• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap-Tahap Lepas Landas Ekonomi

Dalam dokumen Rekonsepsi Ekonomi Islam - Al-Iqtishad (Halaman 182-187)

Secara mendasar ada 3 tahap yang perlu dilakukan untuk membuat ekonomi lepas landas. 3 langkah itu ialah:

1. Ekstraksi Sumber Daya Ekonomi a. SDA (Sumber Daya Alam) b. SDM (Sumber Daya Manusia) c. SDU (Sumber Daya Keuangan) 2. Aktivasi pasar dan perserikatan (syirkah)

3. Kontrol Baytulmal dan Infrastuktur Keuangan Suplai-Qardh Langkah 1: Ekstraksi Sumber Daya Ekonomi

Kesemua bentuk sumber daya baik SDA, SDM dan SDU adalah hal yang niscaya dan penting. Ketidakadaan salah satunya merupakan kenihilan dalam menjalankan sebuah ekonomi. Ketersediaan SDA bersifat penting dan pokok karena ekonomi

174

yang erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti: sandang, pangan dan papan, serta material lainnya yang dibutuhkan untuk memproduksi komoditas kesemuanya memerlukan ketersediaan SDA. Namun ketersediaan SDA tanpa ketersediaan SDM juga menjadi nihil yang SDM memegang peran sebagai pelaku produksi dan pelaku ekonomi. Adapun ketersediaan SDU penting dalam ekonomi karena tanpa ketersediaan SDU, di dalam ekonomi tidak terwujud aktivitas pertukaran yang efisien karena uang memegang peranan sebagai alat tukar. Meskipun demikian, ketersediaan sumber daya-sumber daya itu pada suatu kawasan ekonomi pada dasarnya bervariasi. Ada suatu wilayah negara yang memiliki SDA berlimpah ada juga yang tidak, ada suatu wilayah negara yang memiliki SDM berlimpah ada juga yang tidak, ada suatu wilayah negara yang memiliki SDU (emas dan perak) berlimpah ada juga yang tidak. Keragaman ketersediaan sumber daya-sumber daya itu pada suatu negara tidak menjadikan hambatan selama negara itu dapat menyesuaikan kebijaksanaan ekonominya berdasarkan bentuk ketersediaan sumber sumber dayanya dan bagaimanapun bentuk ketersediaan sumber daya-sumber daya itu, negara tetap bisa mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakatnya bila diatur dengan baik.

Langkah paling pertama yang dilakukan untuk menjalankan sebuah ekonomi adalah meng-ekstraksi sumber daya-sumber daya yang tersedia secara optimal. Pada sisi SDA, SDA yang tersedia perlu diolah sebaik-baiknya untuk menghasilkan seluruh barang-barang atau komoditas-komoditas kebutuhan hidup dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia. Di antara komoditas-komoditas yang diproduksi itu ialah; pangan, pakaian dan tekstil, material, perkakas dan peralatan (barang teknologi) dan lain sebagainya. Produktivitas olah SDA juga akan meningkat seiring meningkatanya keterampilan, keahlian, serta iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang digunakan oleh suatu populasi ekonomi.

Pada sisi SDM, SDM yang tersedia perlu diolah untuk menghasilkan keterampilan, keahlian, serta teknologi yang dikuasainya dalam hal ini institusi atau instrumen pendidikan memainkan perannya dalam olah SDM (disamping fungsi pendidikan yang terutama sekali tentu saja membangun karakter generasi mukminin).

Bila SDA dan SDM telah terolah. Diharapkan laju produksi barang-barang kebutuhan hidup dapat mengimbangi atau melebihi laju kebutuhan hidup suatu populasi walau bagaimanapun bentuk ketersediaan serta keterbatasan dari sumber daya-sumber daya yang ada. Masalah dari sumber daya-sumber daya yang terbatas itu dapat diselesaikan dengan intensifikasi SDA dan SDM berbasis iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibangun di atas landasan ilmiah quran; iptek dengan landasan „tatanan moral‟; misalnya riset dan pengembangan teknologi tepat guna (efficient-effective technology), teknologi ramah lingkungan dan ekonomis).

175

Dalam hal ini keterampilan dan teknologi memainkan peranan yang penting dalam memaksimalkan sumber daya yang terbatas, begitu juga pada masalah SDM yang terbatas dengan teknologi dapat mengubah haluan kebijakan faktor produksi dari labor-intensif menjadi kapital-intensif untuk menghasilkan output produksi yang sama. Keterampilan dan teknologi dihasilkan di institusi pendidikan dan keilmuan; penelitian dan pengembangan (R&D).

Keterbatasan SDA dapat juga diatasi dengan intensifikasi SDA berbasis teknologi dan arah kebijakan ekonomi pasar yang mengekspor jasa-professionalitaas SDM atau ekspor barang jadi dan mengimpor bahan baku dari luar, serta menetapkan industri jasa dan dagang sebagai industri unggulan.

Bila ekonomi sudah memiliki barang-barang kebutuhan hidup; barang-barang atau komoditas ekonomi. Kebutuhan suatu populasi ekonomi selanjutnya adalah ketersediaan mata uang. Ketidaktersediaan mata uang dalam suatu populasi ekonomi akan menimbulkan masalah kesukaran dalam aktivitas pertukaran. Setelah olah SDA dan SDM selanjutnya yang diperlukan adalah olah SDU atau penyediaan mata uang atau modal.

Uang di dalam Islam adalah uang bernilai intrinsik atau uang berbasis komoditas. Penyediaan mata uang dapat dilakukan dengan menggali sumber-sumber tambang emas dan perak untuk dicetak menjadi Dinar dan Dirham. Bila sumber-sumber tambang emas dan perak yang ada dalam suatu negara tidak memadai dalam mencukupi kebutuhan likuiditas (kebutuhan akan uang) dalam suatu populasi ekonomi maka, pemerintah dapat memberlakukukan atau menetapkan beberapa komoditas pokok (pangan) yang memiliki sifat durable (tahan lama) dan tidak mudah ter-depresiasi atau expire menjadi mata uang yang berlaku atau sebagai uang yang sah (legal tender) (sama seperti 6 komoditi yang berlaku di pasar madinah) di dalam suatu populasi ekonomi. Dengan ketersediaan mata uang sekarang diharapkan aktivitas pertukaran atau jual-beli dapat berjalan lancar, sehingga keberadaan barang-barang atau komoditas yang telah diproduksi tidak menjadi nihil, sehingga terjadi mobilisasi dan dinamika ekonomi secara luas.

Langkah 2: Aktivasi Pasar dan Perserikatan

Bila seluruh sumber daya sudah disiapkan dan telah terolah, barang-barang atau komoditas keluar dari bumi ke permukaan begitu pula mata uang telah dicetak dan tersedia. Langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah penyediaan media-media pasar dan syirkah.

Dengan wujudnya pasar; populasi ekonomi akan melakukan aktivitas pertukaran secara luas (massif dan masal), dengan media-media pasar berperan menjalankan fungsi konversi; yaitu fungsi mengubah bentuk suatu komoditi ke komoditi lain, hal ini akan sangat bermanfaat untuk strategi alokasi dan manajemen

kebutuhan-176

kebutuhan hidup populasi ekonomi; (1) alokasi cadangan/tabungan, (2) alokasi konsumsi, (3) alokasi investasi. Sehingga terjadi dinamika perputaran bagi ekonomi.

Dengan wujudnya media-media syirkah (Baytusysyirkah); populasi ekonomi akan melakukan pembentukan kemampuan finansial dari pembentukan modal (capital

formation), modal-modal terbentuk dari yang kecil-kecil dan tercerai berai menjadi

satu kesatuan dengan adanya media syirkah, sebagaimana media syirkah itu dalam populasi ekonomi berperan menjalankan fungsi formasi. Seiring dengan terbentuknya kemampuan finansial akan wujud pula aktivitas-aktivitas produktif. Langkah 3: Kontrol Kebijakan Baytulmal dan Infrastruktur Keuangannya

Hadirnya peran pemerintah dalam ekonomi melalui Baytulmal dan Infrastruktur Keuangannya, maka ekonomi tidak berjalan sendirian dengan aktivitas pasar dan perserikatan di dalamnya. Baytulmal dan Infrastruktur Keuangan; sebagai sistem keuangan publik yang berperan strategis dalam menentukan arah berjalannya ekonomi memiliki mekanisme dan kontrol terhadap ekonomi yaitu:

1. Insentifikasi ekonomi 2. Ekspansi ekonomi 3. Kontraksi ekonomi 4. Stabilitasi ekonomi

Insentifikasi mendorong produktifitas dan output ekonomi, ekspansi dan kontraksi ekonomi menyesuaikan dan mengatur volume ekonomi untuk merekayasa siklus ekonomi-bisnis yang diharapkan. Serta stabilitasi untuk menetralkan marginalitas; efek samping kompetisi ekonomi yaitu menyisakan orang-orang yang tersingkirkan, kaum faqir-miskin dan dhuafa.

Itulah tiga langkah-langkah yang harus dilakukan untuk lepas landas, langkah yang pertama yaitu; ekstraksi sumber daya, memastikan dapat berlakunya langkah kedua; yaitu aktivasi pasar dan perserikatan, langkah kedua tidak mungkin atau nihil berlaku tanpa langkah pertama. Begitu pula langkah kedua memastikan dapat berlakunya langkah ketiga yaitu; kontrol kebijakan Baytulmal, yang langkah ketiga itu tidak mungkin atau nihil tanpa langkah yang kedua. Jadi langkah-langkah ini merupakan urutan.

Bila ketiga langkah itu sudah dapat berlaku, maka seiring waktu berjalan kedepannya akan terjadi dinamika sosial-ekonomi ke-arah yang positif secara berkesinambungan (virtous circle). Beriringan dengan peran kehadiran pemerintah yang membebaskan korupsi atas pasar dan ekonomi oleh human error dan peran pemerintah dalam memainkan kontrol dan kebijakan Baytulmal secara benar dan adil, maka hanya kecelakaan alamiah (natural error) saja yang akan mempengaruhi

177

kondisi perekonomian. Sistem ekonomi ini, menyebabkan peradaban Islam bisa berjalan ratusan tahun sebagaimana sejarah para kekhalifahan terdahulu, stabil dari

chaos atau kekacauan yang meruntuhkan sistem ekonomi itu sendiri (sebelum

dunia kedatangan sistem ekonomi ribawi yang diprakarsa peradaban Barat Modern), apapun bentuk ekonominya pada masa itu di mana sistemnya masih berpandukan Al-Quran dan „tatanan moral‟ sebagai landasannya.

178

XII

Dalam dokumen Rekonsepsi Ekonomi Islam - Al-Iqtishad (Halaman 182-187)