• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Sukuk Pemerintah

• Kementerian Keuangan mengumumkan target peningkatan penerbitan sukuk hingga mencapai 50% dari total Surat Utang Negara yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan; • Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengumumkan kebijakan penambahan sukuk sebagai

instrumen penggalangan dana untuk portofolio surat berharga semua BUMN dengan target pencapaian pertumbuhan tahunan 5% untuk penerbitan sukuk;

• Persyaratan untuk semua entitas investasi pemerintah terkait meliputi dana pensiun untuk

menyediakan persentase minimum sukuk dalam portofolio mereka.  Pedoman khusus mungkin

diperlukan untuk jenis entitas yang berbeda namun sebagai pedoman umum hendaknya terdapat kenaikan tahunan sebesar 5%; dan

• Skema penjaminan pemerintah baru untuk mendukung sukuk yang diterbitkan oleh BUMN dan proyek infrastruktur (Skema ini akan ditujukan untuk menumbuhkan keyakinan yang lebih besar bagi investor).

Mendorong Penyederhanaan Proses Penerbitan

• Mendorong penyusunan dokumen acuan standar pra-persetujuan bagi semua emiten sukuk korporasi untuk mengurangi biaya dan waktu untuk memasarkan dengan menyederhanakan

proses  (acuan ini termasuk berbagai jenis struktur yang harus disetujui oleh OJK, DSN-MUI dan

Kementerian Keuangan, dll., serta harus diterbitkan oleh KNKS);

• Mendorong penyederhanaan proses persetujuan penerbitan sukuk valuta asing (valas) dengan mengurangi jumlah proses persetujuan dari lima yang ada sekarang menjadi maksimal dua.

Peluncuran Instrumen Baru

• Meluncurkan program sukuk negara khusus terkait proyek-proyek infrastruktur, pertanian, dan

industri tertentu. Program ini harus bertujuan menarik investor kelembagaan asing dan lokal baru

(termasuk dana Haji dan Wakaf);

• Meluncurkan program sukuk ritel baru khusus terkait proyek infrastruktur, pendidikan, dan pertanian

tertentu dengan proil tinggi dan berdampak besar pada perekonomian yang ditujukan untuk investor ritel lokal. Lembaga keuangan syariah termasuk Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah, dan BMT dapat diizinkan untuk menyusun produk tabungan baru yang terkait dengan sukuk khusus baru ini untuk meningkatkan jangkauan mereka ke masyarakat yang lebih luas.

Meningkatkan Infrastruktur Pasar

• Memperkenalkan sistem Dealer Utama (Primary Dealer) di pasar sukuk (seperti di pasar obligasi konvensional);

• Memperkenalkan jenis reksa dana syariah baru khusus dalam sukuk, yakni “Reksa Dana Sukuk.” Reksa Dana Sukuk baru ini akan menangani semua sukuk yang dapat diperdagangkan pemerintah, BUMN,

dan korporasi.  Reksa dana ini akan memainkan peran penting dalam mengembangkan pasar sekunder. Reksa dana ini harus mampu menawarkan fasilitas “Repo Syariah”[46] untuk memenuhi

kebutuhan likuiditas investor di BUMN dan sukuk korporasi;

• Membentuk “Mega Sukuk Fund” (dana sukuk nasional milik negara dengan nilai besar) untuk beroperasi sebagai pemain utama (market maker) di pasar sekunder. Prioritas utama untuk Mega

Sukuk Fund ini akan memfasilitasi operasi likuiditas di pasar sekunder dan juga menghasilkan

beberapa instrumen ritel baru yang dapat disalurkan melalui bank syariah. Dana tersebut setidaknya

harus memiliki modal awal Rp5 triliun dan harus tumbuh menjadi Rp10 triliun dalam lima tahun

sejak peluncurannya. Modal awal dapat disediakan dari kumpulan berbagai pemegang saham (dana pensiun, dana Haji, dana kas Wakaf, dan berbagai badan pemerintah yang berbeda). Dana sukuk ini

harus dikelola oleh pengelola investasi swasta yang independen dan sangat berpengalaman serta

harus diberikan target terkait proitabilitas;

• Meluncurkan Dana Jaminan Sukuk Korporasi (Corporate Sukuk Guarantee Fund)[47] melalui kemitraan

dengan para pelaku di bidang keuangan syariah di tingkat regional/internasional (IDB, World Bank,

dll.) untuk memberikan jaminan bagi sukuk korporasi; dan

• Mendorong korporasi untuk menggunakan sarana peningkatan kredit (credit enhancement) yang memiliki kepatuhan syariah dalam struktur sukuk dan bekerja sama dengan lembaga pemeringkat kredit untuk memastikan bahwa sukuk mendapatkan peringkat kredit sebaik mungkin.

Menawarkan Insentif Baru

• Meluncurkan insentif pajak untuk dana sukuk baru dan emiten sukuk korporasi untuk menggerakkan

pertumbuhan pasar sukuk.  Insentif ini dapat dikembangkan oleh Kementerian Keuangan untuk jangka waktu terbatas (misalnya 5 sampai 10 tahun) untuk mempromosikan pasar sukuk. Insentif

ini harus dibentuk dengan dasar memulihkan hilangnya penerimaan pajak selama periode promosi

dengan berkurangnya biaya pendanaan pemerintah dalam jangka panjang; dan

• Meluncurkan program insentif pajak[48] untuk investor di bidang sukuk infrastruktur, pertanian, dan

pendidikan:

o Menghapus potongan pajak yang membebani investor asing (jika ada); o Pembebasan pajak penghasilan bagi investor ritel; dan

o Pengurangan pajak pendapatan modal untuk investor institusi lokal.

46 Bank Indonesia menawarkan fasilitas “Repo Syariah” untuk sukuk pemerintah yang telah disetujui DSN-MUI. 47 Reksa dana serupa untuk surat obligasi konvensional baru-baru ini telah dibentuk oleh ASEAN+3.

48 Semua insenif pajak akan dihubungkan dengan sukukdan instrumen ritel baru yang ditawarkan dan

berhubungan langsung dengan proyek infrastruktur, pertanian, dan pendidikan yang pening bagi perkembangan perekonomian nasional. Tim penyusun sangat menyarankan agar insenif ini dibuat khusus untuk sukuk dan instrumen syariah untuk seidaknya lima tahun pertama. Sebaiknya insenif ini idak digeneralisasi dengan melibatkan surat obligasi konvensional atau instrumen serupa lainnya. Hal ini pening untuk memungkinkan penghematan di ingkat nasional dan aliran investasi bagi pihak asing mengalir untuk

Mengubah Perlakuan Akuntansi

• Mengubah perlakuan akuntansi sukuk dengan menambahkan kategori Tersedia untuk Dijual (Available for Sale – AFS) yang memungkinkan investor melaporkan sukuk dengan cara yang serupa dengan surat obligasi konvensional dan memiliki kemungkinan meningkatkan likuiditas bila diperlukan tanpa memiliki dampak pada P&L dan pelaporan keuangan lainnya.

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

• Meluncurkan kampanye dan sosialisasi yang bertujuan untuk mempromosikan sukuk melalui: o Edukasi bagi korporasi yang potensial tentang manfaat sukuk sebagai sumber pendanaan yang

layak, kompetitif, dan mudah;

o Edukasi bagi investor institusional tentang pengelolaan portofolio sukuk, klariikasi isu akuntansi, dan langkah-langkah likuiditas baru;

o Edukasi bagi masyarakat umum tentang peran mereka dalam pembangunan ekonomi nasional

dengan cara berinvestasi dalam sukuk ritel dan instrumen lainnya, insentif pajak, dll.; dan

o Melakukan roadshow kepada investor asing untuk memperkenalkan strategi sukuk baru dan nilai tambahnya bagi investasi mereka.