Bila kita melihat dan membaca iklan di televisi atau di surat kabar, ada beberapa iklan yang menawarkan pertolongan berupa kesembuhan, ramalan akan masa depan, keberhasilan dalam tugas, dsb. Tinggal mengirimkan pesan singkat (sms) atau menelepon nomor yang disebutkan dalam iklan tersebut, maka Anda akan diberikan jawaban atas pergumulan Anda. Begitu katanya. Orang yang mengira bahwa hal-hal semacam itu merupakan jawaban atas permasalahan mereka, pasti akan dengan segera memberikan respons, minimal dengan mengirimkan pesan singkat. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ada jaminan bahwa janji-janji indah tersebut akan terwujud sehingga harapan orang-orang yang berkirim pesan singkat akan terpenuhi?
Dalam firman Tuhan yang kita renungkan hari ini, ada Seseorang yang memiliki kuasa yang mampu melakukan apa saja, tanpa persyaratan apa pun, selain percaya kepada-Nya. Dia adalah Yesus Kristus! Hal ini terungkap ketika salah satu dari orang yang mengikut Yesus datang memohon bantuan kepada Dia. Orang itu memiliki satu pergumulan, anak satu-satunya yang dia kasihi mengalami penderitaan, bukan hanya penyakit yang menyerang fisik sampai ia bisu (bnd.
Mrk. 9:17), tetapi juga sakit rohani karena kerasukan roh jahat (38-39). Saat itulah, orang
tersebut bertemu dengan Yesus, yang kemudian memulihkan keadaan anaknya.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada saja pergumulan yang harus kita hadapi. Penyakit yang bukan hanya disebabkan oleh kurang pandai menjaga kesehatan, tetapi juga karena banyaknya masalah yang harus kita pikirkan, seperti banyaknya pekerjaan yang kita harus selesaikan, kebutuhan hidup, masalah keluarga yang bila tidak diatasi akan menyebabkan munculnya pikiran-pikiran jahat yang membuat kita jatuh ke dalam kuasa dosa (kemabukan, judi, perselingkuhan, dll). Untuk itu mari kita mengatasi pergumulan dengan datang kepada kuasa yang lebih tinggi dari segala sesuatu, yaitu kuasa Yesus Kristus. Hanya kepada Dia saja kita harus menaruh rasa percaya kita.
53
Rabu, 9 Februari 2011
Bacaan : Lukas 9:43-50
(9-2-2011)
Lukas 9:43-50
Ikut teladan Yesus
Judul: Ikut teladan YesusKetiga murid yang menyaksikan peristiwa transfigurasi Yesus, takjub melihat bagaimana Yesus dimuliakan melebihi Musa dan Elia, dua pribadi yang dikagumi masyarakat Israel. Orang-orang yang menyaksikan Yesus mengusir roh dari seorang anak yang sakit, terpukau melihat mukjizat itu (43b).
Akan tetapi, Yesus datang bukan hanya untuk melakukan hal-hal spektakuler. Ia datang bukan juga untuk membuat orang lain terkagum-kagum pada-Nya atau memuji-muji Dia. Maka Ia mengingatkan murid-murid bahwa misi-Nya tetap, yaitu bahwa Ia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, artinya Ia harus mati di kayu salib karena dosa manusia (44-45).
Murid-murid yang tidak memahami perkataan Yesus, malah memperbincangkan tentang siapa yang terbesar di antara mereka (46). Secara ironis, Yesus memberi penjelasan bahwa barangsiapa yang bersedia menjadi yang terkecil, justru dialah yang terbesar (47-48). Artinya yang disebut terbesar bukanlah orang-orang yang mengedepankan dirinya, tetapi orang-orang yang
mengutamakan atau melayani orang lain. Orang-orang yang seperti itulah yang terbesar, menurut Yesus.
Kebesaran Yesus terlihat juga ketika ada orang yang mengusir setan dengan nama-Nya (49-50). Bagi Yesus, meski pun mereka bukan termasuk kedua belas orang murid-Nya, yang penting mereka tidak melawan Dia. Yesus bisa menerima hal itu dengan baik, tanpa merasa tersaingi, tanpa merasa ada yang menandingi popularitas-Nya.
Panggilan untuk melayani Allah memang bukan panggilan untuk menjadi populer, karena kepopuleran akan mengalihkan kemuliaan Allah menjadi kemuliaan diri. Panggilan untuk melayani Allah adalah panggilan untuk memikul salib, menanggung penderitaan demi
mengemban kehendak Allah. Panggilan untuk melayani adalah panggilan untuk menjadi yang terendah, yang bekerja, yang berlelah, yang namanya tidak disebut-sebut, tetapi yang hasilnya nyata, yaitu menggenapi kehendak Allah di dalam dan melalui dia. Relakah kita menjadi orang yang demikian?
54
Kamis, 10 Februari 2011
Bacaan : Lukas 9:51-62
(10-2-2011)
Lukas 9:51-62
Berani ikut Yesus?
Judul: Berani ikut Yesus?Jika ditanyakan kepada seseorang apakah bukti bahwa Anda adalah pengikut Kristus? Atau apakah bukti bahwa Anda penganut agama Kristen? Apa jawaban Anda? Mungkin ada yang menjawab, "Saya sudah dibaptis, sudah disidi, sudah resmi menjadi anggota gereja, dan saya rajin beribadah setiap minggu". Mungkin juga akan ada yang menunjukkan KTP-nya dan mengatakan "Lihat KTP saya, di sana tertulis bahwa agama saya Kristen".
Yesus tahu bahwa Ia tidak punya waktu lama untuk bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Karena itu, Yesus ingin menanamkan landasan tentang kepengikutan seorang murid terhadap gurunya. Dalam firman Tuhan yang kita renungkan hari ini, Yesus memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana menjadi pengikut-Nya yang sejati.
Mengikut Yesus berarti menjadikan Yesus sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Maka seorang pengikut Kristus yang sejati seharusnya tidak mementingkan hal-hal yang bersifat materi. Mengikut Kristus juga bisa berarti melepaskan diri dari ikatan-ikatan yang mengalihkan perhatian dari Kristus. Mengikut Kristus pun harus dilakukan dengan segera, tanpa penundaan (62). Tanpa mempertimbangkan banyaknya kepentingan diri yang harus ditinggalkan.
Apakah dengan mengatakan semua itu, Yesus sedang memperingatkan orang tentang betapa susahnya mengikut Dia? Sebenarnya bukan maksud Yesus untuk melemahkan semangat orang yang hendak mengikut Dia. Dia hanya ingin orang benar-benar memahami makna menjadi murid Kristus. Jangan kira karena ikut Yesus maka kita akan mengalami kelimpahan harta atau
kesuksesan secara tiba-tiba. Mengikut Kristus memang merupakan hak istimewa, tetapi jalannya tidak selalu mudah. Namun kalau kita mengingat bahwa hidup dan nyawa-Nya telah diserahkan ganti kita, darah-Nya telah dicurahkan untuk menebus kita hingga kita menerima anugerah keselamatan, apa yang dapat kita persembahkan kepada-Nya sebagai ucapan syukur kita selain suatu komitmen bahwa kita akan mengikut Dia dengan segenap hati kita?
55 Jumat, 11 Februari 2011 Bacaan : Lukas 10:1-16
(11-2-2011)
Lukas 10:1-16
Beritakanlah!
Judul: Beritakanlah!Orang yang punya tujuan pasti akan memikirkan bagaimana cara untuk mencapai tujuan itu dalam waktu tertentu. Dengan demikian, menyusun strategi adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan.
Yesus tahu bahwa waktu sebelum saat kematian-Nya tidak akan lama lagi, sementara masih banyak tempat yang belum pernah Dia datangi dan masih banyak orang yang belum pernah mendengar firman-Nya. Oleh karena itu Yesus memerlukan lebih banyak orang untuk pergi dan memberitakan Kabar Baik itu. Maka Yesus mengutus tujuh puluh orang untuk mendahului Dia. Sama seperti kedua belas murid yang sebelumnya diutus untuk pergi, ketujuh puluh orang ini pun tidak diperbolehkan membawa bekal perjalanan (4). Namun Yesus memberi petunjuk tentang bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhan makan minum serta kebutuhan akan tempat bermalam (7-8). Lalu bagaimana dengan tugas ketujuh puluh orang ini bila dibandingkan dengan tugas kedua belas orang murid yang telah diutus sebelumnya? Tugas mereka sama, yaitu menyembuhkan orang sakit dan memberitakan Kerajaan Allah (9). Menyembuhkan orang sakit penting karena menunjukkan bahwa Kerajaan Allah datang dengan kuasa dan kasih karunia yang dapat dimiliki atau dialami oleh orang-orang yang mengimani Yesus Kristus. Namun bukan berarti bahwa mereka akan selalu diterima dengan tangan terbuka (10-12). Malah mereka akan seperti anak domba di tengah serigala, yang menakutkan dan bisa mengancam nyawa si anak domba (3).
Sampai kini pun pemberitaan Kabar Baik selalu menimbulkan konsekwensi. Lalu apakah karena itu kita akan tinggal diam? Baik sebagai pribadi pengikut Tuhan maupun sebagai bagian dari umat percaya, kita perlu berdoa agar Tuhan menaruh beban di hati kita bagi jiwa-jiwa yang terhilang, agar orang lain pun mengalami kasih karunia kekal itu di dalam hidup mereka. Maka janganlah sia-siakan waktu, jadikanlah hidup Anda sebagai sarana pemberitaan Kabar Baik yang memungkinkan orang tertarik pada Tuhan yang kita sembah dan muliakan.
56
Sabtu, 12 Februari 2011
Bacaan : Lukas 10:17-20