• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUTINITAS MEDIA

Dalam dokumen Komunikasi dan Pemilu 2014 Persiapan Pel (Halaman 195-198)

Meski banyak media massa meliput dari peristiwa yang sama, masing-masing media mempunyai

angle berita dan framing yang berbeda. Ini terkait dengan kebijakan dari organisasi media di mana jurnalis itu bekerja. Adanya agenda setting melalui rapat redaksi, serta perintah dari para kordinator liputan terhadap para jurnalis, hingga proses pengeditan atas hasil liputan, mempengaruhi hasil akhir produk berita itu.

Dalam teori media content yang dikembangkan oleh Pamela Shoemaker dan Stephen Reese (1996), bahwa lingkungan di mana para jurnalis bekerja mempengaruhi media content yang mereka buat. Mulai dari individu para jurnalis sendiri, kegiatan para jurnalis dalam memproduksi suatu berita, organisasi media di mana jurnalis bekerja, lingkungan di luar media, dan ideologi.

Gambar. Hirarchy of Inluence of Media Content (Shoemaker dan Reese, 1996: 106)

Untuk menekan pengaruh individu jurnalis pada media content, organisasi media telah menyiapkan proses gatekeeping atau pemilahan dan pengeditan informasi dan data yang diperoleh oleh jurnalis di lapangan. Proses ini bagian dari rutinitas media atau media routine, yakni hirarki kedua pengaruh atas media content.

Dengan adanya rutinitas media maka individu jurnalis akan mengikuti tata nilai dan kebijakan yang ada organisasi media ia bekerja. Dalam memilah berita selain mengacu pada news value (prominence,

human interest, conlict/controversy, the unsual, timeliness, proximity), para jurnalis juga mengacu pada ketentuan news value dari organisasi versi organisasi media. Misalnya jika ia menemukan satu fakta tentang orang pimpinan di organisasi media tempat ia bekerja apakah di naikkan atau tidak. Ini yang menjadi dilema juga dari para jurnalis di Indonesia yang media tempat mereka adalah pimpinan partai politik atau terlibat kasus korupsi.

Terkait dengan peliputan konlik, rutinitas media bisa menekan kemungkinan pemberitaan yang

sensitif. Pemberitaan yang tidak berimbang atau cenderung membahayakan pihak tertentu, bisa disaring melalui proses gatekeeping dalam organisasi media. Dalam media jenis surat kabar, proses

gatekeeping bisa dikatakan ideal, karena ia memiliki proses yang cukup panjang sebelum dicetak. Mulai dari tingkat editor hingga rapat redaksi bisa mengontrol materi berita sebelum dicetak. Bagaimana dengan pengaruh dari pemilik media? Dalam hirarki pengaruh pada isi media dari Shoemaker & Reese, rutinitas media lebih berpengaruh dari pada organisasi. Selama ini para pimpinan redaksi dari kelompok media yang pemiliknya berpolitik, selalu berkelit bahwa mereka punya independensi sendiri dalam mereka menentukan berita. Seperti yang dijelaskan oleh Pemimpin Redaksi MNC TV Ray Wijaya, bahwa peluang pemilik perusahaan TV untuk memasukkan kepentingan politik dalam redaksional berita sangat kecil, karena terbatasnya durasi penayangan berita (www.tempo.co,3 Juli 2013).

Meski demikian, celah-celah di antara rutinitas media rentan sekali untuk masuknya kepentingan politis pemilik media. Oleh karena itu perlu adanya penguatan gatekeeping atau sistem rutinas media yang dapat mempersempit celah masuknya kepentingan politis pemilik. Media perlu untuk lebih memberi ruang pada semangat jurnalisme damai pada pemberitaan tentang pemilu, agar tidak

terjebak pada konlik kepentingan politis.

KESIMPULAN

Dalam pemilu 2014 ini, konlik antar kelompok dan elit menghiasi pemberitaan media massa.

Para elit politik terutama mereka pemilik media massa akan memanfaatkan media mereka untuk kepentingannya. Dan bukan tidak mungkin mereka akan lebih menyiapkan ‘amunisi’ berita negatif untuk menyerang lawan politik mereka. Jika tidak ada kesadaran Jurnalisme Damai dalam

lingkungan para jurnalis, konlik akan semakin tajam dan merugikan masyarakat. Oleh karena itu

perlu kiranya kesadaran para jurnalis tentang jurnalisme damai dalam pemberitaan pemilu kali ini. Prinsip-prinsip jurnalisme damai sebaiknya tidak hanya pada individu jurnalis saja, tapi juga mewarnai rutinitas media. Level individu jurnalis dengan organisasi media pada hirarki pengaruh pada media content dihubungkan oleh rutinitas media. Untuk menghindari agar media content

tidak terdistorsi pada level individu jurnalis, dan organisasi media, maka perlu adanya penguatan di tingkat rutinitas media dalam hal mengedepankan jurnalisme damai.

DAFTAR PUSTAKA

AJI Jakarta, 2012. FOKE ATAU JOKOWI? Menguji Keberimbangan Media dalam Pemilihan Gubernur Jakarta 2012, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Jakarta Selatan.

Hackett, Robert A. 2007. “Journalism versus Peace? Notes on a Problematic relationship.”dalam

Bailie, Mashoed (ed.) Global Media Journal: Mediterranean Edition 2(1). Spring 2007 hal: 47- 53. http://globalmedia.emu.edu.tr/index.php?option=com_content&view=article&id=84:spring-

2007&catid=48:archive&Itemid=60 , diakses 25 Oktober 2013

Lynch, Jake. McGoldryck, Annabel. 2007. “Peace Journalism”. dalam Webel, Charles. Galtung, Johan (ed.). Handbook of Peace and Conlict Studies. hal 248-264. Routledge. New York. Lynch, Jake. McGoldryck, Annabel. 2001. “What is Peace Journalism?” dalam Activate. The quarterly journal of IMPACS, the Institute for Media, Policy and Civil Society.Winter 2001. Hal 6-9. IMPACS, Canada.

Shoemaker, Reese, 1996. Mediating The Message. Longman Publisher. USA.

Suranto, Hanif dkk, 2008. Kritis Meliput Pemilu. Cetakan Pertama, Jakarta: LSPP, 2008

www.bbc.co.uk, 4 Juli 2013, ‘LSM: Parpol susupi media untuk kampanye’, http://www.bbc.co.uk/ indonesia/berita_indonesia/2013/07/130704_parpol_tv_media.shtml, diakses 25 Oktober 2013 www.beritasatu.com, 16 September 2012, ‘LIPI: Media Ikut Menggoreng Isu SARA dalam Pilkada DKI’, http://www.beritasatu.com/megapolitan/71955-lipi-media-menggoreng-isu-sara- dalam-pilkada-dki.html, diakses 8 November 2013

wwww.tempo.co, 3 Juli 2013, http://www.tempo.co/read/news/2013/07/03/078493091/Hary- Cawapres-MNC-Group-Klaim-Tetap-Independen, diakses 8 November 2013

www.tempo.co, 28 Oktober 2013, ‘KPU Tunggu Bawaslu Tindak Kampanye Pemilik Media’, http://www.tempo.co/read/news/2013/10/28/078525296/KPU-Tunggu-Bawaslu-Tindak- Kampanye-Pemilik-Media, diakses 29 Oktober 2013

Data Diri Penulis:

Lahir di Jakarta 27 Mei 1976. Saat ini aktif mengajar Produksi Siaran Radio dan Strategi Perencanaan Redaksional di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara, Jakarta. Sebelumnya lebih dari sepuluh tahun pernah menjadi jurnalis radio di Trijaya (Sindo Trijaya) dan Jakarta News FM. Sempat cukup lama melakukan peliputan di Istana Kepresidenan pada zaman Gus Dur, Megawati dan SBY.Pernah mengikuti pelatihan Jurnalisme Damai yang diadaikan oleh LSPP pada 2001 di Jakarta.

PERUBAHAN KONSEP BISNIS MEDIA DI

Dalam dokumen Komunikasi dan Pemilu 2014 Persiapan Pel (Halaman 195-198)