penerapan manajemen risiko untuk
memberikan keyakinan yang memadai atas pencapaian tujuan PGN. Dasar dari penerapan manajemen risiko tersebut dituangkan dalam Keputusan Direksi No. 024000.K/SM.02/UT/2009 tentang Pedoman Manajemen Risiko.
Pedoman ini berisi panduan mengenai tata kelola manajemen risiko di PGN baik berupa pernyataan manajemen mengenai risiko, visi dan misi manajemen risiko, kerangka manajemen risiko serta peran dan tanggung jawab setiap personel di PGN mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, Satuan Kerja Manajemen Risiko hingga Satuan Kerja Pemilik Proses. Tujuannya antara lain:
i. Memberikan panduan bagi seluruh
tingkatan manajemen di lingkungan PGN untuk memahami proses bisnis, mengidentiikasi, menganalisis dan mengetahui penanganan risiko dalam proses pengambilan keputusan agar dapat mengendalikan seluruh potensi risiko yang akan timbul;
ii. Menyamakan persepsi mengenai konsep manajemen risiko Perusahaan bagi seluruh tingkatan manajemen;
iii. Menstandarisasi kerangka penerapan manajemen risiko sehingga
impelementasinya dapat dilakukan secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Pedoman Manajemen Risiko PGN mengacu pada kerangka manajemen risiko internasional, yaitu COSO ERM (The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission – Enterprise-wide Risk Management), yang terdiri atas 8 komponen, antara lain:
1. Lingkungan Internal; 2. Penetapan Tujuan; 3. Pengidentiikasian Kejadian; 4. Penilaian Risiko; 5. Penanganan Risiko; 6. Aktivitas Pengendalian;
7. Informasi dan Komunikasi, dan 8. Pemantauan.
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Berdasarkan Keputusan Direksi No. 014902.K/ OT.00/PD0/2015 tentang Struktur Organisasi Direktur Utama, Pelaksanaan proses manajemen risiko di PGN dikoordinasikan oleh Divisi Manajemen Risiko & GCG. Divisi ini berada di bawah Direktur Utama melalui koordinasi dari Corporate Secretary. Direktur Utama President Director Dewan Komisaris Board of Commissioners Komite Pemantau Manajemen Risiko dan Pengembangan Usaha Risk management and Business Development Monitoring Committee
Satuan Kerja Pemilik Proses Process Owners
Anak Perusahaan Subsidiaries Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Divisi Manajeman Risiko & GCG
Risk Management & GCG Division
Pengawasan Instruksi Koordinasi
05
TUGAS MANAJEMEN RISIKO
Tugas dari Risk Management & GCG Division terkait dengan fungsi Manajemen Risiko Perusahaan yang dituangkan dalam Keputusan Direksi No. 014908.K/OT.00/PD0/2015 tentang Tata Kerja Direktur Utama adalah memonitor, mengevaluasi, dan melakukan:
i) Penyusunan risk management framework yang meliputi usulan kebijakan pengelolaan risiko, termasuk risk management charter dan blueprint manajemen risiko, strategi pengelolaan risiko, risk management resources, risk context, dan risk awareness; ii) Mengkoordinasi kegiatan risk identiication
dan risk analysis yang dilakukan oleh seluruh unit kerja di perusahaan;
iii) Mengkoordinasi kegiatan: risk mitigation, loss event, risk monitoring, corporate risk analysis dan risk report yang dilakukan oleh seluruh unit kerja di perusahaan, serta mengintegrasikannya menjadi risiko utama perusahaan;
iv) Mengkoordinasikan pengelolaan risk management maturity level serta komunikasi dan konsultasi risiko.
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Proses manajemen risiko di PGN dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja Pemilik Proses yang dikoordinasi oleh Risk management and GCG Division. Pendekatan Self-assessment dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja Pemilik Proses untuk mengidentiikasi dan menganalisis risiko beserta rencana mitigasi untuk menangani risiko teridentiikasi.
Risiko-risiko dari seluruh Satuan Kerja dikonsolidasikan oleh Risk management and GCG Division menjadi Proil Risiko Korporat yang disampaikan kepada Direksi dan Komite Pemantau Manajemen Risiko dan Pengembangan Usaha (KPMRPU) sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan Perusahaan. Risiko-risiko Perusahaan secara berkala dipantau oleh pemilik proses bersama dengan Risk Management and GCG Division dan dilaporkan kepada Direksi dan KPMRPU sebagai Laporan Pemantauan Proil Risiko.
Untuk meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, Setiap Satuan Kerja Pemilik Proses memiliki Risk Management Champion Team (RCT) untuk memfasilitasi proses manajemen risiko mulai dari proses identiikasi, analisis hingga pemantauan risiko. Kompetensi dari RCT di setiap Satuan Kerja Pemilik Proses secara berkala ditingkatkan melalui pelaksanaan sosialisasi dan coaching yang dilakukan oleh Risk Management and GCG Division.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Dalam pelaksanaan proses manajemen risiko, PGN menggunakan perangkat berbasis sistem informasi yaitu Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMR). SIMR mulai diimplementasikan sejak tahun 2012 yang mencakup keseluruhan proses manajemen risiko mulai dari proses identiikasi, analisis, pengawasan hingga pelaporan risiko. Pelaporan pada sistem ini bersifat real-time yang disajikan dalam bentuk business intelligence dashboard. Sistem ini dapat diakses oleh seluruh Satuan Kerja Pemilik Proses melalui jaringan intranet Perusahaan dengan otorisasi yang telah diatur. Untuk melindungi kerahasiaan data perusahaan dalam sistem ini, akses ke dalam sistem dilindungi dengan kata sandi untuk masing-masing pengguna.
FATAL BERAT MODERAT RINGAN HAMPIR PASTI KEMUNGKINAN BESAR MUNGKIN KEMUNGKINAN KECIL
MATRIKS PENILAIAN TINGKAT RISIKO
EVALUASI EFEKTIVITAS SISTEM MANAJEMEN RISIKO
Evaluasi terhadap pelaksanaan sistem manajemen risiko di PGN pada tahun 2015 dilakukan melalui mekanisme audit sistem manajemen mutu yang dilakukan oleh auditor eksternal secara independen. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan, diperoleh evaluasi dan kesimpulan bahwa secara umum, aktiitas telah terkendali sesuai dengan aturan yang berlaku. Identiikasi dan mitigasi terhadap risiko yang terjadi terhadap suatu keputusan telah dilakukan dan penurunan kemungkinan terjadinya risiko yang ekstrem tetap dilakukan.
Rekomendasi atas pelaksanaan evaluasi ini adalah penyusunan time frame atau rencana program kerja dalam melakukan mitigasi risiko dari setiap kebijakan dari divisi terkait untuk memastikan penurunan tingkat risiko.
RISIKO – RISIKO YANG DIHADAPI PERUSAHAAN DAN UPAYA PENGELOLAANNYA
Sepanjang tahun 2015, PGN mengidentiikasi adanya 890 risiko yang terdiri atas tingkat risiko ekstrem, tinggi, sedang dan rendah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam Dokumen Acuan Kerja Manajemen Risiko. Kriteria penilaian tingkat risiko diatur dalam Dokumen Acuan Kerja Manajemen Risiko.
05 Risiko-risiko utama yang dihadapi perusahaan antara lain:
No Jenis Risiko Deinisi Risiko Mitigasi Risiko
1 Risiko Pasokan • Potensi penurunan pasokan gas eksisting yang disebabkan oleh natural decline sehingga dapat menyebabkan tidak dapat terpenuhinya permintaan gas oleh pelanggan
• Potensi tidak dapat dipenuhinya pasokan gas untuk pengembangan wilayah baru karena keterbatasan pasokan gas konvensional di sekitar wilayah pengembangan
• Melakukan koordinasi dengan stakeholder pasokan gas, antara lain Pemasok, SKK Migas dan kementrian ESDM untuk memperoleh alokasi pasokan baru • Menggunakan strategi beyond pipeline dengan moda transportasi Compressed Natural Gas (CNG) dan Liqueied Natural Gas (LNG)
2 Risiko Pasar • Potensi beralihnya pelanggan eksisting gas bumi karena penggunaan energi substitusi dan munculnya kompetitor yang menawarkan produk yang sama sehingga dapat
menurunkan volume penjualan gas bumi • Potensi penurunan pemakaian pelanggan
karena pengurangan produksi pelanggan terkait dengan pelemahan kondisi ekonomi global dan Indonesia sehingga dapat menurunkan pendapatan perusahaan
• Meningkatkan pelayanan dan kehandalan penyaluran gas kepada pelanggan
• Melaksanakan market intelligence dan analisis pasar • Melaksanakan sosialisasi dan temu pelanggan
secara berkala
• Melakukan pengembangan pasar di wilayah baru • Melakukan pengembangan produk dan layanan
pelanggan baik melalui moda transportasi pipa maupun beyond pipeline
3 Risiko Nilai Tukar • Potensi munculnya selisih nilai tukar karena pelemahan mata uang rupiah (IDR) dan penguatan Yen (JPY) terhadap mata uang dolar Amerika (USD) sehingga menimbulkan kerugian inansial bagi Perusahaan
• Potensi peningkatan kerugian selisih nilai tukar karena penerapan Peraturan bank Indonesia No. 17/3/PBI/2015 mengenai Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menimbulkan kerugian inansial
bagi Perusahaan
• Melakukan transaksi lindung nilai untuk menurunkan potensi kerugian atas luktuasi nilai tukar Yen terhadap dolar Amerika
• Perusahaan terlindung secara alami oleh pengeluaran operasional Perusahaan dalam mata uang rupiah
• Menyiapkan mekanisme lindung nilai dengan menyusun dokumen acuan kerja lindung nilai • Melakukan koordinasi dengan bank-bank BUMN
terkait dengan potensi dilakukannya transaksi lindung nilai
4 Risiko Hukum • Potensi tuntutan hukum terhadap perusahaan oleh pihak eksternal terkait dengan
kegiatan bisnis Perusahaan sehingga dapat menimbulkan kerugian inansial berupa pembayaran kewajiban kepada penuntut maupun denda kepada Perusahaan
• Menyediakan bukti hukum yang memperkuat posisi Perusahaan
• Melakukan koordinasi dengan penegak hukum dan melaksanakan proses persidangan sesuai dengan peraturan yang berlaku
• Menggunakan jasa konsultan hukum untuk menghadapi proses persidangan
5 Risiko Makro Ekonomi
• Potensi penurunan pendapatan Anak Perusahaan yang bergerak di sektor hulu minyak dan gas karena penurunan harga minyak dunia dan harga gas Henry Hub sehingga menyebabkan penurunan pendapatan perusahaan secara konsolidasi
• Melakukan pengaturan portofolio produksi minyak dan gas berdasarkan pergerakan harga minyak dunia • Melakukan eisiensi biaya produksi minyak dan gas
6 Risiko Operasional • Potensi gangguan pengoperasian jaringan pipa gas dan fasilitas pendukung karena faktor alam, iniltrasi pihak ketiga serta gangguan sosial sehingga menimbulkan kegagalan penyaluran kepada pelanggan
• Melakukan peningkatan kehandalan jaringan pipa dan fasilitas
• Melakukan peningkatan frekuensi patroli jaringan pipa
• Melakukan kerja sama dan koordinasi dengan pihak berwajib dalam rangka pengamanan jaringan pipa gas dan fasilitas
7 Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja
• Potensi gangguan kesehatan maupun keselamatan personel di wilayah operasional karena adanya kebakaran hutan dan kabut asap sehingga dapat menimbulkan fatality
• Memberlakukan travel warning ke lokasi operasional yang terpapar kebakaran hutan dan kabut asap kepada personel Perusahaan
• Memberikan perlengkapan kerja untuk mendukung kesehatan personel di wilayah operasional
ZENINGKATAN BUDAYA SADAR RISIKO
Sepanjang tahun 2015, PGN terus berusaha untuk meningkatkan budaya sadar risiko di lingkungan internal Perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan proses manajemen risiko melalui beberapa kegiatan diantaranya:
1. Risk Management Coaching untuk seluruh RCT pada Satuan kerja Pemilik Proses 2. Induksi Manajemen Risiko untuk level staf hingga satu level di bawah Direksi 3. Sarasehan dalam rangka peningkatan budaya Sadar Risiko