• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur, Kewenangan, dan Fungsi-fungsi Parlemen

Dalam dokumen SAMBUNGKAN Upaya Memperkuat Hubungan Mas (Halaman 73-123)

Tujuan

Melalui materi ini diharapkan Anda akan paham :

1. Konsep-konsep dan teori yang berkaitan dengan apa yang

disebut sebagai parlemen

dalam suatu sistem pemerintahan demokratis; aktualisasinya dalam sistem pemerintahan Republik ndonesia;

2. Struktur, kewenangan dan fungsi-fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam proses penyusunan kebijakan publik;

3. Ruang partisipasi publik dalam mendorong lahirnya kebijakan yang pro-publik.

Materi

1. Parlemen dalam sistem pemerintahan demokratik.

2. Parlemen dalam Sistem Pemerintahan di Indonesia sebagaimana diatur dalam peraturan-perundangan yang mengaturnya.

3. Mekanisme Kerja cq. Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

4. Hak dan Kewajiban Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 5. Tiga kewenangan/fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

(legislasi, anggaran, dan pengawasan).

6. Tahapan Kerja Legislasi dan Penyusunan Anggaran.

7. Partisipasi Publik dalam Proses Penyusunan Kebijakan dan Pemantauan Pelaksanaannya: Hak-hak warganegara, sebagaimana diatur dalam peraturan- perundangan terkait (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan cq. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 jo Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-undang; dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik)

8. Titik-titik kritis dan strategis bagi partisipasi publik dalam proses penyusunan kebijakan publik di Parlemen

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 73

Bahan Belajar-1 Topik 2

Badan Legislatif , cuplikan dari Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2002, Hal.315-350.

BADAN LEGISLATIF

Badan Legislatif atau Legislature mencerminkan salah satu fungsi badan itu, yaitu

legislate, atau membuat undang-undang. Nama lain yang sering dipakai ialah Assembly

yang mengutamakan unsure "berkumpul untuk membicarakan masalah-masalah

publik). Nama lain lagi adalah Parliament, suatu istilah yang menekankan unsur "bicara"

(parler) dan merundingkan. Sebutan lain mengutamakan representasi atau keterwakilan anggota-anggotanya dan dinamakan People's Representative Body atau Dewan Perwakilan Rakyat. Akan tetapi apa pun perbedaan dalam namanya dapat dipastikan bahwa badan ini merupakan simbol dari rakyat yang berdaulat.

Menurut teori yang berlaku, rakyatlah yang berdaulat; rakyat yang berdaulat ini mempunyai suatu "kehendak" (yang oleh Rousseau disebut Volonte Generale atau

General Will). Keputusan-keputusan yang diambil oleh badan ini merupakan suara yang authentic dari general will itu. Karena itu keputusan-keputusanya, baik yang bersifat kebijakan maupun undang-undang, mengikat seluruh masyarakat.

Tidak dari semula badan legislatif mempunyai wewenang untuk menentukan kebijakan umum dan membuat undang-undang. Parlemen Inggris yang merupakan badan legislatif tertua di dunia, mula-mula hanya bertugas mengumpulkan dana untuk memungkinkan raja membiayai kegiatan pemerintahan serta peperangamya. Akan tetapi lambat laun setiap penyerahan dana (semacam pajak) oleh golongan elite disertai tuntutan agar pihak raja menyerahkan pula beberapa hak dan privilege sebagai imbalan. Dengan demikian secara berangsur-angsur Parlemen berhasil bertindak sebagai badan yang membatasi kekuasaan raja yang tadinya berkekuasaan absolut (absolutisme).

Puncak kemenangan Parlemen adalah peristiwa The Glorious Revolution of 1688.

Dengan berkembangnya gagasan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat, maka badan legislatif menjadi badan yang berhak menyelenggarakan kedaulatan itu dengan jalan menentukan kebijakan umum dan menuangkanya dalam undang-undang. Dalam pada itu badan eksekutif hanya merupakan penyelenggara dari kebijakan umum itu.

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 74

Rousseau yang merupakan pelopor dari gagasan kedaulatan rakyat tidak menyetujui adanya badan perwakilan, tetapi mencita-citakan suatu bentuk "demokrasi langsung" (seperti terdapat di Jenewa pada masa hidup Rousseau), di mana rakyat secara langsung merundingkan serta memutuskan soal-soal kenegaraan dan politik. Akan tetapi dewasa ini demokrasi langsung seperti yang diinginkan oleh Rousseau dianggap tidak praktis, dan hanya dipertahankan dalam bentuk khusus dan terbatas seperti referendum dan plebisit. Boleh dikatakan bahwa dalam negara modern dewasa ini rakyat menyelenggarakan kedaulatan yang dimilikinya melalui wakil-wakil yang dipilihnya secara berkala.

Badan legislatif di negara-negara demokrasi disusun sedemikian rupa sehingga ia mewakili mayoritas dari rakyat dan pemerintah bertanggung jawab kepadanya. Untuk meminjam perumusan C. F. Strong yang menggabungkan tiga unsur dari suatu negara demokrasi, yaitu, representasi, partisipasi, dan tanggung jawab politik:

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mayoritas anggota dewasa dari suatu komunitas politik berpartisipasi atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah akhirnya memper- tanggungjawabkan tindakan -tindakamya kepada mayoritas itu

(A system of government in which the majority of the grown members of a political community participate through a method of representation which secures that the government is ultimately responsible for its action to that majority)54

A t a u d e n g a n p e r k a t a a n l a i n , n e g a r a d e m o k r a s i d i d a s a r i o l e h s i s t e m perwakilan demokratis yang menjamin kedaulatan rakyat.

Masalah Perwakilan (Representasi)

Biasanya ada dua kategori yang dibedakan. Kategori pertama adalah perwakilan politik (political representation) dan perwakiIan fungsional (functional representation).

Kategori kedua menyangkut peran anggota parlemen sebagai trustee, dan peranya sebagai pengemban "mandat" Perwakilan (representation) adalah konsep bahwa seorang atau suatu kelompok mempunyai kemampuan atau kewajiban

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 75

untuk bicara dan bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih besar. Dewasa ini anggota badan legislatif pada umumnya mewakili rakyat melalui partai politik. Hal ini dinamakan perwakilan yang bersifat politik (political representation).

Sekalipun asas perwakilan politik telah menjadi sangat umum, tetapi ada beberapa kalangan yang merasa bahwa partai politik dan perwakilan yang berdasarkan kesatuan-kesatuan politik semata-mata, mengabaikan berbagai kepentingan dan kekuatan lain yang ada di dalam masyarakat terutama di bidang ekonomi. Beberapa negara telah mencoba untuk mengatasi persoal an ini dengan mengikutsertakan wakil dari golongan -golongan yang dianggap memerlukan perlindungan khusus. Misalnya India mengangkat beberapa orang wakil dari golongan Anglo-Indian sebagai anggota majelis rendah, sedangkan beberapa wakil dari kalangan kebudayaan, kesusastraan, dan pekerjaan sosial diangkat menjadi anggota majelis tinggi. Di parlemen Pakistan dalam masa Demokrasi Dasar disediakan beberapa kursi untuk golongan perempuan dan untuk orang-orang yang berjasa di pelbagai bidang, misalnya bekas pejabat tinggi seperti gubemur atau menteri, dan dari kalangan ke budayaan, ilmu pengetahuan, dan profesi-profesi (seperti pengacara, dan sebagainya). Umumnya boleh dikatakan bahwa pengangkatan wakil dari pelbagai minoritas dimaksudkan sebagai sekedar koreksi terhadap asas perwakilan politik.

Di samping itu ditemukan bahwa di beb erapa negara asas perwakilan politik diragukan kewajaranya dan perlu diganti atau sekurang-kurangnya

dilengkapi dengan asas perwakilan fungsional (functional or occupational representation).55 Dianggap bahwa negara modem dikuasai oleh bermacam- macam kepentingan terutama di bidang ekonomi, yang dalam sistem perwakilan politik kurang diperhatikan dan tidak dilibatkan dalam proses politik. Dicanangkan agar si pemilih mendapat kesempatan untuk memilih dalam golongan ekonomi atau profesi di mana ia bekerja, dan tidak semata-mata menurut golongan politiknya, seperti halnya dalam sistem perwakilan politik. Golongan yang gigih memperjuangkan pandangan ini antara lain Guild Socialists pada awal abad ke-20.

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 76

Bermacam-macam cara telah digunakan untuk mengatasi masalah ini. Misalnya di lrlandia, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1937, wakil-wakil golongan fungsional dipilih dan didudukkan dalam Senat. Di Republik Prancis IV pada tahun 1946 didirikan suatu majelis khusus di luar badan legislatif, yaitu Majelis Ekonomi, yang berhak memperbincangkan rancangan undang-undang yang menyangkut soal ekonomi, akan tetapi badan ini tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan, dan hanya memainkan peranan sebagai penasihat dari badan legislatif. Di Republik Prancis V Undang-Undang Dasar 1958 menentukan adanya suatu Majelis Ekonomi dan Sosial, akan tetapi fungsinya berbeda dengan Majelis Ekonomi yang digantinya; la tidak memberi nasihat kepada badan legislatif, tetapi kepada pemerintah. Anggotanya ditunjuk oleh pemerintah dari bermacam-macam golongan ekonomi, sosial, profesi, dan bidang keahlian lain.

Di Italia asas functional representation diperkenalkan oleh Mussolini pada tahun 1926. Perwakilan didasarkan atas golongan ekonomi, dan untuk keperluan itu dibentuk 22 corporation yang masing-masing mewakili satu industri, misalnya industri tekstil. Setiap corporations mencakup baik golongan pekerja maupun golongan management dalam bidang industri itu. Melalui wakil-wakilnya dalam Council of Corporations yang didirikan pada tahun 1930 dan yang pada tahun 1939 menggantikan dewan perwakilan yang ada (badan baru disebut Chamber of Fasces and Corporations dan terdiri atas tokoh-tokoh Partai Fasis dan Council of Corporations), Corporations ini memainkan peranan yang penting. Karena itu Italia masa itu dinamakan negara Korporatif (Corporate State). Dengan jatuhnya Mussolini, eksperimen ini juga terhenti.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dewasa ini perwakilan politik merupakan sistem perwakilan yang dianggap paling wajar. Di samping itu beberapa negara merasa bahwa asas functional or occupationalrepresentation perlu diperhatikan dan sedapat mungkin diakui kepentingamya di samping sistem perwakilan politik, sebagai cara untuk memasukkan sifat profesional ke dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan umum. Dalam rangka itu perlu diakui bahwa ada masalah yang sampai sekarang belum terpecahkan yaitu bagaimana menetapkan patokan obyektif mengenai sifat-sifat dari golongan fungsional yang akan

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 77

diikutsertakan, dan bagaimana menentukan kriteria untuk mengukur kekuatan golongan fungsional masing-masing.56

Majelis Tinggi

Keanggotaan Majelis ini ditentukan atas berbagai dasar: a. Turun-temurun (Inggris)

b. Ditunjuk (Inggris, Kanada) c. Dipilih (India, Amerika, Filipina).

Majelis Tinggi Inggris (House of Lords) merupakan satu-satunya majelis di mana sebagian anggotanya berkedudukan secara turun -temurun. Di samping itu ada anggota yang ditunjuk berdasarkan jasanya kepada masyarakat (misainya Ny. Churchill sesudah suaminya meninggal). Dalam hal seperti ini keanggotaan tidak. turun-temurun. Begitu pula di Kanada, penunjukan ang gota Senat sering berdasarkan jasanya terhadap masyarakat atau kepada partai yang sedang berkuasa.

Mengenai anggota majelis tinggi yang dipilih, kita menjumpa i bahwa masa jabatan anggota majelis tinggi lebih lama daripada masa jabatan anggota majelis rendah, seperti di India, Amerika Serikat, dan Filipina. Dalam keadaan semacam ini tidak mustahil kedua majelis itu pada suatu waktu berlainan komposisinya, dalam arti bahwa majelis rendah dikuasai oleh partai tertentu sedangkan majelis tinggi dikuasai oleh partai lain. Hal ini dapat menghambat kelancaran pekerjaan.

Hal ini telah menimbulkan kecaman bahwa adanya majelis tinggi tidak demokratis, karena tidak mencerminkan konstelasi kekuasaan yang sebenarnya, padahal wewenangnya cukup besar. Kecaman lain yang dilontarkan ia lah bahwa adanya dua majelis akan menghambat kelancaran pembahasan perundang- undangan, lagi pula dapat menimbulkan persaingan antara dua majelis itu. Maka dari itu sering terjadi bobot wewenang majelis ting gi kurang dibanding dengan bobot wewenang majelis rendah. Misalnya, yang mempunyai wewenang untuk menjatuhkan kabinet hanya majelis rendah kecuali di Amerika Serikat di mana majelis tinggi (Senate) mempunyai kekuasaan yang lebih besar daripada majelis rendah (House of Representatives).

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 78

Di bawah ini dibentangkan beberapa contoh dari bi-kameralisme:

Inggris: House of Lords. Jumlah anggota pada tahun 2007 adalah 847 orang.57 Sebagian keanggotaan berdasarkan keturunan, sebagian lagi berdasarkan penunjukan seumur hidup. Wewenangnya: rancangan undang-undang dapat ditangguhkan selama paling lama satu tahun, akan tetapi rancangan anggaran belanja tidak boleh ditolak. Badan ini tidak dapat men jatuhkan badan eksekutif.

India: Rajya Sabha (Council of States). Jumlah anggotanya kira-kira 250 orang dengan masa jabatan 6 tahun. Mayoritas anggota dipilih oleh badan l e gi sl a tif n e ga ra - n e ga ra b a gi an , d a n ki ra - ki r a 1 2 a n ggo ta d it u n ju k da ri kalangan ahli kebudayaan, pekerjaan sosial, cendekiawan, dan sebagainya. Rajya Sabha tidak dapat menjatuhkan kabinet. Di bidang perundang-undangan wewenangnya hampir sama dengan majelis rendah (Lok Sabha), kecuali dalam hal rancangan undang-undang keuangan di mana kedudukamya hanya sebagai penasihat.

Amerika Serikat: Senate. Jumlah anggota 100 (2 dari setiap negara bagian) orang yang dipilih secara langsung dalam pemilihan umum dengan ma sa jabatan enam tahun. Wewenangnya jauh lebih besar daripada Majelis Rendah (House of Representatives). Setiap perjanjian internasional, begitu pula pengangkatan - pengangkatan yang penting, seperti menteri, duta besar, dan hakim agung harus disetujui oleh Senat. Sering jabatan di senat menja di batu loncatan untuk menjadi presiden, seperti John F. Kemedy, Lyndon B. Johnson, dan Gerald Ford.

Filipino: Senate. Jumlah anggota 24 orang, dengan masa jabatan enam tahun.

Australia: Senate. Jumlah anggota pada tahun 1999 adalah 76 orang. Karena terbatasnya wewenang, kadang-kadang disebut House of Review.58

Republik Indonesia Serikat: Senor. Jumlah anggota kira-kira 32 orang sebagai wakil dari 16 daerah bagian. Senat tidak dapat menjatuhkan badan eksekutif. Di bidang perundang-undangan wewenangnya kurang daripada majelis rendah. Jika rancangan undang -undang telah diterima oleh badan legislatif, tetapi ditolak oleh Senat, maka rancangan undang -undang dapat dibicarakan lagi dalam badan legislatif. Jika diterima lagi dengan mayoritas 2/3 dari anggota yang hadir, rancangan undang -undang dianggap telah diterima.

57 www.parliament.uk

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 79

M a j e l i s R e n d a h

Biasanya semua anggota dipilih dalam pemilihan umum; dianggap sebagai majelis yang terpenting. Biasanya masa jabatan sudah ditentukan (Amerika Serikat 2 tahun, Filipina 2 tahun). Di Inggris dan India masa jabatan maksimal 5 tahun, akan tetapi sewaktu-waktu dapat dibubarkan atas anjuran perdana menteri untuk diadakan pemilihan baru (Westminster style).

Wewenang majelis rendah biasanya lebih besar daripada wewenang majelis tinggi, kecuali di Amerika Serikat. Wewenang ini tercermin baik di bidang legislatif maupun di bidang pengawasan (kontrol). Di negara -negara yang memakai sistem parlementer, seperti Inggris, India, dan Australia, majelis ini dapat menjatuhkan kabinet. Dalam sistem presidensial, seperti Amerika Serikat dan Filipina, majelis rendah tidak mempunyai wewenang ini.

Inggris: House of Commons. Jumlah anggota 646 orang59, dengan masa jabatan maksimal lima tahun. House of Commons dapat menjatuhkan badan eksekutif.

India: Lok Sabha. Jumlah anggota 530-552 orang60 dengan masa jabatan maksimal lima tahun. Lok Sabha dapat menjatuhkan badan eksekutif.

Amerika Serikat: House of Representatives. Jumlah anggotanya kira-kira 435 orang, dengan masa jabatan dua tahun.

Filipina: National Assembly. Jumlah anggotanya kira-kira 104 orang, dengan masa jabatan empat tahun.

Australia: House of Representatives. Jumlah anggotanya 150 orang, dengan masa jabatan tiga tahun.

Fungsi Badan Legislatif

Di antara fungsi badan legislatif yang paling penting ialah:

1. Menentukan kebijakan (policy) dan membuat undang-undang. Untuk itu badan legislatif diberi hak inisiatif, hak untuk mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh pemerintah,dan terutama di bidang budget atau anggaran.

2. Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga agar semua tindakan

59 www.parliament.uk 60 www.parliament.uk

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 80

badan eksekutif sesuai dengan kebijakan -kebijakan yang telah ditetapkan

(scrutiny, oversight). Untuk menyelenggarakan tugas ini, badan perwakilan rakyat diberi hak-hak kontrol khusus.

Di samping itu terdapat banyak badan legislatif yang menyelenggarakan beberapa fungsi lain seperti mengesahkan (ratify) perjanjian-perjanjian internasional yang dibuat oleh badan eksekutif. Perlu dicatat bahwa beberapa badan legislatif (antara lain Senat Amerika Serikat) mempunyai wewenang untuk menuntut (meng-impeach) dan mengadili pejabat tinggi, termasuk presiden. Di Prancis badan legislatif berwenang menuntut pejabat tinggi ter - masuk presiden dan menteri-menteri, akan tetapi pengadilan tinggilah yang mengadili.  F u n g s i L e g i s l a s i

Menurut teori yang berlaku tugas utama legislatif terletak di bidang perundang- undangan, sekalipun ia tidak mempunyai monopoli di bidang itu. Untuk membahas rancangan undang-undang sering dibentuk panitia-panitia yang berwenang untuk memanggil menteri atau pejabat lainnya untuk dimintai keterangan seperlunya. Di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Prancis panitia legislatif ini sangat berkuasa, tetapi di negara lain seperti Inggris, panitia- panitia ini hanya merupakan panitia teknis saja. Biasanya sidang-sidang panitia legislatif diadakan secara tertutup, kecuali di Amerika Serikat di mana sidang panitia dapat ditentukan terbuka untuk umum.

Akan tetapi dewasa ini telah menjadi gejala umum bahwa titik berat di bidang legislatif telah banyak bergeser ke badan eksekutif. Mayoritas undang - undang dirumuskan dan dipersiapkan oleh badan eksekutif, sedangkan badan le gislati f ti nggal me mbahas dan men gamen de men ya. S ebagai rumus umum dapat dikatakan bahwa di kebanyakan negara yang dipantau

enactment rate (persentase jumlah rancangan undang-undang yang diterima baik oleh badan legislatif dibanding dengan j umlah rancangan undang - undang yang berasal dari badan eksekutif) adalah 90%. Negara -negara ini antara lain adalah negeri Belanda, Malaysia, Inggris, dan Australia. Selain itu rancangan undang-undang yang dibuat atas inisiatif badan legislatif sedikit jumlahnya dan jarang menyangkut kepentingan umum.

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 81

Keadaan ini tidak mengherankan sebab dalam negara modern badan eksekutif bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan karena itu harus aktif mengatur semua aspek kehidupan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas badan eksekutif didukung oleh staf ahli serta sarana-sarana lainya di masing-masing kementerian, yang memang merupakan syarat mutlak untuk merumuskan rancangan undang-undang. Sebaliknya keahlian anggota-anggota badan legislatif lebih terbatas, sekalipun di beberapa negara legislatif dibantu oleh staf administrasi dan ahli research yang berkualitas tinggi.61

Akan tetapi pada umumnya di bidang keuangan, pengaruh badan legislatif lebih besar daripada di bidang legislasi umum. Rancangan anggaran belanja diajukan ke badan legislatif oleh badan eksekutif, akan tetapi badan legislatif mempunyai hak untuk mengadakan amandemen, dan dalam hal ini menentukan seberapa anggaran pemerintah dapat disetujui. Jadi, badan legislatiflah yang pada akhirnya menentukan berapa dan dengan cara bagaimana uang rakyat dipergunakan.

Di negara yang badan eksekutifnya dominan, badan legislatif biasanya tidak akan terlalu banyak mengubah rancangan anggaran belanja. Akan tetapi di negara yang badan legislatifnya kuat, badan itu dapat saja mengadakan banyak perubahan,termasuk mengurangi anggaran yang akan dipergunakan. Congress Amerika Serikat, misalnya, sering mengurangi bantuan ekonomi untuk negara-negara yang sedang berkembang. Begitu juga di Australia wewenang pemerintah terhadap badan legislatif mengenai budget lebih kuat dibanding dengan negara lain.62

Fungsi Kontrol

Dengan semakin berkurangnya pengaruh badan legislatif di bidang legislatif, maka perananya di bidang pengawasan dan kontrol bertambah menonjol. Badan legislatif berkewajiban untuk mengawasi aktivitas badan eksekutif, agar sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkanya. Pengawasan dilakukan melalui sidang panitia-panitia Legislatif dan melalui hak-hak kontrol yang khusus, seperti hak bertanya, interpelasi, dan sebagainya.

61 Carter dan Herz, Government and Politics, hlm. 140. 62 Lihat Singleton et al, Australian Political Institutions.

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 82 a. Pertanyaan Parlementer:

Anggota badan legislatif berhak untuk mengajukan pertanyaan kepada pemerintah mengenai sesuatu masalah. Di Inggris, Australia, dan India kita melihat adanya jam bertanya (question hour), di mana pertanyaan diajukan secara lisan dalam sidang umum dan menteri yang bersangkutan atau kadang-kadang perdana menteri sendiri yang menjawabnya secara lisan. Oleh karena segala kegiatanya banyak menarik perhatian media massa, maka badan legislatif dengan mengajukan pertanyaan parlementer dapat menarik perhatian umum terhadap sesuatu peristiwa dan mengorek informasi mengenai kebijakan pemerintah.

Di Indonesia semua badan legislatif, kecuali badan legislatif Gotong Royong di zaman Demokrasi Terpimpin, mempunyai hak bertanya. Pertanyaan ini biasanya diajukan secara tertulis dan dijawab pula secara tertulis oleh departemen yang bersangkutan; pertanyaan parlementer serta jawaban pemerintah tidak banyak efek politiknya.

b. Interpelasi:

Kebanyakan badan legislatif mempunyai hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan di sesuatu bidang. Badan eksekutif wajib memberi penjelasan dalam sidang pleno, yang mana dibahas oleh anggota- anggota dan diakhiri dengan pemungutan suara mengenai apakah keterangan pemerintah memuaskan atau tidak .

Rapat lnterpelasi DPR tentang Dukungan Pemerintah terhadap Resolusi PBf3 tentang Nuklir Iran

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 83

Jika hasil pemungutan suara bersifat negatif, hal ini merupakan tanda peringatan bagi pemerintah bahwa kebijakamya diragukan. Dalam hal terjadi perselisihan antara badan legislatif dan badan eksekutif, interpelasi dapat dijadikan batu loncatan untuk diajukan mosi tidak percaya. Di Republik Prancis III (1870-1940) dan IV (1946-1958) interpelasi sering mengguncangkan kedudukan kabinet.

Di Indonesia semua badan legislatif, kecuali Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong masa Demokrasi Terpimpin, mempunyai hak interpelasi. Di masa Orde Baru, hak interpelasi tidak pernah digunakan. Hak ini kembali digunakan di era Reformasi ketika DPR (2004-2009) mengusung interpelasi masalah impor beras dan lumpur

Dalam dokumen SAMBUNGKAN Upaya Memperkuat Hubungan Mas (Halaman 73-123)