• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan dengan Tuhan Judul: Hubungan dengan Tuhan

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 160-163)

Perikop yang kita baca ini menyodorkan dua tokoh yang memainkan peranan yang tak terduga. Abraham yang disebut "seorang nabi" ternyata berbohong, melacurkan istrinya (2), dan berupaya merasionalisasi kebohongannya (11-13). Sementara Abimelekh dikatakan telah bertindak

"dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci." Setelah 25 tahun, rupanya Abraham tetap belum belajar dari kesalahannya yang lalu (bdk. Kej. 12:10-20). Ia mengulangi kesalahan yang sama. Karena kekhawatiran akan nyawanya sendiri (11), ia tega berbohong dan hampir

melacurkan istri yang telah puluhan tahun dia nikahi. Kesalahan Abraham ini kemudian menjadi jerat bagi Abimelekh dan bangsanya sehingga tanpa sengaja mereka berbuat salah.

Bagaimana respons Tuhan? Tuhan mencegah Abimelekh "berbuat dosa" (6). Ia tidak

membiarkan Abimelekh mendekati Sara. Namun karena Abimelekh telah melakukan sebuah tindakan ofensif terhadap Tuhan maka ia perlu minta pengampunan dari Tuhan.

Menarik bahwa Tuhan menyuruh Abimelekh mengembalikan Sara kepada Abraham dan meminta Abraham berdoa bagi dia. Pada masa itu dibutuhkan perantaraan nabi (artinya: "juru bicara") untuk berdoa kepada Tuhan. Abraham adalah seorang nabi. Kendati dia berdosa,

dosanya tidak lantas meniadakan peran kenabiannya. Bahkan Abimelekh yang terjerat dosa perlu meminta Abraham berdoa untuk keselamatan diri dan bangsanya.

Hubungan Abraham dengan Tuhan adalah hubungan yang permanen, melampaui keberdosaan Abraham. Bila kita terjatuh ke dalam dosa walau sudah punya hubungan pribadi dengan Tuhan, jangan ragu untuk kembali kepada Tuhan. Dia tidak membuang kita. Sebaliknya, kalau seperti Abimelekh yang belum memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan, ingatlah bahwa

ketidakberdosaan Anda tidaklah cukup untuk menghampiri Tuhan. Tidak ada orang yang memiliki "tangan yang suci" (5-6). Standar kita bukanlah standar Tuhan. Maka izinkan Tuhan menjamah hidup Anda.

Diskusi renungan ini di Facebook:

161 Sabtu, 28 Mei 2011 Bacaan : Kejadian 21:1-7

(28-5-2011)

Kejadian 21:1-7

Percayalah

Judul: Percayalah

Di tengah ketidakberimanan Bapak Orang Beriman yang setelah dua puluh lima tahun masih saja mengkhawatirkan nyawanya (Kej. 20:11) dan jatuh ke dosa yang sama, Tuhan menyatakan kasih setia-Nya dengan tetap "memperhatikan Sara". Dalam perjalanan iman selama dua puluh lima tahun ternyata Abraham berulang kali menunjukkan sikap kurang beriman. Sikap ini

menyebabkan mereka membuat dosa yang memalukan di hadapan Firaun (Kej. 12:10-20), lalu mengambil keputusan yang berbuntut panjang dengan menggunakan Hagar untuk memberikan anak (Kej. 16:1-16) hingga berulangnya peristiwa Mesir di hadapan Raja Gerar (Kej. 20:1-18). Baru saja kita membaca sebuah kisah mengenaskan di perikop sebelumnya, lalu dalam kontras yang dahsyat perikop yang kita baca hari ini menyodorkan kesetiaan Tuhan atas janjinya, kendati Abraham dan Sara berulang kali memilih untuk memakai cara mereka sendiri. Dalam ayat 1 saja, dua kali ditekankan kesetiaan dan konsistensi Tuhan, "seperti yang difirmankan-Nya" dan

"seperti yang dijanjikan-Nya." Maka Sara pun mengandung "pada waktu yang ditetapkan, sesuai dengan firman Allah."

Abraham dan Sara melakukan berbagai upaya dalam keterbatasan pemahaman mereka, tetapi pada akhirnya rencana Tuhanlah yang terjadi sesuai kedaulatan-Nya. Ishak dilahirkan sebagai anak perjanjian. Berbeda dengan kelahiran Ismael yang membawa dukacita, kelahiran Ishak justru membawa tawa yang dahsyat (6, "Allah sudah membuatkan tawa untukku"), suatu tanda sukacita yang besar baik bagi Sara maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Berbeda dengan tawa Abraham yang menyiratkan olokan (Kej. 17:17), tawa Sara adalah tawa sukacita atas janji yang telah dipenuhi. Ishak pun disunat pada hari kedelapan, sebagai tanda bahwa ia adalah bagian dari umat perjanjian.

Gelombang hidup terkadang membuat kita kehilangan arah dan fokus. Namun Tuhan setia. Ia menepati janji-Nya pada waktunya. Percayalah dan kita akan terkejut melihat betapa dahsyat janji dan firman Tuhan.

Diskusi renungan ini di Facebook:

162 Minggu, 29 Mei 2011 Bacaan : Mazmur 18:31-51

(29-5-2011)

Mazmur 18:31-51

Penyertaan Tuhan

Judul: Penyertaan Tuhan

Setiap orang adalah pemimpin. Setuju? Paling sedikit, ia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Ada orang yang dipercaya memimpin sebuah perusahaan, lembaga, organisasi, atau bahkan sebuah bangsa.

Daud adalah pemimpin bangsa. Mazmur 18 adalah mazmur syukur karena Tuhan menyertai (2-20) dan berlaku adil terhadap (21-30) Daud sebagai pribadi, tetapi juga sebagai pemimpin umat Israel (31-51). Tuhan mengurapi Daud sebagai raja Israel bahkan takhtanya dijanjikan langgeng turun temurun (51).

Sebenarnya pengurapan Daud terjadi jauh sebelum ia naik takhta. Ada proses yang panjang dan penuh pergumulan. Pada zaman Saul menjadi raja, Daud diurapi. Itulah sebabnya Saul mengejar Daud dan hendak membunuh dia, karena dianggap mengancam takhtanya. Luput dari Saul tidak berarti persoalan selesai. Ia sendiri kemudian harus menghadapi kudeta dari Absalom, putranya sendiri. Maka Daud harus mengungsi sebelum pemberontakan Absalom dihancurkan. Bahkan menjelang tutup usia, seorang putra Daud yaitu Adonia, merebut takhta dengan menobatkan diri menjadi raja menggantikan Daud.

Kalau Daud tetap di takhta dan memerintah Israel dengan berjaya; kalau para musuhnya akhirnya kalah dan ditaklukkan; kalau Salomo akhirnya menggantikan dia sebagai raja pilihan Allah; semua itu semata-mata karena kasih setia Tuhan kepada Daud (51). Maka tidak ada kata lain yang keluar dari mulut Daud, hanya syukur, pujian, dan sembah (32, 47, 50).

Penyertaan, keadilan, dan kasih setia Allah tidak pernah berubah dulu, sekarang, dan selama-lamanya. Daud mengalaminya sehingga ia bisa memimpin umatnya, maka hidupnya pun limpah dengan syukur. Percayakah Anda bahwa Anda pun dapat mengalami kasih setia Allah dalam kapasitas kepemimpinan yang Tuhan percayakan kepada Anda? Naikkan syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus yang memungkinkan semua itu!

Diskusi renungan ini di Facebook:

163

Senin, 30 Mei 2011

Bacaan : Lukas 24:13-27

(30-5-2011)

Lukas 24:13-27

Pemahaman yang utuh

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 160-163)