• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harmonis dengan Allah Judul: Harmonis dengan Allah

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 138-141)

Perjanjian yang ada di dalam Alkitab biasanya melibatkan tiga hal: pihak-pihak yang berjanji, isi perjanjian, dan syarat-syarat perjanjian. Isi perjanjian biasanya menyangkut tentang apa yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Syarat perjanjian adalah sanksi yang diberlakukan kalau seandainya salah satu pihak tidak setia kepada isi perjanjian yang dibuat. Dalam perjanjian antara Allah dan manusia, tentu saja Allah tidak mungkin tidak setia karena Ia selalu menggenapi janji-Nya kepada umat-janji-Nya.

Dalam perjanjian antara Allah dan Nuh, Allah memerintahkan Nuh dan keturunannya untuk beranakcucu, memenuhi bumi, serta menguasainya (1-2, 7). Perintah ini sama seperti perintah yang Tuhan telah berikan sebelumnya kepada Adam. Selain perintah tersebut, Tuhan

menyatakan pemeliharaan-Nya dengan mengizinkan Nuh untuk tidak membatasi jenis makanannya hanya dengan tumbuh-tumbuhan saja seperti sebelumnya (3-4). Namun ada perintah lain lagi yang Tuhan berikan kepada Nuh dan keturunannya, yaitu perintah untuk

menghargai nyawa sesama manusia alias dilarang untuk membunuh (6). Sanksinya adalah Tuhan sendiri yang akan menuntut balas (5)!

Setelah menyatakan apa yang akan dilakukan Nuh dan keturunannya, Tuhan menyatakan apa yang akan Dia lakukan. Tuhan berjanji untuk tidak lagi memusnahkan penghuni bumi dengan air bah (11). Dan sebagai tanda yang mengingatkan Dia kelak, Tuhan akan memperlihatkan busur-Nya bila awan menunjukkan tanda akan hujan.

Pemulihan alam ciptaan memberikan mandat baru bagi Nuh dan keturunannya, suatu mandat yang harus mereka pikul. Namun mandat itu disertai dengan janji pemeliharaan Allah. Kembali kita melihat keharmonisan hubungan Allah dengan manusia, yang mau berjalan di jalan-Nya. Manusia melakukan segala perintah Allah, dan Allah pun akan menjalankan pemeliharaan-Nya atas manusia dengan setia.

Bagaimana hubungan Anda saat ini dengan Allah? Kiranya Tuhan menolong kita untuk berada di dalam hubungan yang erat terpaut dengan Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:

139 Jumat, 6 Mei 2011 Bacaan : Kejadian 9:18-29

(6-5-2011)

Kejadian 9:18-29

Bijak bertindak

Judul: Bijak bertindak

"Mr. Bean" adalah sebuah film komedi yang berkisah tentang seorang pria yang sering kali melakukan kesalahan atau tindakan konyol, yang mengundang tertawaan para penonton. Memang ada kesalahan-kesalahan tertentu yang memancing tawa kita bila melihatnya. Malah kadang kala kita seolah ingin berbagi kelucuan dengan menceritakannya kepada orang lain. Di awal kisahnya, Nuh dikenal sebagai orang benar dan hidup bergaul dengan Allah (Kej. 6:9). Namun anggur yang dia tanam kemudian menjadi awal sebuah bencana lain di dalam hidupnya. Ia mabuk dan terbaring telanjang di dalam kemahnya (21). Bila sebelumnya Nuh dikenal sebagai orang yang tidak bercela di antara orang sezamannya (Kej. 6:9), saat itu ia melakukan tindakan tercela yang berdampak memalukan sebagai akibat anggur yang menguasai dirinya.

Kejatuhan Nuh ternyata membuat orang lain tersandung juga. Ham, anak Nuh, yang melihat ayahnya berada dalam kondisi demikian, tidak dapat menahan diri untuk tidak menceritakan hal itu kepada kedua saudaranya yang lain, yaitu Sem dan Yafet (22). Berbeda dengan Ham, Sem dan Yafet berupaya menutupi aurat ayahnya dengan tidak melihatnya (23).

Bagi Nuh, tindakan Ham merupakan suatu kesalahan besar. Ia sama sekali tidak berupaya melindungi martabat ayahnya, melainkan menceritakan hal yang memalukan itu kepada orang lain. Dapat dipahami bila kemudian Nuh menjatuhkan kutukan atas Ham (25-27).

Bagaimana sikap kita ketika melihat orang lain melakukan kesalahan yang tidak disadari atau kegagalan yang tidak disengaja? Apakah kita merasa senang atau malah menyebarluaskan kisahnya kepada orang lain? Seberapa besar ketertarikan kita mendengarkan suatu skandal, misalnya anggota jemaat yang berselingkuh sehingga rumah tangganya terancam keretakan? Seharusnyalah kita berduka melihat saudara seiman kita jatuh ke dalam dosa. Bila

memungkinkan, jadilah teman yang akan mengingatkan dia. Setidaknya doakan dia.

Diskusi renungan ini di Facebook:

140

Sabtu, 7 Mei 2011

Bacaan : Kejadian 10:1-32

(7-5-2011)

Kejadian 10:1-32

Menjadi utusan Kristus

Judul: Menjadi utusan Kristus

Bacaan Alkitab hari ini merupakan daftar bangsa-bangsa yang menjadi keturunan Sem, Ham, dan Yafet. Ketiganya adalah anak-anak Nuh.

Dalam daftar tersebut, keturunan Yafet (2-5) dan Ham (6-20) dituliskan secara keseluruhan oleh penulis kitab Kejadian. Tidak demikian dengan keturunan Sem. Sem adalah anak tertua dari tiga bersaudara, tetapi penyebutan silsilahnya diletakkan paling terakhir (21-31). Namun sang penulis memperhatikan hubungan antara Sem dan Yafet, yaitu bahwa Sem adalah abang Yafet (21). Penyebutan nama Sem dan Yafet bersama-sama tanpa mengikutsertakan nama Ham signifikan dengan ucapan berkat atas Sem dan Yafet yang kita baca beberapa hari yang lalu (Kej. 9:26-27). Penyebutan Sem sebagai 'bapa semua anak Eber' seolah merupakan pendahuluan atas daftar silsilah yang tertulis sesudahnya. Dan kita akan melihat keterkaitan antara kisah yang ada sebelum dan sesudah kedua daftar tersebut, yaitu kisah Nuh dan anak-anaknya, kisah menara Babel, dan kisah Abram dipanggil Allah.

Daftar keturunan Sem diulangi kembali setelah kisah menara Babel (Kej. 11:1-9). Namun ada pemisahan garis keturunan antara keturunan Peleg dan keturunan Yoktan, anak-anak Eber. Penulis daftar ini menyebutkan bahwa pada zaman Peleglah bumi terbagi (25). Lalu dalam garis keturunan Peleg, kita akan menemui nama Abram, yang kemudian disebut sebagai bapak orang beriman (Kej. 11:10-26).

Melalui nama-nama dan kisah-kisah yang terkait, kita melihat bagaimana Allah berintervensi dalam kehidupan dan sejarah manusia. Dan di dalam kesemuanya itu, Dia memilih orang-orang tertentu dan melibatkan mereka untuk menggenapkan rancangan-Nya.

Kita dan keturunan kita serta orang-orang yang berada dalam lingkaran iman kita sebenarnya adalah orang-orang yang dapat Tuhan pakai untuk menggenapkan rancangan-Nya bagi dunia. Lalu di mana dan bagaimana kita dapat ambil bagian? Terlibatlah dalam berbagai bentuk pelayanan dan doakanlah, niscaya Tuhan akan menuntun kita ke tempat yang Tuhan sediakan bagi kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:

141

Minggu, 8 Mei 2011

Bacaan : Mazmur 17

(8-5-2011)

Mazmur 17

Percaya? Meresponslah dengan tepat!

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 138-141)