153
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
Pandaan dan dilaksanakan pada bulan Agustus- September di semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 Subyek penelitian adalah 20 siswa kelas VIII. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari silabus, RPP, lembar kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan belajar mengajar, dan tes formatif.
HASILDANPEMBAHASAN A. Hasil PTK Siklus I 1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini dipersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, dan soal tes formatif. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi model pembelajaran kooperatif metode eksperimen, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
2. Tahap pelaksanaan dan observasi
Pelaksanaan kegiatan belajar belajar mengajar untuk siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2016 di kelas VIII dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru model. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pada akhir pelaksanaan pembelajaran, siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar yang telah dilakukan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Observer adalah kolega guru.
Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
No Aspek yang diamati Penilaian Rata -rata P1 P2
I
Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
2 3 3 2
2 3 3 2
2 3 3 2 B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif 2. Membimbing siswa
melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan
kooperatif 4. Mengawasi setiap
kelompok secara bergiliran 5. Memberikan bantuan
kepada kelompok yang mengalami kesulitan
2 2 2 2 2
2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi
2 3
2 3
2 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa antusias 2. Guru antisias
2 3
2 3
2 3
Jumlah 32 32 32
(Keterangan, 1= tidak baik; 2= kurang baik; 3- cukup baik; 4= baik)
Berdasarkan Tabel 1, aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memoti- vasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu, dan antusiasme siswa. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
No Aktivitas Guru yang diamati % 1
2 3 4 5 6 7 8 9
Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa
Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya Menyampaikan materi/ langkah-langkah/
strategi
Menjelaskan materi yang sulit
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran 5,0 8,3 8,3 6,7 13,3 21,7 10,0 18,3 8,3 No Aktivitas siswa yang diamati %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru
Membaca buku
Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru
Menyajikan hasil pembelajaran Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran Mengerjakan tes evaluasi
22,5 11,5 18,7 14,4 2,9 5,2 8,9 6,9 8,9
Berdasarkan Tabel 2 di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3
%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa atau antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing- masing 18,7%; 14,4%; dan 11,5 %.
Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode eksperimen sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan.
155 Tabel 3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
No.
Urut Skor
Keteranga
n No.
Urut Skor
Keteranga n
T TT T TT
1 50 √ 11 80 √
2 75 √ 12 60 √
3 80 √ 13 80 √
4 40 √ 14 40 √
5 90 √ 15 50 √
6 75 √ 16 75 √
7 75 √ 17 75 √
8 75 √ 18 75 √
9 50 √ 19 80 √
10 75 √ 20 50 √
∑ 685 7 3 ∑ 665 6 4
Jumlah Skor 1350
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2000 Rata-Rata Skor Tercapai 67,50
Keterangan: T: Tuntas; TT: Tidak Tuntas
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 2 3
Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
67,50 13 65,00
Berdasarkan Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,50 dan ketuntasan belajar mencapai 65 % atau ada 13 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 65 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum mengerti dengan baik langkah-langkah pembelajaran eksperimen yang ada di LKS.
3. Tahap refleksi
Refleksi dilakukan setelah pembelajaran di kelas berakhir. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa sebaiknya diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. Guru perlu mengatur waktu secara baik, menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan dalam menarik kesimpulan sebaiknya melibatkan siswa secara klasikal.
B. Hasil PTK Siklus II 1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, soal tes formatif, lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif model kooperatif, dan lembar observasi aktivitas guru-siswa.
2. Tahap pelaksanaan dan observasi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2016. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
No Aspek yang diamati Penilaian Rata -rata P1 P2
I
Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam
kelompok-kelompok belajar 3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3 B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah- langkah metode
pembelajaran kooperatif 2. Membimbing siswa
melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan
kooperatif
4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan
3 3 3 3 3
3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi
4 4
4 4
4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
III
Antusiasme Kelas 1. Siswa antusias 2. Guru antisias
3 4
3 3
3 4
Jumlah 45 44 45
(Keterangan, 1= tidak baik; 2= kurang baik; 3- cukup baik; 4= baik)
Dari Tabel 5 diketahui bahwa aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode eksperimen sudah mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat. Aktivitas tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa, merumuskan kesimpulan dan menemukan konsep, serta pengelolaan waktu. Aktivitas guru dan siswa ditunjukkan pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus II
No Aktivitas Guru yang diamati % 1
2 3 4 5 6 7 8 9
Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa
Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya Menyampaikan materi/ langkah-langkah/
strategi
Menjelaskan materi yang sulit
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7 6,7 10,7 13,3 10,0 22,6 10,0 11,7 10,0
No Aktivitas siswa yang diamati % 1
2 3 4 5 6 7 8 9
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru
Membaca buku
Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru
Menyajikan hasil pembelajaran Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran Mengerjakan tes evaluasi
20,8 13,1 22,1 15,0 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing- masing sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya (10%), menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (10%).
Adapun aktivitas ynag tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa (6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%).
Tabel 7. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
No.
Urut Skor
Keteranga
n No.
Urut Skor
Keteran gan
T TT T TT
1 75 √ 11 75 √
2 80 √ 12 90 √
3 90 √ 13 80 √
4 60 √ 14 60 √
5 100 √ 15 80 √
6 80 √ 16 90 √
7 90 √ 17 90 √
8 80 √ 18 100 √
9 75 √ 19 80 √
10 80 √ 20 60 √
∑ 810 9 1 ∑ 805 8 2
Jumlah Skor 1600
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2000 Rata-Rata Skor Tercapai 81
Keterangan: T: Tuntas; TT: Tidak Tuntas
Tabel 8. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 2 3
Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
81 17 85
Berdasarkan Tabel 9 diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81 dan dari 20 siswa yang telah tuntas sebanyak 17 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 85% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode eksperimen. Peningkatan prestasi belajar siswa ini disebabkan siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran eksperimen ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan guru.
3. Tahap Refleksi
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek sudah bagus.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
Pada siklus II guru telah menerapkan model pembelajaran kooperatif metode eksperimen dengan baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif metode ekspermen memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin tingginya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan II) yaitu masing-masing 65%, dan 85%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian pada proses pembelajaran IPA materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dengan metode eksperimen, diketahui bahwa aktivitas siswa yang paling dominan adalah bekerja dengan
menggunakan alat/media,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah- langkah metode eksperimen dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yaitu membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab.
157 PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil PTK yang telah dilakukan selama dua siklus, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran kooperatif metode eksperimen memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 20%, yaitu pada siklus I (65%) sedangkan pada siklus II (85%).
2. Penerapan pembelajaran kooperatif metode eksperimen mempunyai pengaruh positif yaitu berpeluang dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa.
Saran
Agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi guru dan siswa, maka untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif metode eksperimen perlu dilakukan persiapan yang lebih baik, yaitu melibatkan beberapa observer selama perencanaan dan pengamatan. Selain itu kelengkapan sarana prasarana selama eksperimen berlangsung juga perlu disediakan sesuai kebutuhan siswa. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut pada materi yang berbeda agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 3 Pandaan secara kontinu.
DAFTARRUJUKAN
Felder, R. M. 1994. Cooperative Learning in Technical Course, (online), (pcll\d\my % document\coop % 20 report), diakses 9 September 2016.
Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Kimia.
Malang: IKIP Malang.
Nur, M. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Wahyuni, D. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Kimia.
Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitan.