• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ket ika Anak Menont on Televisi Pikiran Orangtua:

Dalam dokumen psikologi anak pendidikan x (Halaman 45-48)

MASIH BISA DIUBAH

21. Ket ika Anak Menont on Televisi Pikiran Orangtua:

Mal u, mau mar ah dan j ant ung r asanya mau copot ket i ka t i ba-t i ba mendengar Edu ber t er i ak "baj i ngan kau! ! !". Ent ah bel aj ar dar i mana, t api r asanya kok sebagai or angt ua t i dak per nah mengat akan hal -hal kasar seper t i i t u, pembant u di r umah j uga t i dak ada yang bi car a seper t i it u, Wah j angan-j angan dar i anak t et angga sebel ah r umah. Aaaaaah t er nyat a Edu mendengar nya di t el evi si . Di t elevi si ? Bukankah pr ogr am t ayangan Tel et ubbies kesayangan Edu t i dak ada bahasa kasar seper t i it u? Ooooooh t er nyat a Edu j uga suka menont on

t el enovel a ber sama nenek. Aduh. .. . kan t i dak mungki n mel ar ang nenek menont on

t el enovel a, j adi yang per l u di pi kir kan sekar ang adal ah bagaimana car anya supaya Edu t i dak i kut an menont on t elenovel a ber sama nenek dan hanya menont on acar a anak-anak saj a. Pikiran Anak:

Aduh, Mama/ Papa mar ah ni h, gar a-gar a Edu t adi bi l ang "baj i ngan kau! ! !". Padahal kan Edu l i hat ada om j agoan gant eng di t el evi si bi l ang begi t u, Edu cuman meni r u saj a kok.

Memangnya "baj i ngan kau" i t u apa si h? Kat a mama, i t u kat a-kat a kasar , memangnya kat a- kat a kasar i t u apa si h? Edu kan i ngi n seper t i om j agoan gant eng di t el evi si it u, banyak yang suka, banyak yang sayang, nenek dan mbak saj a t i ap har i har us l i hat om i t u, mama j uga kal au di r umah li hat om it u. Tapi , Edu j adi bi ngung sama Mama dan Papa, kal au Edu haf al cer it a-cer i t a f i l m yang ada di t elevi si , Mama dan Papa bangga. Mama dan Papa ser i ng bi l ang sama om dan t ant e Edu: "wah Edu pint ar loh, di a bi sa haf al semua cer i t a-cer i t a f i l m t el evi si ". Kal au Edu haf al i kl an-i kl an di t el evi si Mama dan Papa j uga bangga, kat anya Edu pi nt ar , t er us kal au Edu lagi meni r ukan i kl an t el evi si kat anya Edu lucu dan menggemaskan. Tapi kal au Edu nont on t elevi si t er us-t er usan, Mama dan Papa mar ah, kat anya Edu mal as. Padahal kalau nggak nont on kan nggak bi sa haf al f i l m dan i kl an yang di t el evi si .

Aduuuuuuh Edu j adi bi ngung.

Sebagai orangt ua, pernahkah anda mengalami sit uasi sepert i di at as? Kadang-kadang marah karena anak menirukan adegan di t elevi si, t et api seringkali j uga memuj i dan bangga kalau anak haf al dengan ceri t a-cerit a at au iklan-iklan yang ada di t elevi si. Kalau dilihat sepint as sepert i nya ada st andard ganda di sini, walaupun sebenarnya t i dak. Sebagai orangt ua kit a sudah t ahu dengan past i mana yang pant as dan mana yang t i dak, mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga kit a bisa menet apkan mana program yang boleh dit ont on dan dit i ru dan mana yang t i dak. Orangt ua j uga t ahu kapan menont on t elevisi, kapan wakt u belaj ar. Tet api apakah anak sudah t ahu dengan past i mengenai hal baik dan buruk t ersebut , apakah anak sudah menget ahui program t elevi si mana saj a yang diperbolehkan unt uk dit ont on dan apakah anak sudah menyadari benar-benar mengenai pembagian wakt u? Anak mungkin bingung dan t idak mengert i, dit ambah lagi kalau st andard yang dit et apkan oleh orangt ua berbeda dengan yang dit et apkan oleh pengasuh (t ermasuk dalam pengasuh adalah sust er, kakek-nenek dan om-t ant e yang ikut sert a dalam pengasuhan sehari-hari). Nah, pert anyaan kit a kemudian adalah bagaimana orangt ua menyikapi anak dalam menont on t el evisi?

Dar imana Anak Menir u Adegan Keker asan ?

Televisi, si kot ak aj aib yang keberadaanya sudah menj adi bagian dalam kehi dupan sehari-hari, seringkali menimbulkan kecemasan bagi orangt ua yang anaknya masi h keci l. Cemas kalau anak j adi malas belaj ar karena kebanyakan nont on t elevi si, cemas kalau anak meniru kat a-kat a dan adegan- adegan t ert ent u, cemas mat a anak j adi rusak (minus), dan cemas anak menj adi lebih agresif karena t erpengaruh banyaknya adegan kekerasan di t elevi si. Namun demiki an harus diakui bahwa kebut uhan unt uk mendapat kan hiburan, penget ahuan dan inf ormasi secara mudah melalui t elevi si j uga t i dak dapat dihindarkan. Televisi, selain selalu t ersedi a dan amat mudah diakses, j uga

pemirsa memilih acara yang dibut uhkan, disukai dan sesuai dengan selera. Sehingga walaupun semua orang mungkin sudah t ahu akan dampak negat if yang bisa dit imbulkannya, keberadaan t elevisi t et ap saj a dipert ahankan.

Kecemasan orangt ua t erhadap dampak menont on t elevisi bagi anak-anak memang sangat beralasan, mengingat bahwa banyak penelit ian menunj ukkan t elevisi memang memiliki banyak pengaruh baik negat if maupun posit if . Misalnya penelit ian yang dilakukan Liebert dan Baron, menunj ukkan hasil: anak yang menont on program t elevisi yang menampilkan adegan kekerasan memi liki keinginan lebih unt uk berbuat kekerasan t erhadap anak lain, dibandingkan dengan anak yang menont on program net ral (t idak mengandung unsur kekerasan).

Dalam benak banyak orang dewasa, f i lm-f ilm kart un dan f i lm-f ilm robot dianggap merupakan f ilm anak-anak dan cocok dikonsumsi oleh mereka karena f ormat penyaj iannya disesuaikan dengan perkembangan anak-anak. Benarkah demikian? Jawabnya t idak semua f i lm-f ilm t ersebut cocok dikonsumsi anak-anak. Cont ohnya Bar t Si mpson dan Cr ayon Si nchan yang cukup populer di Indonesia, sebenarnya t idak cocok unt uk anak-anak, karena bercerit a dalam bahasa yang kasar dan t i ngkah laku urakan. Tet api diawal kemunculannya, orangt ua membiarkan kedua f i lm t ersebut dit ont on oleh anak-anak karena f ormat penyaj ian dan j am t ayangnya yang pas dengan wakt u anak menont on t elevi si. Set elah berj alan beberapa lama barulah orangt ua menyadari kalau t ont onan t ersebut t idak cocok dan ramai-ramai mengaj ukan prot es kepada st asiun t elevisi. Akhirnya kemudian f i lm t ersebut diberi ket erangan bukan unt uk konsumsi anak-anak.

Kalau mau lebih t elit i, sebenarnya banyak f ilm "anak-anak" yang j ust ru menampilkan adegan kekerasan dan kat a-kat a yang kasar (meski t i dak sekasar f i lm dewasa sih), walaupun banyak j uga t erdapat adegan-adegan kebaikan (karena biasanya f i lm-f ilm t ersebut bercerit a t ent ang pert ent angan ant ara kebaikan dan kej ahat an). Cont oh f i lm-f ilm yang memiliki kedua unsur t ersebut adal ah f il m Popeye t he Sai lor Man, Bat man & Robi n, Power Puf f Gi r l s, Power Ranger dan Sar as 008. Film-f ilm ini sangat populer di dalam dunia anak-anak kit a sehingga seringkali menj adi model yang dit iru oleh anak-anak. Meskipun mengandung adegan kekerasan, namun film-f i lm ini sepert inya t i dak menimbulkan kecemasan bagi orangt ua, karena para orangt ua sampai sekarang merasa aman meninggalkan anak-anak ket ika menont on f i lm-f i lm ini. Sement ara it u kalau ada f i lm dewasa, baik yang menampilkan adegan kekerasan maupun t i dak, anak-anak seringkali t i dak diperbolehkan menont on. Hal ini sudah menunj ukkan st andard ganda yang diberikan orangt ua kepada anak. Adegan kekerasan dalam f i lm dewasa t i dak boleh dit ont on, t et api adegan kekerasan dalam f i lm anak-anak boleh dit ont on, j adi kekerasan boleh at au t i dak? Lalu apakah t idak ada kemungkinan bahwa anak j ust ru dapat j uga meniru adegan kekerasan at au kat a-kat a kasar yang ada dalam f ilm- f i lm t ersebut karena mereka melihat bahwa orangt ua membiarkan mereka menont on f i lm t ersebut dengan bebas?

Apa yang Sebai knya Di l akukan Or angt ua ?

Mengingat bahwa sangat lah sulit (bahkan t idak mungkin) bagi orangt ua unt uk menj auhkan anak dari t elevisi, maka ada baiknya orangt ua melakukan beberapa hal sebagai berikut :

Dampingi anak ketika menonton dan beri penj elasan

Sebenarnya daripada orangt ua t iba-t iba mengomel at aupun memuj i anak, hal pert ama yang sebaiknya dilakukan adalah memberi pengert ian dan mendampingi anak ket ika menont on t elevisi. Jika anak bert anya j awablah pert anyaan t ersebut dengan rinci dan sesuai dengan perkembangan anak. Banyak hal yang belum diket ahui oleh seorang anak, oleh karena it u kalau t idak ada yang memberi t ahu ia akan mencari sendiri dengan mencoba-coba dan meniru dari orang dewasa. Apakah hasil percobaan maupun peniruannya benar at au sal ah, anak mungkin t idak t ahu. Di sinil ah t ugas orangt ua unt uk selalu memberi pengert ian kepada anak, secara konsist en. Kebingungan anak karena st andar ganda yang dit erapkan orangt ua j uga bisa t erat asi kalau orangt ua memberi penj elasan kepada anak.

Buat j adwal kegiat an anak

Anak j uga perlu diaj arkan bahwa ada wakt u t ersendiri unt uk set iap kegiat an-kegiat annya. At ur wakt u yang j elas, kapan menont on t elevisi, kapan belaj ar dan kapan bermain. Walaupun anak

PSIKOLOGI AN AK & PEN DIDIKAN , Halaman 46

mengkondisikan anak menj adi pasif , hanya menerima dan menyerap informasi dengan posisi t ubuh yang j uga pasif (cukup dengan duduk), karena it u anak t et ap perlu wakt u unt uk bermain (t erut ama bermain dengan anak-anak lain) supaya mereka t et ap akt if dan mampu bersosialisasi. Mereka t et ap but uh wakt u unt uk berlari-larian, mengobrol dengan t eman-t eman dan bermain dengan mainan. Pengat uran wakt u bisa mengkondisikan anak unt uk selalu menont on t elevi si dengan didampingi orangt ua.

Seleksi program tayangan televisi yang cocok untuk anak

Kalaupun t idak sempat mendampingi anak, orangt ua sebaiknya menyeleksi program t elevisi mana yang benar-benar cocok unt uk anak. Sebelum anak diij inkan unt uk menont on program t elevisi t ert ent u, orangt ua sudah menget ahui program t ersebut cocok at au t idak unt uk anak, j adi orangt ua sudah pernah t erlebih dulu menont on program t ersebut dan melakukan evaluasi. Jangan sampai t erj adi lagi kasus Crayon Sinchan. Unt uk melakukan hal ini t ent u saj a dibut uhkan kesabaran dan pengorbanan dari orangt ua, unt uk sement ara orangt ua harus mengorbankan kesenangannya sendiri menont on t elevi si demi mencari-cari dan menyeleksi program t elevisi yang cocok unt uk anak t ercint a.

Bangun kerj asama dengan seluruh anggota keluarga

Bangunlah kerj asama dengan seluruh anggot a keluarga, karena kerj a sama dari seluruh anggot a keluarga (t ermasuk pengasuh) sangat diperlukan. Past i kan bahwa seluruh keluarga memiliki pengert ian yang sama mengenai anak dan masalah t elevi si t ersebut . Berikan pengert ian kepada anggot a keluarga bahwa bagaimanapun j uga mereka kadang-kadang harus mengorbankan kesenangan mereka demi kebaikan sang anak. Jangan sampai st andard yang sudah dit erapkan orangt ua t erhadap anak, t ernyat a t idak dit erapkan oleh anggot a keluarga lainnya ket ika orangt ua t idak ada dit empat .

Konsist en dalam bertindak

Orangt ua dan pengasuh perlu unt uk selalu bert i ndak secara konsist en dan t i dak bosan-bosannya dalam memberikan pengert ian kepada anak, sehingga anak t ahu dengan j elas mana yang boleh mana yang t idak, mana yang baik dan mana yang buruk.

Dalam dokumen psikologi anak pendidikan x (Halaman 45-48)