• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam dokumen Komunikasi dan Pemilu 2014 Persiapan Pel (Halaman 36-41)

Berdasarkan hasil penelitian Suwirta dan Hermawan (2012) mengenai kepemimpinan Presiden Indonesia dalam lintas sejarah dinyatakan dari segi usia, rata-rata usia presiden RI 52 tahun yang menurut budaya Indonesia, usia yang matang, dewasa dan memiliki visi dan wisdom yang bagus. Dari segi agama, semuanya beragama Islam sesuai dengan agama mayoritas masyarakat Indonesia. Dari segi pendidikan dan orientasi pemikiran, memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup baik karena merupakan lulusan SMA ke atas. Karena terpengaruh oleh hegemoni budaya maka berpikiran barat. Dari segi profesi lebih banyak yang berprofesi sipil. Pemimpinan ke depan diharapkan dapat membangun masyarakat madani yang ditandai oleh keterbukaan, profesionalisme, kemajuan, penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan pluralism nampaknya menjadi agenda utama pemimpin.

Calon presiden sebagai pemimpin merupakan pihak komunikator yang mencoba menjalin pengertian atas pesan komunikasi yang disampaikan kepada komunikannya. Bentuk komunikasi yang dijalankan oleh Anies Baswedan untuk mendukung tujuan politiknya dalam meraih kursi Presiden dapat digolongkan dalam konsep komunikasi politik yang dipahami sebagai :

as purposeful communications about politics. This incorporates:

1. All forms of communication undertaken by politicians and other political actors for the

purpose of achieving speciic objectives;

2. Communication addressed to these actors by non-politicians such as voters and newspaper columnists.

3. Communication about these actors and their activities, as contained in news reports, editorials, and other forms of media discussion of politics.(McNair, 2003: 4)

Segala bentuk komunikasi yang dilakukan oleh calon presiden untuk mendukung pencapaian pencalonan dirinya dalam Pilpres 2014 merupakan bentuk komunikasi politik. Seperti yang kita pahami bahwa komunikasi politik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh aktor politik untuk mencapai tujuannya, maka sebagai salah satu aktor politik di kancah Pilpres 2014, pesan-pesan dalam komunikasi Calon presiden seputar pencalonan dirinya melalui jalur konvensi Partai Demokrat

McNair (2003: 6) menjelaskan ada tiga unsur yang saling berhubungan dalam proses politik adalah

political organisations, media dan citizens. Terkait dengan ketiga unsur tersebut, penjelasannya:

1. Political organisations, irst there are the political actors, narrowly deined: those individuals

who aspire, through organisational and institutional means, to inluence the decision-making

process. They may seek to do this by attaining institutional political power, in government or constituent assemblies, through which preferred policies can be implemented. If in opposition their objectives will be to obstruct existing power-holders, and have them replaced by alternatives.

2. The audience, the purpose of all this communication is, as has been noted, to persuade. and the target of this persuasion-the audience- is the second key element in the political communication process, whitout which no political message can have any relevance. 3. The media, in democratic political systems the media function both as transmitters of political

communication which originates outside the media organisation itself, and as senders of political messages constructed by journalist. (McNair, 2003: 5-12).

Pendapat tak jauh berbeda tentang unsur-unsur dalam komunikasi politik dijelaskan oleh Muhtadi (2008: 31-35) sebagai berikut:

1. komunikator dalam komunikasi politik, yaitu pihak yang memprakarsai dan mengarahkan suatu tindak komunikasi. Seperti dalam peristiwa komunikasi pada umumnya, komunikator dalam komunikasi politik dapat dibedakan dalam wujud individu, lembaga, ataupun berupa kumpulan orang.

2. khalayak komunikasi politik, yaitu peran penerima yang sebetulnya hanya bersifat sementara. Sebab, seperti konsep umum yang berlaku dalam komunikasi, ketika penerima itu memberikan feedback dalam sesuatu proses komunikasi politik, atau pada saat ia meneruskan pesan-pesan itu kepada khalayak lain dalam kesempatan komunikasi yang berbeda, maka pada saat itu peran penerima telah berubah menjadi sumber atau komunikator. Khalayak komunikasi politik dapat memberikan respon atau umpan balik, baik dalam bentuk pikiran, sikap maupun perilaku politik yang diperankannya.

3. saluran-saluran komunikasi politik, yakni setiap pihak atau unsur yang memungkinkan sampainya pesan-pesan politik.

Peneliti memahami bahwa terdapat pandangan lain yang tidak terlalu jauh berbeda seputar unsur-unsur dalam komunikasi politik. Setidaknya terdapat tiga unsur komunikasi politik yaitu komunikator politik sebagai pihak yang mengarahkan tindakan komunikasi, komunikan politik (khalayak komunikasi politik) sebagai penerima dan pemberi feedback atas pesan yang disampaikan komunikator dalam proses komunikasi politik, dan terakhir saluran komunikasi politik sebagai unsur yang membantu tersampaikannya pesan-pesan politik kepada khalayak komunikasi politik. Sebagai seorang pemimpin, calon presiden setidaknya harus memiliki karakter kepemimpinan yang baik. Seperti yang dikatakan oleh Cavaleri and Seivert (2005) untuk menjadi pemimpin yang efektif harus dipercaya oleh pengikutnya dan dilibatkan dalam visinya. Organisasi memerlukan pemimpin yang kuat sekaligus berkarakter baik, yang bisa dipercaya dan yang akan memimpin mereka menuju masa depan.

Karakter pemimpin masa depan yang baik adalah : (1) Jujur, seorang pemimpin yang baik menunjukan ketulusan, integritas dan keterbukaan dalam setiap tindakannya. (2) Kompeten. Tindakan seorang pemimpin haruslah berdasarkan penalaran dan prinsip moral. (3) Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan. Ia mengetahui apa yang diinginklan dan bagaimana cara mendapatkannya, karena itu biasanya ia menetapkan prioritas berdasarkan nilai moral yang dimilikinya. (4) Memberi

inspirasi. Seorang pemimpin harus menunjukan rasa percaya diri, ketahanan mental, isik dan

spiritual. (5) Cerdas. Pemimpin memiliki kemauan terus belajar, membaca dan mengerjakan tugas yang menantang kemampuannya. (6) Berpikiran adil. Pemimpin memperlakukan seua orang dengan adil dan menunjukan empatinya. (7) Berpikiran luas. Pemimpin mau menerima segala perbedaan. (8) Berani. Seorang pemimpin berani dalam mengambil keputusan dan menjalankan usahanya untuk mencapai tujuan. (9) Tegas. Mengambil keputusan dengan tegas. (10) Imajinatif. Pemimpin memiliki kreativitas dan inovatif dalam kepemimpinannya. (Cavaleri and Seivert (2005)

Tak kalah penting, salah satu unsur politik yang tak boleh dilewatkan dalam pembahasan ini adalah pesan politik. Menurut Garrett J.O’Keefe seperti dikutip Hikmat (2010:47) menjelaskan bahwa: pesan dalam komunikasi politik, di antaranya berkaitan dengan informasi (isu) tenang kandidat penguasa dalam suatu negara. Pesan komunikasi politik merupakan hasil kesepakatan makna antara kandidat penguasa dan rakyat pemilih (voter). Agar kesepakatan itu terjadi, isu yang dijadikan pesan komunikasi politik oleh kandidat penguasa harus yang dapat meningkatkan citranya sehingga rakyat pemilih dapat terpengaruh untuk memilihnya.

Mc Nair (2003:157) menjelaskan komunikasi transparan dengan istilah bahasa yang sedikit berbeda yaitu information management yang dapat dipahami sebagai :

activities designed to control or manipulate the low of information from institutions of government to the public sphere beyond .... those techniques which government oficials and

agencies employ to keep the public informed and to disseminate information about the activities of various departments .... information is power, and the control of information is the irst step in propaganda.

Bentuk aktivitas lainnya dari political public relations merupakan manajemen informasi yang biasanya digunakan oleh pemerintah maupun agen-agen pemerintah. Manajemen informasi ditujukan untuk mengontrol ataupun memanipulasi aliran informasi dari sebuah institusi pemerintahan kepada publiknya, teknik manajemen informasi dilakukan untuk menjaga agar publik tetap mendapatkan informasi dan menyebarkan informasi dari berbagai departemen lainnya. Perlu dipahami bahwa kekuatan informasi serta kontrol terhadap informasi merupakan langkah pertama untuk menjalankan langkah propaganda.

Menurut Newman and Perloff (2004:20) pesan-pesan yang harus disampaikan dalam media kampanye yaitu :

there are ive distinct and separate cognitive domains that drive voters’ behavior:

1. Political issues represent the policies a candidate advocates and promises to enact if elected

3. Candidate personality captures the importance of a candidate’s personality in helping to reinforce and manufacture an image in the voter’s mind (e.g., Gore’s emphasizing his experience as vice president in the 2000 presidential election as a way of making voters feeling more secure about him).

4. Situational contingency represents that dimension of voters thinking that could be affected by

“hypothetical events” that are proiled in the course of a campaign. For example, during the

2000 presidential campaign, Bush went out of his way to lead voters to believe that if Gore were elected he would carry on in the same manner that President Clinton did. A candidate’s opponents often use this tactic as a means of creating the illusion that one candidate is better in dealing with certain situations than the other candidate, in an effort to get voters to switch their allegiance.

5. Epistemic value represents that dimension that appeals to a voter’s sense of curiosity or novelty in choosing a candidate.

Pesan komunikasi politik yang disampaikan oleh para calon presiden baik di media cetak maupun elektronik harus berisi mengenai isu-isu politik. Kedua, Social imagery, yaitu memiliki kesan social, maksudnya apa yang dilakukan para calon presiden, misalnya oleh Anies Baswedan melalui wadah Indonesia Mengajar memperlihatkan kepeduliannya pada masalah-masalah social terutama pendidikan. Ketiga, Personalitas dari kandidatnya, yaitu kepribadian dari para calon presiden. Keempat, peristiwa-peristiwa yang dilakukan dan diikuti oleh para calon presiden. Kelima, perasaan penasaran dari khalayak terhadap keistimewaan dari kandidat/kebaruan/ keistimewaan dibandingkan dengan kandidat yang lainnya, yaitu kandidat yang berasal dari partai lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Strategi komunikasi politik sangat diperlukan bagi para calon presiden dalam kampanye pemilu pemilihan presiden untuk menuju kursi Presiden Indonesia. Peneliti memahami bahwa terdapat pandangan lain yang tidak terlalu jauh berbeda seputar unsur-unsur dalam komunikasi politik. Ada tiga unsur komunikasi politik yaitu komunikator politik, sebagai pihak yang mengarahkan tindakan komunikasi, komunikan politik sebagai penerima dan pemberi feedback atas pesan yang disampaikan komunikator dalam proses komunikasi politik, dan saluran komunikasi politik sebagai unsur yang membantu tersampaikannya pesan-pesan politik kepada khalayak komunikasi politik. Sebagai seorang pemimpin, calon presiden harus memiliki karakter kepemimpinan yang baik. Karakter pemimpin masa depan yang baik adalah : Jujur, Kompeten, Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan, memberi inspirasi, Cerdas, Berpikiran adil, Berpikiran luas, Berani, Tegas, Imajinatif.

DAFTAR PUSTAKA

Cavaleri, Steven. A, and Seivert, Sharon, 2005, Knowledge Leadership-The Art and Science of The Knowledge-Based Organization, Knowledge Management Consortium International Press, Elsevier Inc, Amerika

Hikmat, Mahi.M, 2010, Komunikasi Politik, Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, Bandung

Kaid, Lynda Lee, 2004, Handbook of Political Communication Research, Lawrence Erlbaum Associates Publisher, London

Kriyantono, Rachmat, 2009, Teknik Riset Praktis Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Mc Nair, Brian, 2003, An Introduction to Political Communication, Routledge, London

Muhtadi, Asep Saeful, 2008, Komunikasi Politik Indonesia, Dinamika Islam Politik Pasca Orde Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung

Newman, Bruce I and Richard M. Perloff, 2004, Political Marketing: Theory, Research and Applications, Amerika

Suwirta, Andi dan Hermawan, Iyep Candra, Masalah Karakter Bangsa dan Figur Kepemimpinan di Indonesia : Perspektif Sejarah, http://atikan-jurnal.com/wp-content/uploads/2012/06/8.as_.iyep_. unsur_.jun_.12.pdf

Vivian, John, 2001, The Media of Mass Communications, Allyn & Bacon A Pearson Education Company, Amerika

BIODATA PENULIS

Suraya, saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina Jakarta. Suraya meraih Sarjana Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta, Magister Bisnis dan Keuangan Islam Universitas Paramadina., Magister Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia dan Doktor Ilmu Komunikasi Pembangunan IPB.. Telah menulis Artikel dan Jurnal : (1) Communication Strategy on Socialization of Healthy Food with Good Packaging, dipresentasikan pada Seminar International "Current Issues and Challenge in Food Safety SEAFAST IPB", (2) Call for Paper International Conference on Business and Banking & CSR-UN University Network, Surabaya 23-24 Februari 2010. (4) Artikel "Perceptions and Preferences of Farmers in Ciamis and

RAGAM KOMUNIKASI POLITIK “NJAWANI”

Dalam dokumen Komunikasi dan Pemilu 2014 Persiapan Pel (Halaman 36-41)