• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapat lain dikemukakan oleh Parera (1993: 74) yang mengistilakan redundansi sebagai kelewahan, yakni derajat kelebihan informasi yang dikandung oleh sebuah bahasa

KONSEP KULINER ALTERNATIF BERBASIS IKAN AIR TAWAR DALAM LEKSIKON PENGELOLAAN IKAN DI KAMPUNG KUTA

7. Leksikon proses pengolahan ikan

Leksikon disisit, dibeleh, dipais, dibersihkeun, dibacem, digoreng, dibeuleum, dan dipepecak termasuk kelas kata verba atau kata kerja. Leksikon miceun jeroan termasuk kategori frasa verba atau frasa kerja. Disisit berarti membersihkan ikan dari sisik ikan, dibeleh berarti proses

pengolahan ikan dengan cara membelah separuh bagian tubuh ikan, dipais berarti proses pengolahan ikan dengan cara dikukus, dibersihkeun berarti membersihkan atau proses

pembersihan bagian tubuh ikan, dibacem berarti proses pengolahan ikan dengan cara membacem, digoreng berarti proses pengolahan ikan dengan cara digoreng, dibeleum berarti proses pengolahan ikan dengan cara dibakar, dipepecak berarti proses pengolahan ikan dengan cara dicobek, dan miceun jeroan berarti proses pengolahan ikan dengan cara membelah separuh bagian tubuh ikan dan mengeluarkan isi perut ikan kemudian dibuang.

Leksikon-leksikon tersebut termasuk dalam klasifikasi leksikon proses pengolahan ikan. 8. Leksikon hasil pengolahan ikan

Leksikon goreng lauk, pais lauk, beleum lauk, bacem lauk, dan pecak lauuk termasuk kategori frasa nomina atau frasa benda. Goreng lauk berarti ikan goreng, pais lauk berarti

pepes ikan, beuleum lauk berarti bakar ikan, bacem lauk berarti bacem ikan, dan pecak lauk

berarti cobek ikan. Leksikon-leksikon tersebut termasuk dalam leksikon hasil pengolahan ikan.

d. Konsep Kuliner Alternatif Berbasis Ikan Air Tawar dalam Leksikon Pengelolaan Ikan Dari pendeskripsian leksikon-leksikon tersebut, ditemukan beberapa potensi yang mengarah pada konsep kuliner alternatif. Konsep kuliner alternatif tersebut meliputi konsep kuliner yang berbasis ikan air tawar. Ikan air tawar biasa ditemukan di daerah pedesaan atau perkampungan. Kampung Kuta adalah salah satu dari banyak wilayah desa yang sering ditemukan adanya pembudidayaan ikan air tawar, maka dari itu masyarakat desa memanfaatkan pembudidayaan ikan air tawar sebagai pilihan menu makan atau kuliner alternatif. Pada umumnya, masyarakat biasa mengkonsumsi sayur-sayuran dan daging-dagingan. Berbagai macam sayuran diolah sedemikian rupa dan dikonsumsi hampir setiap harinya. Begitu pula dengan daging-dagingan. Contohnya masyarakat biasa mengkonsumsi daging ayam sebagai lauk pauknya. Sejatinya jenis daging-dagingan tidak hanya berasal dari hewan ternak yang hidup di darat. Ikan juga dapat menjadi alternatif masyarakat untuk lauknya. Ikan tidak kalah dalam kandungan gizinya jika dibandingkan dengan daging ayam. Selain itu, ikan lebih terjangkau harganya jika dibandingkan dengan daging hewan lainnya, salah satunya daging ayam.

Pemanfaatan budidaya ikan air tawar tidak hanya sampai di situ. Ada yang dinamakan sebagai olahan ikan yang merupakan pemanfaaatan lain dari hasil budidaya ikan tersebut. Olahan ikan tersebut pun beraneka ragam dan dapat menjadi berbagai macam kuliner yang nikmat untuk dikonsumsi. Sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Kampung Kuta terutama yang memiliki balong. Masyarakat ini memanfaatkan ikan sebagai alternatif kuliner atau alternatif dalam menu makan mereka sehari-hari selain pilihan daging ayam atau daging lainnya. Masyarakat Kampung Kuta mengolah ikan dalam berbagai macam olahan. Salah satunya terdapat pada leksikon dipais, masyarakat dapat memanfaatkan teknik pengolahan ikan ini untuk alternatif kuliner. Maksudnya, masyarakat dapat memanfaatkan kuliner ini sebagai pilihan teman makan atau lauk. Selain itu, dapat juga berpotensi untuk membuka warung nasi yang di dalamnya berupa berbagai macam olahan ikan. Masyarakat bisa menjual goreng lauk, pais lauk, beleum lauk,

bacem lauk, dan pecak lauk yang bisa disantap dadakan saat panas juga tentunya dapat

merangsang rasa lapar kita untuk segera ingin makan.

KESIMPULAN & SARAN

Setelah meredukasi dan memodifikasi data, total keseluruhan leksikon berjumlah 60 leksikon yakni leksikon dengan satuan lingual kelas kata nomina berjumlah 35 leksikon, kelas kata verba berjumlah 12 leksikon, kategori frasa nomina berjumlah 12 leksikon, dan kategori frasa verba berjumlah 1 leksikon. Berdasarkan klasifikasi fungsional, dari 60 leksikon tersebut dibagi menjadi 8 kategori, yaitu: (1) leksikon jenis-jenis ikan; (2) leksikon bagian tubuh ikan; (3) leksikon pembudidayaan ikan; (4) leksikon komponen penangkapan ikan; (5) leksikon proses penangkapan ikan; (6) leksikon komponen pengolahan ikan; (7) leksikon proses pengolahan ikan; dan (8) leksikon hasil pengolahan ikan.

Konsep kuliner alternatif berbasis ikan air tawar dalam leksikon pengelolaan ikan di Kampung Kuta ini mebahas bagaimana kehidupan masyarakat Kampung Kuta memanfaatkan balong

pembersihan bagian tubuh ikan, dibacem berarti proses pengolahan ikan dengan cara membacem, digoreng berarti proses pengolahan ikan dengan cara digoreng, dibeleum berarti proses pengolahan ikan dengan cara dibakar, dipepecak berarti proses pengolahan ikan dengan cara dicobek, dan miceun jeroan berarti proses pengolahan ikan dengan cara membelah separuh bagian tubuh ikan dan mengeluarkan isi perut ikan kemudian dibuang.

Leksikon-leksikon tersebut termasuk dalam klasifikasi leksikon proses pengolahan ikan. 8. Leksikon hasil pengolahan ikan

Leksikon goreng lauk, pais lauk, beleum lauk, bacem lauk, dan pecak lauuk termasuk kategori frasa nomina atau frasa benda. Goreng lauk berarti ikan goreng, pais lauk berarti

pepes ikan, beuleum lauk berarti bakar ikan, bacem lauk berarti bacem ikan, dan pecak lauk

berarti cobek ikan. Leksikon-leksikon tersebut termasuk dalam leksikon hasil pengolahan ikan.

d. Konsep Kuliner Alternatif Berbasis Ikan Air Tawar dalam Leksikon Pengelolaan Ikan Dari pendeskripsian leksikon-leksikon tersebut, ditemukan beberapa potensi yang mengarah pada konsep kuliner alternatif. Konsep kuliner alternatif tersebut meliputi konsep kuliner yang berbasis ikan air tawar. Ikan air tawar biasa ditemukan di daerah pedesaan atau perkampungan. Kampung Kuta adalah salah satu dari banyak wilayah desa yang sering ditemukan adanya pembudidayaan ikan air tawar, maka dari itu masyarakat desa memanfaatkan pembudidayaan ikan air tawar sebagai pilihan menu makan atau kuliner alternatif. Pada umumnya, masyarakat biasa mengkonsumsi sayur-sayuran dan daging-dagingan. Berbagai macam sayuran diolah sedemikian rupa dan dikonsumsi hampir setiap harinya. Begitu pula dengan daging-dagingan. Contohnya masyarakat biasa mengkonsumsi daging ayam sebagai lauk pauknya. Sejatinya jenis daging-dagingan tidak hanya berasal dari hewan ternak yang hidup di darat. Ikan juga dapat menjadi alternatif masyarakat untuk lauknya. Ikan tidak kalah dalam kandungan gizinya jika dibandingkan dengan daging ayam. Selain itu, ikan lebih terjangkau harganya jika dibandingkan dengan daging hewan lainnya, salah satunya daging ayam.

Pemanfaatan budidaya ikan air tawar tidak hanya sampai di situ. Ada yang dinamakan sebagai olahan ikan yang merupakan pemanfaaatan lain dari hasil budidaya ikan tersebut. Olahan ikan tersebut pun beraneka ragam dan dapat menjadi berbagai macam kuliner yang nikmat untuk dikonsumsi. Sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Kampung Kuta terutama yang memiliki balong. Masyarakat ini memanfaatkan ikan sebagai alternatif kuliner atau alternatif dalam menu makan mereka sehari-hari selain pilihan daging ayam atau daging lainnya. Masyarakat Kampung Kuta mengolah ikan dalam berbagai macam olahan. Salah satunya terdapat pada leksikon dipais, masyarakat dapat memanfaatkan teknik pengolahan ikan ini untuk alternatif kuliner. Maksudnya, masyarakat dapat memanfaatkan kuliner ini sebagai pilihan teman makan atau lauk. Selain itu, dapat juga berpotensi untuk membuka warung nasi yang di dalamnya berupa berbagai macam olahan ikan. Masyarakat bisa menjual goreng lauk, pais lauk, beleum lauk,

bacem lauk, dan pecak lauk yang bisa disantap dadakan saat panas juga tentunya dapat

merangsang rasa lapar kita untuk segera ingin makan.

KESIMPULAN & SARAN

Setelah meredukasi dan memodifikasi data, total keseluruhan leksikon berjumlah 60 leksikon yakni leksikon dengan satuan lingual kelas kata nomina berjumlah 35 leksikon, kelas kata verba berjumlah 12 leksikon, kategori frasa nomina berjumlah 12 leksikon, dan kategori frasa verba berjumlah 1 leksikon. Berdasarkan klasifikasi fungsional, dari 60 leksikon tersebut dibagi menjadi 8 kategori, yaitu: (1) leksikon jenis-jenis ikan; (2) leksikon bagian tubuh ikan; (3) leksikon pembudidayaan ikan; (4) leksikon komponen penangkapan ikan; (5) leksikon proses penangkapan ikan; (6) leksikon komponen pengolahan ikan; (7) leksikon proses pengolahan ikan; dan (8) leksikon hasil pengolahan ikan.

Konsep kuliner alternatif berbasis ikan air tawar dalam leksikon pengelolaan ikan di Kampung Kuta ini mebahas bagaimana kehidupan masyarakat Kampung Kuta memanfaatkan balong

budidaya ikan mereka untuk bahan pangan. Ikan dapat menjadi pilihan alternatif untuk teman makan nasi. Dengan kandungan gizi ikan yang tidak kalah dengan daging hewani yang hidup di darat. Dari leksikon pengelolaan ikan di Kampung Kuta, dapat terlihat bagaimana masyarakat di sana memanfaatkan ikan dengan mengolahnya menjadi berbagai macam varian menu makan.

Peneliti berharap penelitian ini akan bermanfaat bagi khalayak dan dapat memberikan sumbangsih terhadap bidang humaniora di negeri Indonesia ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran analisis terhadap calon-calon peneliti yang akan membuat penelitian di bidang Antropolinguistik. Peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian lanjutan agar menyertakan fungsi dari leksikon pengelolaan ikan yang belum sempat kami teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Foley, William A. 2001. Antropological Linguistics. Massacchusetts: Blackwell Publisher Inc. Duranti, Alessandro. 2000. Linguistic Anthropology. United Kingdom: Cambridge University Press. Sari, Dita Oktiana Puspita. 2015. “Leksikon Perikanan di Rawa Pening Ambarawa”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Aji, Dwi Cahyono. 2010. “Leksikon Ethno-Fishery dalam Kearifan Lokal Suku Bugis di Tarakan, KalimantanTimur (Sebuah Kajian Etnolinguistik)”. Universitas Borneo.

Nursani, Gina Giftia Fadilah. 2015. “Konsep Cau dalam Masyarakat Sunda (Kajian Antropolinguistik

di

Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat)”. Skripsi. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Chaer, A. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, H. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Press.

KESAMAAN DAN KEMIRIPAN KOSAKATA DASAR BAHASA INDONESIA DAN