Premi Bruto = Premi Neto + BiayaDASAR-DASAR ASURANSI JIWA DAN ASURANSI KESEHATAN
K. Pembayaran Premi Berhenti dalam Masa Kontrak
Tehnik menghitung cadangan bisa digunakan restrospektip dan prospektip. Pada perhitungan cadangan secara restrospektip dapat dijelaskan sebagai berikut : jumlah cadangan akhir tahun pertama adalah jumlah premi dibungakan dalam setahun kemudian dikurangi dengan jumlah klaim. Cadangan premi akhir tahun pertama untuk setiap polis adalah jumlah cadangan premi dibagi dengan jumlah tertanggung yang masih hidup pada awal tahun berikutnya. Jumlah cadangan akhir tahun kedua adalah jumlah dana pada awal tahun yaitu premi tahun tersebut ditambah cadangan pada awal tahun dibungakan dalam satu tahun kemudian dikurangi klaim tahun kedua tersebut. Cadangan premi pada akhir tahun untuk setiap polis adalah jumlah cadangan premi dibagi dengan jumlah tertanggung yang masih hidup pada awal tahun berikutnya, demikian dan seterusnya.
Pada perhitungan cadangan dengan cara prospektip adalah melihat keadaan‐keadaan yang akan datang. Setelah pertanggungan asuransi berjalan, maka nilai pada suatu saat dari premi‐premi yang akan datang menjadi berkurang bila dibandingkan dengan nilai pada saat yang sama untuk manfaat yang akan datang. Sehingga perusahaan asuransi harus mempunyai dana untuk menutup kekurangan ini, dana tersebut adalah cadangan premi yang nilainya sama dengan nilai sekarang dari manfaat yang akan datang dikurangi dengan nilai sekarang dari premi yang akan dibayarkan. Besarnya cadangan retrospektip sama dengan besarnya cadangan prospektip. Cadangan premi pada akhir tahun didefinisikan sebagai cadangan premi pada akhir tahun itu sesaat sebelum premi untuk tahun berikutnya dibayar. Cadangan premi awal tahun didefinisikan sebagai cadangan premi pada permulaan tahun itu sesaat setelah premi tahun tersebut diterima, besarnya cadangan awal tahun sama dengan cadangan premi akhir tahun ditambah premi neto. Perusahaan asuransi harus membuat laporan ke Biro Asuransi setiap tiga bulan sekali dan setiap tahun sekali harus membuat laporan keuangan termasuk didalamnya adanya perhitungan besarnya kewajiban serta perhitungan Risk Based Capital (RBC).
J. Cadangan Tak Terduga ( contingency reserves )
Angka kematian yang digunakan dalam perhitungan premi adalah data yang dikumpulkan dalam keadaan situasi normal. Kejadian tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 di Aceh telah meluluhlantakkan semua benda yang ada dan menelan korban ratusan ribu jiwa. Jika hal demikian terjadi dan menimpa perusahaan asuransi, maka perusahaan asuransi pasti tidak mampu membayar klaim. Sebagai jalan keluar untuk menanggulangi kejadian diluar dugaan, maka perusahaan perlu membangun cadangan tak terduga sebagai katup pengaman. Sebuah perusahaan asuransi harus dapat membayar klaim kematian walaupun seandainya situasi tidak sebaik yang diharapkan ketika tarif premi diperhitungkan.
K. Pembayaran Premi Berhenti dalam Masa Kontrak
Plan asuransi konvensional kelompok seumur hidup, dwiguna dan asuransi pensiun pada umumnya mempunyai kontrak dengan jangka waktu yang panjang misalnya 5 tahun, 10 tahun atau 20 tahun bahkan seumur hidup. Dalam perjalanannya tidak semua polis asuransi jiwa berakhir sampai batas waktu kontrak, tetapi bisa saja. berhenti sebelum ASPEK TEKNIS ASURANSI JIWA
jangka waktu kontrak berakhir dan pemegang polis menyerahkan kembali polisnya kepada perusahaan asuransi. Atas premi yang telah dibayar pemegang polis meminta haknya ketika polis diserahkan, hal ini dikenal dengan istilah nilai tebus atau nilai tunai. Dalam menentukan nilai polis tersebut perlu diperhatikan beberapa faktor dari dampak atas berhentinya sekelompok pemegang polis yaitu :
a. Mortalita
Para tertanggung yang menyerahkan polisnya dapat diduga mempunyai tingkat mortalita yang relatip rendah. Bila banyak terjadi penyerahan polis, maka akan mempengaruhi tingkat mortalita yang masih ada pada perusahaan, dimana para tertanggung yang masih hidup mempunyai tingkat mortalita yang relatip lebih tinggi. Hal ini akan merugikan perusahaan asuransi jiwa.
b. Tingkat Bunga
Perusahaan mengharapkan adanya sumber keuntungan dari selisih antara tingkat bunga aktuarial dan tingkat bunga hasil investasi riil atas dana cadangan yang dipupuk dari akumulasi premi masa lalu maupun yang akan datang. Dengan adanya penyerahan polis, maka perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hasil keuntungan dari investasi. Hal tersebut akan merugikan perusahaan.
c. Biaya
Pada umumnya pada awal penutupan polis perusahaan mengeluarkan biaya ekstra, dengan harapan dapat ditutupi dari pembayaran premi selanjutnya. Jika polis diserahkan sebelum habis kontrak, maka perusahaan kehilangan kesempatan untuk menutupi biaya‐biaya yang telah dikeluarkan. dengan demikian akan merugikan perusahaan. Apabila premi‐premi dibayar sampai habis kontrak, tentulah biaya ekstra itu sepenuhnya akan kembali.
Guna menutupi kerugian yang diakibatkan oleh berhentinya polis ditengah jalan yaitu sebelum habis kontrak maka perhitungan besarnya nilai penyerahan harus memperhitungan ketiga faktor tersebut. Besar nilai tunai lebih kecil dari nilai cadangan.
Dalam hal penyerahan polis, terdapat tiga pilihan bagi pemegang polis yaitu : i. Pemegang polis dapat menerima sejumlah uang tunai yang disebut nilai tunai. ii. Pemegang polis tidak menerima uang tunai melainkan mendapatkan
perlindungan asuransi dengan program yang sama sampai habis kontrak dengan uang pertanggungan yang lebih kecil, sebab pemegang polis tidak membayar premi lanjutan. Hal semacam ini disebut asuransi bebas premi (Reduced Paid Up Insurance).
iii. Pemegang polis tidak menerima uang tunai akan tetapi masih mendapat perlindungan asuransi dengan plan asuransi jiwa berjangka serta uang pertanggungan tetap tetapi tidak ada lagi pembayaran premi. Jangka waktu asuransinya dapat kurang dari sisa jangka waktu asuransi yang diperjanjikan, dapat pula sama dan bila sama masih mungkin ada sejumlah uang yang akan DASAR-DASAR ASURANSI JIWA DAN ASURANSI KESEHATAN
diberikan bila tertanggung tidak meninggal dalam jangka waktu asuransinya. Hal semacam ini disebut perluasan dengan asuransi berjangka (Extended Term Insurance).
L. Penutup
Aspek Teknis dalam Asuransi Jiwa mencakup beberapa komponen seperti Metoda Pendanaan Asuransi Jiwa, Penetapan Premi dan Sistem Pencadangan, Pada umumnya perusahaan asuransi jiwa didirikan bertujuan untuk mencari keuntungan. Sumber‐sumber keuntungan lain bagi perusahaan asuransi adalah sebagai berikut. Pertama adalah sumber keuntungan dari hasil investasi, dimana dana yang terkumpul harus diinvestasikan, sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal. Kedua, sumber keuntungan dari faktor mortalita, yaitu jika dalam tiap seribu tertanggung diasumsikan yang meninggal dalam satu tahun sebanyak 3 (tiga) orang, tetapi apabila kenyataannya yang meninggal hanya 2 (dua) orang, maka perusahaan asuransi mendapatkan keuntungan dari selisih asumsi mortalita tersebut. Ketiga, sumber keuntungan dari unsur biaya yaitu alokasi biaya dibandingkan dengan realisasi. Jika realisasi biaya administrasinya lebih kecil dari alokasi biaya dalam perhitungan premi, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan,
Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan tarif premi dalam asuransi jiwa, gross premi selain harus mempertimbangkan kepentingan para pihak dalam Perusahaan Asuransi juga harus memperhatikan klaim, cadangan, biaya, margin dan faktor‐faktor seperti Uang Pertanggungan, umur, jenis kelamin, lamanya asuransi. Menetapkan prinsip‐prinsip penetapan tarif premi, perusahaan asuransi harus menyeimbangkan faktor‐faktor tersebut untuk mengembangkan tarif premi yang tidak hanya fair dan wajar bagi pihak tertanggung, tetapi juga dapat bersaing di pasar dan cukup memberikan kesempatan bagi perusahan untuk mendapatkan keuntungan yang layak.
ASPEK TEKNIS ASURANSI JIWA