• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KELUARGA NELAYAN DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI MELALUI USAHA KELUARGA DI KAMPUNG NELAYAN SEBERANG KELURAHAN BELAWAN I KECAMATAN MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI KELUARGA NELAYAN DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI MELALUI USAHA KELUARGA DI KAMPUNG NELAYAN SEBERANG KELURAHAN BELAWAN I KECAMATAN MEDAN"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

SEBERANG KELURAHAN BELAWAN I KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara Oleh :

SANTA MONIKA GULTOM 150902031

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)

SEBERANG KELURAHAN BELAWAN I KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara Oleh :

SANTA MONIKA GULTOM 150902031

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(3)
(4)

Judul Skripsi

STRATEGI KELUARGA NELAYAN DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI MELALUI USAHA KELUARGA DI KAMPUNG NELAYAN

SEBERANG KELURAHAN BELAWAN I

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini,telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma,kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi inni bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, September 2020 Penulis

Santa Monika Gultom

(5)

ABSTRAK

Strategi bertahan hidup nelayan adalah segala tindakan atau usaha/taktik nelayan dengan segala kemampuannya untuk bertahan hidup dalam mengatasi goncangan seperti musim barat kering (paceklik) dan tekanan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Strategi Keluarga Nelayan dalam memberdayakan ekonomi melalui usaha keluarga di Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan. Informan utama dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan yaitu enam orang yang terdiri dari suami dan istri yang melakukan strategi bertahan hidup dan memberdayakan ekonomi, Informan kunci yaitu Kepala Lingkungan Kampung Nelayan Seberang dan Tokoh masyarakat di Kampung Nelayan Seberang, Informan Tambahan yaitu dua tauke ikan. Metode dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi bertahan hidup yang dilakukan nelayan dalam memberdayakan ekonomi melalui usaha keluarga yaitu Strategi Aktif, Strategi Pasif dan Strategi Jaringan, strategi Aktif memaksimalkan sumber daya atau potensi yang dimiliki dan melakukan pekerjaan sampingan antara lain membuka usaha warung kelontong dan alat bagunan kecil-kecilan keluarga, strategi pasif membiasakan hidup hemat dan strategi jaringan memanfaatkan jaringan sosial seperti meminjam uang kepada sanak saudara, tetangga dan tauke ikan. Usaha budidaya keramba dalam meningkatkan ekonomi rumah tangga nelayan yang diterima dari Program Bantuan Coorporate Social Responsbility (CSR) Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I lewat Program Posyandu Sehat Anak dan Ibu Sehati, usaha keramba ikan ini dilakukan oleh kelompok kader Posyandu Sehati. Pertamina mendukung kelompok kader posyandu dengan pembuatan empat (4) Keramba budidaya Ikan Kerapu dan Ikan Siakap, program ini juga bekerja sama dengan Rumah Zakat diawali dengan empat keramba kini telah berkembang menjadi enam keramba ikan, sebagian dari hasil penjualan ikan dimanfaatkan untuk Operasional Posyandu Sehati. Usaha keramba ini merupakan yang pertama di Kampung Nelayan Seberang Keluarahan Belawan I Medan Belawan ide tersebut muncul dari kader posyandu dan usaha tersebut berkembang sampai sekarang.

Kata Kunci : Strategi Bertahan Hidup, Keluarga nelayan, Pemberdayaan Ekonomi.

(6)

ABSTRACT

Fisherman survival strategies are all actions or efforts / tactics of fishermen with all their abilities to survive in overcoming shocks such as the dry west season (famine) and economic pressures. This study aims to see the fishermen family strategy in empowering the economy through family businesses in the Seberang Fisherman Village, Belawan I Village, Medan Belawan District. The main informants in this study were the fishermen's family, namely six people consisting of husbands and wives who carried out survival strategies and empowered the economy, the key informants were the Head of the Seberang Fisherman Village Environment and community leaders in the Seberang Fisherman Village, Additional informants were two fish tauke who did not follow the survival strategy in economic empowerment through family businesses. The method in this research is a descriptive type of research with a qualitative approach. The data collection technique was carried out by means of literature study, observation, and interviews. The results of this study indicate the survival strategies carried out by fishermen in empowering the economy through family businesses, namely Active Strategy, Passive Strategy and Network Strategy, the strategies in question such as active strategies to maximize resources or potential such as doing side jobs such as opening grocery stores and tools. small family buildings, passive strategies get used to frugal living and network strategies take advantage of social networks such as borrowing money from relatives, neighbors and fish owners. There is also empowerment provided by the government through the Posyandu program for children and mothers of the same mind to increase the economic income of fishermen's families in Seberang Fisherman Village, namely four fish cage businesses that are provided with the manufacture of grouper and siakap fish cage cultivation starting with four cages which have now developed into six fish cages.

Keywords: Survival Strategy, Fisherman Family, Economic Empowerment.

(7)

anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis menerima bantuan moril dan materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.HUM, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos., M.Si Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bang Fajar Utama Ritonga, S.Sos, M.Kesos, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih untuk segenap waktu dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas.

5. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, MSP selaku Dosen Penguji atas saran, kritik dan teladan yang diberikan. Terima kasih ibu atas saran-saran baik yang diberikan.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan banyak ilmu dan bantuan dalam hal perkuliahan

(8)

untuk keperluan skripsi penulis.

8. Terima Kasih yang paling Istimewa dan super istimewa yang paling dalam kepada Bapak saya Donald Parlagutan Gultom tersayang dan Mamak saya Nurmaya Saing tersayang, yang memberikan pendidikan paling pertama sekali. Terima kasih telah merawat dan membesarkan saya, selalu mendukung saya, memberikan motivasi agar saya tidak frustasi dan telah memberi kasih sayang yang penuh serta doa yang tidak hentinya kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.

9. Terima Kasih saya kepada Oppung Sayang saya yang telah membantu uang kuliah saya selama diperkuliahan, saya mencintai dan menyayangi oppung Sayang, sehat selalu dan panjang umur ya oppung.

10. Kepada Oppung saya Sonang Saing dan oppung Nurmida Aritonang terima kasih telah membantu saya dalam pencarian data untuk Skripsi saya.

11. Keempat saudara kandung saya Andrison Gultom, Albino Fransauli Gultom, Satriman Gultom, dan Sheril Novita Sari Gultom yang selalu mendukung dalam pengerjaan skripsi ini. Segala doa, kasih sayang dan motivasi yang memberi semangat. Tetap menjadi saudara yang saling mendukung dan menopang dalam segala hal baik. saya menyayangi dan mencintai kalian.

(9)

kasih buat bantuannya, nasehatnya dan motivasi yang telah diberikan kepadaku.

13. Spesial kepada adik- adik ku terutama Aron Pakpahan, Sergio Pratama Saing, Rohan Saing dan satu persatu tidak bisa tersebut namanya terima kasih sudah memberikan saya semangat dan sudah membuatku tertawa pada saat pengerjaan skripsi ini.

14. Kepada Keluarga Besar Gultom dan Keluarga Besar Saing, Terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan sepanjang hidupku.

15. Spesial kepada adik-adik Ku Frika N. Simanihuruk, Santi Novika Sihombing (jeram) terimakasih Untuk 4 Tahun Ini selalu mendukung dalam suka maupun duka saya, selalu mendengar cerita saya dan makasih buat doa-doanya untuk ku agar tetap semangat terus.

16. Terima Kasih buat Cerewet ku Rizki Amelia Sinaga, dan Rhanie Simanurung yang selalu memberikan saya motivasi dan semangat agar bangkit lagi dari keterpurukan ini.

17. Kepada Saudara-Saudari ku tersayang, Yuana Octavia Doloksaribu, Pebinta Tambunan dan Siti salmah, novia, rika, yang telah menjadi rekan seperjuangan penulis sejak awal perkuliahan. Semoga setiap momen perkuliahan yang penuh drama selama ini bisa menjadi kenangan yang manis kelak sekalipun jarak mungkin memisahkan. Segala yang terbaik untuk kita semua.

(10)

Gultom,Terima kasih untuk segenap dukungan positif, hari-hari bahagia yang kita lalui bersama mengisi hari-hari penulis. Semoga kita terus kuat dan saling mendukung dalam suka maupun duka. Kusayang kalian.

19. Teman – teman seperjuangan Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP USU terkhusus stambuk 2015 yang telah bersama menjalani proses perkuliahan.

20. Terima Kasih sangat dalam kepada Gunawan Sihombing yang telahmembantu skripsi penulis dan menemani penulis dalam penelitian.

21. Kepada Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas dukungan, kerjasama dan doa yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan kritik dan saranyang bersifat membangun. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua senantiasa.

Medan, Juli 2020

Penulis

Santa Monika Gultom

(11)

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 9

1.4. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1. Landasan Teoritis ... 13

2.1.1. Kemiskinan... 13

2.1.1.1. Pengertian Kemiskinan... 13

2.1.1.2. Faktor Penyebab Kemiskinan ... 13

2.1.1.3. Ciri- Ciri Kemiskinan ... 14

2.1.2. Strategi Bertahan Hidup ... 17

2.1.2.1. Strategi Aktif ... 17

2.1.2.2. Strategi Pasif... 18

2.1.2.3. Strategi Jaringan ... 18

2.1.3. Keluarga ... 19

2.1.3.1. Pengertian Keluarga ... 19

2.1.3.2. Ciri-Ciri Keluarga... 20

2.1.3.3. Fungsi Keluarga ... 20

2.1.3.4. Peran Keluarga ... 22

2.1.4. Nelayan... 23

2.1.4.1. Pengertian Nelayan ... 23

2.1.4.2. Kemiskinan Nelayan ... 23

2.1.4.3. Kehidupan Masyarakat Pesisir ... 25

2.1.5. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Nelayan ... 28

2.1.5.1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Nelayan ... 28

2.1.5.2. Proses Pemberdayaan ... 29

2.1.5.3. Tujuan Pemberdayaan ... 29

2.2. Penelitian Relevan ... 31

2.3. Kerangka Pemikiran ... 34

Bagan Alur Pikir... 35

2.4. Definisi Konsep ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Jenis Penelitian ... 38

3.2. Lokasi Penelitian ... 38

(12)

4.2. Sejarah Kampung Nelayan Seberang ... 43

4.3. Profil Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan ... 44

4.3.1. Keadaan Demografi ... 44

4.3.2. Pola pemukiman di Kampung Nelayan Seberang ... 51

4.4. Keadaan Sarana dan Prasarana Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I kecamatan Medan Belawan ... 52

4.5. Gambaran Umum Aktivitas Sosial Kemasyarakatan ... 55

4.6. Gambaran Umum Aktivitas Ekonomi Masyarakat ... 56

BAB V HASIL PENELITIAN ... 60

5.1. Deskrpsi Data Hasil Penelitian ... 60

5.1.1. Informan Kunci I ... 61

5.1.2. Informan Kunci II ... 69

5.1.3. Informan Utama I ... 74

5.1.4. Informan utama II ... 80

5.1.5. Informan Utama III ... 88

5.1.6. Informan utama IV ... 93

5.1.7. Informan utama V ... 98

5.1.8. Informan Utama VI ... 104

5.1.9. Informan Tambahan I ... 110

5.1.1.0. Informan Tambahan II ... 115

5.2. Pembahasan Penelitian ... 121

5.2.1. Strategi Keluarga Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Lingkungan XII Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan ... 121

5.2.1.1. Strategi Aktif ... 122

5.2.1.2. Strategi Pasif... 124

5.2.1.3. Strategi Jaringan ... 125

5.2.2. Pemberdayaaan Ekonomi Keluarga Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Lingkungan XII Belawan I ... 128

5.3. Keterbatasan Penelitian ... 130

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 132

6.1 Kesimpulan ... 132

6.2 Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 135

DOKUMENTASI PENELITIAN ... 138

LAMPIRAN ... 140

(13)

2.1Bagan Alur fikir ... 35

(14)

2. Lembar Bimbingan Skripsi 3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Balasan Izin Penelitian Dari Lurah Belawan I Kecamatan Medan Belawan 5. Berita Acara Seminar Proposal

6. Berita Acara Seminar Hasil 7. Pedoman Wanwancara

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan, sumber daya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan serta lingkungannya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nompr.45 Tahun 2009 tentang kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

Indonesia memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 81.000 km luas wilayah laut termasuk didalamnya Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) mencakup 5,8 juta kilometer persegi, wilayah laut dan pesisir tersebut terkandung kekayaan sumber daya laut yang amat besar mulai dari ikan, kepiting, udang, kerang dan berbagai sumber daya laut lainnya yang siap untuk dieksploitasi nelayan. Luas wilayah perairan indonesia dengan kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan yang besar menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pemasok produk perikanan terbesar didunia (Nikijuluw, 2002: 15)

Kontribusi indonesia dalam pemasuk kebutuhan produk perikanan dunia diketahui mencapai 30 persen. Potensi lestari total ikan laut ada 7,5 persen (6,4 juta ton/tahun) dari potensi dunia berada diperairan laut dangkal indonesia cocok

(16)

mutiara, teripang, rumput laut dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi 47 juta ton/tahun. Lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budi daya tambak udang, bandeng, kerapu, kakap, kepiting, rajungan, rumput laut dan biota perairan lainnya diperkirakan 1,2 juta hektar dengan potensi produksi sebesar 5 juta ton/tahun lebih dari itu indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkatan genetik, spesies, maupun ekosistem tertinggi didunia (Mulyadi, 2005:6).

Kemiskinan diartikan sebagai rendahnya akses dalam sumber daya dan asset produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup antara lain ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal. Kemiskinan juga dapat memicu banyak persoalan yang mengakibatkan masyarakat sulit memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai negara berkembang permasalahan kemiskinan juga masih menjadi permasalahan serius di Indonesia hingga saat ini kemiskinan menjadi perhatian yang sangat besar dan pemecahan masalahnya menjadi agenda utama dalam pembangunan diindonesia, secara ekonomi kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang (Suharto, 2005:133).

Menurut Badan Statistik Indonesia 2018 menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2017- Maret 2018 dari 26,58 juta jiwa (10,12%) menjadi 25,95 juta jiwa (9,82%). Jumlah kemiskinan diIndonesia sangat menurun namun tidak dapat menutupi kenyataan bahwa angka kemiskinan tersebut masih tergolong tinggi dan jumlah nelayan yang ada diIndonesia sekitar

(17)

966.029 orang berprofesi sebagai nelayan sebagian nelayan tinggal tersebar pada 3.216 desa yang terkategori sebagai desa nelayan (BPS Angka Indonesia 2018).

Pada umumnya para nelayan masih mengalami keterbatasan teknologi penangkapan sehingga wilayah operasipun menjadi terbatas dan hanya disekitar perairan pantai disamping itu ketergantungan terhadap musim sangat tinggi dan tidak setiap saat nelayan bisa melaut terutama pada musim ombak yang berlangsung lebih dari satu bulan namun kondisi ini jelas tidak menguntungkan nelayan karena secara riil rata-rata pendapatan perbulan menjadi lebih kecil dan pendapatan yang diperoleh pada saat musim ikan akan habis dikomsumsi pada saat paceklik, nilai tukar ikan juga sangat rendah dan harga kebutuhan sehari-hari semakin mahal besarnya tanggungan keluarga merupakan penyebab kemiskinan nelayan (Mulyadi, 2005:49).

Menurut Badan Statistik Nelayan di Sumatera Utara berjumlah 234.405 ribu orang yang tersebar dalam 13 kabupaten dan kota dari jumlah tersebut 70%

adalah nelayan tradisional memiliki teknologi penangkapan yang rendah 20%

adalah nelayan menengah dan 10% adalah nelayan yang berskala besar berarti nelayan yang termarginalkan adalah sekitar 164,083 ribu jiwa lebih nelayan masih berada dibawah garis kemiskinan (BPS Sumatera Utara 2018).

Menurut Imron dalam Mulyadi nelayan merupakan suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung pada hasil laut baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya, mereka pada umumnya tinggal dipinggir pantai sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatanya. Secara geografis nelayan merupakan masyarakat yang hidup tumbuh

(18)

dan laut. Masyarakat nelayan terdiri atas kategori-kategori yang membentuk suatu kesatuan sosialdan memiliki suatu sistem nilai nilai yang menjadi referensi perilaku mereka dalam kehidupan sehari (Mulyadi, 2005:7).

Menurut Kusnadi ciri umum yang dapat dilihat dari kondisi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi dalam kehidupan keluarga nelayan adalah fakta-fakta yang bersifat fisik berupa kualitas pemukiman seperti kampung nelayan miskin akan mudah di identifikasi dari kondisi rumah hunian mereka karena dalam kehidupan ekonomi dari sebagian besar nelayan yang ada dikampung nelayan dapat dikatakan berada diposisi menengah kebawah seperti keadaan rumah yang masih kumuh dan kurang layak serta keadaan air bersih dan toilet yang tidak memadai dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, minum dan sebagainya mereka membeli air kepada warga kampung nelayan yang sudah memiliki sumur bor sendiri dan kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan juga masih rendah sebagian besar nelayan kampung nelayan seberang hanya tamatan SD/sederajat dan banyak anak-anak nelayan Kampung Nelayan Seberang yang mengalami putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan kondisi perekonomian yang tidak mendukung (Kusnadi 2002:21).

Kota Medan adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Sumatera Utara yang luas wilayahnya 265,10 km2 dengan jumlah penduduk 2.247.425 jiwa dan menunjukkan kenaikan jumlah penduduk miskin pada tahun 2016-2017 dari 206.87 jiwa (11,76%) menjadi 204.22 jiwa (9,11%) jumlah ini memang menurun namun tidak dapat menutupi kenyataan bahwa angka kemiskinan tersebut masih tergolong tinggi. Kota Medan terbagi dalam 21 Kecamatan yang dihuni berbagai

(19)

ragam agama, etnis/suku dan budaya. Mata pencaharian penduduk Kota Medan juga beragam seperti nelayan, petani, pegawai negeri, pengusaha dan sebagainnya namun sebagian wilayah di Kota Medan mata pencaharian penduduknya yaitu sebagai nelayan (BPS Kota Medan dalam angka 2018)

Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 Kecamatan di Kota Medan yang memiliki luas wilayah sebesar 21,82 km² atau sekitar (9,90%) dengan jumlah penduduk sebanyak 116.616 jiwa yang terdiri dari 59.594 Laki- laki dan 57.022jiwa penduduk perempuan dan kepadatan penduduk berjumlah 4.499/km². Kecamatan Medan Belawan terbagi dalam 6 Kelurahan yang dihuni berbagai ragam agama, etnis/suku, budaya, dan mata pencaharian penduduk Medan Belawan juga beragam seperti nelayan, petani, pegawai negeri, pengusaha dan sebagainya, penduduk Medan Belawan yang bermata pencaharian sebagai nelayan berjumlah 5.638 jiwa (Badan Pusat Statistik angka Kecamatan Medan Belawan 2018).

Salah satu desa pesisir yang berada di Kecamatan Medan Belawan yang penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan yaitu Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan dan memiliki luas wilayah ± 10 hektar yang terdiri dari 2.281 jiwa dengan 600 KK dan jumlah nelayan di Kampung Nelayan Seberang 697 nelayan, nelayan yang berada di Kampung Nelayan Seberang masih tergolong nelayan tradisional (nelayan kecil) hal ini dilihat dari sebagian nelayan yang masih menggunakan perahu dayung dan perahu mesin tempel (kecil) serta alat tangkap yang sangat sederhana seperti ambai, jala, jaring, dan bubu (parangkap kepiting) hal tersebut

(20)

tangkap yang canggih dan perahu bermesin. Nelayan termasuk warga negara yang berekonomi lemah sangat kontras sekali dengan perannya sebagai pahlawan protein bangsa terdapat permodalan yang lemah dan kultur kewirausahaan yang tidak kondusif merupakan unsur utama dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat nelayan (Kepala Lingkungan XII Kampung Nelayan Seberang 2019).

Nelayan yang berada di Kampung Nelayan Seberang terdiri dari beberapa jenis nelayan yaitu nelayan buruh atau pekerja, nelayan juragan, dan nelayan pribadi. Nelayan buruh merupakan nelayan yang bekerja dengan alat tangkap orang lain karena tidak memiliki biaya untuk membeli alat tangkap sendiri sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain sedangkan nelayan pribadi merupakan nelayan yang memiliki alat tangkap sendiri dan saat melaut tidak melibatkan orang lain.

Nelayan buruh berjumlah 70 orang, nelayan pribadi berjumlah 617 orang dan nelayan juragan/toke berjumlah 10 orang dari ketiga jenis nelayan tersebut pada umumnya nelayan juragan tidak miskin, kemiskinan cenderung dialami oleh nelayan pribadi dan nelayan buruh karena kedua jenis kelompok merupakan jumlahnya mayoritas (Mulyadi, 2005 : 7).

Kelompok sosial yang tinggal di daerah pesisir dan masyarakat tersebut sangat menggantungkan kelangsungan hidup dari berbagai potensi sumber daya kelautan, dalam kehidupan nelayan laut bukan hanya merupakan hamparan air yang hanya membatasi daratan yakni sebagai sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari, laut juga sebagai sumber daya yang memiliki potensi ekonomi tinggi yang semestinya dapat dimanfaatkan oleh nelayan namun kenyataanya sampai

(21)

saat ini kehidupan nelayan yang berada di Kampung Nelayan Seberang tetap saja masih berada dalam ketidak mampuan secara finansial dan belum sejahtera hal tersebut disebabkan masih rendahnya teknologi dalam penangkapan dan pengolahan hasil laut sehingga penghasilan yang nelayan dapatkan masih minim dengan alat tangkap yang sederhana seperti ambai, pukat, jaring dan jala digunakan nelayan kampung nelayan seberang (Mulyadi, 2007:196).

Musim barat kering atau paceklik biasanya terjadi pada bulan januari sampai bulan maret dan dalam menghadapi masa barat kering tersebut nelayan kampung nelayan seberang mengikut sertakan istri dan anaknya misalnya sang istri mengolah hasil tangkap laut menjadi terasi, ikan asin dan udang kering setelah itu hasil olahan sebagian dijual dan sebagian lagi untuk mereka makan selain mengolah hasil tangkap istri nelayan juga mencari uang tambahan dengan membuat usaha keluarga seperti warung kecil-kecilan, mencari kayu, menggembala kambing juragan dan bekerja sebagai buruh cuci sedangkan anak nelayan ikut pergi kelaut bersama ayahnya untuk menangkap hasil laut (Kepala Lingkungan XII dan warga Lingkungan XII 2019).

Bekerjanya kepala keluarga sebagai nelayan disertai dengan adanya peran anggota keluarga nelayan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak semerta merta membantu pemenuhan kebutuhan keluarga secara menyeluruh karena masih banyaknya nelayan yamg miskin didaerah tersebut ditambah lagi permasalahan yang sulit dihadapi nelayan kampung nelayan seberang tiap tahunnya yaitu barat kering atau paceklik. musim barat kering menimbulkan kerentanan disektor ekonomi, sosial dilingkungan nelayan dan upaya penanggulangan banyak yang

(22)

nelayan pada waktu barat kering atau paceklik yang tentunya menimbulkan kerentanan yang sangat besar bagi nelayan maka hal tersebut membuat keluarga nelayan harus menerapkan strategi bertahan hidup (Ihromi, 2004:254).

Strategi bertahan hidup adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupannya untuk dapat meraih tujuan ini seseorang atau sekelompok orang harus menerapkan banyak praktik untuk bertahan hidup dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: Strategi aktif, strategi pasif, strategi jaringan. Strategi aktif, pasif dan jaringan seperti memanfaatkan segala potensi yang dimiliki seperti membiasakan hidup hemat dan meminjam uang kepada kerabat atau meminjam kepada tauke agar mereka tetap bertahan hidup didaerah tersebut (Suharto, 2009 : 29).

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui dan meneliti secara mendalam Bagaimana strategi keluarga di Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Kota Medan dalam mempertahankan hidup dengan kondisi yang penuh tantangan dan juga penghasilan yang minim maka penulis menyusun Penelitian ini dengan judul “Strategi Keluarga Nelayan Dalam Memberdayakan Ekonomi Melalui Usaha Keluarga di Kampung Nelayan Seberang Belawan I Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian harus memiliki batas-batas permasalahan yang harus diamati atau diteliti agar penelitian tersebut dapat terfokus dalam satu permasalahan dapat diselesaikan dan penelitian tidak lari dari jalur yang telah dijelaskan dalam latar

(23)

belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Strategi Keluarga Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Kota Medan?

2. Bagaimana Pemberdayaan Ekonomi Yang dilakukan Keluarga Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Kota Medan?

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Keluarga Nelayan Dalam Memberdayakan Ekonomi Melalui Usaha Keluarga di Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

1.3.2. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat yang baik secara Akademis, Teoritis dan Praktis, yakni:

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi Program Studi Kesejahteraan Sosial untuk menambah refrensi dan kajian untuk mahasiswa yang tertarik melakukan penelitian yang berkaitan dengan Strategi Keluarga Nelayan dalam Memberdayakan Ekonomi Melalui Usaha keluarga di Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

2. Secara Teoritis, hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi

(24)

dalam Memberdayakan Ekonomi melalui Usaha Keluarga di Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi pembaca dan menjadi sumbangan pemikirin bagi pihak yang terlibat dalam pemberdayaan masayarakat khususnya tentang Strategi Keluarga Nelayan dan Pemberdayaan Ekonomi melalui Usaha Keluarga di Kampung Nelayan Seberang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

(25)

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI 1. Landasan Teori

2. Penelitian Yang Relevan 3. Kerangka Pemikiran 4. Definisi Konsep

BAB III: METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian 3. Informan Penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisa Data

BAB IV: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Tentuan Umum

1. Letak Geografis Lokasi Penelitian 2. Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian 3. Profil Lokasi Penelitian

(26)

5. Struktur Organisasi/ Lembaga Lokasi Penelitian 6. Kondisi Umum Tentang Tentang Klien

7. Kondisi Umum Tentang Petugas

8. Keadaan Sarana Dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Keterbatasan Penelitian BAB VI : PENUTUP

1. Kesimpulan 2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis

2.1.1. Kemiskinan

2.1.1.1. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah- tengah masyarakat terjadi kerentanan dan ketidak berdayaan oleh orang miskin saat menghadapi kesulitan dan mereka tidak mampu mencapai kehidupan yang sejahtera, kemiskinan pada umumya digambarkan sebagai keadaan dimana kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok seperti pangan, pakaian dan tempat tinggal. Salah satu yang masih terjebak dalam kubang kemiskinan adalah nelayan (Pranata Lubis, 2019 :11).

Mencher dalam Siagian mengemukakan kemiskinan adalah gejala penurunan kemampuan seseorang atau sekelompok orang atau wilayah sehingga mempengaruhi daya dukung hidup seseorang atau sekelompok orang dimana pada suatu titik waktu secara nyata mereka tidak mampu mencapai kehidupan yang layak. (Siagian, 2012 : 5)

2.1.1.2. Faktor Penyebab Kemiskinan

Secara umum faktor- faktor penyebab kemiskinan secara kategoris dengan beratkan kajian pada sumbernya terdiri dari dua bagian besar yaitu :

1 Faktor internal berasal dari dalam diri individu yang mengalami kemiskinan itu secara substansial adalah dalam bentuk kekurang mampuan yang meliputi fisik, intelektual, mental emosional atau temperamental, spiritual,

(28)

2 Faktor eksternal berasal dari luar diri individu atau keluarga yang mengalami dan menghadapi kemiskinan itu sehingga pada suatu titik waktu menjadikannya miskin meliputi terbatasnya pelayanan sosial dasar tidak dilindunginya hak asasi dan pemilik tanah, terbatasnya lapangan pekerjaan formal, budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan, kondisi geografis yang sulit, tandus, dan terpencil serta kebijakan publik yang belum berpihak pada masyarakat miskin (siagian, 2012 :114-116).

2.1.1.3. Ciri- Ciri Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir ditengah- tengah masyarakat misalnya menunjukkan bahwa kemiskinan memiliki beberapa cirri yaitu :

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang, dan papan).

2. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.

5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam.

6. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencahariannya yang berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

(29)

9. Ketidakmampuan dan ketidak beruntungan sosial (anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil) (Suharto, 2004:7:8).

Menurut Siagian, Kemiskinan memiliki 5 (lima) ciri-ciri yakni:

1) Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai, ataupun keterampilan yang memadai.

2) Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri.

3) Tingkat pendidikan pada umumnya rendah.

4) Pada umumnya mereka masuk kedalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur.

5) Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak memiliki keterampilan dan pendidikan yang memadai (Siagian, 2012:23).

Elis dalam Suharto Menyatakan bahwa dimensi kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis, secara ekonomi kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumber daya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang, manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan pembuatan makanan maupun minuman (Suharto, 2005:133).

1. Sandang

Sandang adalah pakaian manusia, pakaian menjadi suatu kebutuhan primer

(30)

makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat sehingga pakaian adalah hal yang penting dalam kesehariannya dilihat dari kemampuan manusia membeli pakaian.

2. Pendidikan

Menurut UU RI No. 20 tahunn 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya juga masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah(pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah terdapat jenjang sekolah terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

3. Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang kemungkinan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan dari berbagai macam gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan maupun perawatan termasuk kehamilan dan persalinan pada dasarnya kesehatan itu meliputi tiga aspek antara lain:

a. Kesehatan Fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit.

b. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.

c. Semua organ berfungsi normal atau tidak mengalami sakit.

(31)

4. Perumahan

Menurut UU No.1 tahun 2011 pasal 1 ayat 1 tentang perumahan dan kawasan pemukiman, Perumahan dan kawasan pemukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri dari pembinaan penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan pemukiman, pemeliharaan, perbaikan, pencegahan, peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh, permukiman kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan sistem pembiayaan serta peran masyarakat.

2.1.2. Strategi Bertahan Hidup

Menurut Suharto Strategi bertahan hidup adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupannya. Manusia seperti makhluk yang mempunyai naluri untuk mempertahankan hidupnya agar dapat hidup lebih lama usaha ini dikendalikan oleh aturan pokok dari hidup yaitu hidup dalam situasi apapun dengaan lebih berkualitas dari pada sebelumnya yang merupakan ide dasar dari bertahan hidup, bagaimanapun cara untuk dapat meraih tujuan ini seseorang atau sekelompok orang harus menerapkan banyak praktik untuk bertahan hidup dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori (Suharto, 2009 : 29).

2.1.2.1. Strategi Aktif

Strategi Aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki misalnya mengoptimalkan segala potensi keluarga (melakukan aktivitas sendiri, memperpanjang jam kerja dan melakukan apapun demi menambah penghasilanya) dapat disimpulkan bahwa

(32)

dilakukan seseorang atau keluarga dengan cara memaksimalkan sumber daya dan potensi yang dimiliki keluarga mereka (Suharto, 2009:30).

2.1.2.2. Strategi Pasif

Strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminimalisir pengeluaran keluarga sebagaimana pendapat Suharto yang menyatakan bahwa strategi pasif adalah strategi bertahan hidup dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga misalnya biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya. Strategi pasif yang biasa dilakukan oleh nelayan adalah dengan membiasakan hidup hemat dan cermat dalam membelanjakan uang berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara selektif, tidak boros dalam mengatur pengeluaran keluarga (Suharto, 2009:31).

2.1.2.3. Strategi Jaringan

Strategi jaringan adalah strategi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan sosial, strategi jaringan merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara menjalin relasi baik formal maupun lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan misalnya meminjam uang kepada tetangga, mengutang di warung, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang kebank dan sebagainya. Strategi jaringan yang biasanya dilakukan nelayan adalah memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki dengan cara meminjam uang kepada kerabat, bank, mengutang di warung dan memanfaatkan bantuan sosial lainnya (Suharto, 2009:31).

(33)

2.1.3. Keluarga

2.1.3.1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas dan mempunyai ukuran yang minimum terutama pihak-pihak pada awalnya mengadakan suatu ikatan (Khairuddin, 2000:3).

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka semuanya dimulai dari keluarga dengan kata lain keluarga tetap merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada didalamnya yang secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka kearah pendewasaan. Keluarga mempunyai tujuh sifat khusus yaitu:

a. Universalitas, merupakan bentuk yang universal dari seluruh organisasi sosial.

b. Dasar emosional merupakan rasa kasih sayang, kecintaan sampai kebanggaan suatu ras.

c. Pengaruh yang normatif, keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama bagi seluruh bentuk hidup yang tertinggi dan membentuk watak dari pada individu.

d. Besarnya keluarga yang terbatas.

e. Kedudukan yang sentral dalam struktur sosial.

(34)

g. Adanya aturan-aturan sosial yang homogeny (Ahmadi, 2009:222).

2.1.3.2. Ciri-Ciri Keluarga

Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton dalam Khairuddin mengatakan bahwa ciri-ciri keluarga adalah:

a). Keluarga merupakan hubungan perkawinan

b). Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c). Keluarga mempunyai suatu system tata nama termasuk perhitungan garis keturunan.

d). Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota- anggotannya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

e). Keluarga merupakan tempat tinggal bersama rumah atau rumah tangga.

(Khairuddin, 2000:5) 2.1.3.3. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan keluarga terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman yaitu:

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami setiap anggota keluarga baik senang maupun sedih dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.

(35)

b. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak membentuk nilai dan norma yang diyakini anak memberikan batasan perilaku yang bisa dan tidak bisa pada anak meneruskan nilai-nilai budaya keluarga, bagaimana keluarga produktif terhadap sosial, bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan dunia luar, belajar berdisiplin mengenal budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan pengembangan fisik, mental, spiritual dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga pengaturan penghasilan keluarga yaitu menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi

(36)

f. Fungsi Psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang, rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.

g. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya (Achjar, 2010:5-6).

2.1.3.4. Peran Keluarga

Peran keluarga sebagai suatu tempat sering dicampur dengan pengertian rumah tangga, pengertian rumah tangga pada umumnya mengacu pada kategori spasial dimana sekolompok orang terikat dalam satu tempat yang disebut rumah meskipun keluarga memiliki fungsi seperti perlindungan bagi orang tua dan anak- anak tetapi sekarang banyak keluarga yang lebih mirip berbentuk rumah tangga.

Peran tempat yang mirip ajang bisnis didefenisikan sebagai “satu dapur” pada sebuah keluarga berkaitan erat dengan fungsinya sebagai suatu proses, peran ini sesungguhnya didominasi oleh sosialisasi anak dalam rangka adopsi nilai-nilai orangtua (Soekanto, 2009:23).

Keluarga terbagi atas beberapa bentuk salah satunya adalah keluarga batih yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah. Keluarga batih merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dalam masyarakat dalam keluarga peran produksi, reproduksi, distribusi, transisi dan konsumsi dilakukan sebagai

(37)

hasil dari kerja sama antara laki-laki (suami) dan istri (perempuan) dengan pembagian peran yang seimbang ( William, 2004 :11).

2.1.4. Nelayan

2.1.4.1. Pengertian Nelayan

Menurut Imron, 2003 dalam Mulyadi mengatakan bahwa nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya, mereka pada umumnya tinggal dipinggiran pantai disebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya (Mulyadi, 2005:7).

Nelayan bukanlah suatu identitas tunggal mereka terdiri dari beberapa kelompok dilihat dari segi pemilikan alat tangkap nelayan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain adapun nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain (Mulyadi, 2005:8).

2.1.4.2. Kemiskinan Nelayan

Kemiskinan nelayan cenderung dialami oleh nelayan perorangan (tradisional) dan buruh nelayan karena kedua jenis kelompok itu jumlahnya mayoritas cerita tentang kemiskinan melekat pada kehidupan nelayan dilihat dari lingkupnya seperti kemiskinan nelayan terdiri atas kemiskinan prasarana dan kemiskinan keluarga, kemiskinan prasarana dapat diindikasikan pada ketersediaan

(38)

seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan tidak adanya akses untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan harga standar. Kemiskinan prasarana itu secara tidak langsung juga memiliki andil bagi munculnya kemiskinan keluarga misalnya tidak tersedianya air bersih akan memaksa keluarga untuk mengeluarkan uang untuk membeli air bersih yang berarti mengurangi pendapatan mereka (Mulyadi, 2007:196).

Kemiskinan prasarana juga dapat mengakibatkan keluarga yang berada pada garis kemiskinan bisa merosot kedalam kelompok keluarga miskin, sesungguhnya ada dua hal utama yang terkandung dalam kemiskinan yaitu kerentanan dan ketidak-berdayaan dengan kerentaan yang dialami orang miskin akan mengalami kesulitan untuk menghadapi situasi darurat ini dapat dilihat pada nelayan perorangan(tradisional) misalnya mengalami kesulitan untuk membeli peralatan untuk melaut berupa jaring dan pancing yang dibutuhkan nelayan hal ini disebabkan sebelumnya tidak ada hasil tangkapan yang bisa dijual dan tidak ada dana cadangan yang dapat digunakan untuk keperluan yang mendesak hal yang sama juga dialami oleh nelayan buruh mereka merasa tidak berdaya dihadapan para juragan yang telah memperkerjakannya meskipun bagi hasil yang diterimanya dirasakan tidak adil (Mulyadi, 2005:47-49).

Menurut Kusnadi strategi nelayan dalam menghadapi kemiskinan dapat dilakukan melalui:

1. Perlibatan anggota keluarga nelayan istri dan anak dalam pasar kerja upaya memenuhi kebutuhan dasar yang harus dilakukan oleh keluarga atau rumah tangga adalah bagaimana individu-individu yang ada didalamnya berusaha maksimal dan bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

(39)

sehingga kelangsungan hidupnya terpelihara dan setiap anggota rumah tangga bisa memasuki beragam pekerjaan yang dapat diakses sehingga memperoleh penghasilan yang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup bersama.

2. Diversifikasi pekerjaan

Strategi adaptasi lain yang digunakan untuk menghadapi ketidak pastian penghasilan adalah mengkombinasikan pekerjaan, kegiatan penangkapan ikan selalu dikombinasikan dengan pekerjaan lain dan dilakukan secara bergantian.

3. Jaringan Sosial

melalui jaringan sosial individi-individu rumahtangga akan lebih efektif dan efesien untuk mencapai atau memperoleh akses terhadap sumber daya yang tersedia dilingkungannya, jaringan sosial itu berfungsi sebagai salah satu strategi adaptasi dalam konteks mengatasi kesulitan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.

4. Migrasi

Migrasi dilakukan ketika didaerah nelayan tertentu tidak sedang musim ikan dan nelayan pergi untuk bergabung dengan unit penangkapan ikan yang ada didaerah tujuan yang sedang musim ikan (Sholihin, 2004:20).

2.1.4.3. Kehidupan Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan hidup diwilayah pesisiran, wilayah ini adalah wilayah transisi yang menandai tempat perpindahan antara wilayah daratan dan laut atau sebaliknya diwilayah ini sebagian besar masyarakatnya hidup dari mengelola sumber daya pesisir juga laut baik secara

(40)

masyarakat pesisir tersusun dari kelompok-kelompok masyarakat yang beragam seperti nelayan, petambak, pedagang ikan, pemilik toko serta pelaku industri kecil dan menengah pengolahan hasil tangkap (Dahuri dkk. 2001:5).

Masyarakat pesisir dinusantara sejak awal mula telah mengembangkan pola-pola adaptasi terhadap lingkungan pesisir secara lambat pasti kebudayaan- kebudayaan tersebut mengalami perkembangan baik karena kepekaan penduduk memahami umpan balik dengan perekayasaan setempat ataupun karena rangsangan pengaruh kebudayaan asing, kearifan tradisional masyarakat adalah hasil rekayasa dan rintangan menimpa kehidupan masyarakat(Kusnadi, 2009:152).

Kawasan pesisiran yang sebagian besar penduduknya bekerja menangkap ikan mempunyai peran yang besar dalam mendorong kegiatan ekonomi wilayah dan pembentukan struktur sosial budaya masyarakat pesisir sekalipun masyarakat nelayan memiliki peran sosial yang penting dan kelompok masyarakat yang lain juga mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat (Kusnadi, 2003:102).

Tingkat produktivitas perikanan tidak hanya menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi perdagangan desa-desa pesisir juga mempengaruhi pola-pola konsumsi penduduknya pada saat tingkat penghasilan besar gaya hidup nelayan cenderung boros dan sebaliknya ketika musim paceklik tiba mereka akan mengencangkan ikat pinggang bahkan tidak jarang barang-barang yang dimilikinya akan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari(Kusnadi, 2006:15-20).

Sektor kelautan merupakan sumber kehidupan yang dimanfaatkan masyarakat pesisir dari sektor ini mata pencaharian masyarakat pesisir diantaranya nelayan, petani garam dan sektor wisata seperti yang kita ketahui nelayan terdiri

(41)

atas beberapa kelompok bila dilihat dari segi pemilikan alat tangkap dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan tradisional/mandiri. Kemiskinan cenderung dialami oleh nelayan perorangan dan buruh nelayan rendahnya penghasilan nelayan tradisional dan juga buruh nelayan merupakan masalah yang telah lama tetapi persoalan ini masih belum dapat diselesaikan sampai sekarang sebab terlalu kompleks, kemiskinan masyarakat pesisir ditengarai oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat antara lain kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, infrastruktur disamping itu kurangnya kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap informasi, teknologi, permodalan dan gaya hidup yang cenderung boros yang menyebabkan masyarakat miskin semakin lemah sehingga mereka terjerat dalam hutang (Lenni, 2017:6).

Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan karakteristik masyarakat agraris, masyarakat agraris yang direpresentasi oleh kaum tani menghadapi sumber daya yang terkontrol yakni pengelolaan lahan untuk produksi suatu komoditas dengan hasil yang relatif bisa diprediksi sifat produksi yang demikian memungkinkan tetapnya lokasi produksi ini menyebabkan mobilitas usaha yang relatif rendah dan elemen risiko pun tidak besar sedangkan nelayan menghadapi sumber daya yang hingga saat ini masih bersifat akses terbuka (open access), karakteristik sumber daya seperti ini menyebabkan nelayan mesti berpindah pindah untuk memperoleh hasil maksimal yaitu dengan demikian elemen resiko menjadi sangat tinggi kondisi sumber daya yang beresiko tersebut menyebabkan nelayan memiliki karakter keras, tegas dan terbuka (Satria, 2015 :7).

(42)

2.1.5. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Nelayan

2.1.5.1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Nelayan

Pemberdayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai kata nomina (kata benda) yang berarti proses, cara, perbuatan, memberdayakan. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki masyarakat agar menjadi sebuah sistem yang bisa mengorganisasi diri mereka sendiri secara mandiri, Individu bukan sebagai obyek melainkan sebagai pelaku yang mampu mengarahkan diri mereka sendiri kearah yang lebih baik (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 300)

Dalam konteks ini pemberdayaan ekonomi untuk penguatan masyarakat dalam mendapatkan gaji/upah yang memadai untuk memperoleh informasi pengetahuan dan ketrampilan sehingga memperoleh peningkatan hasil secara ekonomi, pemberdayaan dibidang ekonomi merupakan upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan dalam pengertian yang dinamis yaitu mengembangkan diri dan mencapai kemajuan keberdayaan masyarakat menjadi sumber dari apa yang dikenal sebagai Ketahanan Nasional (Mubyarto, 2000: 263- 264).

Dalam kaitan pemberdayaan ekonomi nelayan berarti segala kegiatan ekonomi dan upaya nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (basic need) yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Pemberdayaan ekonomi nelayan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anggota keluarga

(43)

merupakan bentuk potensi masyarakat yang digunakan untuk berpartisipasi pada pendidikan berdasarkan beberapa pendapat diatas pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan, penguasaan distribusi, pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu berdiri sendiri untuk mengatasi masalah-masalah mereka sendiri dalam meningkatkan kualitas hidup mencapai kesejahteraan dan memperbaiki kedudukannya dalam masyarakat (Suharto, 2005:58).

2.1.5.2. Proses Pemberdayaan

Dalam proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan yaitu:

1. Pemberdayaan menekankan pada proses atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu yang bersangkutan menjadi lebih berdaya.

2. Pemberdayaan menekankan pada proses menstimulasi mendorong dan memotivasi agar individu mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog (Harry Hikmat, 2001:43).

2.1.5.3. Tujuan Pemberdayaan

Menurut Gunawan Sumodiningrat menjelaskan bahwa untuk mecapai tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat terdapat kebijaksanaan yang dilaksanakan dalam beberapa langkah strategi yaitu:

(44)

1) Memberikan peluang atau akses yang lebih besar pada akses produksi sehingga mampu meningkatkan produksi, pendapatan dan menciptakan tabungan yang dapat pemupukan modal secara berkesinambungan.

2) Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat dibantu dengan prasarana dan sarana penghubung yang mampu memperlancar pemasaran produksi, membangun kesetia kawanan, rasa kesamaan sehingga menciptakan rasa percaya diri, harga diri dalam menghadapi kebutuhan ekonomi serta meningkatkan kesadaran, kemauan, tanggung jawab bahwa kemenangan dalam pergelutan perdagangan bebas tidak akan tercapai tanpa adanya rasa kebersamaan dan kesatuan.

3) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia selain pengetahuan yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan, kesehatan berperan besar dalam menentukan produktivitas.

4) Kebijakan pengembangan industri harus mengarah pada penguatan industri rakyat yang terkait dengan industri besar proses industrilalisasi mengarah kedaerah pedesaan dengan memanfaatkan potensi setempat yang umumnya argo industri.

5) Kebijakan ketenaga kerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga kerja mandiri sebagai cikal bakal lapisan wirausaha baru yang berkembang menjadi wirausaha kecil dan menengah yang kuat dan saling menunjang.

6) Pemerataan pembangunan antar daerah karena perekonomian yang tersebar diseluruh penjuru tanah air (Sumodiningrat, 2007 : 7-8).

(45)

2.2. Penelitian Relevan

Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka/landasan teoritik yang dipakai dalam penelitian serta hubungannya dengan penelitian yang terdahulu. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Mahendra Ken Pembayun (2017) yang berjudul “Strategi Bertahan Hidup Nelayan Saat Paceklik Pada Musim Barat diKelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan Jawa Tengah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengambilan strategi yang dilakukan antara lain, diversifikasi pekerjaan, pemanfaatan anggota keluarga, gadai barang, hingga hutang namun strategi utama yang di lakukan oleh mayoritas masyarakat nelayan cilacap disaat musim barat kering adalah dengan berhutang misalnya berhutang kepada tetangga, berhutang diwarung maupun tauke. Para nelayan tidak dapat mengandalkan satu strategi saja, mereka akan menggambungkan dengan strategi lain maka perlu sekiranya melakukan pendampingan terhadap istri-istri nelayan untuk ekonomi kreatif dan koperasi agar dapat membantu menghadapi masa-masa paceklik bagi kehidupan nelayan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama meneliti tentang Strategi Bertahan Hidup nelayan pada saat paceklik. tetapi perbedaannya yaitu pada penelitian sekarang lebih fokus kepada strategi yang dilakukan nelayan dalam memberdayakan ekonomi rumah tangga melalui usaha keluarga sedangkan penelitian terdahulu lebih fokus kepada Strategi keseluruhan.

(46)

Penelitian yang dilakukan Thoha Nasrudin (2016) yang berjudul “Strategi Bertahan Hidup Nelayan Angin-Angin Kecamatan Wedung Kabupaten Demak”

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat nelayan dipantai angin-angin wedung melakukan berbagai strategi antara lain dengan memanfaatkan kelembagaan setempat yang masih cukup kuat seperti gotong royong, ikatan kekerabatan, hubungan ketetanggaan, rasa solidaritas yang tinggi diantara sesama warga telah melahirkan sikap tenggang rasa yang muncul dalam bentuk saling berbagi diantara warga nelayan Pantai Angin-angin Wedung hubungan sosial ini merupakan salah satu mekanisme strategi bertahan hidup pada kelompok masyarakat nelayan miskin. Strategi lain yang dilakukan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan subsistensinya yakni melakukan optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang ada atau strategi nafkah ganda. Strategi ini dilakukan dengan mengerahkan seluruh tenaga kerja keluarga yang ada seberapapun kontribusinya dalam pemenuhan kebutuhan dasar rumah tangga nelayan pada saat yang sama rendahnya tingkat pendapatan nelayan melakukan

“Strategi subsistensi” dengan menghemat pengeluaran dan menurunkan kuantitas maupun kualitas menu makan agar dapat memperpanjang kelangsungan hidupnya.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama meneliti tentang Strategi Bertahan Hidup nelayan tetapi perbedaannya yaitu pada penelitian sekarang lebih fokus kepada strategi yang dilakukan nelayan dalam memberdayakan ekonomi rumah tangga melalui usaha keluarga sedangkan penelitian terdahulu lebih fokus dalam melakukan berbagai Strategi dengan memanfaatkan kelembagaan setempat.

(47)

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Arif Ritonga (2017) yang berjudul

“Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (penjaring salam) dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup diKelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nelayan tradisional diKelurahan Pandan, Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah menerapkan tiga strategi untuk bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarga yaitu: Strategi aktif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan nelayan tradisional dengan memperpanjang jam kerja dan memanfaatkan jasa mereka. Strategi aktif yaitu mencari pekerjaan lain seperti bekerja membuat jaring/memperbaiki jaring teman nelayan atau bekerja sebagai kuli bangunan selain itu mereka juga lebih sering memperpanjang jam kerjanya. Strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan menerapkan pola hidup hemat, pendapatan yang minim menuntut masyarakat nelayan untuk menerapkan budaya hidup hemat seperti makan dengan lauk pauk seadanya. Strategi jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh nelayan tradisional dengan cara meminta bantuan kepada tetangga, kerabat, tauke dan relasi sosial lainnya baik secara formal maupun informal ketika nelayan dalam kesulitan.

persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama meneliti tentang Strategi Bertahan Hidup Nelayan Tradisional tetapi perbedaannya yaitu pada penelitian sekarang lebih fokus kepada strategi yang dilakukan nelayan dalam memberdayakan ekonomi rumah tangga melalui usaha keluarga yang sedangkan penelitan terdahulu lebih fokus melakukan penerapan tiga strategi untuk mempertahankan hidupnya.

(48)

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini untuk mengkaji lebih dalam tentang Strategi keluarga nelayan dalam memberdayakan ekonomi rumah diKampung Nelayan Seberang Lingkungan XII Belawan I Medan Belawan Kota Medan .

Kemiskinan adalah suatu masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah- tengah masyarakat terjadi kerentanan dan ketidak berdayaan oleh orang miskin saat menghadapi kesulitan dan mereka tidak mampu mencapai kehidupan yang sejahtera, kemiskinan pada umumya digambarkan sebagai keadaan dimana kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok seperti pangan, pakaian dan tempat tinggal, salah satu yang masih terjebak dalam kubang kemiskinan adalah nelayan (Lubis, 2019 :11).

Strategi bertahan hidup adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupannya, manusia seperti makhluk yang mempunyai naluri untuk mempertahankan hidupnya agar dapat hidup lebih lama usaha ini dikendalikan oleh aturan pokok dari hidup yaitu hidup dalam situasi apapun dengaan lebih berkualitas dari pada sebelumnya yang merupakan ide dasar dari bertahan hidup dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu aktif, pasif dan jaringan. (Suharto, 2009 : 29).

Keluarga adalah kelompok primer secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas dan mempunyai ukuran yang minimum terutama pihak-pihak pada awalnya mengadakan suatu ikatan dalam penelitian ini keluarga nelayan yaitu terdiri dari ayah, ibu (William, 2004: 11).

(49)

Dalam kutipannya tentang pemberdayaan ekonomi keluarga nelayan Djohani dalam Kusnadi, dkk mengatakan bahwa pemberdayaan ekonomi Keluarga nelayan yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat agar secara berdiri sendiri memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah-masalah mereka sendiri, permasalahan yang timbul dalam masyarakat bisa berwujud persoalan ekonomi, pendidikan, sosial dan lainnya (Kusnadi, dkk, 2005: 220).

Bagan Alur Pikir

2.4. Definisi Konsep

Definisi Konsep merupakan upaya penegasan dan pemabahasan makna konsep dalam suatu penelitian untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep yang dilakukan objek penelitian maka seseorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep yang akan diteliti dengan kata lain

Memberdayaan Ekonomi Rumah Tangga (Usaha) Keluarga

Nelayan

Strategi Bertahan Hidup:

1. Strategi Aktif 2. Strategi pasif

3. Strategi jaringan Kemiskinan

(50)

konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh peneliti. Definisi konsep adalah pengertian terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011 :138).

Untuk lebih mengetahui pengertian yang jelas mengenai konsep-konsep yang akan diteliti maka peneliti memberikan batasan konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Kemiskinan adalah suatu masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah- tengah masyarakat terjadi kerentanan dan ketidak berdayaan oleh orang miskin saat menghadapi kesulitan dan mereka tidak mampu mencapai kehidupan yang sejahtera, kemiskinan pada umumya digambarkan sebagai keadaan dimana kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok seperti pangan, pakaian dan tempat tinggal. salah satu yang masih terjebak dalam kubang kemiskinan adalah nelayan (Lubis, 2019:11).

Kemiskinan keluarga nelayan yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah pendapatan ekonomi keluarga nelayan yang berkurang dalam memenuhi kebutuhan hidup pada pada musim barat kering dan pasang mati.

2. Strategi Bertahan Hidup nelayan adalah segala tindakan atau usaha/taktik nelayan dengan segala kemampuannya untuk mempertahankan hidupnya.

Strategi yang dimaksud seperti memaksimalkan sumber daya atau potensi yang dimiliki, membiasakan hidup hemat dan memanfaatkan jaringan sosial (Suharto, 2009 : 29). Strategi Bertahan Hidup yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah Strategi Aktif, Strategi Pasif dan Strategi Jaringan dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi.

Referensi

Dokumen terkait

j um lah pegaw ai dilakukan sebagai ber ikut. 38 Lam pir an I Angka I V Per at ur an Ment er i Pendayagunaan Apar at ur Negar a dan Refor m asi Bir ok r asi Nom or Nom or 26

Setelah merancang alat dan bahan yang dibutuhkan, selan- jutnya menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan untuk pengolahan ikan air tawar/payau/laut. Kamu

[r]

Sesuai dengan Keput usan Ment eri Keuangan RI Nom or 115/ KMI K.06/ 2001 t ent ang Tat a Cara Penggunaan Penerim aan Negara Bukan Paj ak ( PNBP) pada Perguruan Tinggi Negeri (

b.. pun dibuat dengan diperhalus dan diperindah, baik dari segi penampilannya, ukuran, maupun hiasannya. Pada akhirnya, masyarakat mem- produksi kerajinan perkakas

Pada tabel model summary diatas, terlihat nilai besaran koefisien korelasi yang ditunjukan dari nilai R sebesar 0,962 yang artinya pada penelitian ini varibel Pertumbuhan

Diperlukan strategi kolaboratif (collaborative strategies) yang melibatkan berbagai unsur - dunia usaha, perguruan tinggi, LSM atau organisasi lainnya, bahkan

Kesimpulan: Ekstrak ganggang merah dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel sebagai anti-aging dan sediaan gel formula F4 (2,5%) mempunyai efek anti-aging yang paling