• Tidak ada hasil yang ditemukan

❹ Gejala pada ISK bagian atas antara lain demam, mual, muntah, dan nyeri panggul yang parah

Dalam dokumen 01 INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT (Halaman 157-161)

Tujuan dari terapi antimikroba pada ISK adalah untuk membasmi organisme penyebab dan mencegah infeksi berulang.

ISK tanpa komplikasi dapat diatasi dalam waktu 3 hari atau bahkan 1 hari, sementara ISK dengan komplikasi harus diobati sekurang-kurangnya selama 7 hari, dan terkadang sampai 2 minggu

Infeksi saluran kemih terdiri dari susunan penyakit yang berbeda. Infeksi saluran kemih terjadi berulang-ulang dan tercatat ada 8 juta kunjungan pasien setiap tahunnya. Sederhananya infeksi saluran kemih adalah adanya bakteri di saluran kemih yang terlihat dari preparat basah atau teridentifikasi dengan kultur bakteri yang tidak dinyatakan terkontaminasi .

Bakteriuria atau bakteri dalam urine tidak selalu dinyatakan sebagai infeksi. Maka dibuatlah angka

kriteria diagnosa kuantitatif untuk mengidentifikasi jumlah bakteri dalam urine yang menunjukan infeksi sebenarnya (dikenal dengan istilah “bakteriuria signifikan”) ini terlihat pada tabel 76-1. Infeksi saluran kemih ini di klasifikasikan ke dalam 2 bagian yaitu infeksi saluran bagian bawah dan infeksi saluran bagian atas. Pasien yang menderita infeksi saluran kemih akan memperlihatkan perbedaan antara ISK bagian bawah dan ISK bagian atas, pasien yang menderita ISK bagian atas mengalami infeksi yang lebih parah sehingga pasien lebih sering ke rumah sakit. Contoh ISK bagian bawah adalah sistitis. Sistitis sama dengan sindrom dari infeksi saluran kemih yang di tandai dengan disuria, frekuensi, urgensi dan kadang-kadang subprapubic tenderness. Contoh dari ISK bagian atas adalah pielonefritis. Pielonefritis adalah inflamasi pada ginjal yang biasanya menyebabkan infeksi. Biasanya pasien ISK tanpa komplikasi menjalani terapi rawat jalan sedangkan pasien ISK dengan komplikasi menjalani terapi rawat inap.

Studi Kasus Pasien, Bagian 1

Wanita berusia 28 tahun mendatangi dokter pribadinya dengan keluhan nyeri saat buang air kecil dengan frekuensi buang air kecil yang sering, gejala ini dimulai sejak 2 hari yang lalu. namun tidak disertai dengan muntah, mual, demam, atau nyeri pinggang. Saat ditanya, dia mengakui aktif berhubungan seksual dengan pasangannya dan menggunakan spermicidal jelly.

Apa gejala yang dialami mengindikasikan ISK (Infeksi saluran kemih) ?

Apakah dia memiliki faktor risiko infeksi saluran kemih?

• Apa informasi tambahan yang anda perlu ketahui sebelum membuat rencana perawatan untuk pasien ini?

Epidemiologi dan Etiologi

Sebagaimana telah diketahui, bahwa prevalensi dari infeksi saluran kemih bervariasi

berdasarkan usia dan jenis kelamin. Infeksi saluran kemih , terjadi pada berbagai usia, bahkan pada usia yang sangat muda. Pada bayi prematur, mempunyai risiko yang tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir normal, dan neonatal (janin) laki-laki memiliki kesempatan 5 - 8 kali atau lebih untuk memiliki infeksi saluran kemih, dibandingkan dengan neonatal (janin) perempuan. Pada anak-anak usia 1 - 5 tahun, signifikan bakteriuria terjadi lebih banyak pada perempuan (4,5 %) dibanding laki-laki (0,5 %), pada usia dewasa bisa juga terjadi, bakteriuria meningkat pada usia muda, pada wanita yang tidak hamil (rentangnya 1% - 3%), meskipun demikian pada pria juga terjadi, namun sangat rendah (hanya mencapai 0,1 %). Gejala infeksi saluran kemih cenderung terjadi pada wanita sebanyak 30 %, di antara usia 20 - 40 tahun, yang digambarkan dengan prevalensi bahwa wanita 30 kali lebih berisiko dibanding laki-laki pada usia yang sama. Pada setiap tahunnya, dengan jumlah yang sama, wanita dewasa mengalami bakteriuria, ada yang sembuh dari bakteriuria tersebut namun ada juga yang berkembang ke infeksi saluran kemih. Hal ini diyakini dengan peningkatan sebanyak 40 % sampai 50 % pada populasi wanita yang mengalami gejala infeksi saluran kemih di beberapa saat selama hidupnya.

Etiologi dari infeksi saluran kemih berubah beberapa dekade terakhir. Frekuensi dari organisme penyebab telah berubah bergantung pada klasifikasi infeksi saluran kemih, dimana ada dua klasifikasi infeksi saluran kemih, ISK disertai komplikasi dan ISK tanpa komplikasi. Belum ada definisi yang pasti mengenai penyebab terjadinya ISK disertai komplikasi, tetapi pada umumnya, ISK yang disertai komplikasi berhubungan dengan struktur dan fungsi yang abnormal dari saluran kemih. Pasien dengan ISK disertai komplikasi diberikan perawatan dengan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pasien yang mengalami ISK tanpa komplikasi. Pasien dengan ISK disertai komplikasi cenderung lebih sering mengalami infeksi. Hal ini penting untuk menjadi catatan bahwa ISK bagian atas semestinya tidak menyebabkan ISK disertai komplikasi, begitu juga pada ISK bagian bawah tidak dapat dipastikan menyebabkan ISK tanpa komplikasi.

Lebih dari 95% ISK tanpa komplikasi disebabkan oleh satu organisme/organisme tunggal. Pada 85% kasus, organisme ini adalah Escherichia coli. Variasi dari organisme dapat menjadi penyebab ISK tanpa komplikasi, tetapi digambarkan bahwa minoritasnya adalah organisme patogen. Organisme lain termasuk gram-positif seperti Staphylococcus, saprophyticus dan Enterococcus spp., dan gram-negatif seperti Pesudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Proteus spp., dan Enterobacter spp., Kesempatan untuk mengisolasi organisme ini lebih tinggi pada pasien yang mengalami ISK berulang, khususnya untuk pasien yang mengalami ISK disertai komplikasi. Hal ini umumnya terjadi pada pasien rumah sakit yang penyebabnya bakteri lain selain E.coli.

Tabel 76-1. Kriteria Diagnosa Untuk Bakteriuria Secara Pasti

≥ 102 CFU coliforms/mL, atau ≥ 105 CFU non-coliforms /mL pada wanita yang mengalami gejala bakteriuria

≥ 103 CFU bakteri/mL pada pria yang mengalami gejala bakteriuria

≥ 105 CFU bakteri/mL pada individu yang tidak mengalami gejala bakteriuria dengan dua pengujian sampel (urin)

Pertumbuhan bakteri pada pasien yang menggunakan kateter di daerah suprapubik yang mengalami gejala

≥ 102 bakteri/mL pada pasien yang menggunakan Kateter

CFU, colony-forming unit (jumlah koloni perunit)

PATOFISIOLOGI

Rute Infeksi

Ada 3 jalur yang memungkinkan bagi bakteri untuk masuk kedalam saluran kemih dan menyebabkan terjadinya infeksi. Ketiga jalur ini yaitu, jalur ascending (naik), hematogen, dan jalur limfatik.

Jalur Ascending (naik)

Jalur ini terjadi ketika bakteri menduduki uretra dan kemudian menuju keatas, atau naik, dari uretra ke kandung kemih dan menyebabkan sistitis (gambar

76-1). Jalur ascending (naik) ini mungkin dapat membantu menjelaskan mengapa infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria, dan kolonisasi pada uretra perempuan mungkin dikarenakan kedekatannya dengan area perirektal. Diketahui juga, penggunaan agen spermisidal meningkatkan kolonisasi di vagina dengan uropatogen. Sebagai tambahan, pijatan pada uretra wanita serta hubungan seksual dapat menyebabkan bakteri masuk ke dalam kandung kemih. Ketika sudah berada di kandung kemih, bakteri tidak dapat dihentikan dalam menyebabkan sistitis. Bakteri ini dapat terus naik ke saluran kemih bagian atas melalui ureter dan menyebabkan infeksi yang lebih berat, seperti pielonefritis.

Jalur Hematogen

Jalur hematogen terjadi melalui pembenihan pada saluran kemih oleh patogen yang dibawa melalui suplai/aliran darah. Patogen ini menyebabkan infeksi pada beberapa bagian tubuh utama lainnya. Sebagai contoh, Bakteri Staphylococcus aureus dapat menyebabkan pembengkakan pada ginjal melalui jalur hematogen, dan secara eksperimen, pielonefritis dapat terjadi melalui penyuntikan secara intravena terhadap bakteri Salmonella, Mycobacterium tuberculosis, atau bahkan jamur (spesies Candida) kepada kelinci. Akan tetapi, pembuatan jalur hematogen secara eksperimen tidak berhasil pada semua organisme. Percobaan penanaman jalur hematogen pada ginjal tidak dapat terjadi meskipun dengan injeksi intravena dalam jumlah besar inokulum E. coli atau P. aeruginosa pada tikus percobaan.

Jalur Limfatik

Sistem limfatik, juga dikenal sebagai sistem peredaran darah sekunder, yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal dan bisa menjadi jalur bagi bakteri untuk diangkut dan kemudian menyebabkan infeksi. meskipun jalur ini sederhana, jalur ini termasuk sebagai rute infeksi. Kurangnya data yang menunjukan jalur limfatik sebagai sebuah mekanisme penting untuk pengembangan infeksi.

Mekanisme Pertahanan Tubuh

Urin, meskipun bukan sebagai antimikrobial alami, urin memiliki karakter yang kurang ideal bagi pertumbuhan bakteri. beberapa karakter ini termasuk pH yang rendah, konsentrasi urea yang signifikan, dan tekanan osmotik yang tinggi, juga khususnya pada laki-laki diketahui bahwa sekresi cairan prostat dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Bila memasuki kandung kemih, bakteri merangsang keinginan untuk buang air kecil. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh dari host yang ditargetkan untuk mencegah infeksi kandung kemih.

Ada beberapa faktor pertahanan lain yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang diketahui sebagai faktor virulensi bakteri. secara umum faktor virulensi ini adalah mekanisme yang digunakan oleh bakteri untuk menyebabkan infeksi dan atau memastikan kelangsungan hidupnya.

Yang pertama adalah glikosaminoglikan, merupakan senyawa yang diproduksi oleh tubuh yang dapat melewati sel epitelial dari kandung kemih dengan mudah. Senyawa ini pada dasarnya memisahkan kandung kemih dari urin dengan membentuk lapisan pelindung terhadap adhesi bakteri. Senyawa kedua dikenal sebagai protein Tamm-Horsfall yang disekresikan ke dalam urin, dan mencegah E.coli untuk mengikat reseptor yang

berada pada permukaan kandung kemih. Faktor-faktor lain yang terlibat dalam mekanisme pertahanan tubuh, termasuk imunoglobulin, khususnya IgA, dan lactobacilli, dan bakteri yang termasuk bagian dari flora normal vagina.

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang diketahui terjadi pada pria dan wanita. Faktor risiko umum untuk ISK pada perempuan yaitu hubungan seksual, kurangnya pengeluaran urin setelah berhubungan, penggunaan diafragma, penggunaan spermisidal jelly, diabetes, dan kehamilan. Pada pria mengalami risiko yang berbeda, dan terutama berpusat pada kurangnya populasi pria yang disunat, dan pada usia yang lebih tua termasuk hyperplasia prostat. Faktor risiko umum untuk pria dan wanita termasuk juga penggunaan alat urologi, transplantasi ginjal, kandung kemih neurogenik, dan obstruksi saluran kemih.

Presentasi Klinis dan Diagnosis

Presentasi Klinis Infeksi Saluran Kemih Umum

Sekarang ini Kebanyakan wanita mengidap hematuria namun hal ini tidak hanya menandakan terjadinya ISK

 Seringkali pada lansia tidak menunjukan adanya tanda dan gejala umum dari ISK, tetapi menunjukan adanya perubahan pada status mental

Lebih dari 95% kasus ISK disebabkan oleh mikroorganisme tunggal

Pasien ISK mengalami urosepsis

Tanda dan Gejala ISK Bagian Bawah

Disuria, suprapubic heaviness, gross hematuria, urinasi sering, dan nokturia

Tanda dan Gejala ISK Bagian Atas

Nyeri panggul, demam, mual, muntah, malaisea

Test Laboratorium

Hasil urinalisis harus menunjukan:

piuria (adanya nanah dalam urin) dengan adanya sel darah putih yang lebih dari 10 mm³ urin

 adanya bakteri dalam urin  ditemukan kandungan nitrit

ditemukan leukosit esterase

Test diagnosa lain

 kultur bakteri secara kuantitatif, dengan hasil 10⁵ organisme/mL

 ISK bagian atas : adanya costovertebral tenderness

Studi Kasus Pasien, Bagian 2

Dalam dokumen 01 INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT (Halaman 157-161)