• Tidak ada hasil yang ditemukan

PGN mendistribusikan atau menjual gas ke pelanggan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) untuk pelanggan industri dan komersial. Pelanggan distribusi dengan volume terbesar antara lain industri pembangkit listrik, manufaktur, bahan kimia dan keramik. PJBG antara PGN dan pelanggan merupakan perjanjian bisnis dengan harga gas ditentukan berdasarkan beberapa faktor antara lain harga beli gas, daya beli pelanggan, harga energi alternatif lainnya dan beberapa faktor lain. Jika pemasok menaikkan harga gas kepada PGN, maka PGN akan melakukan penyesuaian terhadap harga jual kepada

pelanggan. Khusus untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil, harga jual gas mengacu kepada peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan ditetapkan oleh BPH Migas. Penyaluran gas PGN kepada pelanggan Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil diikat dalam suatu Bukti Berlangganan Gas.

Pada tahun 2015 PGN dapat menguasai sekitar 83% pangsa pasar distribusi gas nasional. Pangsa pasar distribusi tersebut dihitung berdasarkan realisasi jumlah volume penjualan gas dari Local Distribution Company yang membeli gas dari pemasok dan menjual gas kepada end user, tidak termasuk penjualan gas yang dilakukan oleh hulu langsung ke end user dan trader yang menjual gas ke trader lainnya. Untuk segmen transmisi gas, pada tahun 2015 PGN menguasai 46% pangsa pasar transmisi gas di Indonesia (termasuk jalur pipa transmisi yang dioperasikan oleh Entitas Anak dan Ailiasi).

strategi PeMasaran

PGN sebagai BUMN infrastruktur berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur dan meningkatkan utilisasi gas bumi di Indonesia. PGN secara konsisten juga menjalankan fungsinya sebagai agent of development dengan menyalurkan gas langsung kepada end user yang meliputi seluruh segmen pelanggan. Penyaluran gas kepada pelangan juga diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan. Pengembangan infrastruktur dilakukan PGN melalui penetrasi pasar di wilayah operasional eksisting dan pengembangan pasar baru.

Pada tahun 2015, terdapat sejumlah strategi

pemasaran/penjualan yang dilaksanakan oleh PGN untuk meningkatkan penjualan maupun untuk mempertahankan pasar eksisting. Strategi tersebut dijalankan sendiri oleh PGN maupun bersinergi dengan Entitas Anak.

a. Penetrasi pasar dan pengembangan pasar baru Pada tanggal 2 Januari 2015, PGN mulai melakukan

komersialisasi pasokan gas di Sales Area Lampung ditandai dengan gas in ke PT Nestle Indonesia Plant Lampung. Sales Area Lampung merupakan area potensial dimana permintaan gas akan terus tumbuh dalam beberapa tahun mendatang. PGN telah membangun jaringan pipa distribusi sepanjang lebih dari 100 Km di Sales Area Lampung dan akan terus bertambah di masa mendatang.

Pada 30 Desember 2015, PGN dan PLN telah menyepakati harga jual gas sementara untuk pembangkit PLN di Sutami dan New Tarahan. Pada 31 Desember 2015, telah dilakukan gas in ke pembangkit New Tarahan, sedangkan untuk pembangkit Sutami direncanakan pada Februari 2016. Kesepakatan tersebut akan mendorong peningkatan utilisasi gas PGN di Sales Area

Lampung pada tahun 2016 dan seterusnya menjadi berkali-kali lipat apabila dibandingkan dengan realisasi penjualan gas PGN di Sales Area Lampung pada tahun 2015.

04 04

Pada tahun 2015, sesuai penugasan dari Pemerintah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 3337.K/12/MEM/2015, PGN telah mendapatkan penugasan untuk mengoperasikan jaringan pipa gas (Jargas) untuk rumah tangga yang dibangun oleh ESDM melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di 11 kota, dimana di dalamnya terdapat penugasan untuk mengoperasikan Jargas ESDM di kota Tarakan dan Sorong. Dengan demikian, ke depan wilayah operasional PGN akan menjadi lebih luas dengan penambahan wilayah operasional di pulau Kalimantan dan Papua.

Pada usaha transmisi/transportasi gas, pada akhir Agustus 2015 PGN melalui entitas ailiasi, KJG telah menyelesaikan dan mengoperasikan jaringan pipa transmisi untuk ruas Kalimantan Jawa I (Kepodang – Tambak Lorok). Penyelesaian jaringan pipa transmisi tersebut merupakan bukti keseriusan PGN dalam mendukung program Pemerintah dalam rangka konversi BBM untuk pembangkit listrik ke gas bumi. Pembangunan pipa transmisi tersebut akan dikoneksikan dengan jaringan pipa distribusi PGN eksisting di Sales Area Semarang dan rencana jaringan pipa distribusi Kendal – Semarang (48 km), Wilayah Ungaran (34 km) dan Pekalongan – Solo – Pati (235 km). Dengan konektivitas tersebut, apabila terdapat kelebihan pasokan gas atau alokasi gas dari Pemerintah, PGN dapat menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang dan lapangan potensial lainnya dan mendorong peningkatan daya saing produk PGN karena selama ini pelanggan PGN eksisting di Sales Area Semarang menggunakan gas dengan moda CNG. Apabila gas CNG tersebut dapat digantikan oleh gas konvensional, daya saing produk pelanggan akan semakin meningkat sehingga dapat berkompetisi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan pasar global lainnya.

Ke depan, PGN akan terus melakukan

pengembangan infrastruktur melalui penetrasi pasar di wilayah operasional eksisting dan pengembangan pasar baru. Selain rencana pengembangan Sales Area Lampung dan ruas pipa transmisi Kalimantan Jawa I yang sudah terealisasi pada tahun 2015, PGN juga akan mengembangkan jaringan distribusi di kota lainnya di Indonesia, antara lain Dumai, Gresik, Lamongan, Tuban dan lain – lain baik melalui menggunakan gas konvensional maupun intermoda (CNG dan LNG). PGN, Entitas Anak dan Ailiasi akan terus melakukan perluasan penjualan gas dan produk turunannya, termasuk energi listrik.

b. Insentif Bebas Surcharge

Untuk menjaga keseimbangan pasokan dan penjualan, PGN menerapkan ketentuan surcharge kepada pelanggan untuk pemakaian gas di atas maksimum kontrak. Ketentuan surcharge diterapkan supaya setiap pelanggan menggunakan gas sesuai batas volume kontrak yang disepakati sehingga tekanan jaringan distribusi dapat terjaga dan supaya pelanggan yang lokasi pabriknya berada di ujung jaringan pipa distribusi/jauh dari offtake station tetap dapat menggunakan gas sesuai kontrak.

Pada tahun 2015, PGN memberikan insentif bebas surcharge hampir di seluruh Sales Area yang memiliki jumlah pasokan gas yang lebih besar dari permintaan gas yang terkontrak dengan pelanggan. Bebas surcharge juga diberikan pada saat low season, yaitu pada saat libur massal hari raya Idul Fitri maupun akhir tahun. Program ini ditanggapi positif oleh pelanggan dan dimanfaatkan

pelanggan untuk dapat mempertahankan daya saing produk ketika mereka menggunakan gas di atas maksimum kontrak. Tanggapan positif pelanggan mendorong peningkatan penjualan gas di tengah lesunya permintaan pasar.

c. Bebas Minimum Kontrak.

Untuk percepatan penyerapan gas eks LNG Arun di Sales Area Medan, PGN memberikan insentif berupa pembebasan sementara minimum kontrak bagi pelanggan yang melakukan amandemen penambahan volume kontrak. Pembebasan sementara minimum kontrak tersebut diberikan karena pelanggan yang melakukan amandemen penambahan volume kontrak memerlukan waktu untuk mengatur kembali peralatan gas mereka yang selama ini beroperasi di bawah kapasitas terpasang. d. Customer Loyalty Program.

Merupakan program promosi sebagai wujud terima kasih kepada pelanggan setia PGN. Sebagai bentuk apresiasi kepada pelanggan setia tersebut, PGN memberikan reward dalam bentuk: • “Berbagi Kehangatan”.

PGN memberikan hadiah berupa alat water heater dan pemasangannya secara cuma-cuma kepada pelanggan Rumah Tangga yang terpilih. Selain sebagai bentuk reward, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan diversiikasi penggunaan dan utilisasi gas bumi di pelanggan Rumah Tangga yang selama ini hanya menggunakan gas bumi PGN untuk memasak.

• “Berbagi Hemat”.

PGN memberikan hadiah berupa alat converter kit dan pemasangannya secara cuma-cuma pada kendaraan operasional pelanggan industri yang terpilih. Selain sebagai bentuk reward, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan diversiikasi penggunaan dan utilisasi gas bumi PGN di sektor transportasi yang jauh lebih murah dari BBM serta untuk mendukung program langit biru dari Pemerintah.

e. Sentralisasi Contact Center

Dalam rangka meningkatkan layanan kepada pelanggan dan seiring program transformasi yang dijalankan, PGN melakukan sentralisasi Contact Center. Peningkatan layanan 24 jam per hari 7 hari per minggu diperlukan bagi pelanggan dan segenap stakeholder khususnya untuk mengantisipasi penambahan jumlah pelanggan Rumah Tangga PGN baik melalui program Jargas ESDM dan PGN Sayang Ibu.

f. Program PGN Sayang Ibu Pada tahun 2015, PGN secara

berkesinambungan melanjutkan program “PGN Sayang Ibu” yang telah diluncurkan sebelumnya pada tanggal 25 Maret 2014. Program ini untuk mendorong percepatan penggunaan gas bumi di sektor Rumah Tangga. Program ini diluncurkan sebagai wujud dukungan PGN pada pemerintah dalam hal mengurangi subsidi bahan bakar Elpiji. Program PGN Sayang Ibu adalah program berkelanjutan dengan Target pemasangan Pelanggan Rumah Tangga baru.

04 04

keBiJakan PeMBagian

DiViDen

Pada tahun 2015, Pemegang saham melalui RUPS Tahunan Tahun Buku 2014 tanggal 6 April 2015 memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp3.510.872.093.109 (setara dengan USD271.277.398),- atau 40,8% dari laba bersih dengan dividen tunai Tahun Buku 2014 yang dibagikan adalah Rp144,84 per lembar saham.

Pada tahun 2014, Pemegang saham melalui RUPS Tahunan Tahun Buku 2013 tanggal 27 Maret 2014 memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp5.100.024.084.438 (setara dengan USD445.884.253),- atau 51,81% dari laba bersih dengan dividen tunai Tahun Buku 2013 yang dibagikan adalah Rp210,40 per lembar saham.

PrOgraM kePeMiLikan

sahaM OLeh karYaWan

Dan/atau ManaJeMen Yang

DiLaksanakan Perusahaan

(esOP/MsOP)

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 3 Nopember 2003, sebagaimana tercantum dalam akta No. 5 dari Fathiah Helmi, S.H., pemegang saham menyetujui program kepemilikan saham oleh karyawan (ESA) dan program kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) dengan syarat dan ketentuan ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil keputusan RUPSLB tersebut, Perusahaan menetapkan 3

program untuk peserta ESA, sebagai berikut: 1. Memberikan peserta ESA saham secara cuma-cuma sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi kepada Perusahaan masing-masing sebesar rata-rata 2 kali jumlah penghasilan bulanan. Saham untuk program ini tidak dapat dijual dalam periode 1 tahun setelah tanggal pencatatan saham Perusahaan di Bursa Efek dan tidak dapat diambil secara tunai oleh peserta ESA.

2. Peserta ESA juga dapat membeli saham dengan pembayaran menggunakan bonus tahun 2003 dengan sebanyak-banyaknya 3 kali penghasilan bulanannya. Pembelian saham melalui cara ini memperoleh diskon sebesar 18% dari harga penawaran. Saham untuk program ini tidak dapat dijual dalam periode 1 tahun setelah tanggal pencatatan saham Perusahaan di Bursa Efek dan tidak dapat diambil secara tunai oleh peserta ESA. 3. Apabila peserta ESA bersedia menggunakan haknya

pada program 1 dan 2, maka peserta ESA diberi kesempatan untuk membeli saham secara tunai menggunakan dana sendiri dengan memperoleh diskon sebesar 18% dari harga penawaran. Saham untuk program ini tidak dapat dijual dalam periode 1 tahun setelah tanggal pencatatan saham Perusahaan di bursa efek dan tidak dapat diambil secara tunai oleh peserta ESA. Berdasarkan rapat Dewan Komisaris pada tanggal 17 November 2003, yang berhak mengikuti program MSOP adalah Direksi, Dewan Komisaris dan manajemen senior pada tingkatan tertentu. Dalam program ini, jumlah saham baru yang akan diterbitkan tidak melebihi 5% dari modal ditempatkan dan disetor dengan maksimum periode penerbitan saham selama 3 tahun dan dilaksanakan dalam 3 tahap dengan jangka waktu pelaksanaan program keseluruhan selama 5 tahun dengan perincian sebagai berikut: 1. Tahap Pertama

Jumlah saham yang akan diterbitkan sebesar maksimum 50% x 5% x jumlah modal

ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan saham 110% dari harga penawaran umum perdana atau sebesar Rp1.650. Pemberian hak dilakukan pada tanggal 15 Desember 2003 dengan masa memperoleh hak kompensasi selama 1 tahun. Periode pelaksanaan selama 1 tahun dimulai sejak tanggal 15 Desember 2004.

2. Tahap Kedua

Jumlah saham yang akan diterbitkan sebesar maksimum 25% x 5% x jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan saham yang akan ditentukan Dewan Komisaris dengan ketentuan harga minimal sebesar harga saham rata-rata selama 25 hari bursa sebelum pengumuman rapat umum pemegang saham yang bersangkutan. Pemberian hak dilakukan pada tanggal 15 Februari 2005 dengan masa memperoleh hak kompensasi selama 1 tahun. Periode pelaksanaan selama 1 tahun dimulai sejak tanggal 15 Februari 2006.

3. Tahap Ketiga

Jumlah saham yang akan diterbitkan sebesar maksimum 25% x 5% x jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan saham yang akan ditentukan komisaris dengan ketentuan harga minimal sebesar harga saham rata-rata selama 25 hari bursa sebelum pengumuman rapat umum pemegang saham yang bersangkutan. Pemberian hak dilakukan pada tanggal 15 Februari 2006 dengan masa memperoleh hak kompensasi selama 1 tahun. Periode pelaksanaan selama 1 tahun dimulai sejak tanggal 15 Februari 2007. Program MSOP tahap pertama sebanyak 108.024.675 lembar saham telah selesai dilaksanakan pada tahun 2005, tahap kedua sebanyak 53.930.825 lembar saham telah selesai dilaksanakan pada tahun 2007 dan tahap ketiga sebanyak 53.551.388 lembar saham telah selesai dilaksanakan pada tahun 2008. Selama tahun 2015, tidak ada program

kepemilikan saham ESOP/MSOP oleh karyawan, Direksi maupun Dewan Komisaris yang dilaksanakan di PGN.

Penggunaan Dana hasiL