• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan konsep diri yang negat if

Dalam dokumen psikologi anak pendidikan x (Halaman 116-118)

Perubahan Paradigma

BAB 4 : PROBLEMATIKA 46 Temper Tantrum

3. Perkembangan konsep diri yang negat if

Ket i adaan perhat ian orangt ua, sering mendorong anak membangun image bahwa dirinya mandiri dan mampu hidup t anpa bant uan siapa pun. Image it u berusaha keras dit ampilkan unt uk menut upi kenyat aan yang sebenarnya. Padahal, dalam dirinya t ersimpan ket akut an, rasa kecewa, marah, sakit hat i t erhadap orangt ua, sement ara ia j uga menyimpan persepsi yang buruk t erhadap diri sendiri. Ia merasa t idak diperhat ikan, merasa disingkirkan, merasa t idak berharga sehingga orangt ua t idak mau mendekat padanya (dan, memang ia j uga merasa t idak ingin didekat i)

Tanpa sadar semua perasaan it u diekspresi kan melalui t ingkah laku yang aneh-aneh, yang orang menyebut nya nakal , liar , menyimpang . Mereka j uga t erlihat suka menunt ut secara berlebihan, suka mencari perhat ian dengan cara-cara yang negat if , sangat t ergant ung, t idak bisa memperhat ikan orang lain (t api menunt ut perhat ian unt uk dirinya), sulit mencint ai dan menerima cint a dari orang lain.

Masalah Emosional

Anak akan sulit melihat mana yang baik dan t idak, yang boleh dan t idak boleh, yang pent ing dan kurang pent ing, dari keberadaan orangt ua yang j uga t i dak bisa menj amin ada t i adanya, yang t i dak dapat memberikan pat okan moral dan norma karena mereka mengalami kesulit an dengan dirinya sendiri, kesulit an dalam memenuhi kebut uhan emosional mereka sendiri, kesulit an dalam mengendalikan dorongan mereka sendiri. Akibat nya, anak hanya meniru apa yang dilihat nya dari orangt ua dan mencari cara agar t idak sampai t erkena hukuman berat .

Tidak j arang anak-anak t ersebut memunculkan sikap dan t indakan sepert i : suka berbohong (yang sudah t idak waj ar), mencuri (karena ingin mendapat kan keingi nannya), suka merusak dan menyakit i (baik diri sendiri maupun orang lain), kej am, dan menurut sebuah penelit ian, mereka cenderung t ert arik pada darah, api dan benda t aj am.

Bagaimana Membangun Kelekatan yang Baik Dengan Anak ? Kesiapan ment al unt uk menj adi orangt ua

Memiliki anak membawa implikasi yang luas, t idak hanya merubah peran dari suami / ist ri, menj adi seorang ayah / ibu. Ada komit men dan t anggung j awab yang harus disadari dan dij alankan. Oleh sebab it u, perlu hat i dan pikiran yang t enang unt uk menj alani proses menj adi orangt ua. Hat i dan

PSIKOLOGI AN AK & PEN DIDIKAN , Halaman 116

j angan lupa bahwa ket enangan dan kesiapan hat i t ersebut mendorong keseimbangan hormon yang mendukung proses kehamilan yang sehat . Selain it u, kesiapan ment al j uga merupakan suat u kondisi yang diperlukan t erut ama unt uk menghindari konf lik dan ket egangan yang bisa muncul di ant ara suami-ist ri akibat perubahan yang t erj adi. Kesiapan t ersebut membuat masi ng-masing sadar dan berusaha menahan diri unt uk t i dak saling menyakit i, karena dilandasi kesadaran, bahwa kedua nya saling membut uhkan unt uk saling menguat kan.

Cipt akan komunikasi yang hangat sej ak dini

Berkomunikasi dengan anak t i dak dimulai sej ak anak lahir, melainkan sej ak ia dalam kandungan. Sej ak it u proses kelekat an pun dimulai . Berbicaralah padanya meski ia masih belum t ampak secara lahiriah. Sapa lah dia, bernyanyilah unt uknya dan pelihara/ pert ahankan kest abilan emosi. Sudah banyak penelit ian yang menyat akan bahwa seorang anak bisa memahami apa yang t erj adi dalam diri sang ibu meski ia belum lahir. Hal it u bisa dibukt ikan dari munculnya kecenderungan t ert ent u yang ada pada anak, misalnya pencemas, super sensit if at au pemarah dihubungkan dengan persoalan yang sedang dihadapi sang ibu pada masa dan pasca kehamilannya.

Upayakan program menyusui

Proses menyusui, bukan hanya sekedar memberikan ASI yang berkualit as. Namun menyusui merupakan proses yang melibat kan dua belah pihak, bahkan t i ga belah pihak : suami ist ri dan anak. Kegiat an menyusui merupakan moment yang sangat ideal unt uk membangun kont ak bat in yang erat , melalui kelekat an f isik dan kont ak mat a yang int ensif . Proses ini membut uhkan hat i yang t enang dan penuh kasih, karena produksi ASI akan t erpengaruh oleh f akt or f i sik dan emosional. Oleh sebab it u, perlu kerj a sama yang baik dan sikap saling memahami sert a saling menghargai ant ara suami-ist ri agar segala persoalan yang t erj adi bisa diselesaikan dengan baik t anpa menyebabkan ket egangan dan t ekanan emosional yang mengganggu hubungan dengan anak.

T anggapilah t angisan bayi / anak secara posit if

Banyak orangt ua yang menganggap bahwa t i dak baik selalu menanggapi t angisan bayi, karena bayi perlu dilat ih unt uk t idak menj adi manj a dan supaya j ant ungnya kuat . Memang, pada beberapa kasus pemiki ran t ersebut bisa diikut i, t api t idak selamanya. Karena, hanya melalui menangis lah seorang bayi dapat mengkomunikasikan ket akut annya, kelaparannya, kehausannya, keinginannya akan kehangat an, keinginannya unt uk dibelai, rasa t idak enak badan, kedinginan, kepanasan dan rasa t idak enak yang lain. Jangan lupa, bayi adalah makhluk paling t idak berdaya dan t idak berdosa, t i dak punya maksud buruk. Jadi, t angisannya adalah murni muncul dari kebut uhannya. Bayangkan, j ika orangt ua menunda respon t erhadap ket akut annya, maka bayi akan merasa f rust rasi . Dari sit u lah ia j uga belaj ar, bahwa orangt uanya t idak bisa memberikan j aminan akan kasih sayang, bahwa dirinya t idak t erlalu berharga unt uk diperhat ikan kebut uhannya.

Upayakan kebersamaan dalam keluarga int i

Jaman sekarang, banyak keluarga yang menggunakan j asa baby sit t er unt uk mengasuh anak. Ironisnya, ada beberapa ibu rumah t angga yang t idak bekerj a, t i dak mempunyai kegiat an apapun kecuali arisan, ke salon dan shoppi ng, mempunyai banyak asist en dan pembant u namun anaknya sepenuhnya diurus oleh baby sit t er. Tidaklah mengherankan j ika kelak ant ara dia dengan anaknya t i dak t erlihat suat u kelekat an yang posit if karena anaknya lebihnempel dengan sust er-nya. Sit uasi ini t idak mendorong proses perkembangan psikologis dan ident it as yang sehat . Anak t et ap melihat dirinya diabaikan oleh ibunya sement ara sang ibu memperhat ikan anak melalui berbagai barang dan mainan yang dibeli at au pun uang j aj an yang berlebihan.

Kelekat an yang posit if , membut uhkan kerj a sama set iap angot a keluarga. Cipt akan wakt u kebersamaan yang konsist en, dipenuhi perasaan t enang, senang dan sant ai. Jika bepergian bersama, (dan j ika memungkinkan), berlat ihlah sej ak dini unt uk t i dak menyert akan sang sust er agar anak t erbiasa berada bersama dan dekat orangt ua, agar anak lebih dapat belaj ar dan berkomunikasi dengan orangt ua, agar anak bisa merasakan senangnya j alan-j alan dengan mama- papa. Sement ara it u, orangt ua j uga belaj ar dari anaknya, dan melihat hasil didikannya selama ini melalui sikap dan perilaku anak. Dengan demikian, orangt ua bisa memahami perilakunya sendiri, mana yang perlu diubah dan mana yang perlu dit ingkat kan.

Dalam dokumen psikologi anak pendidikan x (Halaman 116-118)