• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerbitan dan berlakunya polis

POLIS ASURANSI

A. Dasar‐Dasar Hukum Perjanjian

3. Penerbitan dan berlakunya polis

Dalam asuransi jiwa banyak istilah‐istilah yang telah ditetapkan menjadi kata‐kata  baku,  padahal  nasabah  asuransi  belum  tentu  membaca  ataupun  memahaminya,  seperti  klausula  tidak  dapat  dibantah  (incontestable  clause),  yaitu  klasula  yang  menyatakan  bahwa  setelah  polis  berlaku  efektif  selama  2  (dua)  tahun  dan  tertanggung  tetap  hidup,  penanggung  tidak  akan  membantah  keabsahan  keterangan  yang  diberikan  tertanggung  yang  dijadikan  sebagai  dasar  terbitnya  polis  tersebut.  Hal  ini  dilakukan  oleh  penanggung  untuk  menguji  kebenaran  keterangan yang diberikan oleh tertanggung (contestable) dengan tujuan untuk  menjaga prinsip itikad baik (utmost good faith). 

 

Dalam  asuransi  kesehatan,  dikenal  dengan  istilah  “pre‐existing  period”  atau  periode  polis  pra‐kondisi  yaitu  masa/periode  tertentu  yang  diberikan  kepada  tertanggung, dimana penanggung tidak akan membayar manfaat/maslahat untuk  setiap  kondisi  kesehatan  (penyakit)  yang  tadinya  sudah  ada  sebelum  polis  diterbitkan dan tidak diungkapkan didalam aplikasi asuransi (SPPA/SPAJ).  

 

Untuk itu pemegang polis/termaslahat harus dapat memahami, mempelajari dan  tahu  benar  tentang  ketentuan‐ketentuan  yang  diatur  dalam  polis  yang  dimilikinya,  antara  lain:  hal‐hal  yang  dijamin,  yang  dikecualikan  atau  adanya  pengurangan,  pembatasan,  atau  pembebasan  penanggung  dari  kewajibannya  untuk  membayar  klaim  asuransi  seperti  polis  dalam  masa  contestable,  pre‐ existing, dan lain‐lain.  

 

3. Penerbitan dan berlakunya polis 

Polis  asuransi  jiwa  adalah  kontrak  yang  ditulis  dalam  tata  bahasa  yang  mudah  dimengerti, sesuai dengan ketentuan atau hukum yang berlaku dimana kontrak polis  itu  diterbitkan.  Pada  umunya,  polis  disertai  blanko  kosong  pada  bagian  tertentu  dimana  perusahaan  mencatat  informasi  khusus  dan  yang  membuat  formulir  polis  khusus  ini  menjadi  satu  kontrak  bagi  pemilik  polis.  Contoh  polis  dimasukkan  dalam  lampiran tambahan. 

 

Sebelum  penanggung  menerbitkan  polis,  semua  berkas‐berkas  permohonan  dimasukkan  dahulu  ke  dalam  catatan  buku  induk  (master  records)  perusahaan  asuransi.  Tiap  polis  harus  mempunyai  berkas  catatan  polis  atau  file  tersendiri,  yang  akan  diperbaharui  setiap  tahun,  sehingga  perusahaan  mempunyai  sejarah  yang  akurat mengenai polis tersebut. Catatan file polis ini akan menunjukkan pembayaran  premi, Penerima manfaat yang di tunjuk, hak (option) yang ada, alamat sekarang dan  informasi  lain  yang  diperlukan  untuk  memberikan  pelayanan  yang  efektif  kepada  pemilik  polis  dan/atau  penerima  manfaat.  Tergantung  pada  perusahaan  sampai  berapa  banyak  informasi  ini  disimpan  dalam  master  file  di  komputer.  Walaupun  beberapa catatan polis, seperti berkas‐berkas SPA dan penilaian underwriting masih  tetap  tersimpan  dengan baik,  biasanya  perusahaan  membuat komputerisasi  catatan  106

pembuatan  kuitansi  premi  dan  pembayaran  premi  serta  evaluasi  cadangan  pada  waktu penerbitan polis.    a. Mulai berlakuknya polis  Mulai berlakunya polis asuransi jiwa tergantung pada faktor‐faktor  yaitu :  1) Tanggal pada surat perrmintaan asuransi (SPA);  2) Tanggal pemeriksaan medical dilakukan;  3) Tanggal risiko disetujui oleh underwriting perusahaan asuransi;  4) Tanggal polis diterbitkan;  5) Tanggal polis diserahkan; atau  6) Tanggal uang premi pertama (UPP) dibayar atau diterima di kas.    Kadang‐kadang ada pemohon yang meminta supaya polis diterbitkan dengan  tanggal  mulai  berlakunya  lebih  awal  dari  tanggal  permintaan  yang  sebenarnya,  artinya pemohon minta kepada penanggung untuk memundurkan tanggal mulai  berlakunya polis. Dalam hal tertentu, ada keuntungan finansial bagi pemilik polis  jika  tanggal  mulai  berlakunya  polis  itu  dibuat  mundur.  Misalnya  Polis  Asuransi  Seumur  Hidup  dimundurkan  tanggal  mulai  berlakunya,  sehingga  umur  tertanggung menjadi lebih rendah. Dengan cara ini, tarif premi yang dibayar akan  lebih  murah,  karena  dihitung  berdasarkan  umur  lebih  rendah.  Sebaliknya,  kerugiannya  adalah  bahwa  pemilik  polis  harus  membayar  selisih  premi  masa  lampau  pada  waktu  mana  pertanggungan  tidak  berjalan  aktif  sampai  tanggal  permintaan  sekarang.  Pada  umumnya,  pengadilan  menentukan  bahwa  tanggal  mulai  berlakunya  polis  tidak  dapat  dimundurkan  lebih  dari  6  bulan  dari  tanggal  berlakunya polis yang sebenarnya. 

 

b. Pemeriksaan Polis (Policy Inspection) : 

Ada  suatu  keadaan  dimana  pemohon  sudah  memiliki  polis  tetapi  pertanggungan  belum  berlaku.  Hal  seperti  ini  bisa  terjadi  apabila  polis  yang  diserahkan masih dalam periode pemeriksaan. Dalam masa ini biasanya pemohon  harus  menandatangani  surat  tanda  terima  pemeriksaan  polis  yang  menyatakan  bahwa  polis  masih  belum  berlaku.  Selama  periode  pemeriksaan,  pemohon  berhak  menyetujui  atau  menolak  polis.  Tanda  terima  pemeriksaan  polis  menyatakan bahwa pertanggungan tidak berlaku selama periode pemeriksaan. 

 

Keadaan  tersebut  di  atas  dapat  menimbulkan  masalah  hukum  jika  seandainya Calon Tertanggung meninggal selama periode pemeriksaan polis. Jika  masalah tersebut sampai ke pengadilan maka keputusan hakim akan dipengaruhi  oleh: 

1) Isi  keterangan  atau  ketentuan  yang  tertulis  dalam  surat  tanda  terima  pemeriksaan polis. 

2) Apakah uang premi pertama telah dibayar.   

Dengan  demikian,  ada  kemungkinan  pengadilan  akan memaksa perusahaan  supaya membayar klaim walaupun pemohon telah menandatangani surat tanda  terima pemeriksaan polis. 

POLIS ASURANSI

Masa  bebas  penyelidikan  polis:  Pemilik  polis  juga  dapat  mempelajari  isi  polis  yang  diserahkan  oleh  perusahaan  asuransi  jiwa  dalam  masa  “free  examination  period” (masa bebas penyelidikan polis). Ada beberapa pokok antara masa bebas  penyelidikan  dan  pemeriksaan  polis,  yaitu  pada  masa  bebas  penyelidikan  polis,  pertanggungan  asuransi  tetap  berlaku  sesuai  dengan  yang  ditentukan,  atau  hingga pemilik polis menolak polis sebelumnya. Masa tertentu tersebut biasanya  adalah 10 hari dan karena itu sering disebut istilah “10 day free look”. 

 

Contoh isi surat masa bebas penyelidikan polis adalah sebagai berikut:  Masa  bebas  penyelidikan  10  Hari.    “Mohon  meneliti  polis  anda.    Dalam  waktu  10  hari setelah  penyerahan polis,  anda  dapat  mengembalikan  polis  kepada perusahaan atau kepada agen penutup dengan surat permohonan  pengembalian premi sepenuhnya. Atas adanya surat permohonan tersebut  maka polis akan batal dari semula”. 

  

Sesudah  Pemilik  Polis  membayar  uang  premi  pertama  dan  menerima  polis,  Pemilik Polis dapat memanfaatkan batas waktu yang diberikan untuk mengambil  keputusan  terakhir  apakah  menerima  atau  membatalkan  polis.    Sebelum  atau  pada  akhir  batas  waktu  masa  bebas  penyelidikan  polis,  Pemilik  Polis  berhak  mengembalikan  polis  yang  dibatalkan  kepada  penanggung  dan  menerima  pengembalian  premi  pertama  sepenuhnya.  Para  konsumen  asuransi  menyukai  sistem  masa  bebas  penyelidikan  polis  karena  hal  ini  memberikan  kesempatan  kepada  mereka  untuk  memikirkan  kembali  keputusan  membeli  polis.  Tanggung  jawab  penanggung  selama  masa  penyelidikan  polis  tetap  ada  karena  pertanggungan  dianggap  berlaku  dan  setiap  klaim  yang  timbul  akibat  meninggalnya tertanggung dalam masa penyelidikan tersebut akan dibayar oleh  penanggung. 

 

c. Panduan pembeli dan ringkasan polis 

Di  Amerika  Serikat,  diharuskan  perusahaan  asuransi  untuk  memberikan  publikasi  yang  disebut  “Panduan  Pembeli”  bersama‐sama  dengan  penjelasan  ringkas  polis  kepada  pemohon  pada  waktu  penyerahan  polis,  jika  polis  itu  mengandung  ketentuan  masa  bebas  penyelidikan  atau  ketentuan  masa  bebas  penyelidikan tidak diberikan. 

 

Panduan Pembeli adalah suatu brosur yang dirancang sedemikian rupa untuk  membantu  pembeli  asuransi  jiwa  memutuskan  berapa  banyak  uang  pertanggungan yang dibutuhkan dan tipe polis mana yang paling baik dan cocok  untuk  memenuhi  kebutuhan  tertentu.  Panduan  pembeli  menguraikan  program  dasar asuransi jiwa secara sederhana, ringkas dan mudah dimengerti. 

 

Ringkasan  Polis  adalah  suatu  dokumen  yang  sering  dibuat  dalam  bentuk  cetakan  komputer,  berisi  data‐data  yang  diperlukan  secara  hukum  dan  berhubungan  dengan  polis  khusus  yang  dipertimbangkan  oleh  pemohon.  Data‐ data tersebut meliputi besarnya premi yang dibayar, jumlah uang pertanggungan  yang diberikan, nilai tunai dan petunjuk atau indeks biaya. Figur dan data ini akan  108

memungkinkan  Calon  Pembeli  atau  Nasabah  untuk  membandingkan  biaya  dan  manfaat polis yang sama yang dijual oleh perusahaan asuransi jiwa yang lain. 

 

Perusahaan yang menjual asuransi jiwa dimana negaranya tidak meharuskan  memberikan  atau  melampirkan  brosur  dan  ringkasan  polis,  pada  umumnya  mengikuti  prosedur  yang  sama  dengan  memberikan  brosur  dan  ringkasan  polis  untuk  memberikan  pelayanan  polis  dan  untuk  memelihara  keseragaman  prosedur  mereka  sendiri  di  seluruh  wilayah  pemasarannya.  Di  Kanada  umpamanya,  meskipun  undang‐undang  tidak  mengharuskan  perusahaan  asuransi  untuk  memberikan  dokumen  ringkasan  polis  atau  brosur  panduan  pembeli,  perusahaan  asuransi  umumnya  secara  sukarela  menyediakan  atau  melampirkannya. 

 

d. Penyerahan Polis :   

Pasal  257  KUHD  menyatakan  bahwa  perjanjian  asuransi  antara  penanggung  dengan  tertanggung  telah  terjadi  dan  mengikat  kedua  belah  pihak  seketika  setelah  perjanjian  tersebut  ditutup,  walaupun  polis  belum  terbit  atau  ditandatangani.  Dengan  demikian  polis  tidak  mutlak  merupakan  bukti  bahwa  telah  ditutupnya  asuransi,  karena  bila  polis  tersebut  terlambat  atau  belum  diterbitkan pada saat sesuatu terjadi pada tertanggung, tertanggung tetap dapat  meminta  perusahaan  asuransi  untuk  menanggung  kerugian  tersebut  berdasarkan kontrak asuransi yang telah sah. 

 

Akan tetapi walaupun polis bukanlah satu‐satunya syarat pembuktian bahwa  telah terikatnya penanggung dengan tertanggung dalam suatu kontrak asuransi,  kedudukan  polis  dalam  asuransi  adalah  sangat  penting,  karena  dalam  polis  tersebutlah  tercantum  semua  bentuk  perikatan‐perikatan  yang  telah  disepakati  dan  berlaku  sebagai  hukum  bagi  pihak  yang  berkontrak.  Oleh  sebab  itu  dalam  pasal 259 KUHD menyebutkan:  

“Bilamana  pertanggungan  diadakan  langsung  antara  tertanggung,  atau  yang  mempunyai  kuasa  atau  kewenangan  untuk  itu,  dan  penanggung,  maka  polis  harus ditandatangani dan diserahkan dalam 24 jam setelah penawarannya oleh  yang  disebut  terakhir  ini,  kecuali  bilamana  atas  ketentuan‐ketentuan  perundangan‐undangan  dalam  suatu  hal  khusus,  ditentukan  tenggang  yang  lebih lama”.  

 

Ini  berarti  polis  harus  segera  diserahkan  dalam  24  jam  apabila  pertanggungan diadakan secara langsung, kecuali telah diatur lebih awal bahwa  pertanggungan akan dimulai dalam tenggang waktu tertentu. Lebih lanjut diatur  dalam  KUHD  ini  yaitu  apabila  menggunakan  tenaga  perantara  atau  agen  penjual  asuransi,  maka  polis  harus  diserahkan  paling  lama  dalam  waktu  8  (delapan)  hari  setelah  pembuatan  perjanjian  (pasal  260).  Bilamana  ada  kealpaan  untuk  menerbitkan  dan  atau  menyerahkan  dalam  waktu  tersebut  di  atas,  maka  penanggung  memiliki  kewajiban  untuk  menanggung  risiko  tertanggung  apabila  peristiwa yang diperjanjiakan terjadi (pasal 261). 

POLIS ASURANSI

Secara  hukum  penyerahan  polis  dapat  dilakukan  dalam  beberapa  bentuk,  yaitu : 

1) Actual Delivery : 

Actual  delivery  (penyerahan  yang  sesungguhnya)  atau  manual  delivery  yaitu  penyerahan  yang  terjadi  pada  waktu  polis  diserahkan  secara  fisik  kepada  pemohon atau disebut sebagai Pemilik Polis atau Pemegang Polis oleh agen  penutup. 

 

2) Constructive Delivery : 

Dalam  pengertian  undang‐undang  ada  suatu  proses  yang  dikenal  sebagai  constructive  delivery  (penyerahan  secara  tidak  langsung).    Pada  situasi  tertentu polis dapat dianggap sudah diserahkan walaupun Pemilik Polis baru  tidak secara nyata mengambil polis.  Penyerahan secara tidak langsung dari  polis bisa terjadi pada waktu perusahaan mengirimnya kepada Pemilik Polis  melalui pihak ketiga (pos/agen) atau melalui wakil Pemilik polis jika tidak ada  lagi  cara  lain  yang  dilakukan  dan  menunggu  hingga  polis  diterima  oleh  Pemilik Polis.   

 

Dalam hal tersebut, cara penyerahan tidak langsung sudah terlaksana sesuai  prosedur  hukum  meskipun  pemegang  polis  tidak  pernah  menerima  polis  secara  nyata.  Dengan  kata  lain,  jika  penanggung  menyerahkan  polis  yang  sudah  berada  dalam  pengawasannya,  seperti  melalui  kantor  pos,  biro  jasa  pengiriman, isteri/suami pemilik polis, maka penyerahan polis dianggap telah  terlaksana.   

B. Syarat‐Syarat Umum Polis 

Undang‐Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.  Pada Bab IX tentang: Pembinaan dan Pengawasan; dimana dalam Pasal 11 ayat (1), butir b:  menyebutkan bahwa Penyelenggaraan Usaha, yang terdiri dari :  1) Syarat‐syarat polis asuransi;  2) Tingkat premi;  3) Penyelesaian klaim;  4) Persyaratan keahlian di bidang perasuransian; dan  5) Ketentuan‐ketentuan lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan usaha.   

Pada  butir  b.1  diatas,  dapat  diartikan  bahwa  di  dalam  polis  asuransi  jiwa  harus  mencatumkan “syarat‐syarat Umum Polis”. 

 

Sebagian  besar  syarat‐syarat  umum  polis  yang  secara  khusus  dimasukkan  dalam  kontrak  polis,  yang  berhubungan  dengan  aspek‐aspek  polis  asuransi  jiwa  perorangan  adalah:  1) Unsur yang membentuk kontrak keseluruhan antara pemilik polis dan perusahaan  asuransi jiwa.  2) Incontestability dari kontrak setelah polis berjalan aktif selama periode tertentu.  3) Grace period (tenggang waktu) yang diberikan perusahaan kepada pemilik polis  untuk membayar premi renewal.  110

4) Non‐forfeiture  benefit  yang  tersedia  bagi  pemilik  polis  asuransi  jiwa  yang  telah  mempunyai nilai tunai polis. 

5) Policy  loan  (hak  pinjaman  polis)  yang  diberikan  kepada  pemilik  polis  yang  telah  mempunyai nilai tunai polis. 

6) Hak  reinstatement  (pemulihan)  polis,  yang  sudah  batal  yang  diberikan  kepada  pemilik polis. 

7) Metode penyesuaian yang dipakai untuk memperbaiki kesalahan umur.  8) Cara penggunaan dividen oleh pemilik polis partisipasi. 

9) Settlement  options  (hak  memilih)  cara  pembayaran  uang  pertanggungan  yang  ditawarkan oleh perusahaan asuransi. 

10) Syarat‐syarat  yang  harus  dipenuhi  oleh  pemilik  polis  dalam  hal  perubahan  tipe  asuransi. 

 

Penggunaan  istilah  khusus  tersebut  dalam  polis  asuransi  jiwa  adalah  berbeda‐beda  antara satu perusahaan asuransi dengan perusahaan lainnya, akan tetapi isi syarat‐syarat  umum  polis  pada  dasarnya  adalah  tetap.  Berikut  ini  akan  dibahas  satu  persatu  istilah‐ istilah tersebut di atas.