• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TSTS DAN CL-RRB

Dalam dokumen Untitled - IPA FMIPA UM (Halaman 49-52)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR

49 RPP untuk satu kali pertemuan, lembar kerja, lembar observasi, lembar hasil CL-RRB, dan soal tes tulis.

Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan untuk pertemuan I pada siklus I dilakukan pada hari Kamis, 25 Agustus 2016. Materi yang dipelajari adalah rangka manusia ( kepala, badan anggota gerak atas, anggota gerak bawah). Guru membagi 9 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa, 9 kelompok dibagi lagi memjadi 2, masing-masing 5 kelompok dan 4 kelompok. Tiap kelompok mendapatkan satu materi.

Pada pertemuan pertama, guru melakukan ekplorasi kepada siswa dengan melakukan pemberian pertanyaan dengan model CL-RRB yang memiliki beberapa alternatif jawaban. Satu siswa mulai mengemukakan sumbangan pikirannya, dan giliran mengemukakan pendapat diteruskan kepada siswa berikutnya , melakukan hal yang sama.

Kegiatan berikutnya siswa mendapatkan LKS dan mengerjakan LKS dengan berdiskusi dalam kelompok yang diberikan oleh guru dengan materi yang berbeda-beda pada setiap kelompok.

Setiap kelompok yang telah selesai mengerjakan LKS, mempersiapkan kegiatan berikutnya, yaitu melakukan kegiatan dengan model TSTS. Model TSTS adalah kelompok dibagi 2, yaitu 2 siswa sebagai tamu dan 2 siswa sebagai tuan rumah. Tuan rumah bertugas menerangkan kepada tamu dari kelompok lain, sedangkan tugas tamu mencatat semua informasi dari tuan rumah dari kelompok lain. Kegiatan ini berlangsung bergiliran sampai tamu kembali pada kelompoknya dan tamu memberikan informasi dari kelompok lain kepada tuan rumah pada kelompoknya. Aktifitas siswa 100% aktif mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok dengan model TSTS, karena semua siswa dalam kelompok akan memberikan informasi kepada kelompok lain dan kelompoknya sendiri.

Pada akhir pertemuan siswa diberi tugas mencari informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Observasi

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru maupun siswa dipantau oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. observasi siswa difokuskan pada aktivitas komunikasi siswa dengan aspek-aspek yang tercantum pada lembar observasi yaitu, kejelasan, kelengkapan, dan kelancaran. Sedangkan observasi untuk guru difokuskan pada keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP.

Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dievaluasi/refleksi dengan ditemukan hambatan yang akan dipakai sebagai acuan untuk dilakukan pada siklus II. Hambatan yang dihadapai oleh guru dengan penggunaan model pembelajaran TSTS dan CL-RRB adalah membutuhkan waktu yang lama. Solusi yang dilakukan oleh guru untuk kegiatan yang membutuhkan waktu yang lama adalah, (1) Kegiatan

CL-RRB, pemberian soal kepada kelompok dan dikerjakan secara bergiliran, dengan pemberian batas waktu, (2) Kegiatan TSTS, membutuhkan waktu yang lama pada saat mengerjakan LKS sehingga solusi yang diberikan guru adalah pertemuan berikutnya sudah dipersiapkan terlebih dahulu materi yang akan dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok dengan topik yang berbeda dan dikonsultasikan kepada guru.

B. Siklus II

Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan penulis pada 20 Agustus 2016 dengan kegiatan mempersiapkan RPP untuk 1 kali pertemuan, lembar kerja, lembar observasi, lembar hasil CL-RRB, dan soal tes tulis.

Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan untuk pertemuan I pada siklus II dilakukan pada hari Sabtu, 27 Agustus 2016. Materi yang dipelajari adalah sendi, otot, dan gangguan pada sistem gerak manusia. Kegiatan pada siklus II sama dengan pada siklus I, yaitu pada saat ekplorasi, guru memberikan pertanyaan kepada siswa dengan model CL-RRB dengan pemberian batas waktu dalam pergiliran menjawab soal. Setelah kegiatan tersebut siswa mengerjakan LKS dan presentasi dengan kelompok lain dengan model TSTS. Kegiatan 2 model pembelajaran (TSTS dan CL-RRB) dapat meningkatkan aktivitas 100% pada siswa.

Observasi

Kegiatan observasi sama dengan kegiatan pada siklus I, yaitu kegiatan pembelajara antara guru dan siswa dipantau oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Kegiatan siswa yang diobserver adalah aktifitas komunikasi siswa dengan aspek- aspek yang tercantum dalam pada lembar observasi yaitu, kejelasan, kelengkapa dan kelancaran. Sedang kan kegiatan guru difokuskan pada keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP.

Refleksi

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I membutuhkan waktu lama maka pembelajaran pada siklus II dilakukan perbaikan, yaitu (1) kegiatan CL-RRB dengan pemberian soal dan dijawab secara bergiliran dalam kelompok diberikan batas waktu, (2) Kegiatan dengan pem- berian materi beda tiap kelompok diberikan tugas sebelumnya. Dengan perbaikan tersebut ternyata kegiatan pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan yaitu tidak membutuhkan waktu yang lama karena sebelum kegiatan pembelajaran siswa pada siklus II diharuskan siswa menyiapkan materi dan bimbingan ke guru agar siswa (tuan rumah) dapat berkomunikasi dengan benar.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan II, terlihat proses pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa aktif melakukan pembelajaran

dengan bimbingan guru. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan tujuan yaitu siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dan hasil belajar siswa meningkat. Meningkatnya kemampuan berkomunikasi dan hasil belajar siswa tersebut karena guru menggunakan model pem- belajaran TSTS (Two stay-two stray) dan CL-RRB.

Model pembelajaran CL-RRB diberikan oleh guru saat ekplorasi, biasanya ekplorasi guru memberikan pertanyaan pada semua siswa dan dijawab oleh siswa 1 atau 2 saja, tapi dengan menggunakan model CL-RRB semua siswa bisa memberikan kontribusi jawaban dan terakhir setiap kelompok berdiskusi untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Kegiatan CL-RRB yang diberikan pada siklus I rata-rata (80,50) dan siklus II rata-rata (90,00). Melihat hasil dari siklus I dan II, kegiatan tersebut meningkat, secara otomatis kegiatan aktifitas siswa mengemukakan pendapat atau berkomunikasi lewat tulisan membuat semua siswa aktif dalam pem- belajaran. Kegiatan CL-RRB pada siklus I meng- alami kendala membutuhkan waktu yang lama, maka solusi untuk pembelajaran pada siklus II supaya tidak butuh waktu yang lama, guru mem- berikan solusi memberikan batasan waktu setiap siswa bergiliran menjawab pertanyaan dari guru.

Kegiatan kedua dalam pembelajaran menggunakan model TSTS (Two stay-two stray) seorang guru memberikan kesempatan semua siswa aktif berkomunikasi tentang materi yang sudah ditentukan. Pada pembelajaran yang seb elumnya lebih banyak guru yang mendominasi dalam pembelajaran, pada kegiatan pembelajaran dengan model TSTS (Two stay-two stray) semua siswa aktif terlihat dari kegiatan, 2 siswa sebagai tuan rumah akan menjelaskan kepada 2 siswa sebagai tamu dari kelompok lain dan tamu tersebut mempunyai tugas mencatat hasil dari siswa sebagai tuan rumah dan nanti informasi akan dilaporkan ke kelompoknya. 2 Siswa sebagai tamu atau tuan rumah saling bergantian untuk berkomunikasi menyampaikan topik yang sudah ditentukan dan diterima. Kegiatan berlangsung sampai siswa sebagai tamu akan kembali ke kelompoknya. Hasil pembelajaran TSTS dari siklus I (79,02) dan siklus II (83,19) mengalami peningkatan.

Model pembelajaran yang dilaksanakan baik CL-RRB dan TSTS ini memiliki keuntungan salah satunya siswa mampu mengungkapkan pendapatnya, kemampuan berbicara dapat ditingkatkan, dan meningkatkan minat dan prestasi belajar. Selain keuntungan, model pembelajaran TSTS memiliki kekurangan yaitu membutuhkan waktu lama. Karena membutuhkan waktu lama, maka guru dalam pertemuan siklus II memberikan tugas/PR sesuai dengan topik yang telah disiapkan, sehingga pada saat pembelajaran siklus II, siswa sudah siap dengan materi yang akan dipelajari dan siswa sebagai tuan rumah konsultasi bagaimana cara mengkomunikasikan materi yang sudah ditentukan.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah berjalan

dengan baik, siswa aktif berkomunikasi dan meningkatkan hasil belajar dengan pemberian tes tulis. Keberhasilan model pembelajaran TSTS dan CL-RRB terlihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Rata-rata peningkatan komunikasi, tes dan kegiatan nilai CL-RRB secara kelompok

Penilaian Siklus I Siklus II

Nilai Komunikasi 79,02 83,19

Nilai tes tulis 80,56 84,03

Nilai CL-RRB 80,50 90,00

Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif TSTS (Two stay-two stray) dan CL-RRB dapat meningkatkan hasil belajar, model pembelajaran TSTS (Two stay-two stray) dan CL-RRB, dapat meningkatkan kemampuan berkonunikasi pada siswa kelas VIII E.

PENUTUP Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan model TSTS (Two stay- two stray) dan CL-RRB dapat meningkatkan kemampuan komunikasi belajar IPA kelas VIII E SMP Negeri 2 Gempol Tahun Pelajaran 2016/2017

2. Pembelajaran dengan model TSTS (Two stay- two stray) dan CL-RRB dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas VIII E SMP Negeri 2 Gempol Tahun Pelajaran 2016/2017

Saran

1. Guru-guru yang lain dapat mempertimbangkan menggunakan model TSTS (Two stay-two stray) dan CL-RRB sebagai salah satu upanya mengatasi rendahnya kemampuan komunikasi dan hasil belajar peserta didik dan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan nasional.

2. Hendaknya selalu mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar belajar mengajar sehingga berlangsung student center dan bukan teacher center.

3. Bagi peneliti lain dapat mengembangkan penerapan model pembelajaran TSTS (Two stay- two stray) dan CL-RRB.

DAFTARPUSTAKA

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

http:// Pustaka Pandani, web.id/2013/10/model- pembelajaran-roun-robin

https://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/

10/23/ketrampilan-proses-dasar.

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning.

Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

51

MEMBANGUN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA

Dalam dokumen Untitled - IPA FMIPA UM (Halaman 49-52)

Garis besar

Dokumen terkait