• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Keuangan Modern

Dalam dokumen Rekonsepsi Ekonomi Islam - Al-Iqtishad (Halaman 104-115)

(MONETARY SYSTEM)

VI.I

Sistem Keuangan Modern

ebelum era kelahiran peradaban barat-modern sekuler uang selalunya menggunakan uang intrinsik (nilai uangnya di dalam bendanya itu sendiri) ia terbuat dari logam; emas, perak dan juga tembaga. Pada abad ke 16 di mulai dari eropa, proses kelahiran peradaban barat-modern pada abad pencerahan (renaissance) di dalangi oleh orang-orang anti-agama (sekuleris), orang-orang ini pada akhirnya berhasil melegalkan atau menghalalkan praktik riba atau usury [baik di wilayah otoriti gerejani kristen maupun otoriti pemerintahan di wilayah eropa] dan menggunakan istilah yang lebih halus yaitu interest (bunga), amalan riba pada akhirnya memang sudah menjadi kebiasaan dan menjadi lumrah secara luas entah kaum itu beragama atau tidak. Bermula dari orang-orang yahudi eropa yang menjalankan usaha pandai emas (goldsmith) kemudian berkembang menjadi usaha jasa penitipan, di mana tukang-tukang pandai emas menawarkan jasa penitipan emas baik itu para peziarah, pelancong, pedagang dan semua warga eropa yang ada pada saat itu, menitipkan emas dirasa bermanfaat dan penting, dari pada membawanya sebagai beban dan berisiko terhadap kejahatan dan perampokan. Apabila emas diserahkan kepada tukang penitipan emas tadi maka tukang penitipan tersebut akan membuatkan cek atau nota catatan yang mencantumkan besaran jumlah emas yang dititipkan sebagai alat bukti. Penitipan emas ini pada akhirnya menjadi lumrah bagi warga eropa atau di manapun pada saat itu, hal ini memberikan suatu kemudahan yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, mereka tidak perlu lagi susah-susah membawa emasnya untuk bertransaksi, mereka hanya perlu menggunakan cek atau nota itulah untuk bertransaksi, yang lebih menakjubkannya kemudian cek menjadi alat pembayaran yang bisa diterima secara sah, sementara tukang-tukang pandai emas (goldsmith) itu pun kemudian menjelma menjadi bankir di mana ia selain membuka jasa penitipan, ia juga sekaligus menyalurkan sebagaian hartanya untuk usaha pinjaman berbunga, dari sini lah semua mengenai uang ekstrinsik modern (atau „uang kertas‟ atau „mata uang‟ atau

currency) dan bank modern bermula.

96

Bank sentral dibuat pertama kali di Belanda tahun 1668. Kemudian pada tahun 1694 Bank of England disahkan oleh pemerintah inggris William III untuk memberi hak kepada pendana atau pemberi pinjaman langganan untuk pemerintah dengan wewenang khusus yaitu hak menerbitkan cek (banknote) poundsterling sebagai Bank Sentral Inggris, di mana pada saat itu keperluan dana mendesak 12.000 poundsterling untuk membiayai keperluan menghadapi ancaman serangan dari Prancis (Inggris masih menggunakan gold standard hingga tahun 1931). Prancis mengesahkan Banque de France tahun 1800, Bank Sentral Amerika The Federal Reserve disahkan melalui kongres tahun 1913, dan banyak juga negara-negara lain kemudian mengesahkan pendirian bank sentral-bank sentral mereka.

Pada mulanya setiap bank manapun (sebelum ada bank sentral) boleh menerbitkan cek (banknote), tetapi kemudian kemunculan konsep bank sentral, hak untuk menerbitkan cek atau „mata uang‟ hanya boleh dilakukan oleh bank sentral, dengan kata lain hak untuk menerbitkan cek dimonopoli oleh bank sentral. Kemunculan Bank sentral dirasa penting, untuk membantu pemerintahan dalam hal pemberian dana untuk keperluan-keperluan pemerintahan, sebagai alternatif dari pajak, terutama pada saat-saat genting seperti misalnya; ancaman perang. Awal mulanya memang berkonsep gold standard (cek yang diterbitkan dijamin oleh cadangan emas), namun semakin lama perundangan dibuat untuk membuat ceknya tidak bisa ditukar dengan emas dengan alasan tertentu (keamanan ekonomi, dan lain-lain), apalagi bila saat terjadi panik saat situasi perang. Sebetulnya juga cek yang dicetak akan selalu lebih banyak dari pada cadangan yang disimpan, namun masyarakat tidak menyadarinya karena ini hanya urusan pemerintah dan bank sentralnya yang tahu di mana ceknya dibuat tidak bisa dicairkan, bank sentral hanya perlu meyakinkan masyarakat bahwa nilai uangnya stabil dengan pelaporan angka-angka statistik dari hal yang disebut sebagai „pengendalian inflasi‟.

Pada tahun 1930, terjadi depresi besar bersamaan dengan perang dunia II, kondisi ekonomi eropa memburuk, negara-negara memberlakukan kebijakan ekonomi yang ketat dengan meningkatkan hambatan perdagangan luar negeri, devaluasi mata uang untuk bisa bersaing dalam pasar ekspor, serta membatasi warga negaranya memegang valuta asing. Setelah usai perang dunia II, Amerika mengadakan pertemuan di Brettonwood mengundang negara-negara dunia lainnya untuk mengadakan konferensi kerja sama ekonomi internasional selepas perang dunia II. Pada konferensi tersebut, dilahirkanlah institusi-institusi keuangan dunia dan organisasi perdagangan internasional di antaranya: IMF, World Bank, WTO. Pada konferensi ini untuk membuka hambatan-hambatan perdagangan internasional di mana negara-negara yang tergabung dibuat sepakat untuk menjaga nilai tukar mata uangnya dalam bentuk Dollar Amerika Serikat, oleh karena pasca perang dunia ke II Amerika memiliki cadangan emas yang paling banyak dari perdagangan

97

internasional pada masa-masa perang sebelum sebelum itu (di mana negara-negara yang berperang suplai bahan pangan dan lain-lainnya diimpor dari luar, sementara Amerika pemasok utama Inggris), oleh karenanya Amerika berjanji setiap 35 US Dollar dijamin dengan 1 Ons emas tetapi dengan syarat hanya “bank sentral” yang boleh menukarkannya. Selain dari pada itu untuk memperoleh US Dollar bagi negara-negara yang ingin berpartisipasi dalam perdagangan perlu mengirim cadangan emasnya ke The Fed, Bank Sentral Amerika, lewat IMF, bisa juga memperoleh Dollarnya dari perdagangan ekspor, atau meminjam US Dollar ke IMF. Sistem ini merupakan sistem moneter internasional yang disebut dengan sistem keuangan Brettonwood.

Hingga tahun 1960an, pemerintah AS telah meningkatkan pengeluaran untuk membiayai perang Korea, perang Vietnam dan program Johnson Great Society. Presiden Prancis, Charles De Gaulle menguji sistemnya dengan meminta penukaran Dollarnya $150 juta, setelah itu banyak negara-negara eropa di belakangnya mengantri, hingga cadangan emas AS mulai 1959 hingga 1971 berkurang hingga 50%. Oleh karena ternyata pemerintah Amerika dan The Fed telah mencetak uang kertasnya melebihi cadangan emasnya, pemerintah AS menyadari jika penukaran terus berlangsung sementara uang kertasnya telah dicetak melebihi cadangan emasnya maka sistem keuangannya tentunya akan bangkrut (collaps). Pada 15 Agustus 1971, peristiwa ini dikenal dengan „Nixon Shock‟, presiden Amerika Serikat Richard Nixon membatalkan perjanjian Brettonwood secara sepihak dengan menyatakan penukaran Dollar tidak berlaku lagi karena memang Dollarnya tidak lagi diback-up dengan emas (walaupun ini terasa seperti perampokan bagi negara-negara lainnya yang sudah menyetorkan emasnya ke The Fed, anehnya tidak ada perlawanan atau penuntutan kejahatan terhadap Amerika, siapa yang mampu melawan Amerika saat itu?), oleh karena itu Dollar yang tadinya diback-up emas (gold standard), sekarang hanya uang kertas yang bernilai janji dan pengaruh hegemoni dan kekuasaan AS ke atas dunia, sekarang ia disebut sebagai sistem uang fiat.

Selepas itu, terjadi krisis kepercayaan masyarakat dunia terhadap Dollar, dampak pasar terhadap Dollar sangat buruk, nilai Dollar merosot tajam, hingga Januari 1980 jatuh kurang lebih 850 Dollar per Ons emas (yang semula 35 Dollar per Ons), setiap orang sudah mulai akan meninggalkan Dollar. Tetapi pada tahun 1974 Keuangan Negara Amerika Serikat melakukan kesepakatan rahasia dengan Badan Moneter Arab Saudi (SAMA; Saudi Arabia Monetary Agency), yang meminta Arab Saudi sudi untuk berinvestasi dan membiayai defisit keuangan Amerika dari hasil jualan minyaknya. Saudi merasa terhutang budi, karena AS adalah konsumen pembeli minyak terbesarnya, tetapi kesepakatan yang paling penting adalah; di samping Saudi mengambil alih 60% kepemilikan saham perusahaan minyak ARAMCO (Arabian American Oil Company) dan hingga 1988 Saudi

98

menasionalisasi perusahaan minyak tersebut, Saudi juga bersetuju menjual minyaknya hanya dengan mata uang Dollar, belum lagi Saudi adalah anggota berpengaruh dalam organisasi kartel penjualan minyak yang disebut OPEC dan OPEC hanya menerima penjualan minyak hanya dengan Dollar. Sebagai timbal baliknya, Saudi dan beberapa negara penjual minyak lainnya akan mendapatkan kontrak dan diskon perlindungan militer, senjata, transfer teknologi, tenaga pembangunan infrastruktur dengan kontraktor-kontraktor terbaik yang dimiliki Amerika, ia adalah janji pembangunan dan kemajuan, suatu kemudahan yang akan diperoleh negara-negara penjual minyak, hasil kesepakatan ini menyebabkan Amerika berhasil mempertahankan nilai Dollar.

Sistem ini dikenal dengan „Petrodollar‟, di mana nilai Dollar AS disangga oleh minyak, Dollar AS menjadi komplemen terhadap minyak, semakin permintaan minyak dunia tinggi, semakin tinggi juga permintaan Dollar. Sistem ini berhasil mempertahankan nilai Dollar, nilai Dollar akhirnya naik, tetap tinggi nilainya terbang di atas lantai dasar. Di sisi lain, Amerika harus mengontrol minyak harus selalu murah, dengan cara menetapkan bunga tinggi atas pinjaman Dollar, supaya permintaan minyak turun dan harga minyak bisa menyesuaikan permintaan dunia. The Fed membuat mekanisme keuangan baru yang juga berlaku secara resmi ke negara-negara lainnya untuk mekanisme pembuatan uang dalam artikel yang diterbitkan „Modern Money Mechanic‟. Uang kertas itu sendiri selepas perjanjian Brettonwood, tidak lagi diciptakan berdasarkan cadangan emas, tetapi penciptaan uang fiat kini berdasarkan instrumen utang. The Fed atau bank-bank sentral suatu negara akan menerbitkan uang baru dalam bentuk sertifikat atau nota (banknote) untuk pemerintah (sebagai kekayaan yang dibuat dari ketiadaan tanpa cadangan intrinsik, ex nihilo) dengan syarat pemerintah membuat surat utang (obligasi atau t-bill), surat utang tersebut akan diserahkan kepada bank sentral di mana pemerintah Amerika Serikat akan membayar pokok utangnya dan bunganya, sementara itu uang baru dalam bentuk nota untuk pemerintah Amerika Serikat belum bisa digunakan menjadi mata uang, kecuali setelah ia disimpan di bank dunia (IMF) sebagai deposito. IMF menggunakan uangnya untuk memberi pinjaman berbunga (termasuk ke negara-negara berkembang; dunia ke tiga) untuk “bantuan pembangunan” dan lain-lainnya, di mana pemerintah Amerika Serikat atau nasabah IMF hanya perlu menyimpan uangnya dalam tempo tertentu (deposito) dan kemudian menikmati bunganya.

99 1

Uang fiat

Di awali dari uang yang semula bernilai intrinsik (nilai uangnya berada di dalam bendanya), bergeser menjadi uang ekstrinsik (nilai uangnya berada di luar bendanya) yaitu cek (uang kertas). Uang ekstrsinsik mulanya bercadangkan emas, tetapi selepas pembatalan perjanjian Brettonwood, maka 100% uang ekstrinsik dunia yang berlaku saat ini tidak lagi ada kaitannya dengan cadangan emas, itu lah uang yang sekarang; yaitu uang fiat. Uang fiat yaitu „uang ekstrinsik‟ apakah itu uang kertas atau uang giral atau uang digital dan lain-lainnya [yang selanjutnya menjadi basis (based money atau M1) bagi uang-uang ekstrinsik lainnya (broad money atau M2)] yang sejatinya tidak dicadangkan dengan cadangan intrinsik, melainkan semata-mata bercadangkan utang. Sejatinya ia merupakan kekayaan yang dicipta dari awang-awang (dari ketiadaan atau ex nihilo), sejatinya tidak ada nilainya sama sekali. Ia menjadi berharga hanya karena diback-up oleh kekuatan dan kekuasaan otoritas-otoritas pemerintah-pemerintah, negara-negara dan adikuasa-adikuasa yang memberlakukannya sebagai legal tender (uang resmi).

Sekarang mari kita tinjau dalam sudut pandang moral, ketika uang ekstrinsik dicetak lebih banyak dari pada cadangan intrinsiknya (atau malah tanpa cadangan intrinsik sama sekali), maka sejatinya ia adalah menciptakan kekayaan dari ketiadaan dengan hanya semudah menulis ceknya, mencetaknya (print) atau mengetikkan digitnya di dalam komputer yang sejatinya adalah tindakan fraud (curang). Seandainya seseorang membuat cek kosong yang tidak ada isinya, lantas menggunakannya sebagai alat pembayaran, kemudian seorang yang menerima ceknya ketika akan mencairkan ceknya ternyata tidak ada isinya, maka orang itu pastinya akan diserahkan ke badan hukum untuk diadili, karena ia adalah tindakan kecurangan atau bisa dikatakan penipuan. Sementara apa yang terjadi seperti contohnya pada pembatalan pernjanjian Brettonwood yang dilakukan Amerika tidak ada yang bisa menahannya sebagai kejahatan internasional karena Amerika menggunakan kekuasaannya untuk berbuat pelanggaran, ketika Richard Nixon membatalkan kesepakatan Brettonwood, Dollar tidak lain sama seperti cek yang tidak bisa dicairkan.

Uang di dalam perspektif modern juga dianggap sebagai komoditas, yang bisa diperjual-belikan untuk memperoleh keuntungan atau disewa-sewakan dengan imbalan bunga. Yang berlaku keseluruh dunia hari ini Dollar Amerika Serikat tetap bisa mempertahankan nilainya sebagai induk dari semua mata uang kertas, sebagai mata uang cadangan utama dunia, yang jiwanya diletakkan pada minyak negara-negara yang tergabung dalam organisasi perusahaan kartel penjual minyak (OPEC), dengan demikian mata uang Dollar AS relatif paling tinggi nilainya dibanding mata uang lain negara manapun, karena AS membuat kesepakatan dengan negara eksportir minyak untuk menjaga pembayaran minyak hanya dilakukan dengan

100

Dollar, dengan kata lain Dollar nilainya dijangkar oleh minyak, di mana minyak terus dibutuhkan negara-negara manapun di dunia. Hal ini sangat mudah difahami tidak ada negara yang bisa berjalan tanpa minyak, tanpa transportasi negara pastinya collaps; di mana semua barang-barang kebutuhan hidup disuplai menggunakan alat transportasi.

Uang fiat dicetak oleh segelintir elit sebagai kekayaan cuma-cuma yang dicipta dari awang-awang layaknya Tuhan, ketika ia menjadi komoditi sewaan (utang dengan imbalan bunga) tentunya bisa menjadi senjata berbahaya untuk menguasai (memperhamba) manusia-manusia penggunanya. Sebagai contohnya, apa yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat ketika menaruh kekayaan cuma-cumanya sebagai deposit di bank internasional katakanlah IMF, kemudian IMF meminjamkan dananya kepada negara-negara importir sebagai utang plus bunga, maka negara-negara importir tersebut perlu bekerja lebih giat untuk menghasilkan devisa dan membayar utang plus bunga; negara-negara importir (pemerintahannya) bekerja untuk tuan budaknya (yang menghasilkan kekayaan secara cuma-cuma); sedangkan rakyat tidak terurus atau terpenuhi kebutuhannya (karena kas digunakan untuk membayar utang) tetapi rakyat sekaligus juga bekerja lembur untuk membantu memperoleh devisa.

Ketika uang fiat yang dicetak oleh segelintir elit sebagai kekayaan cuma-cuma yang dicipta dari awang-awang layaknya Tuhan, ketika ia menjadi komoditi sewaan (utang dengan imbalan bunga), tentunya bisa menjadi senjata berbahaya untuk menguasai (memperhamba) manusia-manusia penggunanya. Sebagai contohnya lagi; ketika negara memerlukan pembiayaan pengeluaran-pengaluaran kebutuhan negara sebutlah itu pertahanan, pendidikan, pembangunan dan lain-lain sebagainya, negara perlu membuat utang nasional dengan membuat surat utang, kemudian otoriti bank sentral menciptakan kekayaan dari awang-awang tanpa berlandaskan cadangan intrinsik untuk menciptakan uang, tetapi apabila pemerintah menerima uang dari bank sentral ia tentu saja bukan uang gratis, tetapi pinjaman dengan bunga, setelah itu sejumlah uang yang beredar akan menggerakkan perekonomian, kemudian uangnya kembali lagi kepada pemerintah lewat pajak yang dipunguti dari masyarakat, kemudian utang nasional perlu dibayarkan kepada bank sentral, ketika pemerintah berhasil melunasi utang, asumsinya tidak ada uang yang tersisa karena jumlah uang yang beredar sama dengan jumlah utang yang dipinjam, wal hasil untuk melunasi sisa bunganya, pemerintah perlu membuat utang nasional lagi, dan keadaan terus berulang di mana sisa bunganya semakin membesar dan membengkak (gali lobang tutup lobang dengan utang yang lebih besar) dan hingga sampai kapanpun bunga tersebut tidak bisa dilunasi bahkan semakin membesar. Ujung-ujungnya, negara tidak bisa memenuhi kebutuhan rakyatnya, banyak anggaran dipangkas, sementara rakyat bekerja lembur untuk membantu melunasi hutang pemerintah dari membayar pajak.

101

Selain dari pada itu pertumbuhan keuangan yang membengkak disebabkan penciptaan uang berlandaskan utang, uang dicipta tanpa berasaskan cadangan bernilai intrinsik, konsekuensi yang berlaku kepada pasar adalah kenaikan-kenaikan harga, uang kehilangan nilainya, masyarakat yang telah bekerja susah payah mencari penghasilan kini hasil keringatnya lenyap, ia kehilangan daya beli, oleh karena inflasi, di mana nilai uangnya telah dirampok oleh elit pencetak (pencipta) uang.

Oleh karena itu, konsekwensi mudharat yang terbesar dari uang fiat beserta otoriti ditangan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, tidak hanya ia menciptakan kekayaan secara mudahnya (menciptakan uang mudah) tetapi juga ia akan menimpakan „perbudakkan‟ atau „perhambaan‟ kepada manusia lantaran manusia bekerja dengan menghasilkan „uang palsu‟ yang secara berterusan kehilangan daya beli, sementara terus berhajat kepadanya berterusan, ke-mudharat-an terbesar yang akan menimpa manusia sebetulnya adalah bencana ke‟syirik‟an sebagai suatu dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah; di mana manusia-manusia kini sibuk mengejar tujuan hidup yang hanya sekedar „memenuhi kebutuhan hidup‟ dan bekerja untuk tuan budaknya; yaitu para kreditur, para bankir, para elit, sekaligus bersepakat; “menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan” dengan menerima dan bersetuju praktik riba adalah praktik yang legal, sehingga tidak lagi kehidupan ini untuk Allah subhanahu wa ta‟ala.

2

Bank dan Fractional Reserve Requirement

Sebelum praktik uang fiat dapat terealisasikan secara internasional oleh para elit global, sebelum itu sudah lama praktik „meminjam dan meminjamkan uang‟ dipraktikkan oleh para tukang pandai emas (goldsmith) pada abad ke 16. Khususnya, pada kasus Bank of England pada saat itu yang bertindak sebagai Bank Sentral Inggris untuk pertama kalinya, memberikan pinjaman berasaskan cadangan 2:1 atas emas yang disimpan, ini hanyalah rasio permulaan, selanjutnya di zaman modern rasio ini bisa lebih besar lagi sebagai mana yang akan dijelaskan.

Uang fiat, di zaman modern dalam menciptakan uang (dari ketiadaan) tidak berjalan sendirian, uang fiat bekerja dengan bank, yaitu suatu insitusi yang mendirikan aktivitas keuangan berlandaskan „meminjam dan meminjamkan uang‟ dari dana simpanan yang diterima dari jasa penitipan (tabungan) para nasabahnya. Meluasnya praktik ini tidak lain dan tidak bukan diawali dari pelegalan praktik bunga pinjaman (interest) terlebih dahulu sebelumnya pada abad 16 oleh ummat kristiani (protestan) (didalangi gerakan abad pencerahan yang sekuleris) dan ummat yahudi jauh-jauh hari sebelumnya sudah melegalkan bunga (dan barangkali kaum yahudi palsu inilah yang memprakarsa gerakan abad pencerahan) (Quran, Surat An-Nisa 4: 161). Sehingga konsekuensinya uang dianggap sebagai komoditi yang

102

bisa diperjualbelikan dengan keuntungan atau disewa-sewakan dengan imbalan bunga.

Institusi bank dalam beroperasi ia berjalan berasaskan sistem fractional reserve

requirment (FRR) atau giro wajib minimum (GWM) yang menganut sistem

percadangan rasio antara yang dipinjam dan yang dipinjamkan dari dana titipan (tabungan) nasabah. Sistem FRR yang paling optimal adalah sistem cadangan seminimal-minimalnya 10% dengan penyaluran semaksimal-maksimalnya 90% (1:9), di mana berdasarkan apa yang terjadi, biasanya nasabah yang menyimpan uangnnya di bank, dari kesemuanya setidaknya hanya sampai 10% yang mengambil uangnya kembali, maka dari itu bank berasumsi 90% dana menganggur dapat dimanfaatkan yaitu dipinjam (dari nasabahnya) untuk usaha pinjaman berbunga kepada peminjamnya (dengan hasil bunganya akan berbagi antara pihak bankir dan nasabahnya).

Ketika bank meminjam uang dari uang nasabah untuk disalurkan kepada usaha ribawi (dengan maksimal penyaluran 90% dari semua cadangan/tabungan uang nasabah), maka yang terjadi uang mengganda 9x lipat suplai uang bertambah berasaskan utang, 9x lipat penciptaan kekayaan dari awang-awang (dari ketiadaan). (Apabila) Laju kenaikan pertumbuhan uang lebih tinggi dari pada laju produktifitas berdasarkan kapasitas dan kapabilitas produksi yang tersedia; atau laju keuangan lebih tinggi dari pada laju output komoditi (barang dan jasa) yang mampu diproduksi oleh populasi ekonomi; (bila tidak ditunjang dengan kapasitas produksi yang memadai dan tidak masuk akal) akibatnya pastinya inflasi (kenaikan harga-harga). Sementara bank akan menikmati keuntungan hanya bermodalkan makelar dana (pinjaman dan dipinjamkan), adapun populasi ekonomi menerima penghasilan dari uang yang terus mengalami pengurangan nilai dari waktu ke waktu; dengan kata lain bank turut aktif membantu perbudakan sistematis (perpanjangan dari uang fiat), struktural dan hirarkis dari atas ke bawah, masyarakat yang paling bawah adalah budak-budak pekerja yang bekerja sepanjang hari sepanjang malam, namun barangkali hanya cukup menyambung kebutuhan hidup makannya saja atau tidak pernah mencukupi kebutuhan sehari pada waktu itu. Dampaknya produktifitas yang dilaksanakan oleh populasi ekonomi akan menghalalkan segala cara dan masyarakat populasi ekonomi hanya akan mencari jalan-jalan singkat dan instan (mencari usaha atau pekerjaan yang paling aman dari risiko dan anti-rugi) untuk menghasilkan kekayaan, maka output produksi komoditas-komoditas atau aset-aset yang dihasilkannya sepanjang waktu semakin rendah kualitasnya, orang akan menjual hal yang tidak dibenarkan untuk dijual, dan taraf hidup semakin buruk, sementara nilai hutang populasi masyarakat terhadap para bankir dan para elit semakin tinggi, di mana orang-orang yang terlilit hutang membayar hutangnya dengan uang yang terus mengalami pengurangan nilai sepanjang waktu; tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk „perhambaan‟ atas kemanusiaan.

103 3

Bunga

Bunga adalah biang dari semua biang sistem keuangan ribawi modern. Bunga adalah praktik keuangan modern yang paling inti dan paling mendasar, tanpa bunga maka tidak ada bank, tidak ada bank maka tidak ada uang fiat. Sebagaimana sebelumnya, mengapa sistem keuangan ribawi global ini bisa terwujud, mula-mula di awali dari proses riba dilegalkan terlebih dahulu (dengan pola pikir rasionalis-positif-empiris-materialistis-sekuler) dalam suatu masyarakat (yaitu paling awalnya masyarakat eropa) manakala skriptur-skriptur agama telah mengutuk, mengancam dan memperingatkan bahayanya baik itu dalam skriptur Yahudi (Taurat), Nashrani (Gospel), Islam (Al-Quran), selanjutnya masyarakat akan tertular penyakit mempraktikkan riba yaitu menghalalkan dan melegalkan bunga pinjaman mereka mengatakan (tidak peduli adakah mereka itu kaum agamawan atau bukan) bunga adalah konsekwensi logis sebagai bayaran atau sewa atas modal dan

Dalam dokumen Rekonsepsi Ekonomi Islam - Al-Iqtishad (Halaman 104-115)