• Tidak ada hasil yang ditemukan

PECAH BUAH

7.3.9 Persen Bobot Buah Pecah

Nilai tengah karakter persen bobot buah pada tomat pada semua silangan, tetua jantan (P2) lebih banyak dari populasi tetua betina (P1) (Tabel 7.49). Nilai tengah populasi F1 pada semua berada diantara nilai tengah populasi tetua betina (P1) dan tetua jantan (P2) (Tabel 7.50). Nilai tengah populasi F2 pada semua kombinasi silangan berada diantara nilai tengah populasi tetua betina (P1) dan tetua jantan (P2).

Tabel 7. 49 Nilai tengah populasi karakter persen bobot buah pecah per tanaman pada tomat

Populasi IPBT64 x IPBT3 IPBT78 x IPBT3 IPBT64 x IPBT73 P1 0.18 ± 0.63 0.30 ± 1.34 0.18 ± 0.63 P2 52.60 ± 11.74 53.10±7.64 50.58 ± 12.65 BCP1 9.97 ±12.66 4.79 ± 7.24 14.45 ± 21.51 BCP2 24.78 ± 21.28 27.75 ±23.47 45.57 ± 21.51 F2 16.63 ± 20.44 19.30 ± 21.89 16.44 ± 22.79

P1: tetua betina, P2: tetua jantan, BCP1: Backcross ke tetua betina (F1 x P1), BCP2: Backcross ke tetua jantan (F1 x P2), F2: generasi kedua

Hasil uji kehomogenan ragam (uji f) dan pengaruh tetua betina dengan menggunakan uji beda nilai tengah (uji t) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara F1 dan F1R pada karakter persen bobot buah pecah (Tabel 7.50). Uji kehomogenan menunjukkan bahwa ragam F1 dan F1R homogen sehingga pada analisis selanjutnya F1 dan F1R dapat digabungkan. Hasil uji t tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh tetua betina dan hanya gen-

132

gen dalam inti yang mengendalikan pewarisan karakter persen bobot buah pecah pada tomat.

Tabel 7. 50 Uji pengaruh tetua betina pada karakter persen bobot buah pecah pada tomat

Populasi IPBT64 x IPBT3 IPBT78 x IPBT3 IPBT64 x IPBT73 F1 19.80 ± 2.33 8.41 ± 1.83 28.49 ± 2.70 F1R 20.39 ± 2.27 8.71 ± 1.88 28.12 ± 2.58

Prob > f hit 0.92 tn 0.90 tn 0.84 tn

Prob > t hit 0.86 tn 0.91 tn 0.92 tn

tn: tidak nyata pada taraf α 5%

Nilai potensi rasio karakter persen bobot buah pecah per tanaman pada kombinasi silangan IPBT64 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT3 berada pada kisaran 0 sampai -1 sedangkan pada kombinasi silangan IPBT64 x IPBT73 berada pada kisaran 0 sampai 1 (Tabel 7.51). Rata-rata karakter persen bobot buah pecah per tanaman pada populasi F1 IPBT64 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT3 lebih banyak dari tetua rentan tetapi lebih kecil dari rata-rata kedua tetua, sedangkan pada populasi F1 IPBT64 x IPBT73 lebih baik dari rata-rata kedua tetua tetapi lebih rendah dari tetua tahan. Hal ini menunjukkan bahwa karakter bobot buah pecah per tanaman pada kombinasi IPBT64 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT3 dikendalikan oleh aksi gen resesif parsial dan pada kombinasi IPBT64 x IPBT73 dikendalikan oleh gen dominan parsial. Jumlah gen pengendali karakter persen bobot buah pecah pada kombinasi silangan IPBT64 x IPBT3 adalah minimal 2 gen dan pada silangan IPBT78 x IPBT3 dan IPBT64 x IPBT73 minimal 3 gen (Tabel 7.51). Tabel 7. 51 Aksi gen, dan jumlah gen pengendali karakter persen bobot buah

pecah pada tomat Kombinasi

silangan

Potensi

rasio Aksi gen

Jumlah faktor

efektif Skewness Kurtosis IPBT64 x IPBT3 -0.25 Resesif parsial 2.47 1.17 0.31 IPBT78 x IPBT3 -0.70 Resesif parsial 3.46 0.91 -0.07 IPBT64 x IPBT73 0.12 Dominan parsial 2.85 1.27 0.47

Persen bobot buah pecah memiliki nilai skewness positif untuk semua kombinasi silangan dan nilai kurtosis yang berada pada kisaran -3 < kurtosis < 3 yang berbentuk mesokurtic (Tabel 7.51). Berdasarkan informasi tersebut maka karakter persen bobot buah pecah dikendalikan oleh banyak gen dengan aksi gen aditif dengan pengaruh epistasis komplementer.

Model genetik yang sesuai untuk karakter persen bobot buah pecah pada kombinasi silangan IPBT64 x IPBT3 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan aditif x dominan (m[d][h][i][j]) dan aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x dominan dan dominan x dominan (m[d][h][j][l]). Model genetik yang sesuai untuk kombinasi IPBT78 x IPBT3 adalah aditif-dominan (m[d][h]) karena pada ini sudah menunjukkan model yang sesuai yang ditandai dengan chi-square yang tidak nyata. Model genetik yang sesuai untuk kombinasi IPBT64 x IPBT73 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]) karena memperlihatkan nilai chi-square terendah dan satu-satunya model yang tidak

133 nyata (Tabel 7.52). Model genetik yang paling sesuai untuk kombinasi IPBT64 x IPBT3 adalah m[d][h][j][l] karena memperlihatkan nilai chi-square terendah dan tidak nyata serta semua komponen genetiknya nyata

Tabel 7. 52 Uji kecocokan model genetik karakter persen bobot buah pecah pada tomat

Model Genetik IPBT64 x IPBT3 IPBT78 x IPBT3 IPBT64 x IPBT73 Chi-square Prob Chi-square Prob Chi-square Prob m d 32.19* 0.000 87.72* 0.000 40.73* 0.000 m dh 20.30* 0.000 2.081tn 0.556 40.70* 0.000 m dhi 12.75* 0.002 1.44tn 0.488 19.68* 0.000 m dhj 12.93* 0.002 1.76tn 0.415 39.36* 0.000 m dhl  15.27* 0.001 1.90tn 0.387 37.05* 0.000 m dhij 1.96tn 0.161 1.37tn 0.242 19.48* 0.000 m dhil 12.67* 0.000 1.09tn 0.298 3.15tn 0.076 m dhjl 0.13tn 0.721 1.76tn 0.185 36.64* 0.000

Prob: Probability pada taraf α 5%; * model tidak sesuai pada taraf α 5%; tn: model sesuai pada taraf α 5%

Komponen genetik pada kombinasi IPBT64 x IPBT3 untuk karakter persen bobot buah pecah per tanaman memiliki nilai komponen aditif dan dominan yang nyata, akan tetapi nilai aksi gen dominan lebih tinggi dibanding nilai aksi gen aditif sehingga aksi gen dominan lebih berpengaruh dari aksi gen aditif. Pengaruh interaksi menunjukkan bahwa aksi gen dominan x dominan nyata dan lebih tinggi dari interaksi aditif x dominan (Tabel 7.53). Aksi gen dominan negatif dan berlawanan arah interaksi dominan x dominan yang bernilai positif sehingga aksi gen tersebut bersifat duplikat. Hal ini menunjukkan bahwa aksi gen yang lebih berpengaruh pada persen bobot buah pecah per tanaman untuk kombinasi IPBT64 x IPBT3 adalah aksi gen epistasis dominan x dominan yang bersifat duplikat.

Komponen genetik untuk karakter persen bobot buah pecah pada kombinasi IPBT78 x IPBT3 dikendalikan oleh aksi gen aditif dominan dengan nilai aksi gen aditif adalah -26.46 dan nilai aksi gen dominan adalah -17.17 (Tabel 7.53). Aksi gen aditif lebih tinggi dari aksi gen dominan. Hal ini menunjukkan bahwa karakter persen bobot buah pecah per tanaman pada kombinasi ini dikendalikan oleh aksi gen aditif.

Komponen genetik pada kombinasi IPBT64 x IPBT73 untuk karakter persen bobot buah pecah per tanaman memiliki nilai komponen aditif dan dominan yang nyata. Nilai aksi gen dominan lebih tinggi dan bernilai positif sehingga aksi gen dominan lebih berpengaruh dibandingkan dengan aksi gen aditif. Pengaruh interaksi gen menunjukkan bahwa aksi gen dominan x dominan berpengaruh nyata dan lebih tinggi (58.45) dari pengaruh aditif x aditif (51.27), sehingga aksi gen interaksi dominan x dominan lebih berpengaruh (Tabel 7.53). Aksi gen dominan searah dengan interaksinya yang bernilai positif sehingga aksi gen tersebut bersifat komplementer. Hal ini menunjukkan bahwa aksi gen yang lebih berpengaruh pada persen bobot buah pecah per tanaman kombinasi IPBT64 x IPBT73 adalah aksi gen epistasis dominan x dominan yang bersifat komplementer.

134

Tabel 7. 53 Pendugaan komponen genetik karakter persen bobot buah pecah pada tomat Kombinasi silangan Komponen genetik m d h I j l IPBT64 x IPBT3 26.40* -26.21* -30.93* - 23.55* 24.33* IPBT78 x IPBT3 26.78* -26.46* -17.77* - - - IPBT64 x IPBT73 -24.84* -26.26* 111.78* 51.27* - 58.45*

m: nilai tengah; d: pengaruh aditif; h: pengaruh dominan; i: pengaruh interaksi aditif x aditif; j: pengaruh interaksi aditif x dominan; l: pengaruh interaksi dominan x dominan; tn: tidak berbeda nyata pada taraf ᾰ 5%

Nilai heritabilitas dalam arti luas (h2bs) karakter persen jumlah buah pecah per tanaman adalah tinggi dan nilai heritabilitas dalam arti sempit (h2ns) juga tinggi (Tabel 7.54). Hal ini menunjukkan bahwa karakter persen jumlah buah pecah lebih dikendalikan oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Proporsi ragam aditif terhadap ragam genetik total masih sangat tinggi sehingga pengaruh aditif lebih besar dari pengaruh dominan. Karakter persen jumlah buah pecah dikendalikan oleh gen yang bekerja secara aditif.

Tabel 7. 54 Komponen ragam dan heritabilitas karakter persen bobot buah pecah pada tomat

Komponen IPBT64xIPBT3 IPBT78xIPBT3 IPBT64xIPBT73

Ragam P1 0.40 1.81 0.40 Ragam P2 138.04 58.44 159.92 Ragam F1 108.59 67.21 145.58 Ragam BCP1 160.32 52.46 177.41 Ragam BCP2 452.80 550.88 462.52 Ragam F2 417.85 479.46 519.31

Heritabilitas arti luas (h2bs) 0.80 0.83 0.80 Heritabilitas arti sempit (h2ns) 0.53 0.74 0.77

(h2ns / h2bs) x 100% 66.25 89.15 96.25

P1: tetua betina; P2: tetua jantan; F1: turunan pertama; BCP1: backcross ke tetua betina; BCP2: backcross ke tetua jantan; F2: turunan kedua.