• Tidak ada hasil yang ditemukan

menuliskan sumbernya dalam bentuk Zuchdi, 1993:61 begitu juga dengan penulisan daftar pustakanya, seperti pada beberapa tulisan di bawah ini

STRATEGI PENCIPTAAN HUMOR PADA MEME Astri Dwi Floranti dan Aceng Ruhendi Saifullah

Universitas Pendidikan Indonesia

astri.dwifloranti@gmail.com; aruhendisaifullah@gmail.com ABSTRAK

Kemajuan teknologi informasi menjadi wadah kreativitas dan inovasi para netizen dalam penciptaan bentuk humor baru berupa meme.Dengan keunikannya, kini meme dikenal sebagai ‘wacana humor kekinian’ yang memperoleh apresiasi besar dari masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan strategi penciptaan wacana humor meme di komunitas meme terbesar di Indonesia yaitu Meme Comic Indonesia. Fokus utama dalam penelitian ini ialah: (1) mendeskripsikan pola struktur meme dengan memanfaatkan pendekatan incongruity - resolution theory yang merupakan bagian dari salah satu teori linguistik humor, incongruity theory atau teori ketidaksejajaran; (2) mengklasifikasikan tipe-tipe humor melalui pembacaan gaya bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa efek humor meme dapat muncul karena adanya pertentangan antara pernyataan di bagian set-up dengan pernyataan di bagian punchline. Melalui pemanfaatan gaya bahasa tertentu, kreator pun dapat menentukan tipe-tipe humor meme. Walaupun penggunaan aspek verbal dalam meme sangatlah ringkas dan terbatas, namun aspek-aspek kebahasaan yang dipilih oleh kreator dapat menjadi faktor penentu kesuksesan humor sehingga analisis kebahasaan tidak boleh terlewatkan.Selain itu, konteks, kehadiran objek atau karakter tertentu, dan aspek visual berupa pemilihan gambar yang dipilih oleh kreator memepun berkontribusi dalam membentuk situasi humor.Dengan demikian, dalam memaknai humor, salah satu aspek terpenting ialah pemahaman konteks antara kreator meme dengan pembaca, walaupun setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda.Dengan temuan dan simpulan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dalam memahami meme dari perspektif keilmiahan.

Kata Kunci: humor meme, incongruity-resolution theory, tipe humor PENDAHULUAN

Humor akrab dengan interaksi sosial dan berkembang di kehidupan masyarakat. Pada dasarnya, humor ialah suatu aktivitas komunikasi dalam menyampaikan pesan yang secara sengaja atau tidak diartikan memiliki rasa lucu (Lynch, 2002:423). Baik dalam bentuk verbal maupun visual, humor secara spontan dapat mengundang senyum dan tawa dari pendengar atau orang yang melihatnya (Wijana, 2003:xx). Humor tidak hanya berfungsi sebagai bentuk hiburan yang semata-mata memberikan kesenangan, namun pengamatan Rohmadi (2010:286) menunjukkan bahwa humor membentuk aktivitas komunikasi menjadi lebih aktif, kreatif dan reaktif.

Dalam era digital, penyampaian humor semakin beragam karena Internet dan media sosial merupakan faktor utama dalam menciptakan dan menyebarkan humor secara online berupa meme.Istilah

meme dicetuskan dan dipopulerkan oleh seorang ahli biologi evolusioner, Richard Dawkins (1976), dalam

bukunya The Selfish Gene.Berkaitan dengan peran gen dalam proses evolusi manusia sebagai replikator sifat-sifat biologis, Dawkins memakai istilah meme yang berasal dari bahasa Yunanimίmēme, sebagai padanan kata gene untuk menerangkan evolusi budaya (Distin, 2005:6; Wisnu, 2015:3). Istilah meme diambil agar berbunyi menyerupai gene.Kemampuan gen ini dimiliki pula oleh meme, yakni adanya peniruan (replication), perubahan (variation) dan pemilihan (selection) (Blackmore, 2000:65).

Dalam dunia cyberspace, meme lebih dikenal sebagai item digital yang berbagi karakteristik umum (mudah dikenali) yakni diciptakan, ditiru, diubah dan diedarkan melalui Internet yang telah diduplikasi oleh banyak pikiran.Dengan kata lain, meme menyebar dalam bentuk aslinya atau muncul dengan pembaharuan (Shifman, 2013). Kini masyarakat lebih mengenal meme sebagai tulisan yang disertai gambar atau karakter tertentu yang memiliki unsur humor maupun sindiran mengenai suatu peristiwa aktual, sosial atau politik (Amrullah, 2013:14).Buchel (2012:64) bahkan menunjukkan bahwa memedapat ditemukan dalam segala bentuk transmisi yang tersedia di Internet, yaitu teks, suara, video, gambar dan berbagai kemungkinan kombinasi lainnya.Umumnya, meme dikenali dengan adanya penggunaan gambar

STRATEGI PENCIPTAAN HUMOR PADA MEME Astri Dwi Floranti dan Aceng Ruhendi Saifullah

Universitas Pendidikan Indonesia

astri.dwifloranti@gmail.com; aruhendisaifullah@gmail.com ABSTRAK

Kemajuan teknologi informasi menjadi wadah kreativitas dan inovasi para netizen dalam penciptaan bentuk humor baru berupa meme.Dengan keunikannya, kini meme dikenal sebagai ‘wacana humor kekinian’ yang memperoleh apresiasi besar dari masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan strategi penciptaan wacana humor meme di komunitas meme terbesar di Indonesia yaitu Meme Comic Indonesia. Fokus utama dalam penelitian ini ialah: (1) mendeskripsikan pola struktur meme dengan memanfaatkan pendekatan incongruity - resolution theory yang merupakan bagian dari salah satu teori linguistik humor, incongruity theory atau teori ketidaksejajaran; (2) mengklasifikasikan tipe-tipe humor melalui pembacaan gaya bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa efek humor meme dapat muncul karena adanya pertentangan antara pernyataan di bagian set-up dengan pernyataan di bagian punchline. Melalui pemanfaatan gaya bahasa tertentu, kreator pun dapat menentukan tipe-tipe humor meme. Walaupun penggunaan aspek verbal dalam meme sangatlah ringkas dan terbatas, namun aspek-aspek kebahasaan yang dipilih oleh kreator dapat menjadi faktor penentu kesuksesan humor sehingga analisis kebahasaan tidak boleh terlewatkan.Selain itu, konteks, kehadiran objek atau karakter tertentu, dan aspek visual berupa pemilihan gambar yang dipilih oleh kreator memepun berkontribusi dalam membentuk situasi humor.Dengan demikian, dalam memaknai humor, salah satu aspek terpenting ialah pemahaman konteks antara kreator meme dengan pembaca, walaupun setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda.Dengan temuan dan simpulan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dalam memahami meme dari perspektif keilmiahan.

Kata Kunci: humor meme, incongruity-resolution theory, tipe humor PENDAHULUAN

Humor akrab dengan interaksi sosial dan berkembang di kehidupan masyarakat. Pada dasarnya, humor ialah suatu aktivitas komunikasi dalam menyampaikan pesan yang secara sengaja atau tidak diartikan memiliki rasa lucu (Lynch, 2002:423). Baik dalam bentuk verbal maupun visual, humor secara spontan dapat mengundang senyum dan tawa dari pendengar atau orang yang melihatnya (Wijana, 2003:xx). Humor tidak hanya berfungsi sebagai bentuk hiburan yang semata-mata memberikan kesenangan, namun pengamatan Rohmadi (2010:286) menunjukkan bahwa humor membentuk aktivitas komunikasi menjadi lebih aktif, kreatif dan reaktif.

Dalam era digital, penyampaian humor semakin beragam karena Internet dan media sosial merupakan faktor utama dalam menciptakan dan menyebarkan humor secara online berupa meme.Istilah

meme dicetuskan dan dipopulerkan oleh seorang ahli biologi evolusioner, Richard Dawkins (1976), dalam

bukunya The Selfish Gene.Berkaitan dengan peran gen dalam proses evolusi manusia sebagai replikator sifat-sifat biologis, Dawkins memakai istilah meme yang berasal dari bahasa Yunanimίmēme, sebagai padanan kata gene untuk menerangkan evolusi budaya (Distin, 2005:6; Wisnu, 2015:3). Istilah meme diambil agar berbunyi menyerupai gene.Kemampuan gen ini dimiliki pula oleh meme, yakni adanya peniruan (replication), perubahan (variation) dan pemilihan (selection) (Blackmore, 2000:65).

Dalam dunia cyberspace, meme lebih dikenal sebagai item digital yang berbagi karakteristik umum (mudah dikenali) yakni diciptakan, ditiru, diubah dan diedarkan melalui Internet yang telah diduplikasi oleh banyak pikiran.Dengan kata lain, meme menyebar dalam bentuk aslinya atau muncul dengan pembaharuan (Shifman, 2013). Kini masyarakat lebih mengenal meme sebagai tulisan yang disertai gambar atau karakter tertentu yang memiliki unsur humor maupun sindiran mengenai suatu peristiwa aktual, sosial atau politik (Amrullah, 2013:14).Buchel (2012:64) bahkan menunjukkan bahwa memedapat ditemukan dalam segala bentuk transmisi yang tersedia di Internet, yaitu teks, suara, video, gambar dan berbagai kemungkinan kombinasi lainnya.Umumnya, meme dikenali dengan adanya penggunaan gambar

yang ditambahkan dengan sebuah frasa atau kalimat yang mengandung makna humor tertentu(Shourky,2014:92).

Objek kajian meme sebagai topik utama dalam studi ini merupakan salah satu upaya dalam memahami strategi penciptaan humor meme di komunitas meme terbesar di Indonesia, yaitu Meme Comic

Indonesia (MCI). Studi ini memperlihatkan bagaimana strategi kreator meme dalam menciptakan

humormelalui pendekatan incongruity-resolutiontheoryyang merupakan bagian dari salah satu teori linguistik humor, incongruity theory atau teori ketidaksejajaran (Ritchie, 2009; Lin, Huang & Jane, 2014). Selain itu, tipe-tipe humor meme dapat dilihat melalui pemanfaatan gaya bahasa dari Keraf (2009) dan Tarigan (2013) berlandaskan pada hasil studi Taecharungroj dan Nueangjamnong (2015) serta aspek-aspek kebahasaan lainnya

METODOLOGI

Studi ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif.Denzin &Yvonna (2009:24) menyebutnya sebagai metode interpretif karena hasil data merupakan interpretasi data-data yang ditemukan dilapangan. Dalam kajian ini analisis mendalam dan menyeluruh dilakukan untuk menelusuri makna dibalik data yang teramati.

Data yang dikaji ialah meme yang diperoleh dari dari akun MCI yang berafiliasi antara website, http://www.memecomic.id/, dengan facebook dan twitter selama periode bulan Maret dan April 2016. MCI merupakan akun humor yang konsisten menciptakan dan memberikan humor dalam bentuk meme sejak tahun 2012.Karakteristik meme yang digunakan dalam studi ini hanya memanfaatkan aspek verbal maupun aspek visual berupa gambar yang disertai teks, atau sekumpulan teks saja seperti yangtelah dikemukakan oleh Buchel (2012), Amrullah (2013), Shourky (2014), dan Dynel (2013). Selain keterbatasan penelitian dalam mengkaji meme dalam bentuk suara atau video, jenis meme berupa gambar dan teks memang lebih mendominasi di akun MCI.

Data terkumpul dianalisis sesuai dokumentasi-dokumentasi yang diperoleh baik dari artikel-artikel ilmiah dan Internet.Teknik analisisnya dilakukan secara induktif, yakni informasi yang diperoleh dilapangan digunakan untuk membuat tafsiran pada simpulan akhir.Adapun wawancara dengan responden mahasiswa dilakukan untuk mendapatkan interpretasi mereka dalam memaknai meme.Kerangka pemikiran yang dapat menjelaskan langkah-langkah dalam menganalisis data meme :

TEMUAN

Pola Penciptaan Humor Meme melalui Model IR.

Model Incongruity-Resolution (IR) merupakan bagian dari salah satu teori besar linguistik humor, yakni teori ketidaksejajaran (incongruity theory).Menurut Hermintoyo (2011:16), teori

ketidaksejajaranberkaitan dengan kemampuan kognitif, yakni kemampuan seseorang dalam memahami dan menggabungkan dua penafsiran atau lebih yang tidak harmonis dan menjadi makna yang lebih kompleks. Dalam benaknya, interpretasi yang saling bertentangan tersebut dapat mengacu pada inti permasalahan yang sama. Situasi tersebut dapat dikatakan aneh sehingga menghasilkan efek humor.Ketidakselarasan ini harus dipahami dengan pengetahuan bersama dalam penutur sehingga komunikasi tetap berjalan.

Penekanan model IR dimulai tahun 1970 melalui dua disertasi dari Shultz (1970 dan Jones (1970) yang kemudian diikuti oleh beberapa artikel ilmiah yang diajukan oleh Suls (1972), Shultz (1972), Shultz/Scott (1974), Rothbart (1977) dan lain-lain.Model IR menjelaskan proses bagaimana penerima humor dapat menangkap dan memahami humor dalam dua tahapan (Ritchie, 2009:2-3):

(1) Perceiving the incongruity: penerima humor menemukan sebuah ‘keanehan’ atau ‘ketidakselarasan’ (2) Grasping the resolution: penerima humor menyelesaikan ‘ketidakselarasan’ tersebut sesuai penafsiran

kognitif yang tepat sehingga ia mampu memecahkan antara bagian-bagian yang tidak harmonis menjadi sejajar.

Studi Dynel (2016:668) telah menunjukkan bahwa meme dapat dikategorikan ke dalam jenis

canned joke, yakni jenis humor yang tersusun atas cerita ringkas. Humor dapat muncul akibat adanya

pertentangan antara makna dalam set-up (biasanya dibagian atas) dengan makna yang tersembunyi di Tipe humor melalui klasifikasi gaya bahasa Pola penciptaan humor

[Ritchie, 2009]

balik lelucon, yakni punchline (biasanya dibagian bawah). Dua komponen tersebut umumnya tidak melibatkan dialog atau narasi yang panjang. Ritchie (2009:5) menunjukkan bahwa pertentangan antara elemen set-up dan punchline berkaitan dengan cara penyampaian humor yang melibatkan penyimpangan hubungan struktur semantik atau wacana.

Dalam studi terbaru, Lin, Huang danJane (2014) menambahkan komponen baru berupa

anti-punchline yang ditempatkan sebelum anti-punchlinesehinggahumor meme dikaji melalui tiga tahapan yakni:

(1) Set-up memberikan informasi berkaitan tentang konteks dan premis (pengantar) dari sebuah meme (2) Anti-punchline ialah reaksi normal dan harapan yang dikembangkan dari pernyataan set up yang

kemudian bertentangan dengan

(3) Punchline, yakni pernyataan mengagetkan yang membalikkan keadaan premis dari set-up yang dapat menimbulkan efek humor karena tidak sesuai dengan asumsi awal. Punchline menuntut penerima humor untuk menghasilkan interpretasi baru yang berlawanan dari pernyataan set-up sebelumnya. Berikut ini contoh analisis pola penciptaan meme serta uraian dalam tabel yang menjelaskan interpretasi responden dalam memahami humor meme:

Data Set-up Anti-punchline Punchline

Data

1 ‘hidup berawal dari mimpi’ ialah kalimat yang merujuk pada nasihat bijak.

Responden menafsirkan bahwa kalimat tersebut ialah sebuah nasihat untuk memotivasi murid. Maksud yang ingin disampaikan ialah bahwa sebuah kesuksesan berawal dari mimpi-mimpi yang belum terwujud.

Nyatanya, kalimat selanjutnya yaitu ‘mungkin itulah alasan mereka tidur dikelas’ dan melihat pada objek murid yang sedang tidur lebih merujuk pada pemahaman sindiran atas perilaku murid-murid yang suka tidur di dalam kelas.

Data

2 ‘gurunya gak masuk’ ialah sebuah kalimat yang menerangkan keadaan bahwa guru tidak bisa mengajar.

Responden menafsirkan bahwa kalimat tersebut dapat menimbulkan perasaan senang pada umumnya dari para murid bila guru tidak bisa datang untuk mengajar.

Nyatanya, kalimat selanjutnya yaitu ‘tugas tetap masuk’ menunjukkan bahwa proses pembelajaran tetap ada dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Data

3 ‘Kenapa anak-anak kalau main pesawat kertas, pas mau nerbangin ujungnya harus ditiup dulu?’ adalah sebuah pertanyaan yg

diajukan oleh kreator.

Responden menafsirkan bahwa pertanyaan tersebut berkaitan dengan kebiasaan masyarakat sebelum menerbangkan pesawat kertas, yakni meniup ujung kertas atau bagian depan pesawatnya tanpa tahu apa fungsinya dan bagaimana cara kerjanya.

Responden berharap akan adanya jawaban secara ilmiah yang dapat mengungkapkan teka-teki tersebut, namun kreator justru menjatuhkan harapan tersebut dengan pernyataan yang sederhana ‘ini masih menjadi misteri’ .

Model IR dapat menjelaskan bagaimana humor meme tercipta. Pernyataan di set-up (bagian atas) memberikan sebuah interpretasi 1 yang disebut anti-punchline oleh Lin, Huang & Jane (2014). Setelah pembaca membaca keseluruhan meme, maka ia menemukan sebuah makna yang bertentangan dengan interpretasi 1 atau asumsi di anti-punchline. Disinilah terjadi

tahapan perceiving the incongruityatau pembaca menemukan sebuah

‘ketidakselarasan’.Dalam tahapan selanjutnya yakni grasping the

resolution, pembaca meluruskan pemahamannya berdasarkan latar

belakang pengetahuannya.Interpretasi 2 dapat diperoleh yang kontras dengan interpretasi sebelumnya.

Data 1 Set-up Punchline Data 2 Punchline Set-up Data 3 Set-up Punchline

[Ritchie, 2009]

balik lelucon, yakni punchline (biasanya dibagian bawah). Dua komponen tersebut umumnya tidak melibatkan dialog atau narasi yang panjang. Ritchie (2009:5) menunjukkan bahwa pertentangan antara elemen set-up dan punchline berkaitan dengan cara penyampaian humor yang melibatkan penyimpangan hubungan struktur semantik atau wacana.

Dalam studi terbaru, Lin, Huang danJane (2014) menambahkan komponen baru berupa

anti-punchline yang ditempatkan sebelum anti-punchlinesehinggahumor meme dikaji melalui tiga tahapan yakni:

(1) Set-up memberikan informasi berkaitan tentang konteks dan premis (pengantar) dari sebuah meme (2) Anti-punchline ialah reaksi normal dan harapan yang dikembangkan dari pernyataan set up yang

kemudian bertentangan dengan

(3) Punchline, yakni pernyataan mengagetkan yang membalikkan keadaan premis dari set-up yang dapat menimbulkan efek humor karena tidak sesuai dengan asumsi awal. Punchline menuntut penerima humor untuk menghasilkan interpretasi baru yang berlawanan dari pernyataan set-up sebelumnya. Berikut ini contoh analisis pola penciptaan meme serta uraian dalam tabel yang menjelaskan interpretasi responden dalam memahami humor meme:

Data Set-up Anti-punchline Punchline

Data

1 ‘hidup berawal dari mimpi’ ialah kalimat yang merujuk pada nasihat bijak.

Responden menafsirkan bahwa kalimat tersebut ialah sebuah nasihat untuk memotivasi murid. Maksud yang ingin disampaikan ialah bahwa sebuah kesuksesan berawal dari mimpi-mimpi yang belum terwujud.

Nyatanya, kalimat selanjutnya yaitu ‘mungkin itulah alasan mereka tidur dikelas’ dan melihat pada objek murid yang sedang tidur lebih merujuk pada pemahaman sindiran atas perilaku murid-murid yang suka tidur di dalam kelas.

Data

2 ‘gurunya gak masuk’ ialah sebuah kalimat yang menerangkan keadaan bahwa guru tidak bisa mengajar.

Responden menafsirkan bahwa kalimat tersebut dapat menimbulkan perasaan senang pada umumnya dari para murid bila guru tidak bisa datang untuk mengajar.

Nyatanya, kalimat selanjutnya yaitu ‘tugas tetap masuk’ menunjukkan bahwa proses pembelajaran tetap ada dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Data

3 ‘Kenapa anak-anak kalau main pesawat kertas, pas mau nerbangin ujungnya harus ditiup dulu?’ adalah sebuah pertanyaan yg

diajukan oleh kreator.

Responden menafsirkan bahwa pertanyaan tersebut berkaitan dengan kebiasaan masyarakat sebelum menerbangkan pesawat kertas, yakni meniup ujung kertas atau bagian depan pesawatnya tanpa tahu apa fungsinya dan bagaimana cara kerjanya.

Responden berharap akan adanya jawaban secara ilmiah yang dapat mengungkapkan teka-teki tersebut, namun kreator justru menjatuhkan harapan tersebut dengan pernyataan yang sederhana ‘ini masih menjadi misteri’ .

Model IR dapat menjelaskan bagaimana humor meme tercipta. Pernyataan di set-up (bagian atas) memberikan sebuah interpretasi 1 yang disebut anti-punchline oleh Lin, Huang & Jane (2014). Setelah pembaca membaca keseluruhan meme, maka ia menemukan sebuah makna yang bertentangan dengan interpretasi 1 atau asumsi di anti-punchline. Disinilah terjadi

tahapan perceiving the incongruityatau pembaca menemukan sebuah

‘ketidakselarasan’.Dalam tahapan selanjutnya yakni grasping the

resolution, pembaca meluruskan pemahamannya berdasarkan latar

belakang pengetahuannya.Interpretasi 2 dapat diperoleh yang kontras dengan interpretasi sebelumnya.

Data 1 Set-up Punchline Data 2 Punchline Set-up Data 3 Set-up Punchline

Model IR menekankan pada keganjilan antara informasi yang disampaikan sebelumnya dengan apa yang disampaikan kemudian. Karakteristik utamanya ialah keteraturan dalampenerimaan informasi yang sesuai dengan urutan tekstual dari informasi yang disajikan.Informasi pertama yang disampaikan muncul tanpa adanya keganjilan dan efek humor muncul karena adanya dua informasi yang saling tidak cocok.Dengan demikian, informasi awal tidak terlalu memainkan peranannya, namun informasi berikutnya kemudian memaksa penerima humor untuk menilai kembali informasi sebelumnya.

Tipe-Tipe Humor

Kesuksesan dalam menghasilkan wacana humor berkaitan dengan kecakapan kreatordalam memanfaatkan penggunaan bahasa sedemikan rupa hingga menghasilkan efek humor.Taecharungroj dan Nueangjamnong (2015) telah menunjukkan tujuh klasifikasi tipe humor yang dapat diaplikasikan pada

meme dan beberapa diantara tipe tersebut serupa atau memiliki keterkaitan dengan gaya bahasa dari Keraf

(2009) dan Tarigan (2013). Meme tidak tidak memiliki struktur gramatik baku karena karakteristik meme yang berupa peniruan atau perubahan dari meme lainnya. Namun, adanya aspek verbal pada meme harus diakui telah berkontribusi dalam menciptakan situasi humor. Dengan memfokuskan pada aspek-aspek kebahasaan, ragam tipe humor dapat disimpulkan dalam table berikut ini:

No Tipe Humor Deskripsi

1 Perbandingan (Comparison) Simile,metafora,

personifikasi

a. Meme yang memanfaatkan aspek visual dengan membandingkan objek atau sesuatu sehingga situasi humor muncul karena adanya penggabungan beberapa objek.

b. Meme yang menggunakan kelompok gaya bahasa perbandingan seperti simile, metafora, personifikasi.

2. Sarkasme

(Sarcasm) Meme yang memberikan tanggapan ironi secara terang-terangan dan memiliki penanda sarkastik 3. Permainan Kata (Pun) Meme yang memanfaakan elemen-elemen bahasa untuk menciptakan makna baru yang memiliki rasa humor.

a. Pemanfaatan aspek fonologis, misal subtitusi bunyi b. Pemanfaatan aspek morfologis , misal akronim

4. Paradoks Meme yang mengandung pertentangan dengan fakta-fakta yang ada.

5. Satire Meme yang mengandung ungkapan yang menertawakan atau kritik sesuatu terhadap kelemahan manusia yang diharapkan akan adanya perbaikan. Bila cukup cermat, satire memiliki nilai-nilai tertentu yang tidak diekspresikan secara langsung.

6. Metonimia Meme yang memanfaakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal yang lain karena memiliki hubungan yang sangat dekat.

PEMBAHASAN

Sejak zaman Aristotle, para ahli telah mengajukan pertanyaan tentang apa yang dapat membuat orang tertawa. Selama ini studi-studi tentang wacana humor bertumpu pada 3 teori besar dalam memahami bagaimana manusia menciptakan dan menginterpretasikan humor, yaitu teori pertentangan (superiority

theory), teori pembebasan (release theory) dan teori ketidaksejajaran (incongruity theory) (Shifman,

2007; Lynch, 2002).

Menurut Dynel (2016:672), kini kebanyakan ahli bahasa kontemporer dan psikolog mendukung bahwa teori ketidaksejajaran sangat berkaitan dengan cara kerja humor. Teori ketidaksejajaran memang mendominasi dalam menjelaskan mekanisme humor dan pandangan tersebut telah banyak diterima.Walaupun tidak semua humor dapat diuraikan melalui teori ketidaksejajaran, Ritchie (2009:3) meyakinkan bahwa bila teori ketidaksejajaran terjadi dalam suatu wacana, itu pastilah humor.

Dynel (2016), Lin, Huang dan Jane (2014) telah menunjukkan bahwa meme dapat dikaji melalui teori ketidaksejajaran melalui model IR. Mengacu pada pernyataan Shakespeare‘Brevity is the soul of

wit’atau ‘Keringkasan ialah jiwanya orang jenaka’, Shourky (2014:93) menunjukkan bahwa kesuksesan

humor meme diciptakan melalui penggunaan bahasa yang sederhana dan ringkas.Orang tidak akan tertarik bila bila penyampaian humor dilakukan lebih dari 30 detik dan hal tersebut berlaku pula pada meme.Dari segi waktu, tentunya membaca dan memahamimeme tidak akan memerlukan waktu yang perlu banyak.Oleh karena itu, pentingnya eksekusi humor dalam level punchline dengan pemilihan bahasa yang sederhana, namun dapat ‘menusuk’ dan menjaga pembaca tetap tertarik. ;L

Selain memahami bagaimana pola penciptaan humor serta pemilihan tipe humornya, tabel 3 ini dapat menjelaskan aspek-aspek lainnya yang mendukung keberhasilan humor meme.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan-pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi penciptaan humor meme di akun MCI dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pola meme dapat diuraikan melalui model IR yang menekankan pada ketidaksesuaian antara interpretasi (anti-punchline) atas penyataan di bagian set-up dengan maksud yang ditunjukkan dalam bagian akhir humor di bagian punchline. Walaupun penggunaan aspek verbal dalam meme sangatlah ringkas dan terbatas, namun aspek-aspek kebahasaan yang dipilih oleh kreator dapat menjadi faktor penentu kesuksesan humor sehingga analisis kebahasaan tidak boleh terlewatkan. Dalam memaknai humor, salah satu aspek terpenting ialah pemahaman konteks antara kreator meme dengan pembaca, walaupun setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda.

Penggunaan aspek visual pun tidak lepas dalam berkontribusi untuk menciptakan efek humor