• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 3 Paradigma kebijakan: konvensional vs kritis

Dalam dokumen SAMBUNGKAN Upaya Memperkuat Hubungan Mas (Halaman 128-131)

Aspek Konvensional Critical

Asumsi utama Geraka sosial dia ggap i or ,

egatif

Gerakan sosial melengkapi sistem representasi formal

Pendekatan State-centred Society-centered

Orientasi rekayasa sosial untuk ketertiban sosial dan stabilitas politik

Perubahan sosial dan keadilan

Teori Pilihan rasional: kebijakan publik dianggap pilihan terbaik, obyektif, ilmiah, netral

Proses politik: kebijakan adalah hasil akhir pertarungan kepentingan (interest group)

Proses Linear, stagist Non-linear

Metodologi Riset ilmiah: empiris-analitis, kepentingan teknis

Riset aksi: kritis-emansipatoris, pembebasan manusia dari ketertindasan

Sumber data Mengutamakan sumber data resmi (statistika), desk study.

Evidence-based: fakta dan realitas sosial

Berdasarkan teori kritis ini, analisis kebijakan harus dipahami sebagai metode dan pendekatan yang menempatkan masyarakat, bukan negara, sebagai pusat orientasi dan aktor utama kebijakan. Pendekatan ini juga berada dalam posisi yang yang memihak, berpihak pada kelompok-kelompok sosial masyarakat yang menjadi korban ketidakadilan struktural. Dengan demikian, kebijakan publik dipahami sebagai alat untuk mendorong perubahan struktural dimaksud.

Ketika kebijakan publik dirumuskan dan disusun, perspektif kritis ini akan melihat secara cermat pihak-pihak mana saja atau kelompok-kelompok sosial mana saja yang terlibat dan berpengaruh di dalamnya. Berbeda dengan pendekatan konvensional, pendekatan kritis ini justru menempatkan peran serta masyarakat yang menjadi korban kebijakan sebagai faktor penting dalam perumusan kebijakan.

Kebijakan publik juga diandaikan sebagai produk hukum dan politik untuk mendorong perubahan sosial yang berkeadilan. Manakala suatu kebijakan publik dinilai untuk melanggengkan kekuasaan dan menguntungkan kelompok tertentu, maka analis kebijakan dituntut untuk memberikan analisis dan rekomendasi yang kritis terhadap kelompok-kelompok dominan itu, serta di sisi lain memberi rekomendasi yang memampukan kelompok marginal memperbaiki posisinya.

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 128

Tabel 4. Critical policy analysis

Aspek Masalah yang perlu didalami

Gerakan sosial melengkapi sistem representasi formal

Bagaimana membangun gerakan lintas sektor dan isu: framing isu, mobilisasi, POS, identity politics? Bagaimana parlemen diposisikan?

Society-centered Bagaimana proses kebijakan disusun, kelompok-kelompok sosial mana yang terlibat? Bagaimana peran mereka?

Perubahan sosial dan keadilan Sejauh mana kebijakan tertentu mendorong perubahan yang lebih adil?

Proses politik: kebijakan adalah hasil akhir pertarungan kepentingan (interest group)

Kelompok sosial mana yang paling berpengaruh dan diuntungkan kebijakan tertentu? Dampak sosial apa yang ditimbulkan kebijakan itu? Apakah muncul masalah baru?

Non-linear Pada tahap mana gerakan sosial difokuskan (formulasi dan

pengambilan keputusan, implementasi, monev)? Riset aksi: kritis-emansipatoris,

pembebasan manusia dari ketertindasan

Apakah rekomendasi riset-aksi (advokasi) memiliki keberpihakan dan mendukung bagi pembebasan?

Evidence-based: fakta dan realitas sosial

Bukti, data, interpretasi, problem statement, rekomendasi kebijakan disusun bersama aktivis dan masyarakat.

Analis kebijakan kritis tidak akan berhenti pada data-data yang diproduksi sumber- sumber resmi (pemerintah, biro statistik), akan tetapi juga menjadikan kehidupan masyarakat dan realitas sosial sebagai sumber informasi penting dalam pembuatan kebijakan publik. Metode riset-aksi dikemukakan untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang berpihak dan mendukung bagi pembebasan. Bukti, data, maupun interpretasi terhadap problem sosial dirumuskan bersama masyarakat. Dengan kata lain, model analisis kritis kebijakan, menempatkan posisi penting masyarakat dalam proses formulasi, pengambilan keputusan, implementasi, dan evaluasi kebijakan [.]

Daftar Pustaka

Budiman, Arif dan Olle Törnquist. 2001. Aktor Demokrasi: Catatan tentang Gerakan Perlawanan di Indonesia, Jakarta: Institut Studi Arus Informasi (ISAI).

Denny, J.A. 2006. Democratization From Below: Protest Events and Regime Change in Indonesia 1997-1998 (Ph.D. Dissertation), Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Terj/Peny. Muhadjir Darwin), Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fakih, Manosur. 1996. Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sosial: Pergolakan Ideologi LSM Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 129

Grindle, Merilee S. and John W Thomas. 1991. Public Choices and Policy Change: The Political Economy of Reform in Developing Countries, Baltimore: John Hopkins University Press.

Hadiz, Vedi R. 2005. Dinamika Kekuasaan: Ekonomi Politik Indonesia Pasca Soeharto, Jakarta: LP3ES.

Heryanto, Ariel. 2005. ―Ideological Baggage and Orientations of the Social Sciences in Indonesia‖, dalam Vedi R. Hadiz dan Daniel Dhakidae (eds), Social Science and Power in Indonesia, Singapore: Equinox Publishing dan ISEAS.

Hiariej, Eric. 2005. Materialisme Sejarah Kejatuhan Soeharto: Pertumbuhan dan Kebangkrutan Kapitalisme Orde Baru, Yogyakarta: IRE Press.

Kleden, Ignas. 1997. ―Ilmu Sosial di Indonesia: Tindakan dan Refleksi dalam Perspektif Asia Tenggara‖, dalam Nico G. Schulte Nordholt dan Leontine E. Visser,

Ilmu Sosial di Asia Tenggara: dari Partikularisme ke Universalisme (terj. H. Setiawan), Jakarta: LP3ES.

Lester, James P dan Joseph Steward. 2000. Public Policy: An Evolutionary Approach

(2nd Edition), USA: Wadsworth.

Mallarangeng, Rizal. 2002. Mendobrak Sentralisme Ekonomi: Indonesia 1986-1992, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Manalu, Dimpos. 2009. Gerakan Sosial dan Perubahan Kebijakan Publik: Studi Kasus Perlawanan Masyarakat Batak vs PT Inti Indorayon Utama di Sumatera Utara, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

McIntyre, Andrew. 1990. Business and Politics in Indonesia, Sydney: Allen & Unwin.

Santoso, Purwo. 2004. ―Pendahuluan‖ dalam Purwo Santoso, dkk. (eds.), Menembus Ortodoksi Kajian Kebijakan Publik, Yogyakarta: Fisipol UGM.

Scott, John. 2000. ―Rational Choice Theory‖ dalam Gary Browning, dkk., (eds.),

Understanding Contemporary Society: Theories of The Present, London/Thousand Oaks/New Delhi: Sage Publications.

Theodoulou, Stella Z. 1995. ―How Public Policy is Made‖, dalam Stella Z

Theodoulou dan Matthew A Chan, Public Policy: The Essential Readings, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Ward, Hugh. 2000. ―Rational Choice Theory‖, dalam David Marsh dan Gerry Stoker

Modul SAMBUNGKAN….! )nteraksi Organisasi Masyarakat Sipil dengan Pembuat Kebijakan di Indonesia. Page 130

Dalam dokumen SAMBUNGKAN Upaya Memperkuat Hubungan Mas (Halaman 128-131)