• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI DI DATARAN RENDAH

6.3.2 Diameter Buah

Nilai tengah populasi karakter diameter buah tomat pada silangan IPBT1 x IPBT3 tetua betina (P1) lebih tinggi dibandingkan dengan populasi tetua jantan (P2). Pada persilangan IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPBT73, diameter buah tetua jantan (P2) lebih besar dari tetua betina (P1). Nilai tengah BCP1, BCP2 dan F2 berada diantara nilai tengah kedua tetua. (Tabel 6.7). Nilai tengah populasi F1 dan F1R juga berada diantara rata-rata ke dua tetua (Tabel 6.8).

Tabel 6. 7 Nilai tengah populasi karakter diameter buah tomat

Populasi IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 P1 40.93 ± 4.44 41.16 ± 3.24 54.07 ± 4.96 P2 29.10 ± 3.18 46.95 ± 4.89 26.81 ±2.56 BCP1 38.79 ± 4.91 37.81 ±6.16 42.58 ±7.17 BCP2 32.54 ± 4.61 41.39 ± 6.03 31.19 ± 6.11 F2 37.08 ± 5.57 40.83 ±6.72 37.17 ±7.64

P1: tetua betina, P2: tetua jantan, BCP1: Backcross ke tetua betina (F1 x P1), BCP2: Backcross ke tetua jantan (F1 x P2), F2: generasi kedua

Tabel 6. 8 Uji pengaruh tetua betina pada karakter diameter buah tomat

Populasi IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 F1 37.62 ± 0.84 43.19 ± 1.09 37.81 ± 1.09 F1R 37.53 ± 0.87 44.17 ± 1.12 41.73 ±1.82

Prob > f hit 1.09 tn 1.05 tn 2.78 *

Prob > t hit 0.08 tn 0.63tn -1.85tn

tn: tidak nyata pada taraf α 5%; * nyata pada taraf α 5%.

Hasil uji kehomogenan ragam (uji f) dan pengaruh tetua betina dengan menggunakan uji beda nilai tengah (uji t) menunjukkan bahwa tidak terdapat

82

perbedaan yang nyata antara F1 dan F1R untuk karakter diameter buah pada semua kombinasi silangan yang di uji (Tabel 6.8). Hasil uji t yang tidak nyata menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh tetua betina dan hanya gen-gen dalam inti yang mengendalikan pewarisan karakter-karakter tersebut, sehingga untuk analisis selanjutnya F1 dan F1R dapat digabungkan.

Nilai potensi rasio karakter diameter buah pada kombinasi persilangan IPBT1 x IPBT3 berada pada kisaran 0 sampai 1 yaitu 0.44 (Tabel 6.9). Nilai tersebut menunjukkan bahwa rata-rata F1 diameter buah pada kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 berada diantara rata-rata ke dua tetua yang berarti bahwa diameter buah dikndalikan oleh aksi gen dominan parsial. Nilai potensi ratio untuk kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 berada pada kisaran 0 sampai -1 yaitu -0.29. Hasil tersebut menggambarkan bahwa rata-rata diameter buah pada populasi F1 untuk kombinasi IPBT78 x IPBT1 lebih rendah dari rata-rata kedua tetua tetapi lebih tinggi dari rata-rata tetua terendah. Hal ini menunjukkan bahwa diameter buah pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 dikendalikan oleh aksi gen resesif parsial. Diameter buah pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT73 lebih kecil dari -1 yaitu -1.32, yang berarti bahwa rata-rata F1 lebih kecil dari rata-rata tetua terkecil yang menunjukkan bahwa aksi gen yang mengendalikan karakter tersebut adalah overdominan.

Tabel 6. 9 Aksi gen dan jumlah gen pengendali karakter diameter buah tomat Kombinasi

silangan

Potensi

rasio Aksi gen

Jumlah faktor

efektif Skewness Kurtosis IPBT1 x IPBT3 0.44 Dominan parsial 1.23 -0.12 2.34 IPBT78 x IPBT1 -0.29 Resesif parsial 0.17 0.86 2.39 IPBT78 x IPBT73 -1.32 Overdominan 0.15 0.76 0.77 Jumlah gen pengendali karakter diameter buah pada semua kombinasi persilangan adalah minimal satu gen (Tabel 6.9). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah minimal faktor efektif yang terlibat dalam pengendalian karakter diameter buah adalah satu. Karakter diameter buah tomat memiliki skewness negatif untuk kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 dan positif pada silangan IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPBT73. Nilai kurtosis pada semua kombinasi berbentuk mesokurtic (-3 < kurtosis < 3) (Tabel 6.9). Hal ini menunjukkan bahwa karakter diameter buah untuk kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 dikendalikan oleh banyak gen dengan aksi gen aditif dengan pengaruh epistasis duplikat, dan diameter buah untuk kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 dan IPBT78 x IPBT73 dikendalikan oleh banyak gen dengan aksi gen aditif pengaruh epistasis komplementer.

Model genetik yang sesuai untuk karakter diameter buah pada kombinasi silangan IPBT1 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT73 adalah adalah aditif-dominan (m[d][h]), dan pada kombinasi IPBT78 x IPBT1 model yang sesuai adalah aditif- dominan dengan pengaruh interaksi dominan x dominan (m[d][h[l]), aditif- dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]) dan aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x dominan dan dominan x dominan (Tabel 6.10). Model yang paling sesuai pada kombinasi silangan IPBT78 x IPBT1 adalah aditif-dominan dengan pengaruh interaksi aditif x aditif dan dominan x dominan (m[d][h][i][l]), karena memiliki nilai χ2hitung

83 lebih kecil dari χ2 tabel (prob<0.05) dan terkecil diantara model yang sesuai

lainnya.

Tabel 6. 10 Uji kecocokan model genetik karakter diameter buah tomat

Model Genetik IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73 χ2hit Prob χ2hit χ2hit Prob χ2hit m d 12.49* 0.014 29.77* 0.000 17.79* 0.001 m dh 7.17tn 0.067 25.45* 0.000 7.49tn 0.058 m dhi 4.77 tn 0.092 18.79* 0.000 7.47* 0.024 m dhj 6.96* 0.031 23.36* 0.000 6.71* 0.035 m dhl  7.14* 0.028 3.58tn 0.166 5.30n 0.071 m dhij 4.46* 0.034 17.81* 0.000 6.70* 0.009 m dhil 0.11 tn 0.740 0.29tn 0.058 1.22 tn 0.269 m dhjl 6.94* 0.008 3.35 tn 0.067 4.46* 0.034

χ2 hit: χ2 hitung (Chi-square); Prob: Probability pada taraf α 5%; * model tidak sesuai pada taraf α 5%; tn: model sesuai pada taraf α 5%

Tabel 6. 11 Pendugaan komponen genetik karakter diameter buah tomat

Karakter Komponen genetik

m D h i j l

IPBT1 x IPBT3 35.00* 6.15* 2.53* - - -

IPBT78 x IPBT1 49.14* -3.225* -27.286* -4.898* - -21.34*

IPBT78 x IPBT73 43.93* -3.20* -5.195* - - -

m: nilai tengah; d: pengaruh aditif; h: pengaruh dominan; i: pengaruh interaksi aditif x aditif; j: pengaruh interaksi aditif x dominan; l: pengaruh interaksi dominan x dominan; tn: tidak berbeda nyata pada taraf ᾰ 5%

Karakter diameter buah pada semua kombinasi silangan memiliki komponen aditif dan dominan nyata (Tabel 6.11). Pada kombinasi populasi silangan IPBT1 x IPBT3 dan IPBT78 x IPBT73 model genetik yang sesuai adalah model aditif dominan (m[d][h]), yang berarti bahwa tidak ada pengaruh epistasis pada karakter tersebut. Pengaruh aditif dan dominan positif untuk populasi IPBT1 x IPBT3 yang menunjukkan bahwa diameter buah yang lebih besar (IPBT1) dominan terhadap diameter buah yang kecil (IPBT3). Pada populasi silangan IPBT78 x IPBT73 pengaruh aditif dan dominan negatif, yang berarti bahwa ekspresi diameter buah yang lebih kecil (IPBT78) lebih dominan terhadap diameter buah yang lebih besar (IPBT73).

Pengaruh aditif dan dominan untuk diameter buah pada populasi silangan IPBT78 x IPBT1 bernilai negatif sehingga diameter buah yang lebih kecil (IPBT78) lebih dominan terhadap diameter buah yang lebih besar (IPBT1). Pengaruh dominan dan aditif searah dengan pengaruh interaksi masing-masing sehingga tipe interaksi yang paling berperan adalah komplementer. Dengan demikian, diameter buah pada populasi silangan IPBT78 x IPBT1 dikendalikan oleh kasi gen epistasis komplementer.

Nilai duga heritabilitas arti luas pada semua populasi termasuk tinggidan heritabilitas arti sempit sedang hingga tinggi (Tabel 6.12). Hal ini menunjukkan bahwa karakter diameter buah lebih dikendalikan oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Proporsi ragam aditif terhadap ragam genetik total masih

84

cukup tinggi yaitu masing-masing 98.18%, 59.32% dan 67.24%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh aditif lebih besar dari pengaruh dominan. Karakter diameter buah dikendalikan oleh gen yang bekerja secara aditif.

Tabel 6. 12 Nilai duga heritabilitas arti luas dan heritabilitas arti sempit karakter diameter buah tomat

Komponen IPBT1 x IPBT3 IPBT78 x IPBT1 IPBT78 x IPBT73

Ragam P1 19.74 10.55 42.79 Ragam P2 10.09 23.99 52.69 Ragam F1 11.91 21.68 23.93 Ragam BCP1 24.12 38.00 91.59 Ragam BCP2 21.22 36.32 59.99 Ragam F2 31.00 45.16 94.40

Heritabilitas arti luas (h2bs) 0.55 0.59 0.58 Heritabilitas arti sempit (h2ns) 0.54 0.35 0.39

(h2ns / h2bs) x 100% 98.18 59.32 67.24

P1: tetua betina; P2: tetua jantan; F1: turunan pertama; BCP1: backcross ke tetua betina; BCP2: backcross ke tetua jantan; F2: turunan kedua.