BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penglihatan yang baik adalah bagian penting untuk perkembangan seorang anak. Apabila mata anak tidak dapat memberi gambaran yang jelas ke otak di saat proses perkembangan penglihatan sedang berlangsung, maka terdapat kemungkinan anak akan mengalami keterbatasan penglihatan yang tidak dapat dikoreksi saat dia sudah besar, yang dikenal sebagai amblyopia. . (Rumah Sakit Mata SMEC, 2016)
Pemeriksaan mata pada anak perlu dilakukan sedini mungkin. Anak di bawah usia 3 tahun perlu diperiksakan kondisi matanya, khususnya bila terlahir premature dan adanya riwayat penyakit mata yang di derita keluarga.
Waktu yang paling ideal untuk melakukan pemeriksaan mata pada anak adalah ketika sang anak berusia 4 tahun. Karena pada usia tersebut mereka lebih kooperatif dan mudah diajak berkomunikasi sehingga dapat diperiksa tajam penglihatannya secara akurat. Bahkan jika sang anak mengalami mata malas pun, tingkat keberhasilan terapi untuk penyembuhannya akan lebih tinggi dibandingkan pada usia yang lebih tua karena proses perkembangannya masih berlangsung. (Rumah Sakit Mata SMEC, 2016)
Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi merupakan salah satu masalah paling serius mengenai kesehatan mata di Dunia. Data dari International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) dan World Health Organization (WHO) memperkirakan 153 juta penduduk dunia mengalami gangguan visus akibat kelainan refraksi yang tidak dikoreksi. Dari 153 juta orang tersebut, sedikitnya 13 juta diantaranya adalah anak usia 5-15 tahun.
(WHO, 2011).
Kelainan refraksi (0,14%) merupakan penyebab utama kebutaan ke tiga setelah katarak (0,78%) dan glaukoma (0,20%). Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab kebutaan yang mudah dideteksi, diobati dan dievaluasi dengan pemberian kacamata, namun demikian kelainan refraksi menjadi masalah serius jika tidak cepat ditanggulangi. Sekitar 10% dari anak usia sekolah (5-19tahun) menderita kelainan refraksi dan angka pemakaian kacamata koreksi sampai saat ini masih rendah yaitu 12,5% dari kebutuhan.
(Sidihutomo, dkk, 2009).
Kelainan refraksi dapat terjadi pada seluruh golongan umur terutama golongan anak sekolah yang berumur dari 6 sampai 18 tahun. Uji coba di 3 kabupaten di Jawa Barat tahun 1994, ditemukan 3-5% anak sekolah mempunyai tajam penglihatan yang tidak normal, dan dari hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh mereka yang membutuhkan kacamata ternyata tidak mampu membeli, dikarenakan tidak terjangkaunya harga kacamata (Hartanto, 2006). Kelainan refraksi tak terkoreksi penuh sebesar 325
refraksi tak terkoreksi penuh terbanyak adalah miopia dengan persentase 58,15% (Hartanto, 2010).
Penglihatan anak terus berkembang setelah lahir dan maturasi belum terjadi secara penuh sampai usia 2 tahun. Perkembangan penglihatan normal pada kedua mata penting bagi anak untuk mempersepsi dunia, pendidikan, dan interaksi sosial. (Olver J, Cassidy L, 2011). Anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap terjadinya kelainan refraksi. Lebih dari 20%
anak-anak yang memiliki kelainan refraksi. Jika tidak dilakukan koreksi pada penglihatannya maka akan berdampak pada perkembangan kecerdasan anak, proses belajar, yang selanjutnya akan mempengaruhi mutu dan kreativitas anak. (Hutauruk, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara perwakilan orang tua yaitu wali kelas dari kelas 1 SDN Cikangkareng 1 ternyata masih banyak orang tua yang kurang peduli terhadap kesehatan mata anaknya dan salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dari orang tuanya . Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak kelas 1 di SDN Cikangkareng 1 Kab.Cianjur. Sebagai orangtua diharapkan memiliki pengetahuan yang bagus tentang kesehatan mata anak-anaknya.
B. Identifikasi Masalah
“Bagaimanakah gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak kelas 1 di SDN Cikangkareng 1 tahun 2020 ?” berdasarkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Bagaimanakah gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak berdasarkan seringnya membaca, seringnya menonton atau menggunakan gadget dan aktivitas belajarnya ? 2. Bagaimanakah gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak yang mengalami gejala gangguan penglihatan (duduk dengan posisi miring, menulis dengan posisi miring dan sering memicingkan mata) ?
3. Bagaimanakah gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya penanggulangan kesehatan mata pada anak yang telah mengalami kelainan refraksi ?
4. Bagaimanakah gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata untuk deteksi dini penyakit mata ?
5. Bagaimanakah gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak yang sering beraktivitas di ruangan yang minim cahaya ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Mengetahui gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak kelas 1 di SDN Cikangkareng 1 Tahun 2020
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak berdasarkan seringnya membaca, seringnya menonton atau menggunakan gadget dan aktivitas belajarnya.
2. Mengetahui gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak yang mengalami gejala gangguan penglihatan ( duduk miring saat belajar dan sering memicingkan mata) 3. Mengetahui gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya
penanggulangan kesehatan mata pada anak yang telah mengalami kelainan refraksi
4. Mengetahui gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak untuk deteksi dini penyakit mata 5. Mengetahui gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya
pemeriksaan mata pada anak berdasarkan seringnya beraktivitas di ruangan yang minim cahaya
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah data informasi dan sumbangan pemikiran kepada Refraksionis Optisien serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan nyata mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi STIKes Dharma Husada Bandung
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan kuhusnya program studi DIII Refraksi Optisi tentang seberapa besar pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan mata pada anak di sekolah dasar dan dapat menjadi daftar referensi pustaka yang berguna bagi penyambung ilmu pengetahuan.
b. Bagi Institusi SDN Cikangkareng 1
Penelitian ini memberikan informasi kepada orangtua siswa mengenai pentingnya pemeriksaan mata pada anak kelas 1 di SDN Cikangkareng 1.
c. Bagi Tenaga Refraksi Optisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang seberapa besar pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan mata pada anak di sekolah dasar dan penelitian ini dapat digunakan sebagai data untuk melakukan penelitian lanjutan tentang pengetahuan kesehatan mata khususnya di sekolah dasar.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang seberapa besar pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan mata pada anak di sekolah dasar dan penelitian ini dapat digunakan sebagai data untuk melakukan penelitian lanjutan tentang pengetahuan kesehatan mata.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup Masalah
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan refraksi mata pada anak kelas 1 di SDN Cikangkareng 1
2. Lingkup Metode
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif