• Tidak ada hasil yang ditemukan

PECAH BUAH

7.3.7 Bobot Per Tanaman

Nilai tengah karakter bobot per tanaman pada tomat pada silangan IPBT64 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT3, tetua betina (P1) lebih banyak dari populasi tetua jantan (P2), dan pada silangan IPBT64 x IPBT73 nilai tengah tetua jantan (P2) lebih berat dari tetua betina (P1) (Tabel 7.37). Nilai tengah populasi F1 pada semua kombinasi silangan lebih tinggi dari nilai tengah populasi tetua tertinggi (Tabel 7.38). Nilai tengah karakter bobot per tanaman pada populasi F2 untuk semua kombinasi silangan lebih berat dari nilai tengah populasi tetua terberat. Tabel 7. 37 Nilai tengah karakter bobot per tanaman pada tomat

Populasi IPBT64 x IPBT3 IPBT78 x IPBT3 IPBT64 x IPBT73 P1 1.00 ± 0.20 0.92 ± 0.28 0.94 ± 0.28

P2 0.92 ± 0.29 0.76 ± 0.26 1.19 ± 0.33

BCP1 1.08 ± 0.39 1.11 ± 0.49 1.18 ± 0.67 BCP2 1.06 ± 0.41 0.85 ± 0.37 1.32 ± 0.69

F2 1.23 ± 0.47 1.09 ± 0.53 1.73 ± 0.79

P1: tetua betina, P2: tetua jantan, BCP1: Backcross ke tetua betina (F1 x P1), BCP2: Backcross ke tetua jantan (F1 x P2), F2: generasi kedua

Hasil uji kehomogenan ragam (uji f) dan pengaruh tetua betina dengan menggunakan uji beda nilai tengah (uji t) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara F1 dan F1R pada karakter bobot per tanaman (Tabel 7.38). Uji kehomogenan menunjukkan bahwa ragam F1 dan F1R homogen sehingga pada analisis selanjutnya F1 dan F1R dapat digabungkan. Hasil uji t tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh tetua betina dan hanya gen- gen dalam inti yang mengendalikan pewarisan karakter bobot per tanaman.

Tabel 7. 38 Uji pengaruh tetua betina pada karakter bobot per tanaman pada tomat

Populasi IPBT64 x IPBT3 IPBT78 x IPBT3 IPBT64 x IPBT73

F1 1.01 ± 0.38 1.11 ± 0.09 1.32 ± 0.54

F1R 0.98 ± 0.07 0.98 ± 0.09 1.22 ± 0.74

Prob > f hit 0.43 tn 0.91 tn 0.09 tn

Prob > t hit 0.83 tn 0.31 tn 0.59 tn

tn: tidak nyata pada taraf α 5%

Nilai potensi rasio karakter bobot per tanaman pada semua kombinasi silangan lebih dari satu (Tabel 7.39). Rata-rata karakter bobot per tanaman pada populasi F1 lebih baik dari bobot tetua terbaik. Hal ini menunjukkan bahwa bobot per tanaman dikendalikan oleh aksi gen overdominan. Jumlah gen pengendali karakter bobot per tanaman pada semua kombinasi silanga adalah minimal satu gen.

126

Karakter bobot per tanaman tomat memiliki nilai skewness positif untuk semua kombinasi silangan dan nilai kurtosis yang berada pada kisaran -3 < kurtosis < 3 yang berbentuk mesokurtic (Tabel 7.39). Berdasarkan informasi tersebut maka karakter bobot per tanaman dikendalikan oleh banyak gen dengan aksi gen aditif dengan pengaruh epistasis komplementer.

Tabel 7. 39 Aksi gen, dan jumlah gen pengendali karakter bobot per tanaman pada tomat

Kombinasi silangan

Potensi

rasio Aksi gen

Jumlah faktor

efektif Skewness Kurtosis IPBT64 x IPBT3 1.29 Overdominan 0.08 0.73 0.53 IPBT78 x IPBT3 3.60 Overdominan 0.03 0.96 1.22 IPBT64 x IPBT73 2.04 Overdominan 0.03 0.56 0.08

Model genetik yang sesuai untuk karakter bobot per tanaman pada kombinasi silangan IPBT64 x IPBT3 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif (m[d][h][i]), aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan aditif x dominan (m[d][h][i][j]), dan aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]). Model genetik yang sesuai untuk kombinasi IPBT78 x IPBT3 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif (m[d][h][i]), aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x dominan (m[d][h][j]), dan aditif dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan aditif x dominan m[d][h][i][j]. Model genetik yang sesuai untuk kombinasi IPBT64 x IPBT73 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif (m[d][h][i]), dan aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]) (Tabel 7.40). Model yang paling sesuai untuk kombinasi IPBT64 x IPBT3 dan IPBT64 x IPBT73 adalah (m[d][h][i][l]), pada kombinasi IPBT78 x IPBT3 adalah (m[d][h][i][j]) karena memiliki nilai chi-square (χ2 tabel) terkecil dan hanya satu komponen genetik yang tidak nyata.

Tabel 7. 40 Uji kecocokan model genetik karakter bobot per tanaman pada tomat Model Genetik IPBT64 x IPBT3 IPBT78 x IPBT3 IPBT64 x IPBT73

Chi-square Prob Chi-square Prob Chi-square Prob m d 24.29* 0.000 24.56* 0.000 74.20* 0.000 m dh 19.07* 0.000 9.72* 0.021 40.05* 0.000 m dhi 0.84 tn 0.657 5.77 tn 0.056 5.81tn 0.055 m dhj 19.07* 0.000 5.25 tn 0.073 39.86* 0.000 m dhl  11.05* 0.004 8.94* 0.011 27.73* 0.000 m dhij 0.73 tn 0.394 1.27 tn 0.261 5.62* 0.018 m dhil 0.04 tn 0.843 4.05* 0.044 0.09tn 0.763 m dhjl 10.84* 0.001 4.25* 0.039 27.44* 0.000

Prob: Probability pada taraf α 5%; * model tidak sesuai pada taraf α 5%; tn: model sesuai pada taraf α 5%

Komponen genetik pada kombinasi IPBT64 x IPBT3 untuk karakter bobot per tanaman memiliki nilai komponen aditif tidak nyata dan dominan yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa aksi gen dominan lebih berpengaruh dari aksi gen

127 aditif. Pengaruh interaksi menunjukkan bahwa aksi gen aditif x aditif berpengaruh nyata tetapi nilainya negatif dan interaksi dominan x dominan nyata dengan nilai positif (Tabel 7.41). Aksi gen dominan berlawanan arah dengan interaksi dominan x sehingga aksi gen tersebut bersifat duplikat. Hal ini menunjukkan bahwa aksi gen yang lebih berpengaruh pada bobot per tanaman pada kombinasi IPBT64 x IPBT3 adalah aksi gen epistasis dominan x dominan yang bersifat duplikat.

Tabel 7. 41 Pendugaan komponen genetik karakter bobot per tanaman pada tomat Kombinasi silangan Komponen genetik m d h i j l IPBT64 x IPBT3 1.61* 0.03tn -0.93* -0.65* - 0.33* IPBT78 x IPBT3 1.08* 0.08* -0.01tn -0.25* 0.37* - IPBT64 x IPBT73 2.95* -0.13* -3.24* -1.88* - 1.62*

m: nilai tengah; d: pengaruh aditif; h: pengaruh dominan; i: pengaruh interaksi aditif x aditif; j: pengaruh interaksi aditif x dominan; l: pengaruh interaksi dominan x dominan; tn: tidak berbeda nyata pada taraf ᾰ 5%

Komponen genetik pada kombinasi IPBT78 x IPBT3 untuk karakter bobot per tanaman memiliki nilai komponen aditif yang nyata dan dominan tidak nyata. Hal ini menunjukkan bahwa aksi gen aditif lebih berpengaruh dari aksi gen dominan. Pengaruh interaksi menunjukkan bahwa aksi gen aditif x dominan berpengaruh nyata dan lebih tinggi (positif) dari interaksi aditif x aditif yang bernilai negatif (Tabel 7.41). Aksi gen aditif searah dengan interaksi aditif x dominan yang bernilai positif sehingga aksi gen tersebut bersifat komplementer. Hal ini menunjukkan bahwa aksi gen yang lebih berpengaruh pada nonot per tanaman pada kombinasi IPBT78 x IPBT3 adalah aksi gen epistasis aditif x dominan yang bersifat komplementer.

Tabel 7. 42 Komponen ragam dan heritabilitas karakter bobot per tanaman pada tomat

Komponen IPBT64xIPBT3 IPBT78xIPBT3 IPBT64xIPBT73

Ragam P1 0.04 0.08 0.08 Ragam P2 0.08 0.07 0.11 Ragam F1 0.15 0.16 0.41 Ragam BCP1 0.15 0.24 0.45 Ragam BCP2 0.17 0.14 0.48 Ragam F2 0.22 0.28 0.63

Heritabilitas arti luas (h2bs) 0.59 0.63 0.68 Heritabilitas arti sempit (h2ns) 0.57 0.62 0.52

(h2ns / h2bs) x 100% 96.61 98.41 76.47

P1: tetua betina; P2: tetua jantan; F1: turunan pertama; BCP1: backcross ke tetua betina; BCP2: backcross ke tetua jantan; F2: turunan kedua.

Komponen genetik pada kombinasi IPBT64 x IPBT73 untuk karakter bobot per tanaman memiliki nilai komponen aditif dan dominan yang nyata. Nilai aksi gen dominan lebih tinggi dibanding nilai aksi gen aditif sehingga aksi gen dominan lebih berpengaruh dibandingkan dengan aksi gen aditif. Pengaruh interaksi gen menunjukkan bahwa aksi gen dominan x dominan berpengaruh

128

nyata dan bernilai positif sedangkan interaksi aditif x aditif bernilai negatif, sehingga aksi gen interaksi dominan x dominan lebih berpengaruh (Tabel 7.41). Aksi gen dominan negatif dan berlawanan arah dengan interaksinya yang bernilai positif sehingga aksi gen tersebut bersifat duplikat. Hal ini menunjukkan bahwa aksi gen yang lebih berpengaruh pada bobot per tanaman untuk kombinasi IPBT64 x IPBT73 adalah aksi gen epistasis dominan x dominan yang bersifat duplikat.

Nilai heritabilitas dalam arti luas (h2bs) karakter bobot per tanaman adalah tinggi dan nilai heritabilitas dalam arti sempit (h2ns) juga tinggi (Tabel 7.42). Hal ini menunjukkan bahwa karakter bobot buah per tanaman lebih dikendalikan oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Proporsi ragam aditif terhadap ragam genetik total cukup tinggi yang berarti bahwa pengaruh aditif lebih besar dari pengaruh dominan. Karakter bobot buah per tanaman dikendalikan oleh gen yang bekerja secara aditif .