Karakteristik Total Quality Management
Sepuluh karakteristik TQM yang
Nasution (2005: 22). Sepuluh karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: 1) Fokus Pada Pelanggan, 2) Obsesi terhadap Kualitas, 3) Pendekatan Ilmiah, 4) Komitmen Jangka Panjang, 5) Kerjasama Tim (Teamwork), 6) Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan, 7) Pendidikan dan Pelatihan, 8) Kebebasan yang Terkendali, 9) Kesatuan Tujuan, 10)
Faktor-faktor yang menyebabkan Kegagalan TQM
TQM merupakan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan,
dan pelatihan-pelatihan khusus. Selain
dikarenakan usaha pelaksanaan yang
setengah hati dan harapan-harapan yang tidak realistis, ada pula beberapa kesalahan yang secara umum dilakukan pada saat organisasi
memulai inisiatif perbaikan kualitas.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan antara lain: 1) Proses Penyebarluasan, 2) Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif
kualitas tanpa secara berbarengan
mengembangkan rencana untuk
menyatukannya ke dalam seluruh elemen
organisasi,3) Harapan yang Terlalu
Berlebihan dan Tidak Realistis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajemen
Kinerja dapat diartikan sebagai
penentuan secara periodik efektivitas
operasional suatu perusahaan, bagian dari perusahaan dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya” (Lubis, 2005 : 2 ).
Menurut Donnelly, Gibson, dan Ivan Cerich
dalam Rivai (2005 : 5) kinerja merujuk
kepada tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas serta kemampuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”
Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Manajemen adalah pencapaian sasaran- sasaran organisasi dengan cara yang efektif
dan efisien melalui perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian sumberdaya organisasi”
(Richard, 2002 : 1).
Sikap dan Karakteristik Sikap
Definisi sikap banyak dikemukan oleh para ahli tentang sikap dari sudut pandang yang berbeda. Menurut Loudon dan Della Bitta (185:385) mengatkan bahwa ada siakap
merupakan cara bagimana seeoarang
merasakan suatu obek yang posistif atau negatif, sesuatu yang menguntungkan atau merugikan, atau sesuatu yang menimbulkan pro dan kontra. Definisi ini memandang sikap sebagai suatu perasaan reaksi evalatif terhadap suatu obyek. Sementara itu Allpot (dalam Loudondan della Betta, 1985; 385) yang memandang sikap sebagai Prodeposisi- predeposisi yang dipelajari untuk merespon (menanggapi) suatu obyek yang secara
konsisiten menguntungkan atau tidak
menguntungkan. Demikian juga Definsi
menurut Gibson (1995;63) mendefinisikan sikap (attitude) adalah kesiap-siagaan mental yag dipelajari dan diorganisasi melalui
pengalaman dan mempunyai pengaruh
tertentu terhadap perilaku seseorang.
Sedangkan menurut Robbins, (1996;169) mnedefinsikan sikap sebagai pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai obyek, orang atau peristiwa. Sikap ini mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu.
Sedangkan karakteristik sikap menurut Loudon dan Della Bitta (1985;387) ada 4
karakteristik penting dalam teorisikap,
diantaranya adalah: a) Sikap memiliki obyek: b) Sikap memiliki arah, intensitas, dan tingkatan: c) Sikap memiliki struktur; sikap menunjukkan organisasi, dan d) Sikap dipelajari; sikap peljari seperti halnya kita mempelajari pemainan sepak bola. Gambar
dibawah ini menunjukkan tiga kmpenen sikap
yang berhubunga dengan faktor-faktor
lingkungan seperti desain pekerjaan,
kebijaksanaa perusahaan, dan tunjangan.
Stimulus tersebut menyntak tanggapan
emosional (afeksi), pengakuan (kognitif), dan perilaku(Gibson, 199; 64).
Gambar 2 : Tiga Kompenen Sikap Sumber, Gibsons, 1995;84
Kerangka Konseptual
TQM dapat memperbaiki kinerja
manajemen dalam perusahaan untuk
mewujudkan tujuan perusahaan. Fokus pada pelanggan berarti setiap produk/jasa yang
dihasilkan perusahaan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. Orientasi pada pelanggan tersebut akan merangsang manajer untuk meningkatkan kinerjanya agar menghasilkan produk/jasa yang bermutu
untuk memuaskan pelanggan. Obsesi
terhadap kualitas merupakan sikap tidak pernah puas akan kualitas dari produk/jasa
yang dihasilkan. Peningkatan kualitas produk juga dapat mengurangi biaya kualitas yang dapat menurunkan laba. Apabila sikap ini dapat ditanamkan di benak para manajer, maka kinerja para manajer akan meningkat karena mereka ingin tetap menghasilkan produk/jasa yang bermutu tinggi. Pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan oleh para manajer untuk memperbaharui pengetahuan mereka tentang masing-masing bidang yang mereka tangani. Pendidikan dan pelatihan membuat para manajer semakin ahli di bidangnya. Sedangkan dalam pelaksanaan Desain Pekerjaan Gaya Manajer Kebijaksanaan Perusahaan Teknologi Upah Tunjangan Afeksi Kognisi Perilaku Tanggapan emosional: Pernyataan tentang suka atau tidak suka Tanggapan Persepsi: Pernyataan tentang keyakinan. Tanggapan Tindakan: Pernyataan tentang pelaku perilaku Stimulus:
Faktor Lingkungan kerja
Sikap:
Komponen-komponen
Hasil: Tanggapan-tanggpan
atau implementasi TQM dari suatu organisasi yang dapat dipakai sebagai alat ukur salah satunya alat yang digunakan adalah ISO tertutama dalam implemetasi TQM-nya. Oleh karena itu menurut (Gazpersz ,2003;76) ada delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan/prinsip dari ISO 9000. Demikian juga di Universitas Muhammadiyah Gresik, TQM yang dilaksanakan adalah dengan
menerapan ISO dengan lima kreteria atau lima prinsip yang diambil dari dua prinsip/konsep TQM maupun ISO. Oleh karena itu kerangka konsep secara utuh dapat digambarkan perbedaan dan persamaan dari kosnep yang ada di ISO maupun yang ada di TQM serta konsep yang diterapkan di Unmuh Gresik adaah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Kerangka Pikir dan Proposisi
Menurut Emory dan Cooper (1991), Proposisi adalah pernyataan mengenai suatu
konsep yang bisa dinilai salah atau benar dan mengacu pada fenomena yang bisa diamati. Proposisi tersebut dapatdirumuskan menjadi
Menurut Nasution (2005:22), TQM yangikembangkan oleh Goetsch dan Davis adalah sebagai berikut:
1. Fokus Pada Pelanggan, 2. Obsesi Terhadap Kualitas,
Pendekatan Ilmiah, 3. Komitmen Jangka Panjang, 4. Kerjasama Tim,
5. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan, 6. Pendidikan Dan Pelatihan, 7. Kebebasan Yang Terkendali, 8. Kesatuan Tujuan,
9. Adanya
KeterlibatandanPemberdayaa n Karyawan,
10.Pendekatan Ilmiah
Konsep TQM dan ISO yang digunakan di Universitas Muhammadiyah Gresik adalah sebagai berikut:
1. Fokus Pada Pelanggan,
2. Keterlibatan karyawan dan pemberdayaan, 3. Kerjasama Team,
4. Pendidikan dan Pelatihan
5. Perbaiakan yang berkesinambungan
Menurut (Gazpersz ,2003;76) ada delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan/prinsip dari ISO 9000 itu adalah sebagai berikut:
1. Fokus Pada Pelanggan, 2. Kepemimpinan, 3. Pelibatan Orang, 4. Pendekatan Proses, 5. Pendekatan Sistem Pada
Manajemen, 6. Perbaikan
Berkesinambung, 7. Pendekatan Fakta Pada
Pengambilan Keputusan, 8. Hubungan Yang Saling
Menguntungkan Dengan Pemasok
Kinerja Manajerial
6 proposisi (P1-P6) yang hal ini akan memberikan gambaran, menyeluruh tentang aktivitas pengelolaan organisasi tersebut terutama fokus pada elemen-elemen ISO. Proposisi tersebut adalah sebagai berikut: P1: Manajer tingkat menengah memberikan
pelayanan terbaik kepada pelanggan baik pelanggan internal maupun pelangan ekternal.
P2: Pimpinan Fakultas melibatkan
bawahannya pada semua level
organisasidalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
P3: Pimpinan Fakultas melibatkan
karyawan/bawahannya dalam sebuah teamwork untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan terutama
berkaitan dengan pengembangan
kualitas dan pelayanan kepada
pelanggan.
P4: Pimpinan Fakultas bersikap evaluatif terhadap pengambangan kualitas total melalui pendidikan dan latihan.
P5: Pimpinan Fakultas bersikap evaluatif
terhadap upaya perbaikan yang
berkelanjutan
P6: Penerapan TQM yang optimal akan berpengaruh pada peningkatan kinerja individu
Peningkatan penerapan TQM akan
meningkatkan kinerja manajemen
perusahaan. Gambaran tersebut dapat
divisualisasikan melalui kerangka penelitian di bawah ini.
Gambar 2.3. Kerangka Penelitian
Unit Analisis 4
Research Question 5 Unit Analisis 5
Unit Analisis 2 Proposisi 2
Research Question 1 Proposisi 1 Unit Analisis 1
Research Question 2
Research Question3 Proposisi 3 Unit Analisis 3
Research Question 4 Proposisi 4
Proposisi 5
Berdasar rerangka penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas evaluasi terhadap penerapan Total Quality Management (TQM) memiliki 6 aktivitas/kegiatan yaitu: 1) pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan pihak internal perusahaan maupun ekternal, yang diwujudkan dengan perencanaan dan pelaksanaan kualitas yang menyeluruh, 2) keikutsertaan karyawan atau bawahan dalam pembuatan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, 3) kegiatan yang terkait dengan aktivitas pelibatan karyawan dalam sebuah teamwork untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, 4) aktivitas
pengembangan kualias total melalui
pendidikan dan latihan, 5) aktivitas berupa kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas perbaikan yang berkelanjutan dalam rangk
pencapaian pemecahan masalah yang
berkualitas. 6) aktivitas yang diakukan oleh individu dalam kegiatan manajerial. Keenam kegiatan atau aktivaitas ini merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Tidak adanya standar atau alat yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi penerapan TQM maka kinerja manajerial tidak bisa diukur dan dinilai. Oleh karena itu dalam hal ini TQM menjadi alat yang penting didalam melakukan kegiatan evaluasi terhadap kinerja , sehingga apakah dengan adanya penerapan TQM ini akan dapat meningkatkan kinerja manejrial, baik dalam aktiviatas internal perusahaan
maupun ekternal perusahaan. Untuk
mencapai tujuan perusahaan yang kompetitif maka perlu adanya inovasi-inovasi baik dari sisi kualitas produk, manajemen, dan juga yang tidak kalah penting adalah pengetahuan dan ilmu dalam melayani pelanggan.
METODE PENELITIAN