• Tidak ada hasil yang ditemukan

riset kampus

Dalam dokumen 80143664 Edisi Khusus Reformasi. pdf (Halaman 62-65)

85% 4% 11% 48% 9% 43% 7% 69% 9% 2% 89% 45% 42% 13% 77% 17% 6% 22% 61% 17% 46% 44% 10% 76% 15% 9%

Edisi Khusus 10 Tahun Reformasi 61

Apakah anda akan menggunakan hak pilih Anda pada pemilu 2009?

Peranan mahasiswa sangat besar terhadap perubahan negeri ini, baik pada masa kemerdekaan maupun refor-

masi Indonesia.Signifikankah peranan mahasiswa pada lima tahun terakhir?

60%

14% 26%

Jajak pendapat dilakukan tanggal 7-11 April 2008 pada 808

mahasiswa yang tersebar di 12 fakultas di Universitas Indonesia. Jumlah sampling

telah disesuaikan dengan populasi setiap fakultas, dengan

tingkat kepercayaan 95%. Hasil jajak pendapat ini bukan

pendapat seluruh mahasiswa Universitas Indonesia.

Melihat daerah menjadi maju sepertinya merupakan hal yang diinginkan bagi sebagain besar responden. 61% mahasis- wa setuju kalau Pajak Bumi dan Bangunan disetorkan ke Pemda dan dikelola di sana. Tentunya jika hal ini terjadi maka APBD akan naik dan memungkinkan adanya perbaikan ekonomi di daerah yang berdampak pada kemajuan daerah tersebut. 22% menjawab tidak setuju dengan wacana tersebut, serta sedikit dibawahnya, 17% menjawab tidak tahu.

Tayangan yang tidak mendi- dik juga menjadi permasalahan yang tiada habisnya karena ini menyangkut moral dan generasi penerus bangsa. Hasil survei tentang langkah apa yang seha- rusnya dilakukan pemerintah terhadap tayangan yang tidak mendidik di televisi Indonesia memperlihatkan bahwa 46% mahasiswa lebih memilih mela- kukan pengaturan jam tayang acara dewasa dan semua umur, 44% mahasiswa lebih memilih melakukan sensor pada ke- seluruhan materi iklan & film, dan yang memilih langkah membatasi waktu siaran televisi sebanyak 10%.

Bukan hanya tayangan yang tidak mendidik, tayangan yang berbau SARA pun sempat hadir di Indonesia. Film pendek yang berjudul “Fitna” yang dibuat

politikus Belanda ini dianggap mencemari salah satu agama dengan penganut terbesar di Indonesia. Survei yang dilaku- kan terkait hal itu adalah sikap apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah. Sebanyak 76% ma- hasiswa memilih sikap pemerin- tah untuk meminta politikus tersebut diproses secara hukum negeri Belanda maupun interna- sional. 15% lebih memilih agar pemerintah tidak ikut campur dengan permasalahan tersebut, dan 9% memilih memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda.

Terkait kasus korupsi terhadap mantan Presiden So- eharto yang sekarang sudah almarhum, wacana melanjutkan proses kasus tersebut masih saja terdengar. Hasil survei terhadap kelanjutan kasus ini menunjuk- kan 77% mahasiswa memilih kasus tersebut tetap dilanjutkan, 17% memilih tidak dilanjutkan, dan sisanya 6% menjawab tidak tahu. Hasil ini menyimpulkan bahwa memang sebagian besar responden ingin agar kasus yang melibatkan uang negara yang tidak sedikit ini harus tetap di- lanjutkan.

Pemilu 2009 sebentar lagi. Tentunya ini merupakan ajang perwujudan demokrasi yang baik bagi rakyat Indonesia, apa- lagi mahasiswa. Oleh karena itu, dari hasil survei terlihat 82%

mahasiswa ingin menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2009. Sedangkan 8% mahasiswa men- jawab tidak dan mahasiswa yang menjawab tidak tahu sebanyak 10%. Kita tunggu saja pemilu 2009 akan seperti apa, apakah mahasiswa yang biasanya diang- gap sebagai posko golput akan memilih? Menarik juga menanti calon presidennya siapa saja nantinya.

Reformasi yang dicetuskan tahun 1998 silam memang tidak terlepas dari peran ma- hasiswa. Gerakan mahasiswa Indonesia yang besar pada saat itu telah membawa perubahan yang berarti. Namun, 5 tahun belakangan ini gaung-gaung akan peranan mahasiswa yang diharapkan sudah semakin tidak tampak. Setidaknya itu yang terasa bagi 60% responden yang berpendapat bahwa pera- nan mahasiswa dalam 5 tahun terakhir ini tidak signifikan. Sementara itu terdapat 26% responden yang beranggapan bahwa peranan mahasiswa tetap signifikan, dan sisanya 14% responden menjawab tidak tahu. Dari hasil survei tersebut seha- rusnya bisa membuat mahasiswa semakin tersadarkan untuk kembali meluruskan dan mem- perjuangkan cita-cita reformasi demi keadilan dan kemakmuran negeri ini.

FAISHAL & SARAH

81%

11% 8%

M

endengar nama Arief Rachman, pasti akan langsung meng-

ingatkan pembaca kepada sosok mantan kepala SMU Labschool yang kini sibuk menjalani salah satu aktivitasnya sebagai seorang dosen di Universitas Negeri Ja- karta dan Universitas Indonesia. Bapak tiga orang anak ini dikenal luas oleh publik lantaran kepedu- liannya yang amat besar dalam bidang pendidikan yang banyak diekspos oleh media massa.

Di sela-sela kesibukannya untuk mempersiapkan hari Pendi- dikan Nasional, Pak Arief meny- empatkan diri untuk diwawancara oleh reporter SUMA, Ni Made Kumara Santi Dewi, via telepon. Berikut petikannya.

Menurut Bapak setelah 10 tahun berjalan pasca reformasi, apa Bapak melihat ada yang berubah dari sistem pendidikan kita?

Kita sudah mempunyai UU Pendidikan, kita juga sudah mem- punyai UU Guru dan Dosen jadi saya pikir secara hukum itu sudah banyak yang dimiliki oleh sistem pendidikan kita. Kita juga sudah mempunyai beberapa standar seperti standar isi, standar proses, standar fasilitas, standar tenaga kependidikan dan lain-lain.

Untuk lingkup yang lebih luas, pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal, bagaimana seharusnya arah dan tujuan pendidikan di negara kita untuk

mengejar ketertinggalan ini?

Saya pikir tataran pelaksa- naannya yang harus dicermati. Pertama, konsistensi terhadap tujuan pendidikan itu harus di- kawal jangan sampai pelaksanaan pendidikan menyimpang dari tujuan pendidikan itu sendiri. Pada pelaksanaannya poin yang seharusnya dititikberatkan ke- pada penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik kelihatannya agak tertinggal. Yang kedua, di dalam pembinaan mutu guru saya anggap universitas sep- erti yang dahulu namanya IKIP, UNJ, dll harus mendapatkan perhatian yang jauh lebih dalam dan luas sehingga mereka yang lulus jadi guru betul-betul bisa mengantarkan anak-anak kita kepada kesiapannya menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Jika menyangkut masalah fasilitas seyogyanya tanpa ragu sekolah swasta, sekolah yang di kota maupun di daerah harus ada pemerataan yang jauh lebih bagus sehingga proses belajar mengajar hendaknya lebih menyenangkan. Hendaknya pendekatan yang di- lakukan jangan terlalu ditekankan pada kekuatan belahan otak kiri. Belahan otak kanan juga harus cukup dirangsang sehingga anak- anak kita menjadi anak-anak yang kreatif dan imajinatif yang tidak hanya pandai menghafal saja.

Bagaimana tanggapan Bapak mengenai buruknya fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung

Nama

Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd

TTL

Malang, 19 Juni 1942

Pendidikan

- IKIP Jakarta, Sarjana, 1970, - Victoria University, N. Z, 1965 - Tavistock House, London, 1975 - R. E. L. C Singapore, 1982 - Pasca Sarjana IKIP Jakarta

(UNJ), 1984

- Doktor Pendidikan IKIP Jakarta (UNJ), 1997

Tanggung Jawab

- Dosen Jur. Bahasa Inggris, Fak. Pendidikan Bahasa dan Sastra UNJ, 1964 - sekarang

- Dosen Luar Biasa, Fakultas Psikologi UI, 1979 - sekarang - Ketua Harian Nasional Indonesia

untuk UNESCO, 2001 - sekarang - Board Executive UNESCO Paris,

2003 - sekarang

- Anggota Tim Penanggulangan Masalah Penyalahgunaan Narkotik dan Zat Adiktif, Wilayah DKI Jaya, 1982 - sekarang

Edisi Khusus 10 Tahun Reformasi 63

PROF. DR. H. ARIEF RACHMAN, M.PD:

Dalam dokumen 80143664 Edisi Khusus Reformasi. pdf (Halaman 62-65)