• Tidak ada hasil yang ditemukan

MateriaL Yang MenganDung Benturan kePentingan Dan

transaksi Dengan aFiLiasi

PeMBerian PinJaMan kePaDa entitas anak 1. Nama pihak yang bertransaksi

Pada tahun 2015, PGN memberikan pinjaman berupa ShareholderLoan (SHL) kepada Entitas Anak yaitu PLI dan SEI. Selain itu terdapat juga pinjaman kepada KJG yang merupakan entitas ailiasi. 2. Penjelasan kewajaran transaksi

Seluruh transaksi pada nomor satu dilakukan secara wajar dengan mengedepankan prinsip GCG dan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku, dimana atas pinjaman tersebut dikenakan bunga yang mengacu pada tingkat suku bunga pasar. 3. Alasan transaksi

Pemberian pinjaman SHL dilakukan agar Entitas Anak dapat mempunyai pendanaan yang cukup dalam berinvestasi dan mengembangkan

bisnisnya untuk mendukung sinergi bisnis dalam Grup PGN.

4. Realisasi transaksi

Realisasi transaksi SHL pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

• Pemberian pinjaman ke PLI sebesar USD99,32 juta • Pemberian pinjaman ke SEI sebesar USD390 juta • Pemberian pinjaman ke KJG sebesar USD185 juta

04 04

5. Kebijakan mekanisme review atas transaksi PGN memiliki satuan kerja yang bertugas

melakukan evaluasi dan review terhadap kinerja Entitas Anak. Kinerja tersebut di review secara periodik untuk memastikan bahwa transaksi yang dilakukan adalah sesuai dengan tujuan pemberian pinjaman tersebut.

6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait Seluruh transaksi di atas dilakukan dengan

mengacu pada peraturan dan ketentuan yang terkait dan mengedepankan prinsip GCG. Persetujuan atas pemberian SHL tersebut mengacu pada Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perusahaan lainnya.

PenYertaan kePaDa entitas anak 1. Nama pihak yang bertransaksi

Pada tahun 2015, PGN melakukan penyertaan kepada Entitas Anak yaitu PLI sebesar USD81,62 juta.

2. Penjelasan kewajaran transaksi

Seluruh penyertaan pada nomor satu dilakukan secara wajar dengan mengedepankan prinsip GCG dan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku. 3. Alasan transaksi

Penyertaan dilakukan agar Entitas Anak dapat mempunyai pendanaan yang cukup dalam berinvestasi dan mengembangkan bisnisnya untuk mendukung sinergi bisnis dalam Grup PGN.

5. Kebijakan mekanisme review atas transaksi PGN memiliki satuan kerja yang bertugas

melakukan evaluasi dan review terhadap kinerja Entitas Anak. Kinerja tersebut di review secara periodik untuk memastikan bahwa transaksi yang dilakukan adalah sesuai dengan tujuan penyertaan tersebut.

6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait Seluruh transaksi di atas dilakukan dengan

mengacu pada peraturan dan ketentuan yang terkait dan mengedepankan prinsip GCG. Persetujuan atas penyertaan tersebut mengacu pada Anggaran Dasar Perusahaan.

PeruBahan Peraturan

PerunDang-unDangan

Pada tahun 2015 terdapat perubahan peraturan yang terkait dengan kegiatan bisnis PGN, yaitu penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2015 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan serta Harga Gas Bumi. Peraturan Menteri ESDM tersebut terbit sebagai penyempurnaan atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 03 Tahun 2010 tentang Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri.

Dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2015, prioritas alokasi pasokan gas untuk keperluan domestik adalah untuk:

a. Mendukung program Pemerintah untuk penyediaan gas bumi bagi transportasi, Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil.

b. Peningkatan produksi minyak dan gas bumi nasional.

c. Industri pupuk.

d. Industri berbahan baku gas bumi. e. Penyediaan tenaga listrik.

f. Industri yang menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar.

Untuk pelaksanaannya, prioritas alokasi pasokan gas yang ada tersebut diberikan kepada BUMN, BUMD dan Badan Usaha yang mendapatkan penugasan dari Pemerintah, menggunakan gas secara langsung sesuai bidang usahanya atau yang menjual gas kepada end user. PGN adalah satu-satunya BUMN yang melayani seluruh segmen pelanggan dan menjual gas kepada end user. PGN saat ini juga sudah menyuplai ke seluruh kelompok prioritas alokasi tersebut di atas, kecuali untuk industri pupuk. Dengan demikian, terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2015 ini memberikan dampak positif bagi PGN dalam mendapatkan prioritas alokasi pasokan gas dari Pemerintah sehingga kesinambungan bisnis PGN ke depan dapat lebih terjaga.

Selain Peraturan Menteri tersebut, Pemerintah telah menerbitkan:

1. Keputusan Menteri ESDM Nomor 120.K/10/DJM.0/ IU/2015 tentang Perubahan atas keputusan Dirjen Migas Nomor 1507.K/10.01/DJM.0/2009 tentang Izin Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir PGN.

2. Keputusan Menteri ESDM Nomor 930.K/10.01/ DJM.0/IU/2015 tentang Izin Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir PGN untuk jaringan distribusi Lampung.

3. Keputusan Menteri ESDM Nomor 2828/10/ DJM.0/2015 tentang Izin Usaha Sementara Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir untuk Kawasan Tambak Aji Semarang.

Dengan terbitnya izin usaha tersebut, PGN memperoleh dampak positif dari aspek legalitas bisnis di wilayah operasional PGN dan berdampak terhadap kemudahan bagi PGN untuk mendapatkan prioritas alokasi pasokan gas sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2015.

Pada tahun 2015, untuk mendukung kegiatan operasional dan komersialisasi pipa transmisi Kalimantan Jawa I (Kepodang – Tambak Lorok), KJG telah mendapatkan sejumlah izin atau penetapan, yaitu:

a. Keputusan Menteri ESDM Nomor 743.K/10.01/ DJM.O/IU/2015 tentang Izin usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa PT Kalimantan Jawa Gas, b. Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 28/KT/BPH

Migas/KOM/2015 tentang Pemberian Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa kepada PT Kalimantan Jawa Gas Ruas Transmisi

Kalimantan Jawa 1 (Kepodang – Tambak Lorok), Semarang, Jawa Tengah,

c. Peraturan BPH Migas Nomor 10 Tahun 2015 tentang Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa Ruas Transmisi Kalimantan Jawa Tahap 1 (Kepodang – Tambak Lorok) di Provinsi Jawa Tengah.

PeruBahan keBiJakan

akuntansi

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

penyusunan laporan keuangan konsolidasian tahun 2015 konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian tahun 2014.

Efektif tanggal 1 Januari 2015, PGN menerapkan secara retrospektif PSAK revisian dan/atau baru yang berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015. Sehubungan dengan penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAK No. 24 (Revisi 2013) tentang Imbalan kerja, PSAK No. 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAK No. 66 tentang Pengaturan Bersama dengan memperhatikan ketentuan PSAK No. 25 (Revisi 2009), dan reklasiikasi pos tertentu, PGN menyajikan kembali laporan keuangan komparatif dan menyajikan laporan posisi keuangan konsolidasian ketiga pada posisi awal periode sebelumnya. Penyajian kembali atas dampak penerapan PSAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2015 tercantum ada Catatan No. 4 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2015.

Untuk informasi lebih rinci terkait kebijakan akuntansi dapat dilihat pada catatan 2 laporan keuangan konsolidasian yang merupakan satu kesatuan dengan laporan tahunan ini.

04 04

inFOrMasi keLangsungan