• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI DI DATARAN RENDAH

6.3.5 Jumlah Buah Per Tanaman

Nilai tengah populasi jumlah buah per tanaman pada tomat untuk silangan IPBT1 x IPBT3 dan IPBT78 x IPT73 tetua jantan (P1) lebih banyak dari tetua betina (P1), dan pada IPBT78 x IPBT1 tetua betina (P1) lebih banyak dibandingkan dengan populasi tetua jantan (P2) (Tabel 6.25). Nilai tengah populasi F1 pada pada semua silangan berada dinatara nilai tengah kedua tetua. (Tabel 6.26).

Tabel 6. 25 Nilai tengah populasi karakter jumlah buah per tanaman pada tomat Populasi IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 P1 31.14 ± 8.44 35.80 ± 3.52 35.80 ± 3.52 P2 78.00 ± 7.17 29.60 ±2.59 44.20 ± 5.05 BCP1 38.84 ±13.37 35.15 ±6.94 39.13 ± 10.09 BCP2 59.91 ± 18.88 35.95 ±6.32 40.89 ± 10.09 F2 44.25 ±19.07 38.47 ±8.03 42.77 ± 11.13

P1: tetua betina, P2: tetua jantan, BCP1: Backcross ke tetua betina (F1 x P1), BCP2: Backcross ke tetua jantan (F1 x P2), F2: generasi kedua

Tabel 6. 26 Uji pengaruh tetua betina pada karakter jumlah buah per tanaman pada tomat

Populasi IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 F1 57.89 ± 2.51 33.19 ± 1.75 41.8 ±1.48 F1R 58.33 ± 2.58 33.12 ± 1.21 41.9 ± 3.03

Prob > f hit 0.99 tn 2.08 tn 4.15 *

Prob > t hit -0.12 tn 0.03tn -0.03 tn

tn: tidak nyata pada taraf α 5%; * nyata pada taraf α 5%.

Hasil uji kehomogenan ragam (uji f) dan pengaruh tetua betina dengan menggunakan uji beda nilai tengah (uji t) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara F1 dan F1R untuk karakter jumlah buah per tanaman pada semua kombinasi silangan (Tabel 6.26). Hasil uji t yang tidak nyata

91 menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh tetua betina dan hanya gen-gen dalam inti yang mengendalikan pewarisan karakter-karakter tersebut, sehingga untuk analisis selanjutnya F1 dan F1R dapat digabungkan.

Nilai potensi rasio karakter jumlah buah per tanaman pada semua kombinasi silangan berada pada kisaran 0 sampai 1 yaitu masing-masing 0.14, 0.12 dan 0.42 (Tabel 6.27). Nilai potensi ratio yang berada pada kisaran 0 sampai 1 berarti bahwa rata-rata F1 lebih besar dari rata-rata kedua tetua tetapi lebih kecil dari rata-rata tetua dengan bobot buah terberat. Hal ini menunjukkan bahwa karakter jumlah buah per tanaman dikendalikan oleh aksi gen dominan parsial. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dordevic et al. (2010) bahwa jumlah buah per tanaman diwariskan oleh dominan parsial.

Jumlah gen pengendali karakter jumlah buah per tanaman pada kombinasi IPBT1 x IPBT3 adalah dua dan pada kombinasi IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPBT73 adalah satu (Tabel 6.27). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah minimal faktor efektif yang terlibat dalam pengendalian karakter jumlah buah per tanaman untuk kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 adalah minimal dua gen dan untuk kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPBT73 adalah minimal satu gen.

Tabel 6. 27 Aksi gen dan jumlah gen pengendali karakter jumlah buah per tanaman pada tomat

Kombinasi silangan

Potensi

rasio Aksi gen

Jumlah faktor

efektif Skewness Kurtosis IPBT1 x IPBT3 0.14 Dominan parsial 2.17 0.92 1.05 IPBT78 x IPBT1 0.12 Dominan parsial 0.23 0.22 2.07 IPBT78 x IPBT73 0.42 Dominan parsial 0.19 1.44 2.40 Karakter jumlah buah per tanaman tomat memiliki skewness positif untuk semua kombinasi silangan dan nilai kurtosis berbentuk mesokurtic (-3 < kurtosis < 3) (Tabel 6.27). Berdasarkan informasi tersebut maka karakter jumlah buah per tanaman dikendalikan oleh banyak gen dengan aksi gen aditif dengan pengaruh epistasis komplementer.

Tabel 6. 28 Uji kecocokan model genetik karakter jumlah buah per tanaman pada tomat

Model Genetik IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 χ2hit Prob χ2hit χ2hit Prob χ2hit m d 37.54* 0.000 61.92* 0.000 10.24* 0.036 m dh 36.53* 0.000 41.89* 0.000 8.26* 0.041 m dhi 0.88 tn 0.647 11.00* 0.004 5.26tn 0.072 m dhj 35.7* 0.000 30.09* 0.000 6.45* 0.039 m dhl  9.77* 0.007 25.20* 0.000 8.06* 0.017 m dhij 0.32tn 0.574 0.036tn 0.850 3.776tn 0.052 m dhil 0.70 tn 0.403 10.98 tn 0.000 1.97tn 0.160 m dhjl 8.05* 0.004 15.54* 0.000 6.37* 0.011

χ2 hit: χ2 hitung (Chi-square); Prob: Probability pada taraf α 5%; * model tidak sesuai pada taraf α

92

Model genetik yang sesuai untuk karakter jumlah buah per tanaman pada kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT73 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif (m[d][h][i]), model aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan aditif x dominan (m[d][h][i][j]), dan model aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x dominan dan dominan x dominan (m[d][h]j][l]), model yang sesuai pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 adalah model aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan aditif x dominan (m[d][h][i][j]), dan model aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x dominan dan dominan x dominan (m[d][h]j][l]) (Tabel 6.28). Model yang paling sesuai untuk kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT1 adalah interaksi aditif x aditif dan aditif x dominan (m[d][h][i][j]) karena memiliki χ2hitung lebih kecil dari model yang sesuai lainnya. Model yang paling

sesuai untuk kombinasi silangan IPBT78 x IPBT73 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]) karena memiliki nilai χ2hitung lebih kecil dari model aditif-dominan dengan pengaruh

interaksi aditif x dominan dan dominan x dominan (m[d][h][j][l]).

Karakter jumlah buah per tanaman pada semua populasi silangan memiliki komponen aditif dan dominan nyata (Tabel 6.29). Pada populasi silangan IPBT1 x IPBT3 aditif negatif dan dominan positif yang mengindikasikan bahwa jumlah buah yang lebih banyak (IPBT3) dominan terhadap jumlah buah yang lebih sedikit (IPBT1). Pengaruh aditif berlawanan arah dengan pengaruh interaksinya sehingga aksi gen yang lebih berpengaruh untuk jumlah buah per tanaman pada populasi silangan IPBT1 x IPBT3 adalah epistasis duplikat.

Tabel 6. 29 Pendugaan komponen genetik karakter jumlah buah per tanaman pada tomat Kombinasi silangan Komponen genetik m d h i j l IPBT1 x IPBT3 30.50* -23.44* 26.82* 23.85* 4.15tn - IPBT78 x IPBT1 43.95* 3.09* -11.06* -11.28* -7.76* - IPBT78 x IPBT73 50.52* -3.43* -22.29* 10.78* - 13.57*

m: nilai tengah; d: pengaruh aditif; h: pengaruh dominan; i: pengaruh interaksi aditif x aditif; j: pengaruh interaksi aditif x dominan; l: pengaruh interaksi dominan x dominan; tn: tidak berbeda nyata pada taraf ᾰ 5%

Karakter jumlah buah per tanaman pada populasi silangan IPBT78 x IPBT1 memiliki komponen dominan yang negatif, yang berarti bahwa jumlah buah yang lebih sedikit (IPBT1) domian terhadap jumlah buah lebih banyak (IPBT78). Pengaruh aditif berlawanan arah dengan pengaruh interaksi aditif x aditif sehingga aksi gen yang berpengaruh adalah epistasis duplikat.

Pengaruh aditif dan dominan negatif pada populasi silangan IPBT78 x IPBT73 yang menunjukkan bahwa jumlah buah per tanaman yang lebih sedikit (IPBT78) lebih dominan terhadap jumlah buah yang banyak (IPBT73). Pengaruh aditif dominan berlawanan arah dengan pengaruh interaksinya sehingga aksi gen yang lebih berpengaruh adalah epistasis duplikat. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Hanson et al. (2002) yang melaporkan bahwa pewarisan karakter jumlah buah mengikuti model aksi gen aditif dominan.

93 Tabel 6. 30 Nilai duga heritabilitas arti luas dan heritabilitas arti sempit karakter

jumlah buah per tanaman pada tomat

Komponen IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73

Ragam P1 71.21 12.40 12.40 Ragam P2 51.45 6.71 25.51 Ragam F1 119.99 30.77 22.18 Ragam BCP1 178.78 48.10 90.35 Ragam BCP2 356.59 39.99 101.90 Ragam F2 363.70 64.47 124.02

Heritabilitas arti luas (h2bs) 0.78 0.74 0.84 Heritabilitas arti sempit (h2ns) 0.53 0.63 0.45

(h2ns / h2bs) x 100% 67.94 85.14 53.57

P1: tetua betina; P2: tetua jantan; F1: turunan pertama; BCP1: backcross ke tetua betina; BCP2: backcross ke tetua jantan; F2: turunan kedua.

Nilai duga heritabilitas arti luas pada semua silangan termasuk tinggi sedangkan heritabilitas arti sempit sedang hingga tinggi (Tabel 6.30). Hal ini menunjukkan bahwa karakter jumlah buah per tanaman lebih dikendalikan oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Proporsi ragam aditif terhadap ragam genetik total tergolong tinggi pada semua silangan, yang berarti bahwa pengaruh aditif lebih besar dari pengaruh dominan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dordevic et al. (2010) bahwa heritabilitas arti luas untuk karakter jumlah buah per tanaman tinggi dan heritabilitas arti sempit sedang hingga tinggi. Hanson et al. (2002) melaporkan bahwa heritabilitas karakter jumlah buah pada tomat adalah rendah hingga sedang.