• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di Manakah Orang Mati?

Dalam dokumen APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN? (Halaman 58-67)

Bagaimana keadaan kita pada waktu mati? Mengapa manusia mati?

Apakah kita merasa lega sewaktu mengetahui kebenaran tentang kematian?

mengajarkan bahwa orang mati pergi ke alam baka untuk dihakimi dan kemudian direinkarnasi, atau dilahirkan kembali dalam tubuh lain.

4Semua agama tersebut mengajarkan satu gagasan menda-sar yang sama, yaitu bahwa ada suatu bagian dari diri kita yang masih hidup setelah tubuh jasmani kita mati. Hampir se-tiap agama, yang dianut pada zaman dahulu dan sekarang, mengajarkan bahwa kita tetap hidup untuk selama-lamanya dan masih dapat melihat, mendengar, dan berpikir. Namun, bagaimana mungkin? Indra-indra kita, serta pikiran kita, se-muanya berhubungan dengan daya kerja otak. Pada waktu kita mati, otak kita tidak bekerja lagi. Daya ingat, perasaan, dan in-dra-indra kita tidak terus berfungsi secara misterius tanpa otak. Semuanya berhenti bekerja setelah otak kita hancur.

BAGAIMANA SEBENARNYA KEADAAN ORANG MATI? 5Keadaan orang mati bukan misteri bagi Yehuwa, sang Pencipta otak. Ia mengetahui kebenarannya, dan dalam Fir-man-Nya, Alkitab, Ia menjelaskan bagaimana keadaan mereka. Alkitab dengan jelas mengajarkan: Sewaktu seseorang mati, ia ti-dak ada lagi. Kematian adalah kebalikan dari kehidupan. Orang mati tidak dapat melihat atau mendengar atau berpikir. Tidak ada satu bagian pun dari diri kita yang tetap hidup setelah tubuh kita mati. Kita tidak mempunyai jiwa atau roh yang tidak berke-matian.1

6Setelah Salomo menyatakan bahwa orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, ia menulis, ”Tetapi orang mati, mere-ka sama semere-kali tidak sadar amere-kan apa pun.” Lalu, ia menguraimere-kan kebenaran yang mendasar itu dengan mengatakan bahwa orang mati tidak dapat mengasihi atau membenci dan bahwa ”tidak ada pekerjaan atau rancangan atau pengetahuan

1 Untuk pembahasan tentang kata ”jiwa” dan ”roh”, silakan lihat Apen-diks, halaman 208-11.

4. Gagasan mendasar yang sama apa yang diajarkan oleh banyak aga-ma tentang keaga-matian?

5, 6. Apa yang Alkitab ajarkan tentang keadaan orang mati?

atau hikmat di [kuburan]”. (Pengkhotbah 9:5, 6, 10) Demikian pula, Mazmur 146:4 menga-takan bahwa pada waktu seseorang mati, ”lenyaplah segala pikirannya”. Manusia itu fana, atau berkematian, dan tidak terus hidup setelah tubuh mati. Hidup kita bagaikan api pada sebatang lilin. Sewaktu dipadamkan, api-nya tidak pergi ke mana-mana. Api itu tidak ada lagi.

APA YANG YESUS KATAKAN TENTANG KEMATIAN

7Yesus Kristus menggambarkan keadaan orang mati. Ketika Lazarus, teman baiknya, meninggal, Yesus memberi tahu murid-mu-ridnya, ”Lazarus, sahabat kita, telah pergi beristirahat.” Murid-murid mengira bahwa Yesus memaksudkan Lazarus sedang beristira-hat, atau tidur, agar ia dapat sembuh. Tetapi, mereka keliru. Yesus menjelaskan, ”Lazarus

telah mati.” (Yohanes 11:11-14) Perhatikan bahwa Yesus menya-makan kematian dengan istirahat dan tidur. Lazarus tidak berada di surga ataupun di neraka yang menyala-nyala. Ia tidak sedang bersama para malaikat atau leluhurnya. Lazarus tidak dilahirkan kembali sebagai manusia lain. Ia sedang beristirahat dalam kematian, seolah-olah tidur nyenyak tanpa bermimpi. Ayat-ayat lain juga menyamakan kematian dengan tidur. Misal-nya, setelah Stefanus, murid Yesus, dilempari batu sampai mati, Alkitab mengatakan bahwa ia ”tidur”. (Kisah 7:60) Demikian pula, rasul Paulus menulis tentang beberapa orang pada zaman-nya yang telah ”tidur” dalam kematian.—1 Korintus 15:6.

8Apakah Allah sejak semula menetapkan agar manusia mati? Sama sekali tidak! Yehuwa menciptakan manusia untuk hi-dup selama-lamanya di bumi. Seperti yang telah kita pelajari

7. Bagaimana Yesus menjelaskan kematian?

8. Bagaimana kita tahu bahwa Allah tidak menetapkan agar manusia mati?

Ke mana perginya api lilin itu?

sebelumnya di buku ini, Allah menempatkan pasangan ma-nusia pertama di suatu firdaus yang menyenangkan. Ia mengaruniai mereka kesehatan yang sempurna. Yehuwa hanya menginginkan apa yang baik bagi mereka. Adakah orang tua pe-ngasih yang ingin anak-anaknya mengalami derita usia tua dan kematian? Tentu tidak! Yehuwa mengasihi anak-anak-Nya dan ingin mereka menikmati kebahagiaan yang tiada akhirnya di bumi. Mengenai manusia, Alkitab mengatakan, ”[Yehuwa] menaruh waktu yang tidak tertentu dalam hati mereka.”

(Peng-Yehuwa menciptakan manusia untuk hidup selama-lamanya di bumi

khotbah 3:11) Allah menciptakan kita dengan keinginan untuk hidup selama-lamanya. Dan, Ia telah mengatur agar keinginan itu dipenuhi.

MENGAPA MANUSIA MATI

9Kalau begitu, mengapa manusia mati? Untuk mendapatkan jawabannya, kita harus membahas apa yang terjadi ketika baru ada satu pria dan satu wanita di bumi. Alkitab menjelaskan, ”Allah Yehuwa menumbuhkan dari tanah segala pohon yang menarik untuk dilihat dan baik untuk dimakan.” (Kejadian 2:9) Tetapi, ada satu larangan. Yehuwa memberi tahu Adam, ”Setiap pohon di taman ini boleh kaumakan buahnya sampai puas. Te-tapi mengenai pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, engkau tidak boleh memakan buahnya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.” (Kejadian 2: 16, 17) Perintah ini tidak sulit ditaati. Ada banyak pohon lain yang buahnya dapat dimakan oleh Adam dan Hawa. Tetapi me-lalui perintah itu, mereka mendapat kesempatan istimewa untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada Pribadi yang te-lah memberi mereka segala-galanya, termasuk kehidupan yang sempurna. Jika mereka menaati perintah itu, mereka juga akan menunjukkan bahwa mereka menghormati wewenang Bapak surgawi mereka dan bahwa mereka ingin mendapat bimbingan-Nya yang pengasih.

10Sayangnya, pasangan manusia pertama memilih untuk tidak menaati Yehuwa. Melalui seekor ular, Setan bertanya ke-pada Hawa, ”Apakah memang benar bahwa Allah mengatakan kamu tidak boleh memakan buah dari setiap pohon di taman ini?” Hawa menjawab, ”Buah dari pohon-pohon di taman ini boleh kami makan. Tetapi mengenai makan buah dari pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah telah berfirman, ’Kamu tidak boleh memakan buahnya, tidak, kamu tidak boleh me-nyentuhnya agar kamu tidak mati.’ ”—Kejadian 3:1-3.

9. Larangan apa yang Yehuwa tetapkan atas Adam, dan mengapa perin-tah itu tidak sulit ditaati?

10, 11. (a) Bagaimana pasangan manusia pertama sampai tidak mena-ati Allah? (b) Mengapa ketidaktaatan Adam dan Hawa bukan hal sepele?

11”Kamu pasti tidak akan mati,” kata Setan. ”Allah tahu bah-wa pada hari kamu memakannya, matamu tentu akan terbuka dan kamu tentu akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 3:4, 5) Setan ingin Hawa percaya bahwa jika ia makan buah terlarang, ia akan mendapat man-faat. Menurut Setan, Hawa dapat memutuskan sendiri apa yang benar dan salah serta dapat melakukan apa yang ia inginkan. Setan juga menuduh Yehuwa berdusta sewaktu mengatakan bahwa Hawa akan mati jika ia makan buah itu. Hawa memper-cayai Setan. Maka, ia memetik buah itu dan memakannya. Lalu, ia memberikan sebagian kepada suaminya, yang kemudian ikut memakan buah itu. Mereka melakukannya bukan karena tidak tahu. Mereka tahu bahwa mereka justru melakukan apa yang Allah larang. Dengan memakan buah itu, mereka sengaja tidak menaati suatu perintah yang sederhana dan masuk akal.

Mere-Adam berasal dari debu, dan ia kembali ke debu

ka tidak menghargai Bapak surgawi mereka dan wewenang-Nya. Sikap tidak hormat tersebut kepada Pencipta mereka yang pe-ngasih tidak dapat dimaafkan!

12Sebagai gambaran: Bagaimana perasaan Anda jika anak yang telah Anda besarkan dan sayangi tidak menaati Anda me-lalui tindakan yang menunjukkan bahwa ia tidak menghormati atau mengasihi Anda? Anda tentu merasa sangat sakit hati. Maka, bayangkan, betapa pedihnya hati Yehuwa sewaktu Adam maupun Hawa memilih untuk menentang Dia.

13Tidak ada alasan bagi Yehuwa untuk membiarkan Adam dan Hawa yang tidak taat itu hidup selama-lamanya. Mereka mati, tepat seperti yang telah Ia firmankan. Adam dan Hawa ti-dak ada lagi. Mereka titi-dak pindah ke alam roh. Kita mengetahui hal ini dari apa yang Yehuwa katakan kepada Adam setelah Ia memintanya untuk mempertanggungjawabkan ketidaktaatan-nya. Allah berfirman, ”Engkau [akan] kembali ke tanah, karena dari situ engkau diambil. Karena engkau debu dan engkau akan kembali ke debu.” (Kejadian 3:19) Allah menciptakan Adam dari debu tanah. (Kejadian 2:7) Sebelum itu, Adam tidak ada. Maka, ketika Yehuwa berfirman bahwa Adam akan kembali ke debu, Ia memaksudkan bahwa Adam akan kembali ke ketiadaan. Adam akan menjadi tidak bernyawa seperti asalnya, yaitu debu.

14Adam dan Hawa sebenarnya bisa terus hidup sampai seka-rang, tetapi mereka mati karena mereka memilih untuk tidak menaati Allah dan dengan demikian berbuat dosa. Jadi, kita mati karena Adam mewariskan dosa maupun kematian kepada semua keturunannya. (Roma 5:12) Dosa itu bagaikan penyakit turunan yang mengerikan. Siapa pun tidak dapat luput darinya. Akibat dosa, yaitu kematian, adalah suatu kutukan. Kematian adalah musuh, bukan teman. (1 Korintus 15:26) Alangkah ber-syukurnya kita bahwa Yehuwa menyediakan tebusan untuk menyelamatkan kita dari musuh yang mengerikan ini!

12. Apa yang dapat membantu kita mengerti perasaan Yehuwa sewak-tu Adam dan Hawa memilih unsewak-tuk menentang Dia?

13. Menurut Yehuwa, apa yang akan terjadi atas Adam sewaktu ia mati, dan apa artinya itu?

MENGETAHUI KEBENARAN TENTANG KEMATIAN ITU BERMANFAAT

15Apa yang Alkitab ajarkan tentang keadaan orang mati sung-guh melegakan. Seperti yang telah kita pelajari, orang mati tidak merasa sakit atau sedih. Kita tidak perlu takut kepada mereka, sebab mereka tidak dapat mencelakai kita. Mereka tidak mem-butuhkan bantuan kita, dan mereka tidak dapat membantu kita. Kita tidak dapat berbicara kepada mereka, dan mereka tidak da-pat berbicara kepada kita. Banyak pemimpin agama berdusta dengan mengaku bahwa mereka dapat membantu orang yang sudah mati, dan orang-orang yang mempercayainya memberi mereka uang. Tetapi karena mengetahui kebenaran, kita dilin-dungi sehingga tidak tertipu oleh para pemimpin agama itu.

16Bagaimana dengan agama Anda? Apakah ajarannya ten-tang orang mati selaras dengan Alkitab? Ajaran kebanyakan agama tidak selaras dengan Alkitab. Mengapa? Karena ajaran mereka telah dipengaruhi oleh Setan. Ia menggunakan agama palsu untuk membuat orang percaya bahwa setelah tubuh mati, manusia masih hidup di alam roh. Itulah dusta yang Setan ga-bungkan dengan dusta lain untuk memalingkan orang dari Allah Yehuwa. Dusta apakah itu?

17Seperti yang kita lihat sebelumnya, beberapa agama meng-ajarkan bahwa jika seseorang banyak berbuat jahat selama hidupnya, sewaktu mati ia akan pergi ke sebuah tempat siksa-an ysiksa-ang menyala-nyala dsiksa-an menderita untuk selama-lamsiksa-anya. Ajaran ini merusak nama baik Allah. Yehuwa adalah Allah yang pengasih dan tidak pernah membuat orang menderita seperti itu. (1 Yohanes 4:8) Bagaimana perasaan Anda terhadap orang yang menghukum anak yang bandel dengan menaruh tangan-nya dalam api? Apakah Anda akan menghargai orang seperti itu? Apakah Anda ingin berkenalan dengan dia? Tentu tidak! Anda pasti menganggapnya sangat kejam. Ya, Setan ingin agar kita percaya bahwa Yehuwa menyiksa orang dalam api selama jutaan tahun, bahkan selama-lamanya!

15. Mengapa sungguh melegakan untuk mengetahui kebenaran ten-tang kematian?

16. Siapa yang mempengaruhi ajaran banyak agama, dan bagaimana? 17. Mengapa ajaran tentang siksaan kekal merusak nama baik Yehuwa? 64 Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?

18Setan juga menggunakan beberapa agama untuk mengajar-kan bahwa orang mati menjadi roh yang harus dihormati oleh orang yang hidup. Menurut ajaran itu, roh orang mati dapat menjadi sahabat yang kuat atau menjadi musuh yang menakut-kan. Banyak orang mempercayai dusta itu. Mereka takut kepada orang mati dan menghormati serta menyembahnya. Sebalik-nya, Alkitab mengajarkan bahwa orang mati itu seperti orang tidur dan bahwa kita hanya boleh menyembah Allah yang be-nar, Yehuwa, Pencipta dan Penyedia segala kebutuhan kita. —Penyingkapan 4:11.

19Dengan mengetahui kebenaran tentang orang mati, Anda tidak akan disesatkan oleh dusta agama. Hal itu juga membantu Anda memahami ajaran-ajaran Alkitab lainnya. Misalnya, se-waktu Anda tahu bahwa orang mati tidak pindah ke alam roh, janji kehidupan abadi dalam Firdaus di bumi akan lebih nyata bagi Anda.

20Lama berselang, Ayub, pria yang adil-benar, mengajukan pertanyaan ini, ”Jika laki-laki mati dapatkah ia hidup lagi?” (Ayub 14:14) Dapatkah orang yang tak bernyawa yang tidur da-lam kematian dihidupkan kembali? Apa yang Alkitab ajarkan tentang hal ini sangat menghibur, sebagaimana akan diperlihat-kan dalam pasal berikutnya.

18. Penyembahan orang mati didasarkan pada dusta apa?

19. Dengan mengetahui kebenaran tentang kematian, kita dibantu un-tuk memahami ajaran lain apa dari Alkitab?

20. Pertanyaan apa yang akan kita bahas dalam pasal berikutnya?

APA YANG ALKITAB AJARKAN ˇ Orang mati tidak dapat melihat atau

mende-ngar atau berpikir.—Pengkhotbah 9:5. ˇ Orang mati sedang beristirahat; mereka tidak

menderita.—Yohanes 11:11.

ˇ Manusia mati karena mewarisi dosa dari Adam. —Roma 5:12.

BAYANGKAN Anda sedang lari dikejar musuh yang kejam. Ia jauh lebih kuat dan lebih gesit. Ia tak kenal belas kasihan karena Anda pernah melihatnya membunuh beberapa sahabat Anda. Sekencang apa pun Anda berlari, ia kian mendekat. Anda nya-ris putus asa. Tetapi, tiba-tiba muncullah seorang penyelamat. Ia jauh lebih kuat daripada musuh Anda, dan ia berjanji akan me-nolong Anda. Oh, betapa leganya!

2Dapat dikatakan, kita semua, termasuk Anda, sedang dikejar oleh musuh seperti itu. Sebagaimana telah kita pelajari dalam pasal sebelumnya, Alkitab menyebut kematian sebagai musuh. Tidak seorang pun dari kita dapat lari darinya atau melawannya. Kebanyakan dari kita telah melihat musuh ini menelan nya-wa orang-orang yang kita cintai. Tetapi, Yehunya-wa jauh lebih kuat daripada kematian. Ia adalah Penyelamat yang pengasih yang sudah menunjukkan bahwa Ia dapat mengalahkan musuh itu. Dan, Ia berjanji akan membinasakan musuh tersebut, yaitu ke-matian, secara tuntas. Alkitab mengajarkan, ”Sebagai musuh terakhir, kematian akan ditiadakan.” (1 Korintus 15:26) Itu be-nar-benar kabar baik!

3Mari kita bahas terlebih dahulu bagaimana perasaan kita

1-3. Apa musuh yang mengejar kita semua, dan mengapa kita akan me-rasa agak lega dengan membahas apa yang Alkitab ajarkan?

PASALTUJUH

Harapan Sejati bagi Orang-Orang

Dalam dokumen APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN? (Halaman 58-67)