• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berpautlah pada Ibadat Sejati

Dalam dokumen APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN? (Halaman 155-165)

Apa yang Alkitab ajarkan tentang pemujaan patung dan leluhur? Apa pandangan orang Kristen mengenai

hari raya agama?

Bagaimana caranya menjelaskan kepercayaan Anda tanpa menyinggung perasaan orang?

PEMUJAAN PATUNG DAN LELUHUR

3Ada yang sudah bertahun-tahun memiliki patung atau tem-pat pemujaan di rumah mereka. Apakah Anda juga? Jika ya, Anda mungkin merasa janggal atau salah untuk berdoa kepada Allah tanpa menggunakan sesuatu yang kelihatan sebagai alat bantu. Anda mungkin bahkan menyayangi benda-benda itu. Tetapi, Allah-lah yang menentukan cara beribadat kepada-Nya, dan Alkitab mengajarkan bahwa Ia tidak ingin kita mengguna-kan patung. (Keluaran 20:4, 5; Mazmur 115:4-8; Yesaya 42:8; 1 Yohanes 5:21) Jadi, Anda dapat berpaut pada ibadat sejati de-ngan memusnahkan benda apa pun yang Anda miliki yang berkaitan dengan ibadat palsu. Tanpa ragu-ragu, pandanglah benda-benda itu seperti Yehuwa memandangnya—sebagai se-suatu yang ”memuakkan”.—Ulangan 27:15.

4Pemujaan leluhur juga umum dalam banyak agama palsu.

3. (a) Apa yang Alkitab katakan tentang penggunaan patung, dan mengapa pandangan Allah mungkin sulit diterima oleh beberapa orang? (b) Apa yang harus Anda lakukan dengan benda apa pun yang Anda miliki yang berkaitan dengan ibadat palsu?

4. (a) Bagaimana kita tahu bahwa pemujaan leluhur itu sia-sia? (b) Mengapa Yehuwa melarang umat-Nya terlibat dengan semua ben-tuk spiritisme?

Sebelum belajar kebenaran Alkitab, ada yang percaya bahwa orang mati masih hidup di suatu alam gaib dan bahwa mere-ka dapat membantu atau mencelamere-kamere-kan orang yang hidup. Mungkin Anda pernah bersusah payah menenangkan leluhur Anda yang sudah meninggal. Tetapi, seperti yang Anda pelajari di Pasal 6 buku ini, orang mati tidak sadar dan tidak hidup di tempat lain. Jadi, upaya untuk berkomunikasi dengan mereka tidak ada gunanya. Pesan apa pun yang tampaknya berasal dari orang tercinta yang telah meninggal sebenarnya berasal dari hantu-hantu. Karena itu, Yehuwa melarang orang Israel untuk mencoba berbicara dengan orang mati atau terlibat dengan se-mua bentuk spiritisme.—Ulangan 18:10-12.

5Jika Anda dahulu beribadat dengan menggunakan patung atau memuja leluhur, apa yang dapat Anda lakukan? Baca dan renungkanlah ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan pandang-an Allah terhadap hal-hal itu. Berdoalah kepada Yehuwa setiap hari tentang keinginan Anda untuk berpaut pada ibadat sejati, dan mintalah bantuan-Nya agar Anda dapat memiliki pandang-an ypandang-ang sama dengpandang-an-Nya.—Yesaya 55:9.

NATAL—TIDAK DIRAYAKAN OLEH ORANG KRISTEN MASA AWAL

6Ibadat seseorang dapat dicemari oleh agama palsu dalam hal hari-hari raya umum. Contohnya Natal, yang konon dimak-sudkan untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Hampir setiap agama yang mengaku Kristen merayakannya. Tetapi, ti-dak ada bukti bahwa murid-murid Yesus pada abad pertama merayakannya. Buku Sacred Origins of Profound Things (Asal Usul Sakral dari Hal-Hal yang Bermakna Dalam) menyatakan, ”Selama dua abad setelah lahirnya Kristus, tidak seorang pun tahu, dan hanya sedikit yang peduli, kapan persisnya ia lahir.”

5. Apa yang dapat Anda lakukan jika Anda dahulu beribadat dengan menggunakan patung atau memuja leluhur?

6, 7. (a) Natal konon untuk memperingati apa, dan apakah para pengikut Yesus pada abad pertama merayakannya? (b) Pada zaman mu-rid-murid Yesus masa awal, perayaan hari lahir dikaitkan dengan apa? 156 Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?

7Seandainya murid-murid Yesus tahu persis tanggal lahir-nya, mereka pun tidak akan merayakannya. Mengapa? Karena, seperti dikatakan The World Book Encyclopedia, orang Kristen masa awal ”menganggap perayaan kelahiran sebagai kebiasaan kafir”. Alkitab hanya menyebutkan dua perayaan hari lahir, ya-itu yang diadakan oleh dua penguasa yang tidak menyembah Yehuwa. (Kejadian 40:20; Markus 6:21) Perayaan hari lahir juga diadakan untuk menghormati dewa-dewi orang kafir. Misalnya, pada tanggal 24 Mei orang Romawi merayakan hari lahir dewi Diana. Keesokan harinya, mereka memperingati hari lahir dewa matahari mereka, Apolo. Jadi, perayaan hari lahir dikaitkan de-ngan kekafiran, bukan dede-ngan Kekristenan.

8Ada alasan lain mengapa orang Kristen abad pertama tidak akan merayakan hari lahir Yesus. Murid-muridnya kemungkin-an besar tahu bahwa perayakemungkin-an hari lahir ada hubungkemungkin-annya dengan takhayul. Misalnya, banyak orang Yunani dan Romawi zaman dahulu percaya bahwa ada suatu roh yang hadir pada saat kelahiran setiap orang dan yang melindungi orang tersebut sepanjang hidupnya. ”Roh itu mempunyai hubungan gaib dengan dewa yang hari kelahirannya sama dengan orang tersebut,” kata buku The Lore of Birthdays (Kepercayaan Tradi-sional tentang Hari Lahir). Yehuwa pasti tidak senang dengan perayaan apa pun yang mengaitkan Yesus dengan takhayul. (Yesaya 65:11, 12) Jadi, mengapa begitu banyak orang meraya-kan Natal?

ASAL USUL NATAL

9Beberapa ratus tahun setelah Yesus hidup di bumi, barulah orang mulai memperingati kelahirannya pada tanggal 25 De-sember. Tetapi, itu bukan tanggal Yesus lahir, sebab ia ternyata lahir pada bulan Oktober.1 Maka, mengapa tanggal 25 Desem-ber yang dipilih? BeDesem-berapa orang yang belakangan mengaku

1 Lihat Apendiks, halaman 221-2.

8. Jelaskan hubungan antara perayaan hari lahir dan takhayul. 9. Bagaimana tanggal 25 Desember sampai dipilih untuk merayakan ke-lahiran Yesus?

Kristen kemungkinan besar ”ingin agar tanggalnya bertepatan dengan perayaan kafir Romawi untuk memperingati ’hari lahir matahari yang tak tertaklukkan’ ”. (The New Encyclopædia Bri-tannica) Pada musim dingin, sewaktu sinar matahari tampak paling redup, orang kafir mengadakan upacara supaya sumber panas dan cahaya ini kembali dari perjalanannya yang jauh. Tanggal 25 Desember dianggap sebagai hari ketika matahari memulai perjalanannya kembali. Dalam upaya untuk menobat-kan orang kafir, para pemimpin agama memasukmenobat-kan perayaan ini ke dalam ibadat mereka dan mencoba membuatnya berbau ”Kristen”.1

10Orang sudah lama mengakui bahwa Natal bersumber dari kekafiran, bukan dari Alkitab. Karena itu, Natal dilarang di Ing-gris dan di beberapa koloni Amerika pada abad ke-17. Bahkan siapa pun yang tinggal di rumah dan tidak bekerja pada hari Natal harus membayar denda. Tetapi,

ti-dak lama kemudian kebiasaan umum itu menjadi populer lagi, dan beberapa ke-biasaan lain ditambahkan. Natal sekali lagi menjadi hari raya yang penting, bah-kan sampai sekarang di banyak negeri. Tetapi, karena Natal ada hubungannya dengan agama palsu, orang yang ingin menyenangkan Allah tidak merayakan-nya, juga hari raya lain mana pun yang bersumber dari ibadat orang kafir.2

1 Perayaan Saturnalia juga menjadi faktor da-lam pemilihan tanggal 25 Desember. Perayaan yang menghormati dewa pertanian Romawi ini diadakan pada tanggal 17-24 Desember. Pada pe-rayaan itu, orang-orang berpesta-pora, bersuka-ria, dan saling memberikan hadiah.

2 Untuk pembahasan tentang pandangan orang Kristen sejati terhadap hari-hari raya umum lainnya, lihat Apendiks, halaman 222-3. 10. Pada zaman dahulu, mengapa ada yang ti-dak merayakan Natal?

Apakah Anda akan makan permen yang dipungut dari selokan?

APAKAH ASAL USUL HARI RAYA BENAR-BENAR PENTING?

11Ada orang yang setuju bahwa hari raya seperti Natal berasal dari kekafiran tetapi merasa bahwa tidaklah salah un-tuk merayakannya. Faktanya, sewaktu merayakan hari-hari raya, kebanyakan orang tidak memikirkan atau menghubungkannya dengan ibadat palsu. Saat-saat seperti itu juga merupakan ke-sempatan bagi keluarga untuk berkumpul. Apakah Anda juga merasa begitu? Jika ya, kemungkinan besar, kasih kepada ke-luargalah yang membuat Anda sulit berpaut pada ibadat sejati, bukan kasih kepada agama palsu. Yakinlah bahwa Yehuwa, Pribadi yang menjadi pemula keluarga, ingin agar Anda mem-punyai hubungan yang baik dengan sanak keluarga Anda. (Efesus 3:14, 15) Anda dapat menguatkan ikatan keluarga de-ngan cara yang Allah perkenan. Rasul Paulus menulis tentang apa yang seharusnya paling penting bagi kita, ”Teruslah pasti-kan apa yang diperkenan Tuan.”—Efesus 5:10.

12Mungkin Anda merasa bahwa asal usul hari-hari raya itu hampir tidak ada kaitannya dengan apa yang dirayakan seka-rang. Apakah asal usul benar-benar penting? Ya! Sebagai gambaran: Katakanlah Anda melihat ada permen loli di selokan. Apakah Anda akan mengambil permen itu dan memakannya? Tentu tidak, bukan? Permen itu kotor. Seperti permen itu, hari-hari raya mungkin kelihatannya menyenangkan, tetapi diambil atau berasal dari tempat-tempat yang najis. Untuk berpaut pada ibadat sejati, kita harus memiliki pandangan yang sama dengan nabi Yesaya, yang memberi tahu para penganut ibadat sejati, ”Jangan menyentuh apa pun yang najis.”—Yesaya 52:11.

BIJAKSANA TERHADAP ORANG LAIN

13Kesulitan mungkin timbul sewaktu Anda memutuskan un-tuk tidak ikut merayakan hari-hari raya. Misalnya, rekan sekerja

11. Mengapa orang merayakan hari-hari raya, tetapi apa yang seharus-nya paling penting bagi kita?

12. Berikan gambaran mengapa kita harus menghindari kebiasaan umum dan perayaan yang memiliki asal usul yang najis.

13. Kesulitan apa yang mungkin timbul sewaktu Anda tidak ikut mera-yakan hari-hari raya?

mungkin heran mengapa Anda tidak mengikuti kegiatan hari raya tertentu di tempat kerja. Bagaimana jika Anda diberi ha-diah Natal? Apakah salah untuk menerimanya? Bagaimana jika teman hidup Anda berbeda kepercayaan? Apa yang dapat Anda lakukan agar anak-anak Anda tidak merasa kesenangannya te-rampas karena tidak merayakan hari-hari raya?

14Dibutuhkan pertimbangan yang baik untuk menentukan cara menangani setiap situasi. Jika ucapan selamat hari raya disampaikan secara sambil lalu, Anda cukup mengucapkan teri-ma kasih. Tetapi, bagaiteri-mana seandainya yang mengucapkan itu adalah orang yang sering Anda temui atau rekan sekerja? Jika demikian, Anda bisa saja memberikan penjelasan. Dalam segala situasi, Anda harus bijaksana. Alkitab menasihatkan, ”Hendak-lah ucapanmu selalu menyenangkan, dibumbui dengan garam, sehingga kamu mengetahui bagaimana seharusnya memberi-kan jawaban kepada setiap orang.” (Kolose 4:6) Berhati-hatilah, jangan sampai kita menunjukkan sikap tidak respek. Sebalik-nya, dengan bijaksana jelaskan pendirian Anda. Terangkan bahwa Anda bukannya tidak senang bertukar hadiah dan ber-kumpul bersama mereka tetapi bahwa Anda lebih senang melakukannya pada kesempatan lain, bukan pada hari raya.

15Bagaimana jika seseorang ingin memberikan hadiah kepa-da Ankepa-da? Hal itu banyak bergantung pakepa-da keakepa-daan. Si pemberi mungkin mengatakan, ”Saya tahu Anda tidak merayakan hari raya ini. Tetapi, saya ingin Anda menerima hadiah ini.” Anda mungkin menilai bahwa dalam hal itu, menerima hadiah tidak sama dengan ikut merayakan hari raya tersebut. Jika si pemberi tidak tahu kepercayaan Anda, Anda tentu dapat mengatakan bahwa Anda tidak merayakan hari raya itu. Ini akan memban-tunya mengerti alasan Anda mau menerima hadiahnya tetapi tidak memberikan hadiah sebagai balasan pada kesempatan itu. Tetapi, Anda sebaiknya tidak menerima hadiah yang jelas-jelas diberikan dengan niat untuk menunjukkan bahwa Anda tidak

14, 15. Apa yang dapat Anda lakukan jika Anda mendapat ucapan se-lamat hari raya atau jika seseorang ingin memberikan hadiah kepada Anda?

berpaut pada kepercayaan Anda atau bahwa Anda akan berkom-promi demi keuntungan materi.

BAGAIMANA DENGAN ANGGOTA KELUARGA? 16Bagaimana jika anggota keluarga Anda berbeda keper-cayaan? Sekali lagi, hendaklah bijaksana. Anda tidak perlu mempermasalahkan setiap tradisi atau perayaan yang diraya-kan sanak keluarga Anda. Sebaliknya, homati hak mereka untuk memiliki pandangan mereka sendiri, sama seperti Anda ingin mereka menghormati hak Anda. (Matius 7:12) Hindari tindakan apa pun yang sebenarnya sama saja dengan ikut merayakan hari raya. Namun, bersikaplah masuk akal dalam hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan perayaan itu. Tentu, jangan sampai tindakan Anda membuat hati nurani Anda terganggu.—1 Timo-tius 1:18, 19.

17Apa yang dapat Anda lakukan agar anak-anak Anda tidak merasa kesenangannya terampas karena tidak merayakan hari-hari raya yang tidak selaras dengan Alkitab? Hal itu banyak bergantung pada apa yang Anda lakukan pada waktu-waktu lain sepanjang tahun. Ada orang tua yang menentukan waktu-waktu tertentu untuk memberikan hadiah kepada anak-anak mereka. Salah satu hadiah terbaik yang dapat Anda berikan kepada anak-anak ialah waktu dan perhatian Anda yang pengasih.

MENJALANKAN IBADAT SEJATI

18Untuk menyenangkan Allah, Anda harus menolak iba-dat palsu dan berpaut pada ibaiba-dat sejati. Apa yang tercakup di dalamnya? Alkitab menyatakan, ”Biarlah kita memperhati-kan satu sama lain untuk saling menggerakmemperhati-kan kepada kasih dan perbuatan yang baik, dengan tidak mengabaikan perte-muan kita, sebagaimana kebiasaan beberapa orang, tetapi saling

16. Bagaimana Anda dapat berlaku bijaksana sewaktu menangani hal-hal yang berkaitan dengan hari-hari raya?

17. Bagaimana Anda dapat membantu anak-anak Anda agar tidak me-rasa kesenangan mereka terampas sewaktu melihat anak-anak lain merayakan hari raya?

18. Bagaimana menghadiri pertemuan Kristen dapat membantu Anda berpaut pada ibadat sejati?

menganjurkan, dan terlebih lagi demikian seraya kamu melihat hari itu mendekat.” (Ibrani 10:24, 25) Pertemuan-pertemuan Kristen merupakan saat-saat yang membahagiakan karena di sa-nalah Anda dapat beribadat kepada Allah dengan cara yang Ia perkenan. (Mazmur 22:22; 122:1) Pada pertemuan-pertemuan seperti itu, ”ada pertukaran anjuran” di antara orang-orang Kris-ten yang setia.—Roma 1:12.

19Cara lain untuk berpaut pada ibadat sejati ialah dengan berbicara kepada orang-orang tentang hal-hal yang telah Anda pelajari dari Alkitab bersama Saksi-Saksi Yehuwa. Banyak orang benar-benar ”berkeluh kesah dan mengerang” karena kefasikan yang terjadi di dunia dewasa ini. (Yehezkiel 9:4) Mungkin Anda mengenal orang-orang seperti itu. Cobalah berbicara kepada mereka tentang harapan Anda untuk masa depan, yang berda-sarkan Alkitab. Seraya Anda bergaul dengan orang-orang Kristen sejati dan berbicara kepada orang-orang tentang kebenaran Al-kitab yang menakjubkan yang telah Anda pelajari, lambat laun kerinduan kepada tradisi agama palsu yang mungkin masih ter-sisa dalam hati Anda akan sirna. Yakinlah bahwa Anda akan sangat bahagia dan akan mendapat banyak berkat jika Anda ber-paut pada ibadat sejati.—Maleakhi 3:10.

19. Mengapa penting untuk berbicara kepada orang-orang tentang hal-hal yang telah Anda pelajari dari Alkitab?

APA YANG ALKITAB AJARKAN

ˇ Pemujaan patung dan leluhur dilarang dalam ibadat sejati.—Keluaran 20:4, 5; Ulangan 18:10-12. ˇ Ikut merayakan perayaan yang bersumber dari

kekafiran adalah salah.—Efesus 5:10.

ˇ Orang Kristen sejati harus bijaksana sewaktu menjelaskan kepercayaan mereka kepada orang lain.—Kolose 4:6.

Menjalankan ibadat sejati menghasilkan kebahagiaan sejati

DIBANDINGKAN dengan jagat raya yang sangat luas, bumi kita sangat kecil. Sebenarnya, bagi Yehuwa, ”Pembuat la-ngit dan bumi”, bangsa-bangsa adalah seperti setitik kecil air dari timba. (Mazmur 115:15; Yesaya 40:15) Namun, Alki-tab mengatakan, ”Yehuwa dekat kepada semua orang yang berseru kepadanya, kepada semua orang yang berseru kepa-danya dalam kebenaran. Keinginan orang-orang yang takut kepadanya akan ia laksanakan, dan seruan mereka minta to-long akan ia dengar.” (Mazmur 145:18, 19) Coba bayangkan, apa artinya itu! Sang Pencipta yang mahakuasa dekat kepada kita dan akan mendengarkan kita jika kita ”berseru kepada-nya dalam kebenaran”. Sungguh suatu kehormatan bahwa kita dapat menghampiri Allah dengan berdoa!

2Tetapi, jika kita ingin Yehuwa mendengarkan doa kita,

kita harus berdoa dengan cara yang Ia perkenan. Bagaimana kita dapat melakukan hal ini kalau kita tidak memahami apa yang Alkitab ajarkan tentang doa? Kita perlu mengetahui apa yang Alkitab katakan, sebab doa membantu kita lebih men-dekat kepada Yehuwa.

1, 2. Mengapa kita harus menganggap doa sebagai suatu kehormatan besar, dan mengapa kita perlu mengetahui apa yang Alkitab ajarkan ten-tang doa?

PASALTUJUHBELAS

Mendekatlah kepada Allah

Dalam dokumen APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN? (Halaman 155-165)