• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATEMATIK KAM

Dalam dokumen Prosiding Semnas STKIP 2014 (Halaman 55-59)

Wahyu Hidayat STKIP Siliwangi

MATEMATIK KAM

Pendekatan Kontekstual (n = 30) Pendekatan Biasa (n = 31) Rerata SD Rerata SD RKBTT Baik 0,70 0,08 0,48 0,11 Sedang 0,69 0,06 0,68 0,17 Kurang 0,74 0,05 0,72 0,18 Total 0,70 0,07 0,66 0,18

4.1. Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa secara keseluruhan Setelah dilakukan uji normalitas sebaran data kemampuan berpikir tingkat tinggi, retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan kemandirian belajar siswa secara keseluruhan diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan temuan tersebut, maka pengujian perbedaan rerata kemampuan tersebut dilakukan dengan uji perbedaan dua rerata (tersaji dalam Tabel 3).

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Uji Perbedaan Rerata dengan Uji-t

Antara Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Biasa secara keseluruhan KEMAMPUAN

MATEMATIS Sig. INTERPRETASI

Retensi Berpikir Tingkat Tinggi Matematis

0.047

Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis siswa, yang pembelajarannya menggunakan Pendekatan Kontekstual secara signifikan lebih baik dari pada cara biasa pada taraf signifikansi 5% Sumber : output SPSS 19

Berdasarkan hasil analisis data di atas, diperoleh interpretasi bahwa Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan Pendekatan Kontekstual lebih baik daripada cara biasa secara keseluruhan. Kedua kelas yaitu Pendekatan Kontekstual (0,70) dan Pendekatan Biasa (0,66) tergolong kategori Cukup.

4.2. Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa berdasarkan Kemampuan Awal Matematika Siswa (KAM)

Retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa berdasarkan Kemampuan Awal Matematika Siswa (KAM) diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan temuan tersebut, maka pengujian perbedaan rerata ketiga kemampuan dilakukan dengan uji Anova 2 jalur yang tersaji dalam Tabel 4.

Tabel 4

Rangkuman Uji Anova Dua Jalur

Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa Berdasarkan Faktor Pendekatan Pembelajaran dan KAM

SUMBER JK dk RJK Fh it Sig

Pendekatan Pembelajaran (A) ,078 1 ,078 4,874 ,031

KAM (B) ,129 2 ,065 4,033 ,023

AxB ,102 2 ,051 3,193 ,049

Inter ,880 55 ,016

42 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

Setelah dilakukan uji statistik data yang tersaji dalam Tabel 4, maka dapat disimpulkan:

a. Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran, terdapat perbedaan yang signifikan antara retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual dengan yang pembelajarannya menggunakan cara biasa pada taraf signifikansi 5%.

b. Berdasarkan KAM, paling tidak terdapat satu kelompok siswa dengan KAM tertentu yang retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswanya berbeda secara signifikan dengan KAM lainnya pada taraf signifikansi 5%. Untuk mengetahui KAM mana yang berbeda secara signifikan dilakukan uji scheffe. Hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5

Uji Scheffe Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa Berdasarkan KAM

KAM (I) KAM (J) Sig

Baik Sedang 0,052

Sedang Kurang 0,071

Baik Kurang 0,021

(Diambil dari output SPSS.19)

Dari Tabel 5 disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa pada kategori KAM baik dan kurang dibandingkan dengan KAM sedang. Implikasinya retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa pada kategori KAM baik dan kurang lebih berkembang daripada kategori sedang.

c. Berdasarkan Efek Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan KAM, terdapat efek interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran (Kontekstual dan Biasa) dengan KAM secara bersamaan dalam menghasilkan retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil analisis secara mendalam mengenai retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa, beberapa siswa masih merasa kesulitan dalam hal mengingat kembali konsep-konsep dari materi yang telah diajarkan sebelumnya. Secara umum permasalahan penguasaan konsep tersebut masih dapat diatasi oleh siswa, namun hasilnya tetap kurang optimal dalam menyelesaikan masalahnya. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya dalam memberikan materi pelajaran, guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang humanis agar dapat berkesan bagi siswa dan nantinya siswa juga dapat mengingat materi yang berkesan tersebut dengan baik.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

a. Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis siswa, yang memperoleh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual lebih baik daripada yang memperoleh Pembelajaran Biasa ditinjau secara keseluruhan. Namun retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa pada kedua kelas tersebut tergolong dalam kategori Cukup.

b. Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis siswa, yang memperoleh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual lebih baik daripada yang memperoleh Pembelajaran Biasa berdasarkan kemampuan awal matematika (Baik, Sedang, Kurang). Namun retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa untuk keseluruahn KAM (baik, sedang, dan kurang) pada kedua kelas tergolong kategori Cukup.

c. Terdapat efek interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Kemampuan Awal Matematika Siswa (KAM) secara bersama-sama dalam menghasilkan Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis siswa.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 43

DAFTAR PUSTAKA

Christoph dan Zehender, I. (2006). Effectiveness of Reptile Species Identification-A Comparison of A Dichotomous Key with An Identification Book. Euresia Juornal of Mathematics Science and Technology Education. Vol 2, No 3 Hal 55 – 65.

Costa, A.L. ―Habits of Mind‖ dalam A. L. Costa (Ed.) (2001). Developing Minds. A Resource Book for Teaching Thinking. 3 rd Edidition. Assosiation for Supervision and Curriculum Development. Virginia USA

Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Matematika untuk SMP. Jakarta: Ditjen Dikdasmen

Hassoubah, Z.I. (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skills. Cara berpikir Kreatif & Kritis. Bandung: Nuansa.

Herman, T. (2005). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Menengah Pertama (SMP). Disertasi UPI. Tidak diterbitkan.

Hidayat, W. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.

Hidayat, W. dan Hamidah (2013). Mengembangkan Daya Matematik dan Retensinya, serta Kecerdasan Emosional Siswa SMA Melalui Pembelajaran MEAs. Laporan Penelitian Hibah Dosen Pemula Ditlitabmas Dikti. Tidak Dipublikasikan.

Hill, W. (2011). Teori-teori Pembelajaran Konsepsi, Komparasi, dan Signifikansi; (Penerjemah: M. Khozim). Bandung: Nusa Media.

Ibrahim (2011). Peningkatan Kemampuan Komunikasi, Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematis serta Kecerdasan Emosional Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa SMA. Disertasi pada SPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Ismaimuza. (2010). Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik Kognitif. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Karim, A. (2010). Meningkatkan kemampuan Penalaran dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Model Reciprocal Teaching. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.

Langrehr, J. (2003). Teaching Children Thinking Skills. Jakarta: PT Gramedia.

Minarni, A. (2012). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 10 November 2012. mp-94

Musbikin, I. (2006). Mendidik Anak Kreatif ala Einstein. Yogyakarta: Mitra Pustaka

Nicholl, M. J. (2006). Accelerated Learning for The 21st Century (Cara Belajar cepat Abad 21). Bandung: Nuansa.

Rahman. (2010). Peranan Pertanyaan terhadap Kekuatan Retensi dalam Pembelajaran Sains pada Siswa SMS. Dalam Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya. [Online]. Tersedia: http://educare.efkipunla.net/index2.html. [10 November 2011].

Ratnaningsih, N. (2007). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi UPI: tidak diterbitkan.

Shadiq, F., (2007). Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika 15 – 16 Maret 2007 di P4TK (PPPG) Matematika. Yogyakarta.

Sugandi, A. I. (2010). Mengembangkan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Setting Belajar Koopertaif JIGSAW. Disertasi pada Sekolah pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan

Sukmadinata, N.S (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulistyoningsih, PA., Suyanto, I., dan Suyono. (2013). Pengaruh Rehearsal dan Interferensi Terhadap Retensi Pada Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Di Kecamatan Puring Tahun Ajaran 2010/2011. Kalam Cendekia PGSD Kebumen Vol. 2 No. 3 – 2013 Sumarmo, U, dkk. (2012). Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif

44 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

Masalah dan Strategi Think-Talk-Write). Jurnal Pengajaran MIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Vol 17, No 1. Hal. 30.

Suryadi, D. (2004). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangkaian Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi. UPI Bandung : Tidak dipublikasikan.

Tapilouw, F dan Setiawan, W. (2008). Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Vol 1, No 2, Desember 2008. Hal 21.

Yudha,A.S. (2004). Berpikir Kreatif Pecahkan Masalah. Bandung: Kompas Cyber Media. Yusuf, M. (2011). Teori Pembelajaran : Retensi. [online]. Tersedia:

http://yusufsila.blogspot.com/2011/10/teori-pembelajaran-retensi.html. [13 April 2013] Zulkarnaen, R. (2009). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi

Matematik Siswa SMA Melalui Pendekatan Open-ended dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Coop-coop. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 45

STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KELANCARAN

Dalam dokumen Prosiding Semnas STKIP 2014 (Halaman 55-59)