• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah Kognis

Dalam dokumen psikologi anak pendidikan x (Halaman 128-130)

§ Masalah Perilaku

Masalah Relational

• Kesulitan menjalin dan membina hubungan atau pun persahabatan

• Merasa kesepian

• Kesulitan dalam membentuk hubungan yang harmonis

• Sulit mempercayai diri sendiri dan orang lain

• Menjalin hubungan yang tidak sehat, misalnya terlalu tergantung atau terlalu mandiri

• Sulit membagi perhatian antara mengurus diri sendiri dengan mengurus orang lain

• Mudah curiga, terlalu berhati-hati terhadap orang lain

• Perilakunya tidak spontan

• Kesulitan menyesuaikan diri

• Lebih suka menyendiri dari pada bermain dengan kawan-kawannya

• Suka memusuhi orang lain atau dimusuhi

• Lebih suka menyendiri

• Merasa takut menjalin hubungan secara fisik dengan orang lain

• Sulit membuat komitmen

• Terlalu bertanggung jawab atau justru menghindar dari tanggung jawab

Masalah Emosional

• Merasa bersalah, malu

• Menyimpan perasaan dendam

• Depresi

• Merasa takut ketularan gangguan mental yang dialami orang tua

• Merasa takut masalah dirinya ketahuan kawannya yang lain

• Tidak mampu mengekspresikan kemarahan secara konstruktif atau positif

• Merasa bingung dengan identitasnya

• Tidak mampu menghadapi kehidupan dengan segala masalahnya

Masalah Kognisi

• Punya persepsi yang negatif terhadap kehidupan

• Timbul pikiran negatif tentang diri sendiri yang diikuti oleh tindakan yang cenderung merugikan diri sendiri

• Memberikan penilaian yang rendah terhadap kemampuan atau prestasi diri sendiri

• Sulit berkonsentrasi dan menurunnya prestasi di sekolah

PSIKOLOGI AN AK & PEN DIDIKAN , Halaman 128 • Muncul perilaku berbohong, mencuri, bolos sekolah

• Perbuatan kriminal atau kenakalan

• Tidak mengurus diri sendiri dengan baik

• Menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak wajar, dibuat-buat untuk mencari perhatian

• Muncul keluhan sulit tidur

• Muncul perilaku seksual yang tidak wajar

• Kecanduan obat bius, minuman keras, dsb

• Muncul perilaku makan yang tidak normal, seperti anorexia atau bulimia

Tidak semua anak akan memperlihatkan tanda-tanda tersebut di atas karena mereka merasa malu, atau takut untuk mengakuinya. Bisa saja mereka diancam oleh pelakunya untuk tidak membicarakan kejadian yang dialami pada orang lain. Jika tidak, maka mereka akan mendapatkan hukuman yang jauh lebih hebat. Tidak menutup kemungkinan, anak-anak tersebut justru mencintai pelakunya. Mereka ingin menghentikan tindakannya tetapi tidak ingin pelakunya ditangkap atau dihukum, atau melakukan suatu tindakan yang membahayakan keutuhan keluarga.

Pengabaian Terhadap Anak :Anak yang Kurang Mendapat Perhatian dan Kasih Sayang Dari Orangtua

Bayi yang dipisahkan dari orang tua akan mengembangkan perasaan tidak aman yang ditampilkan dalam gangguan kepribadian atau kesulitan/hambatan di dalam segi-segi kehidupannya yang menyebabkan munculnya masalah penyesuaian diri di masa yang akan datang. Bagaimana pun juga, pengasuhan yang memadai semasa bayi merupakan kebutuhan yang penting demi tercapainya pertumbuhan fisik dan psikis yang maksimal. Menurut Wenar (1991), ketiadaan pengasuhan yang memadai setelah terbentuknya ikatan cinta kasih di antara anak dengan pengasuh akan menyebabkan perilaku yang menyimpang, karena dampak dari kehilangan tersebut sangatlah dirasakan sebagai suatu penolakan atau pun pengabaian.

Dengan kapasitas pemahaman yang masih terbatas akan suatu peristiwa, sang anak akan menterjemahkan kejadian tersebut sebagai bentuk penolakan atas dirinya, ia merasa tidak cukup berharga sehingga tidak pantas untuk dicintai. Hal ini jika berlanjut tanpa sempat diperbaiki, akan menimbulkan masalah terutama dalam pembentukan identitas seseorang serta penyesuaian diri dalam kehidupannya di lingkungan

Pengabaian Terhadap Anak :Anak yang Dipisahkan Dari Orangtua

Bayi yang dipisahkan dari orang tua akan mengembangkan perasaan tidak aman yang ditampilkan dalam gangguan kepribadian atau kesulitan/hambatan di dalam segi-segi kehidupannya yang menyebabkan munculnya masalah penyesuaian diri di masa yang akan datang. Bagaimana pun juga, pengasuhan yang memadai semasa bayi merupakan kebutuhan yang penting demi tercapainya pertumbuhan fisik dan psikis yang maksimal. Menurut Wenar (1991), ketiadaan pengasuhan yang memadai setelah terbentuknya ikatan cinta kasih di antara anak dengan pengasuh akan menyebabkan perilaku yang menyimpang, karena dampak dari kehilangan tersebut sangatlah dirasakan sebagai suatu penolakan atau pun pengabaian.

Dengan kapasitas pemahaman yang masih terbatas akan suatu peristiwa, sang anak akan menterjemahkan kejadian tersebut sebagai bentuk penolakan atas dirinya, ia merasa tidak cukup berharga sehingga tidak pantas untuk dicintai. Hal ini jika berlanjut tanpa sempat diperbaiki, akan menimbulkan masalah terutama dalam pembentukan identitas seseorang serta penyesuaian diri dalam kehidupannya di lingkungan

53. Kalau Si Kecil Mulai Pandai Merayu

Kecil- kecil sudah pandai m erayu j ika in gin sesu at u? Hat i- hat i j angan sam pai kebablasan

karena dam paknya t ak baik bagi m asa depan anak.

An ak pandai bicara? Past i m enyenangkan sek aligus m em banggakan. Kadang m alah m em buat kit a t ert awa karena dia sudah m ulai berk at a- kat a sam bil diselipi rayuan! Misalnya dengan cara m em uj i- m uj i kit a lebih dulu t api sebet ulnya ada m auny a. "Wow, ku eny a kayakny a enak , deh. Bunda m em ang j ago m asak . Boleh, enggak, aku ngicipin? Dikit ....aj a."

Selain t ert awa, reaksi lain yang bisa m uncul adalah pert any aan, darim ana dia belaj ar m er ayu? Bahaya at au t idak perilakuny a it u? Yang j elas, anak bisa berbuat sepert i it u sem at a karena m eniru lin gkungan. Ent ah m elih at cont oh dari orang t u any a, t em an, t et angga, lih at di t eve, dan lainnya. "Bisa j uga karena kit a yang m engkondisikan anak ," . I a lalu m em beri cont oh bagaim ana anak " disuruh " orang t ua unt uk berm ani- m anis sebelu m m int a sesuat u. " Kalau m au kue enak, nant i di rum ah Tant e kam u bilang, 'Tant e can t ik , deh .' Nah, past i kam u dikasih kue." Jadi, " Enggak perlu bingun g dan bert anya- t anya darim ana anak belaj ar m em uj i at au m erayu sebelum m eny am paik an keingin annny a. Jelas- j elas, orang t ua sendiri yang m engaj arkan." Belum lagi kalau si anak pandai berakt ing at au m enggunak an bahasa t ubuhnya. Nah, m akin hebat saj a rayu annya.

Dalam dokumen psikologi anak pendidikan x (Halaman 128-130)