• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI DI DATARAN RENDAH

6.3.4 Bobot Per Buah

Nilai tengah populasi karakter bobot per buah pada tomat untuk silangan IPBT1 x IPBT3, IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPT73 tetua betina (P1) lebih berat dibandingkan dengan populasi tetua jantan (P2). Nilai tengah BCP1, BCP2 dan F2 berada diantara nilai tengah kedua tetua kecuali pada silangan IPBT78 x IPBT73 dengan nilai tengah F2 lebih ringan dibanding nilai tengah tetua terendah yaitu P2 (Tabel 6.19). Nilai tengah populasi F1 pada silangan IPBT1 x IPBT3 berada diantara nilai tengah kedua tetua. Pada silangan IPBT78 x IPBT1 memiliki nilai tengah lebih tinggi dari nilai tengah populasi terberat yaitu P1. Populasi F1 IPBT78 x IPBT73 lebih rendah dari nilai tengah tetua terendah yaitu P2 (Tabel 6.20).

Tabel 6. 19 Nilai tengah populasi karakter bobot per buah pada tomat

Populasi IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 P1 38.29 ± 4.39 44.01 ± 6.34 43.41 ± 5.20 P2 12.57 ± 2.81 37.39 ± 3.21 37.90 ± 8.42 BCP1 26.96 ± 7.57 39.88 ± 12.02 41.11 ±15.29 BCP2 17.26 ± 4.70 36.27 ± 11.20 36.17 ± 13.56 F2 23.39 ± 7.17 41.75 ±14.80 33.68 ± 15.28

P1: tetua betina, P2: tetua jantan, BCP1: Backcross ke tetua betina (F1 x P1), BCP2: Backcross ke tetua jantan (F1 x P2), F2: generasi kedua

Hasil uji kehomogenan ragam (uji f) dan pengaruh tetua betina dengan menggunakan uji beda nilai tengah (uji t) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara F1 dan F1R untuk karakter bobot perbuah pada semua kombinasi silangan (Tabel 6.20). Hasil uji t yang tidak nyata menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh tetua betina dan hanya gen-gen dalam inti yang mengendalikan pewarisan karakter-karakter tersebut, sehingga untuk analisis selanjutnya F1 dan F1R dapat digabungkan.

Tabel 6. 20 Uji pengaruh tetua betina karakter bobot per buah pada tomat

Populasi IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 F1 26.35 ± 1.58 45.06 ± 2.53 29.84 ± 1.35 F1R 25.83 ± 1.09 44.18 ±1.68 29.92 ± 2.05

Prob > f hit 1.96 tn 2.26 tn 2.31 tn

Prob > t hit 0.27 tn 0.29 tn -0.04 tn

tn: tidak nyata pada taraf α 5%

Nilai potensi rasio karakter bobot per buah pada kombinasi persilangan IPBT1 x IPBT3 berada pada kisaran 0 sampai 1 yaitu 0.07, pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 lebih besar dari 1 yaitu 1.31 dan pada kombinasi

88

silangan IPBT78 x IPBT73 lebih kecil dari -1 yaitu -3.92 (Tabel 6.21). Nilai potensi ratio yang berada pada kisaran 0 sampai 1 berarti bahwa rata-rata F1 lebih besar dari rata-rata kedua tetua tetapi lebih kecil dari rata-rata tetua dengan bobot buah terberat. Hal ini menunjukkan bahwa karakter bobot per buah pada kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 dikendalikan oleh aksi gen dominan parsial. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dordevic et al. (2010) bahwa bobot per buah dikendalikan oleh gen dominan parsial. Nilai potensi ratio yang lebih besar dari satu berarti rata-rata F1 lebih besar dari rata-rata tetua terberat, sedangkan nilai potensi ratio lebih kecil dari -1 berarti rata-rata F1 lebih kecil dari rata-rata tetua terkecil. Hal ini menunjukkan bahwa karakter bobot per buah pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPBT73 dikendalikan oleh aksi gen overdominan.

Jumlah gen pengendali karakter bobot per buah pada kombinasi persilangan IPBT1 x IPBT3 adalah minimal tiga gen dan pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPBT73 adalah satu (Tabel 6.21). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah minimal faktor efektif yang terlibat dalam pengendalian karakter bobot perbuah pada kombinasi IPBT1 x IPBT3 adalah minimal 3 gen sedangkan pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPBT73 adalah minimal satu gen.

Tabel 6. 21 Aksi gen dan jumlah gen pengendali karakter bobot per buah pada tomat

Kombinasi silangan

Potensi

rasio Aksi gen

Jumlah faktor

efektif Skewness Kurtosis IPBT1 x IPBT3 0.07 Dominan parsial 3.23 0.90 1.38 IPBT78 x IPBT1 1.31 Overdominan 0.13 0.37 -0.79 IPBT78 x IPBT73 -3.92 Overdominan 0.03 1.56 2.69

Karakter bobot per buah memiliki skewness positif untuk semua kombinasi silangan. Nilai kurtosis pada semua kombinasi berbentuk mesokurtic (-3 < kurtosis < 3) (Tabel 6.21). Berdasarkan informasi tersebut maka karakter bobot per buah dikendalikan oleh banyak gen dengan aksi gen aditif dengan pengaruh epistasis komplementer.

Model genetik yang sesuai untuk karakter bobot per buah pada kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x dominan dan dominan x dominan (m[d][h][j][l]), model yang sesuai pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]), dan model yang sesuai untuk kombinasi silangan IPBT78 x IPBT73 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]) dan aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x dominan dan dominan x dominan (m[d][h][j][l]) (Tabel 6.22). Model yang paling sesuai untuk kombinasi silangan IPBT78 x IPBT73 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]) karena memiliki χ2hitung

lebih kecil dari model aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x dominan dan dominan x dominan (m[d][h][j][l]).

89 Tabel 6. 22 Uji kecocokan model genetik karakter bobot per buah pada tomat

Model Genetik IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 χ2hit Prob χ2hit χ2hit Prob χ2hit m d 20.81* 0.003 12.11* 0.016 39.05* 0.000 m dh 18.10* 0.004 12.05* 0.007 10.73* 0.013 m dhi 16.32* 0.003 12.04* 0.002 10.36* 0.005 m dhj 15.29* 0.005 11.82* 0.003 10.17* 0.006 m dhl  8.81* 0.012 7.00* 0.030 9.78* 0.007 m dhij 13.63* 0.002 11.81* 0.000 9.66* 0.002 m dhil 7.40* 0.006 0.02tn 0.882 0.66 tn 0.415 m dhjl 3.35tn 0.067 6.96* 0.008 9.37 tn 0.002

χ2 hit: χ2 hitung (Chi-square); Prob: Probability pada taraf α 5%; * model tidak sesuai pada taraf α

5%; tn: model sesuai pada taraf α 5%

Karakter ukuran buah pada semua populasi silangan memiliki komponen aditif dan dominan nyata (Tabel 6.23). Pada semua kombinasi populasi IPBT1 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT1 pengaruh aditif positif dan dominan negatif yang mengindikasikan bahwa bobot per buah yang kecil dominan terhadap bobot per buah yang besar yaitu IPBT3 dominan terhadap IPBT1, dan IPBT1 dominan terhadap IPBT78. Pada populasi silangan IPBT78 x IPBT73 pengaruh dominan bertanda positif yang berarti bahwa bobot buah IPBT78 dominan terhadap bobot buah IPBT73. Pengaruh aditif dan dominan untuk semua kombinasi berlawanan arah dengan pengaruh interaksinya sehingga aksi gen yang lebih berpengaruh pada bobot per buah adalah epistasis duplikat.

Tabel 6. 23 Pendugaan komponen genetik karakter bobot per buah pada tomat Kombinasi silangan Komponen genetik m D h i j l IPBT1 x IPBT3 25.43* 12.85* -11.98* - -5.26 12.91* IPBT78 x IPBT1 55.48* 3.40* -44.50* -14.73* - 34.08* IPBT78 x IPBT73 20.79* 3.50* 42.50* 19.52* - -33.46*

m: nilai tengah; d: pengaruh aditif; h: pengaruh dominan; i: pengaruh interaksi aditif x aditif; j: pengaruh interaksi aditif x dominan; l: pengaruh interaksi dominan x dominan; tn: tidak berbeda nyata pada taraf ᾰ 5%

Nilai duga heritabilitas arti luas pada semua silangan termasuk tinggi yaitu masing-masing 0.55, 0.82 dan 0.83, sedangkan heritabilitas arti sempit sedang hingga tinggi (Tabel 6.24). Hal ini menunjukkan bahwa karakter bobot per buah lebih dikendalikan oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Proporsi ragam aditif terhadap ragam genetik total tinggi pada silangan IPBT1 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT1 yang berarti bahwa pengaruh aditif lebih besar dari pengaruh dominan. Pada silangan IPBT78 x IPBT73, proporsi ragam aditif terhadap ragam genetik total termasuk rendah sehingga ragam dominan lebih berpengaruh disbanding ragam aditif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dordevic et al. (2010) bahwa heritabilitas arti luas untuk karakter bobot per buah tinggi dan heritabilitas arti sempit sedang hingga tinggi.

90

Tabel 6. 24 Nilai duga heritabilitas arti luas dan heritabilitas arti sempit karakter bobot per buah pada tomat

Komponen IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73

Ragam P1 19.27 40.30 27.04 Ragam P2 7.90 10.30 71.06 Ragam F1 42.55 63.80 18.27 Ragam BCP1 57.33 144.45 233.82 Ragam BCP2 22.06 125.60 184.55 Ragam F2 51.47 224.94 233.62

Heritabilitas arti luas (h2bs) 0.55 0.83 0.83 Heritabilitas arti sempit (h2ns) 0.46 0.80 0.21

(h2ns / h2bs) x 100% 83.36 96.38 25.30

P1: tetua betina; P2: tetua jantan; F1: turunan pertama; BCP1: backcross ke tetua betina; BCP2: backcross ke tetua jantan; F2: turunan kedua.