, kita dapat memahami bahwa bagi si janda, anak laki-lakinya merupakan harta terbesar bagi dia. Bisa dibayangkan kesedihan dan ratap tangisnya ketika si anak laki-laki meninggal dunia. Apakah lagi yang dia miliki di dunia ini? Anak itulah harapan untuk masa depannya kelak.

Melihat sang ibu yang meratap sedih, Yesus jadi prihatin. Dia berkata agar si ibu jangan menangis (13). Perkataan ini mungkin sama seperti perkataan orang lain yang mencoba menghibur si ibu. Namun perkataan Yesus diikuti dengan suatu tindakan mukjizat yang luar biasa ajaib. Ia menyuruh anak muda itu bangkit! Ia hidup (15)! Isak tangis si ibu pasti berubah jadi senyum lebar, bahkan bukan tidak mungkin bila ia melompat-lompat kegirangan. Duka berubah jadi suka.

Karya Yesus mengingatkan orang pada apa yang telah dilakukan Elia (1Raj. 17:17-24) dan Elisa

(2Raj. 4:32-37) pada masa Perjanjian Lama. Maka muncullah kemudian perasaan takjub dan

takut. Ada juga timbul penghiburan dan pengharapan di antara orang banyak karena melihat bahwa Allah telah melawat mereka.

Namun itu bukan hanya terjadi dulu. Masa kini pun Allah ada di tengah-tengah kita dan

memerhatikan kita. Ia juga berbelas kasihan atas kita, terutama saat-saat kita harus menanggung beban berat. Maka jangan pernah putus berharap, nyatakanlah permohonan Anda kepada Dia. Setelah itu, nantikan Tuhan berkarya dan menyatakan kuasa-Nya. Dia akan mengambil beban Anda dan meringankan Anda. Dia akan mengubah duka Anda menjadi suka cita.

38

Selasa, 25 Januari 2011

Bacaan : Lukas 7:18-35

(25-1-2011)

Lukas 7:18-35

Mesias yang sesungguhnya

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 34-38)