• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipe Kontrak Asuransi

KONTRAK ASURANSI

C. Tipe Kontrak Asuransi

Untuk sahnya kontrak diperlukan 2 (dua) macam syarat yaitu:  

1.

Mengenai  subyek  perjanjian  atau  kontrak,  yaitu  kecakapan  melakukan  perbuatan  hukum;  Kesepakatan  (consensus)  yang  menjadi  dasar  kontrak  yang  harus  dicapai  atas  dasar  kebebasan  menentukan  kehendak  (tidak  ada  paksaan, kekhilafan ataupun penipuan). 

2.

Mengenai  obyek  dari  kontrak,  yaitu  ditentukan  bahwa  apa  yang  dijanjikan  harus  cukup  jelas;  yang  dijanjikan  harus  sesuatu  yang  halal  dalam  arti  tidak  bertentangan  dengan  undang‐undang,  ketertiban  umum  dan  kesusilaan.  Demikian juga tidak dipenuhinya syarat pertama berakibat dapat dimintakan  pembatalannya kepada Hakim sedangkan dalam hal tidak dipenuhinya syarat  kedua akan berakibat batalnya perjanjian demi hukum. 

 

C. Tipe Kontrak Asuransi 

Bahwa  kontrak  asuransi  adalah  “value  contract”.  Value  contract  adalah  kontrak  sejumlah  nilai  yaitu  sejumlah  uang  pertanggungan  (UP)  atau  sebesar  ganti  rugi.  Pengertian kontrak dapat diuraikan dengan beberapa cara, tergantung pada bentuk  nyata  dari  kontrak,  tipe  janji  yang  dibuat  dalam  kontrak  dan  sifat  hubungan  antara  pihak‐pihak  yang  bersangkutan  dalam  kontrak.  Untuk  mengetahui  bagaimana  polis  asuransi  jiwa  berfungsi  sebagai  suatu  kontrak,  maka  berikut  ini  akan  dikaji  atau  dibahas  masing‐masing  pasangan  istilah  yang  dipakai  untuk  menggolongkan  dan  menguraikan  kontrak‐kontrak  tersebut,  yaitu:  kontrak  formal  dan  kontrak  informal;  kontrak  bilateral  dengan  kontrak  unilateral;  kontrak  kommutatif  dengan  kontrak  aleatory; dan kontrak bargaining dengan kontrak adhesi. 

 

Berikut  ini  akan  menentukan  istilah  mana  dari  tiap  pasangan  tersebut  yang  diaplikasikan pada kontrak asuransi jiwa dan mengapa istilah tersebut sesuai. 

 

1. Formal contracts dengan Informal contracts 

Ada  kontrak  yang  disebut  formal  (formil)  atau  kontrak  informal  (informil).   Suatu  kontrak  disebut  formil  jika  bentuknya  mengikat  secara  hukum.  Kontrak  formil harus memenuhi persyaratan khusus, yaitu: dibuat secara tertulis, ditanda‐ Dasar-dasar asuransi jiwa dan asuransi kesehatan

tangani secara khusus atau dibubuhi cap ibu jari di atas segel atau materai yang  sah dan bahkan dilakukan dihadapan pejabat perbuat akte.  

 

Hanya  karena  seseorang  yang  berjanji  suatu  hal  ini  tidaklah  berarti  bahwa  janji  itu  akan  bisa  dipaksakan  secara  hukum.  Namun  apabila  sebuah  kontrak  sudah dimaksudkan sebagai sebuah janji seperti dibuat menjadi mengikat dalam  dua  cara.    Metode  yang  satu  menyangkut  hubungan  dari  bentuk  instrumen  dimana janji tersebut dinyatakan.   

 

Instrumen‐instrumen  yang dapat  dirundingkan,  sebagai  contohnya; memiliki  instrumen  sebagai  akibat  kontrak‐kontrak  yang  mengikat  hanya  apabila  mereka  mematuhi  syarat‐syarat  khusus  sebagai  suatu  bentuk  sebuah  instrumen.  Instrumen  yang  dapat  dirundingkan  harus  dalam  bentuk  tertulis  dan  ditandatangani  oleh  pembuatnya.  Cheqeu/cek  adalah  salah  satu  instrumen  yang  dapat  dirundingkan.  Sebuah  instrumen  yang  dapat  dirundingkan  bersifat  mengikat karena bentuknya dan oleh karena itulah maka disebut kontrak formal.  

 

Dari  persyaratan  tersebut,  kontrak  asuransi  jelas  bukan  kontrak  formil.  Kontrak  asuransi  jiwa  (polis)  adalah  kontrak  informil.    Disebut  informil  apabila  kekuatan  hukumnya  tidak  tergantung  dari  bentuk  tertulis,  tetapi  lebih  tergantung  pada  pemenuhan  persyaratan  mutlak  yang  menyebabkan  kontrak  memiliki kekuatan hukum. 

 

Kontrak  informil  dapat  dinyatakan  secara  lisan  maupun  secara  tertulis.   Persetujuan  yang  dibuat  secara  tertulis  semata‐mata  sebagai  bukti  adanya  kontrak.  Dalam hal tertentu, persetujuan lisan atau kontrak dapat diikat secara  hukum.  Umpamakan:  anda  setuju  membayar  kepada  Sdr.  Anton  sebesar  Rp  50.000,‐  untuk  upah  memotong  rumput  pekarangan  pada  hari  Minggu,  maka  secara  hukum  kita  wajib  membayar  Rp.  50.000,‐  kepada  Sdr.  Anton.    Hal  ini  berlaku tanpa melihat apakah persetujuan itu dibuat tertulis ataupun tidak.  Jika  hal itu tidak dibuat secara tertulis maka persetujuan itu adalah lisan. 

 

Dari  persyaratan  sahnya  suatu  kontrak  atau  perjanjian,  dapat  diketahui  dari  elemen‐elemen  yang  penting  dalam  kontrak  asuransi  sebagai  suatu  kontrak  informal yang dapat dilaksanakan antara lain:  

 

1. Adanya suatu penawaran (offer) dan suatu penerimaan;  

2. Pertimbangan‐pertimbangan  yang  cukup  secara  hukum  atau  pihak‐pihak  yang melakukan kontrak kompeten secara hukum;  

3. Sebuah bentuk kontrak yang diperkenankan oleh UU; dan  

4. Para  pihak  yang  mengadakan  kontrak  tidak  dibawah  paksaan  atau  akibat‐ akibat yang tidak semestinya. 

 

Dalam  teori,  sebagai  kontrak  informal,  kontrak  asuransi  jiwa  dibuat  secara  tertulis ataupun secara lisan. Akan tetapi, karena beberapa alasan praktis kontrak  asuransi jiwa harus dibuat dalam bentuk tertulis, yaitu:  

81 Kontrak Asuransi

ƒ Pertama, pada umumnya, undang‐undang peradilan tidak mempersyaratkan  secara  khusus  supaya  polis  asuransi  jiwa  dibuat  tertulis  karena  undang‐ undang peradilan bertindak dengan merujuk pokok masalah tersebut sesuai  dengan perjanjian yang dipergunakan dalam polis asuransi jiwa, sebagaimana  pokok  masalah  lainnya  yang  menganggap  bahwa  polis  itu  adalah  dokumen  tertulis.  

ƒ Kedua mengapa polis itu harus dibuat tertulis adalah karena polis itu memuat  banyak ketentuan‐ketentuan. Ketentuan‐ketentuan ini menerangkan kondisi  dan  syarat‐syarat  dari  kontrak  yang  memungkinkan  perusahaan  melaksanakan  keinginan  Pemilik  Polis.  Jika  kontrak  tidak  tertulis,  dapat  menimbulkan  masalah  hukum  akibat  adanya  perbedaan  pengertian  antara  pihak‐pihak yang bersangkutan mengenai isi persetujuan.  

ƒ Ketiga mengapa polis itu harus tertulis adalah karena polis asuransi memuat  catatan‐catatan yang dibuat saat perjanjian. Adalah sulit, atau tidak mungkin  untuk  percaya  atau  mengingat  janji  lisan  yang  dibuat  seseorang  50  tahun  yang lalu.  Dengan demikian maka kontrak asuransi jiwa harus dalam bentuk  tertulis. 

   

2.

Bilateral contracts dengan Unilateral contracts 

Seseorang  yang  membuat  suatu  janji  dibawah  kontrak  disebut  Promisor,  sedangkan  yang  menerima  janji  disebut  Promisee.  Perihal  orang  dalam  nuansa  hukum  sering  diartikan  sebagai  manusia  dan  organisasi‐organisasi  seperti  perusahaan  atau  Korporasi.  Pengertian  orang  sering  digunakan  dalam  buku  ini,  karena membahas tentang asuransi jiwa dan kesehatan.  

 

Kontrak atau janji‐janji kadang‐kadang dibuat atau dilakukan oleh dua orang  atau  pihak  dan  satu  pihak.  Bilamana  kontrak  dilakukan  oleh  dua  pihak  yang  membuat  janji  disebut  kontrak  bilateral  yaitu  kontrak‐kontrak  yang  mempunyai  janji‐janji  atau  hak  dan  kewajiban  bagi  kedua  belah  pihak,  umpamakan:  kita  mengadakan  kontrak  dengan  perusahaan  konstruksi  PT.  AGUNG  untuk  mendirikan  satu  gedung  dengan  harga  yang  disetujui  bersama.  Perusahaan  PT.  AGUNG  berjanji  untuk  menyelesaikan  kontruksi  gedung  tersebut  dengan  harga  tertentu dan kita berjanji untuk membayar sejumlah harga tersebut, dan apabila  hasilnya  tidak  sesuai  dengan  kontrak  tersebut  kontrak  dapat  dibatalkan  atau  tidak  dibayar  lunas  sesuai  kontrak  yang  disepakati.  Kontrak  ini  adalah  kontrak  bilateral  sebab  kita  maupun  perusahaan  kontruksi  PT.  AGUNG  telah  membuat  perjanjian hukum yang memaksa.   

 

Prinsip  sama‐sama  memenuhi  kewajiban  dalam  perjanjian  timbal‐balik,  misalnya pada jual beli ditetapkan pada pasal 1478 KUHPdt yang menyatakan: “Si  penjual tidak diwajibkan menyerahkan barangnya, jika si pembeli belum membayar  harganya  sedang  si  penjual  tidak  telah  mengizinkan  penundaan  pembayaran  kepadanya”. 

 

Sedangkan kontrak yang hanya terjadi dan dilakukan oleh satu pihak disebut  Kontrak  unilateral  yaitu  kontrak  yang  hanya  satu  sisi.  Mengkaji  tentang  kontrak  Dasar-dasar asuransi jiwa dan asuransi kesehatan

unilateral  sangatlah  menarik,  sebab  kontrak  asuransi  adalah  kontrak  unilateral.  Pemegang/pemilik  polis  tidak  hanya  berjanji  untuk  melakukan  sesuatu  atau  membayar  sesuatu  dibawah  kontrak  asuransi  Jiwa  dan  Kesehatan.  Kontraknya  dapat  berjalan  hanya  apabila  preminya  dibayar  pada  saat  jatuh  tempo,  tetapi  pemilik  polis  tidak pernah  berjanji  untuk  melakukan pembayaran.  Apabila  premi  asuransinya  tidak  dibayar  oleh  pemilik  polis,  perusahaan  asuransi  tidak  dapat  menuntut pemilik polis atas ketidakmampuannya memenuhi kontrak tersebut.  

 

Sebaliknya perusahaan asuransi jiwa membuat janji yang secara hukum dapat  dipaksakan  untuk  membayar  sejumlah  tertentu,  apabila  perusahaan  asuransi  tersebut  menerima  bukti  kematian  dari  tertanggung.  Sebagian  besar  kontrak‐ kontrak  asuransi  jiwa  juga  mencantumkan  janji  lain  seperti  membayar  manfaat  karena  kecelakaan,  cacat  total  atau  janji  dengan  beberapa  pengecualian‐ pengecualian.  Apabila  syarat‐syarat  yang  diminta  telah  terpenuhi  maka  perusahaan asuransi wajib memenuhi janjinya dan pemegang polis atau penerima  manfaat/termaslahatnya  mempunyai  hak  untuk  mendapatkan  penggantian  atas  kerugian  tersebut.  Pelanggaran  kontrak  adalah  ketidakmampuan  satu  pihak  untuk memenuhi janjinya sesuai dengan syarat‐syarat, tanpa alasan hukum yang  dapat diterima.   

3.

Commutative contracts dengan Aleatory contracts  Kontrak dapat juga digolongkan sebagai commutative atau aleatory.  Kontrak  commutative adalah suatu persetujuan dimana masing‐masing pihak menentukan  lebih  dahulu  nilai  yang  akan  dipertukarkan,  artinya  masing‐masing  pihak  saling  menukarkan  barang  yang  mempunyai  nilai  (harga)  yang  sama.  Suatu  contoh  untuk  kontrak  kerja  pembangunan  gedung,  maka  pihak  kontraktor  akan  melakukan  tawar‐menawar  dengan  pemilik  gedung  atas  barang  dan  jasa  yang  ditawarkan  sampai  kata  sepakat,  Kontrak  untuk  mendirikan  gedung  tersebut  adalah  contoh  kontrak  commutative.  Pada  waktu  konrak  dibuat,  kedua  belah  pihak menentukan jasa atau barang yang akan dipertukarkan dan masing‐masing  pihak  menerima  barang/jasa  yang  disetujui  oleh  mereka  sebagai  barang  bernilai  yang  sama  sebagaimana  ditentukan  dalam  isi  kontrak.    Pada  umumnya  kontrak  seperti  itu  termasuk  kategori  “suka  sama  suka”  dan  digolongkan  sebagai  commutative. 

 

Dalam kontrak aliatoris atau aleatory contract, adalah suatu kontrak dimana  suatu pihak memberikan atau menyediakan sesuatu yang berharga atau bernilai  kepada  pihak  lainnya  sebagai  pertukaran  atau  imbalan  janji‐janji  yang  telah  diberikan,  yaitu  janji‐janji  bahwa  pihak  lainnya  akan  melakukan  tindakan  atau  perbuatan tertentu jika sesuatu ketidak‐pastian tertentu terjadi atau timbul. Jika  kejadian  tersebut  timbul  maka  apa  yang  telah  dijanjikan  harus  dilaksanakan.  Dengan  demikian,  pada  kontrak  aleatory,  jika  suatu  peristiwa  itu  terjadi  maka  satu pihak dapat menerima sesuatu yang lebih besar nilainya dari satu pihak yang  memberi. 

 

83 Kontrak Asuransi

Dalam  sebuah  kontrak  aleatori,  janji  oleh  satu  pihak  disyaratkan  atas  terjadinya  suatu  kejadian  yang  tidak  dapat  diduga.  Beberapa  perjanjian  aleatori  merupakan  perjanjian  tidak  sah  namun  beberapa  yang  lain  sah.    Perjanjian‐ perjanjian  pertaruhan  atau  judi  merupakan  perjanjian/  kesepakatan  yang  tidak  sah.  Kontrak‐kontrak  asuransi  merupakan  kesepakatan‐kesepakatan  yang  sah  dan dapat ditegakkan oleh pengadilan. 

 

Kejadian  yang  tidak  terduga  dalam  persyaratan  judi  atau  pertaruhan  dapat  berarti  salah  satu  kuda  berlari  cepat  dari  yang  lain  dalam  sebuah  balapan  atau  lemparan  dadu.  Kejadian  yang  tidak  diduga  dimana  hal  yang  disyaratkan  oleh  kontrak  asuransi  dapat  berbentuk  kebakaran,  kecelakaan  kendaraan,  kematian  sakit,  tergantung  dari  jenis  kontrak  asuransinya.  Perusahaan  asuransi  berjanji  untuk membayar uang dengan terjadinya kejadian yang diasuransikan. 

 

Polis  asuransi  jiwa  adalah  kontrak  aleatory  karena  pelaksanaan  janji  Penanggung  untuk  membayar  Uang  Pertanggungan  polis  adalah  tidak  pasti,  tergantung  pada  kapan  peristiwa  yang  tidak  pasti  itu  terjadi,  yaitu  kapan  meninggalnya  Tertanggung.  Tidak  satu  orang  pun  yang  dapat  mengatakan  dengan pasti kapan seseorang yang jiwanya dipertanggungkan akan meninggal.  Pada  kenyataannya,  jika  polis  berakhir  atau  batal  sebelum  meninggalnya  Tertanggung  maka  apa  yang  dijanjikan  tidak  harus  dibayarkan,  sekalipun  sejumlah  premi  tertentu  telah  pernah  dibayar.  Sebaliknya,  meninggalnya  Tertanggung  dapat  saja  terjadi  segera  atau  beberapa  saat  setelah  polis  diterbitkan  dan  karenanya  Uang  Pertanggungan  harus  dibayar.  Ahli  waris  akan  menerima  jumlah  Uang  Pertanggungan  yang  jauh  lebih  besar  dari  premi  yang  telah dibayar/disetorkan. 

 

4.

Bargining contracts dengan Contracts of adhesion 

Selanjutnya  kontrak  dapat  digolongkan  sebagai  bargaining  contracts  atau  contracts  of  adhesion.  Anggaplah  umpamanya  pada  waktu  anda  membuat  kontrak  dengan  perusahaan  kontruksi  A  untuk  membangun  gedung,  dilakukan  pembicaraan mengenai isi kontrak. Anda meminta perusahaan kontruksi supaya  menentukan jadwal waktu penyelesaian gedung, material yang dipakai dan cara  penyelesaian  dan  penyerahan  kontruksi  terakhir.  Sebaliknya  pihak  kontraktor  memberikan penawaran untuk semua itu. Misalkan anda kemudian bernegosiasi  dengan perusahaan kontruksi hingga tercapai persetujuan kontrak dengan anda.   Maka  cara  seperti  ini  merupakan  contoh  bargaining,  dimana  kedua  belah  pihak  secara bersama‐sama menetapkan syarat‐syarat dan ketentuan kontrak. 

 

Polis  asuransi  jiwa  bukanlah  kontrak  bargaining.  Asuransi  jiwa  termasuk  contracts of adhesion, yaitu kontrak yang dipersiapkan oleh satu pihak dan harus  diterima  atau  ditolak  secara  keseluruhan  oleh  pihak  lain.  Pemohon  berhak  memilih  syarat‐syarat  atau  ketentuan  tersebut  dalam  kontrak  dan  kemudian  kontrak dapat disetujui atau ditolak secara tertulis oleh perusahaan asuransi jiwa. 

 

Dasar-dasar asuransi jiwa dan asuransi kesehatan

Oleh  karena  polis  asuransi  jiwa  merupakan  kontrak  adhesion  dan  Pemilik  Polis tidak diperkenankan ikut serta dalam menentukan syarat‐syarat umum polis  dan  pembuatan  tulisan  dari  kontrak,  maka  bagian  polis  yang  tidak  jelas  isinya  biasanya  ditafsirkan  oleh  pengadilan  dengan  sangat  menguntungkan  kepentingan Pemilik Polis atau Penerima Manfaat/Ahli Waris.