• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIM : 160303051 - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "NIM : 160303051 - etheses UIN Mataram"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

SEPTIAN YUDHIATMA PRATAMA NIM : 160303051

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (BKI)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FDIK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2021

(2)

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

Oleh:

SEPTIAN YUDHIATMA PRATAMA NIM : 160303051

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (BKI)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FDIK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2021

(3)

i

Praya Barat Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr, H. Fahrurrozi, M.A. H. Masruri, Lc., M.A.

NIP. 197512312005011010 NIP.197605042009121002

(4)

ii Rektor UIN Mataram

di Mataram

Assalamu‟alaikum, Wr. Wb

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Septian Yudhiatma Pratama

NIM : 160303051

Jurusan/Prodi : Bimbingan Konseling Islam

Judul : Teknik Bermain Peran dalam Menumbuhkan Kesadaran Siswa Studi di SMPN 1 PrayaBarat Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.

Wassalamu‟alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr, H. Fahrurrozi, M.A. H. Masruri, Lc., M.A.

NIP. 197512312005011010 NIP.197605042009121002

(5)

iv

Kasus di SMPN 1 Praya Barat Lombok Tengah)” telah dipertahankan dewan penguji jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram pada tanggaal______________

Dewan Penguji

Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA ________________________

(Ketua Sidang/Pemb. I)

H. Masruri, Lc., MA ________________________

(Sekertaris Sidang/Pemb. II)

Dr. Siti Nurul Yaqinah, M.Ag ________________________

( Penguji I)

Iqbal Bafadal, M.Si ________________________

(Penguji II)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dr. Muhamad Saleh, M.A NIP. 197209121998031001

(6)

v MOTTO

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga

(H.R. Muslim)

(7)

vi

dan ibunda Rojiatun terimakasih telah mengasuh, menyayangi, membesarkan dan mendidik saya dengan penuh rasa sayang, kesabaran, dan ketulusan, serta tak pernah henti memberikan do‟a restu untuk mencapai keberhasilan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga hasil akhir dari kesuksesan membawa suatu keberhasilan dalam cita-cita saaya amin..

(8)

vii

skripsi ini hingga selesai. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Baginda Syyidina Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada umatnya.

Skripsi ini merupakan karya terbesar yang pernah saya lakukan sepanjang tapak dunia pendidikan yang telah saya tempuh, dan tentunya penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai Fakultas Dakwah Ilmu dan Komunikasi UIN Mataram yang telah membimbing dan melayani penulis selama masa studi.

1. Prof. Dr. H. Masnun Tahir, selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis selama masa studi.

2. Dr. Muhamad Saleh Ending, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberi fasilitas untuk kelancaran perkuliahan penulis.

3. Dr. Mira Mareta, MA selaku ketua Bimbingan Konseling Islam yang telah membimbing selama proses perkuliahan di UIN Mataram

4. Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA sebagai pembimbing I dan H. Masruri, LC., MA sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;

5. Teman-teman BKI angkatan 2016 yang sangat saya cintai.

(9)

viii

Mataram_________________

Septian Yudhiatma Pratama

(10)

ix

NOTA DINAS PEMBIMBING...ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

PENGESAHAN...iv

MOTO...v

PERSEMBAHAN...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...vii

ABSTRAK...xii

BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Maslah...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...5

D. Ruang Lingkup dan Seting Penelitian...6

E. Talaah Pustaka...7

F. Kajian Teori...9

G. Metode Penelitian ...18

H. Sistematika Pembahasan...27

BAB II Paparan Data dan Temuan... A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………..28

B. Penerapan Teknik Bermain Peran Dalam Menumbuhkan Kesadaran Siswa………34

(11)

x

1. Penerapan Teknik Bermain Peran Dalam Menumbuhkan

Kesadaran Belajar Siswa…...41 2. Jenis-Jenis Role Playing Yang di Terapkan Dalam

Menumbuhkan Kesadaran Siswa...43 BAB IV Penutup...

1. Kesimpulan...46 2. Saran...46 3. Daftar Pustaka...46 4. Lampiran...

(12)

xi

3. Tabel 5.1………...31

(13)

xii

2020/2021) Oleh :

Septian Yudhiatma Pratama 160303051

ABSTRAK

Seperti yang kita tahu kebanyakan siswa-siswi sekarang memiliki tingkat kesadaran yang rendah, kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran tentang pentingnya pendidikan untuk siswa itu sendiri, dan kesadaran untuk melakukan hal-hal positif yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknik bermain peran dalam menumbuhkan kesadaran belajar siswa di SMPN 1 Praya Barat..

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian diskriptif kualitatif. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran dan guru bimbingan konseling di sekolah tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis induktif, yaitu melakukan generalisasi dengan mengambil kesimpulan yang bersifat umum.

Hasil dari penelitian ini yaitu sebelum digunakannya teknik bermain peran ada banyak siswa yang melakukan kenakalan-kenakalan belajar seperti kehadiran, dating terlambat dan lain-lain. Namun setelah guru BK menggunakan teknik bermain peran yang dimana siswa-siswi di SMPN 1 Praya Barat sangat menyukai teknik pembelajaran tersebut sehingga kenakalan-kenakalan siswa berkurang.

Kata kunci : Kesadaran Belajar, Role Playing

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat berpengaruh untuk kemajuan suatu negara karena dengan pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, yang dapat bersaing di kancah global. Namun dalam aktifitas belajar mengajar di sekolah perlu diketahui setiap individu atau siswa mmemiliki kemampuan kognitif yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.

Hal ini tidak tidak terlepas dari faktor internal dan faktor eksternal yang dimana faktor internal dari diri siswa itu sendiri sedangkan faktor eksternal yaitu dari luar seperti lingkungan, teman-teman siswa itu sendiri, dan orang tua siswa itu sendiri.

Seperti yang kita tahu kebanyakan siswa-siswi sekarang memiliki tingkat kesadaran yang rendah, kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran tentang pentingnya pendidikan untuk siswa itu sendiri, dan kesadaran untuk melakukan hal-hal positif yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain

Antonius Atosokni Gea mendefinisikan kesadaran diri sebagai pemahaman terhadap kekhasan fisik, kepribadian, watak dan temperamennya : mengenal bakat-bakat alamiah yang dimilikinya dan punya gambaran atau

(15)

konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya.1

Adapun menurut pandangan Steven J. Stein dimana ciri-ciri kesadaran yang baik yaitu individu mampu memahami diri sendiri serta mampu mengontrol dirinya sendiri terhadap stimulus dimana individu dituntut untuk disiplin, mampu menjaga tanggung jawabnya, dan melaksanakan kewajibannya.

Namun yang peneliti temukan di lapangan khususnya berdasarkan wawancara asumsi di lapangan di SMPN 1 Praya Barat, ditemukan siswa- siswi tidak memiliki ciri-ciri kesadaran seperti yang di atas yang dimana masalah-masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu memiliki masalah tentang kehadiran, ada yang menikah dibawah umur, jika kita melihat dari umur siswa tersebut, siswa tersebut masih sangat membutuhkan pendidikan, ada juga yang berangkat dari rumah ke sekolah tetapi siswa tersebut tidak masuk sekolah, dan ada juga yang ditemukan sedang meminum-minuman keras diluar sekolah pada saat jam sekolah.2

Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap siswa di lapangan seperti masalah-masalah yang ada pada siswa yaitu berangkat sekolah dari rumahnya tetapi tidak masuk sekolah. Itu semua diakibatkan oleh faktor lingkungan siswa tersebut. Maka dari itu kesadaran siswa sangat penting karena seperti yang kita tahu pendidikan sangat penting untuk dirinya sendiri dan untuk masa depannya.

1Malekah, “Kesadaran Diri Proses Pembentukan Karakter Islam”, Vol. 13 Nomor. 1 juni 2013 hlm. 30

2 Wawancara dengan ibu H.Maryatun 22 Desember 2021 di SMPN 1 Praya Barat

(16)

Dari berbagai masalah yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa siswa tidak memiliki ciri-ciri kesadaran diri yang dimana pada waktu jam sekolah tidak ke sekolah, ada yang menikah dibawah usia yang mana pada saat itu siswa tersebut masih membutuhkan pendidikan.

Untuk dapat menekan prilaku ketidak sadaran tersebut, peneliti mencoba melakukan pandangan tersebut melalui teknik bermain peran. Dimana teknik bermain peran memiliki manfaat sebagai berikut: memotivasi siswa, menarik minat dan perhatian siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka mengalami emosi, perbedaan pendapat dan permasalahan lingkungan kehidupan siswa, mengembangkan kemampuan komunikasi siswa, dan melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.3

Adapun konseling bermain peran yang dimana bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada di dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas atau pertemuan dan kemudian dijadikan bahan refleksi agar peserta didik memberikan penilaian. Dan bertitik tolak dari permasalahan yang berhubungan dengan tujuan untuk mengkreasi kemungkinan-kemungkinan masa depan, mengekspose kejadian-kejadian masa kini, dan seterusnya.

3 Kartini. 2007. Penggunaan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Minat Siswa

Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas V SDN Cileunyi 1 Kecamatan Cileyuni Kabupaten Bandung. Jurnal Pendidikan. Dasar Bandung

(17)

Jadi menurut Mulyono role playing atau bremain peran adalah metode pebelajaran yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.4

Role playing atau bermain peran juga sering digunakan oleh guru mata pelajaran di sekolah yamg dimana siswa akan disuruh membentuk sebuah kelompok yang nantinya akan diberikan tugas oleh guru pada masing-masing kelompok di kelas tersebut. Yang dimana nantinya siswa yang ada di dalam suatu kelompok akan berdiskusi dan mengeluarkan pendapat masing-masing terkait permasalahan atau soal-soal yang diberikan oleh guru di kelas.

Seperti yang kita ketahui masing-masing siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang aktif dalam segala hal dan ada juga yang tertutup atau jarang berkomunikasi sesama teman maupun guru yang megajar di kelas, maka teknik role playing digunakan oleh guru agar siswa bisa mengeluarkan pendapat yang ada pada dirinya sendiri dan teman- temannya untuk berdiskusi mengenai permasalahan atau soal yang diberikan oleh guru di kelas.

Berdasarka paparan dan temuan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana role playing dalam meningkatkan kesadaran siswa- siswi di SMPN 1 Praya Barat

4 Mulyono, Strategi Pembelajaran (Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global),

(Malang : UIN Maliki Press, 2012), hal. 101.

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan teknik bermain peran dalam menumbuhkan kesadaran siswa.

2. Apa saja jenis bermain peran yang dapat diterapkan dalam menumbuhkan kesadaran belajar siswa

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penerapan teknik bermain peran dalam menumbuhkan kesadaran siswa

b. Untuk mengetahui apa saja jenis bermain peran yang diterapkan dalam menumbuhkan kesadaran belajar siswa

2. Manfaat Penelitian a) Manfaat Teoritis

Adapun kegunaan yang diharapkan dari peneliti ini adalah manfaat yang digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis, artinya data yang diperoleh di lapangan saat penelitian nanti diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan analisis dan kajian untuk dijadikan pola dukung pengembangan ilmu secara teoritis, diantaranya yaitu:

1) Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan.

(19)

2) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan fokus penelitian.

3) Hasil penelitian ini juga bisa menjadi refrensi bagi peneliti lain dan untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini.

a) Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang dapat digunakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, artinya data yang diperoleh di lapangan saat mengadakan penelitian dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pengalaman dan pengetahuan baru, diantara nya ialah:

1) Bagi mahasiswa, dapat menjadi sumber acuan agar siswa-siswi di sekolah tersebut sadar akan pentingnya pendidikan.

2) Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai sumber bahan belajar, pengetahuan dan wawasan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai kesadaran siswa-siswi di sekolah untuk belajar.

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti memfokuskan penelitian pada bentuk kesadaran siswa tentang pentingnya kesadaran diri sehingga siswa-siswi di sekolah tersebut memiliki motivasi untuk belajar dan bisa berfikir untuk masa depannya sendiri.

(20)

2. Setting Penelitian

Seting penelitian merupakan tempat dilaksanakan penelitian oleh peneliti, dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di SMPN 1 Praya Barat dan memfokuskan penelitian pada siswa kelas IX

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi dan karya-karya terdahulu yang terkait untuk mengindari duplikasi, plagiasi, repetisi, serta menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang dilaksanakan peneliti untuk mendapatkan atau menemukan beberapa pendapat. Dalam telaah pustaka ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian atau kajian terdahulu untuk menjaga keaslian dari penelitiannya.

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Galih Wicaksono, yang berjudul:

Penerapan Teknik Bermain Peran dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X Multimedia SMK IKIP Surabaya yang menjelaskan tentang teknik bermain peran yang berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas X multimedia SMK IKIP Surabaya.

Ia menggunakan penelitian kualitatif, dengan menjadikan subjek penelitian sebagai informan atau narasumber data yaitu guru BK, dan 7 siswa multimedia SMK IKIP Surabaya.

Adapun perbedaan dan persamaan dari peneliti Galih Wicaksono dengan peneliti-peneliti lain. Persamaannya yaitu sama-sama menggunakan konseling bermain peran. Perbedaannya adalah pada

(21)

variabel dimana pada penelitian ini akan mencoba menumbuhkan kesadaran belajar siswa..

2. Selain itu ada peneliti lain yang juga mirip dengan penelitian penulis yang menarik untuk dijadikan refrensi. Penelitian tersebut dibuat oleh Uray Herlina dengan berjudul: Teknik Role Playing dalam Konseling Kelompok. Peneliti menjadikan siswa sebagai subjek peneliti dengan begitu banyak perbedaan mendasar yang dialami antara peneliti dengan Uray Herlina. Sebagaimana diketahui tentu akan berbeda karakter SMP dengn SMK, karena itu kendala-kendala yang akan dihadapi selama penelitian akan berbeda.

Terdapat persamaan antar penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Uray Herlina. Kedua peneliti ini menggunakan teknik role playing.

Peneliti akan menarik beberapa pelajaran dari penelitian yang dilakukan oleh Uray Herlina tserkait teknik role playing sehingga siswa dapat mengatasi masalah yang dialaminya.

3. Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Malekah yang berjudul:

Kesadarn diri Proses Pembentukan Karakter Islam. yang menjelaskan tentang kesadaran diri dan proses pembentukan karakter yang dimana pada penelitian ini Malekah menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan menjadikan subjek penelitian sebagai informan atau sumber data, yaitu guru BK, guru mata pelajaran, dan siswa sebanyak 4 orang sebagai konseling.

(22)

Ada perbedaan serta persaman dengan penelitian Malekah dengan penelitia peneliti. Persamaannya yakni kedua peneliti tersebut menjadikan kesadaran diri sebagai landasan teori utama. Hanya saja ada perbedaan yang terdapatdalam penelitian peneliti. Dalam hal ini peneliti menambahkan teknik role playing dalam membantu menumbuhkan kesadaran siswa.

F. Kajian Teori

1. Konsep Kesadaran

Secara bahasa kesadaran diri diartikan dengan ingat, merasa dan insaf terhadap diri sendiri. Dalam bahasa Arab, kesadaran diri disebut ma‟rifat al-nafs. Dari pengertian secara bahasa dapat diambil sebuah gambaran umum tentang kesadaran diri diawali dengan melihat terminology istilah pribadi yang berarti : sendiri atau mandiri. Dengan akal budi yang dimiliki, manusia mengetahui apa yang dilakukan dan mengapa ia melakukannya.

Antonius Atosokni Gea mendefinisikan kesadaran diri sebagai pemahaman terhadap kekhasan fisik, kepribadian, watak dan temperamennya: mengenal bakat-bakat alamiah yang dimilikinya dan punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya5. Soemarno Soedarsono menjelaskan bahwa kesadaran diri merupakan perwujudan jati diri pribadi seseorang dapat disebut sebagai pribadi yang berjati diri tatkala dalam pribadi orang yang bersangkutan tercermin penampilan, rasa cipta dan karsa, sistem nilai

5Malekah, “Kesadaran Diri Proses Pembentukan Karakter Islam”, Vol. 13 Nomor. 1 Juni 2013.

(23)

(value system), cara pandang (attitude) dan perilaku (behavior) yang ia miliki.6

Dalam psikologi, kesadaran diri dikaji melalui suatu aliran yang dinamakan psikoanalisis yaitu aliran psikologi yang menekankan analisis struktur kejiwaan manusia yang relatif stabil dan menetap dipelopori oleh Sigmund Freud. Ciri utama aliran psikoanalisi yaitu :

1. Penentuan aktivitas manusia yang didasarkan pada struktur jiwa yang terdiri atas id, ego dan superego.

2. Memiliki prinsip bahwa penggerak utama struktur manusia adalah libido, sedang libido yang terkuat adalah libido seksual.

3. Membagi tingkat kesadaran manusia atas tiga alam yaitu alam prasadar (the preconscious), alam bawah sadar (the unconscious) dan alam sadar (the conscious).

Mengenai aliran psikoanalisis, Freud membagi aspek struktur kepribadian atas lima kategori : biologis (id), psikologis (ego), sosiologis (superego), ideal ego dan suara batin. From menerangkan bahwa Freud menganggap kepercayaan terhadap suatu agama merupakan suatu delusi, ilusi (menyucikan suatu lembaga kemanusia yang buruk), perasaan yang menggoda pikiran (obsessional neurosis) dan berasal dari ketidak mampuan manusia (helplessness) dalam menghadapi kekuatan alam di luar dirinya dan juga kekuatan insting yang ada dalam dirinya.7

6Ibid.,

7Malekah,”Kesadaran Diri Proses Pembentukan Karakter Islam”, Vol. 13Nomor, 1 Juni 2013

(24)

Muhammad Ali Shomali memaparkan manfaat kesadaraan diri yang terangkum dalam lima bagian yaitu :

1) Kesadaran diri adalah alat kontrol kehidupan. Yang paling penting dalam konteks ini adalah seorang Mukmin bisa tahu bahwa ia adalah ciptaan Tuhan yang sangat berharga dan tidak melihat dirinya sama seperti hewan lain yang hanya memiliki kebutuhan dasar untuk dipuaskan dan diperjuangkan.

2) Mengenal berbagai katateristik fitrah eksklusif yang memungkinkan orang melihat dengan siapa mereka.

3) Mengetahui aspek rohani dari wujud kita. Ruh kita bukan saja dipengaruhi oleh amal perbuatan kita, tetapi juga oleh gagasan-gagasan kita.

4) Memahami bahwa kita tidak diciptakan secara kebetulan. Dalam memahami manfaatnya, mekanisme proses alami manusia yang senantiasa mencari alasan bagi keberadaan hidupnya. Melalui kesadaran diri, perenungan dan tujuan penciptaan, orang akan sadar bahwa pribadi masing-masing itu unik (berbeda satu sama lain) dengan satu misi dalam kehidupan.

5) Manusia akan memperoleh bantuan besar dalam menghargai unsur kesadaran dengan benar dan kritis terhadap proses perkembangan dan penyucian ruhani. Unsur terpenting dalam mekanisme kesadaran diri adalah nilai ruhani dari pengenalan diri.

Adapun aspek kesadaran diri menurut para ahli sebagai berikut :

(25)

a. Konsep diri, adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya.

Kosep diri merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang diri mereka sendiri (karekteristik fisik, psikologis, sosial dan emosional).

b. Proses menghargai diri sendiri, harga diri adalah dasar untuk membangun hubungan antar manusia yang positif, proses belajar, kreatifitas serta rasa tanggung jawab pribadi. Pada tiap tahap kehidupan individu, tahap inilah yang menentukan tingkat kemampuan mengelola sumber daya atau potensi yang dibawanya sejak lahir.

c. Identitas dari individu yang berbeda-beda, identitas berbeda atau multiple selves adalah ketika individu melakukan berbagai aktifitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika individu tersebut terlibat dalam hubungan interpersonal, maka ia memiliki dua konsep diri.

Pertama yaitu persepsi mengenai diri sendiri, dan persepsi orang lain terhadap diri individu itusendiri. Kedua yaitu, identitas berbeda juga dapat dilihat dari bagaimana individu memandang idealnya. Yaitu saat bagian konsep diri memperlihatkan siapa diri individu yang sebenarnyadan bagian lain memperlihatkan ingin menjadi apa.8

Adapun ciri-ciri individu yang mempunyai kesadaran di antaranya : a. Memahami diri sendiri. Individu dapat memahami keadaan dirinya,

apa yang menjadi keinginannya ke arah yang baik. Misalnya ia dapat mengambil keputusan terbaik bagi kehidupannya.

8 Steven J. Stein, and Book, Howard E, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan

Emosional Meraih Sukses (Bandung: Kaifa, 2003), 39.

(26)

b. Menuyusun tujuan hidup dan karier yang tepat. Individu dapat melakukan perencanaan mengenai tujuan hidup dan karier di masa depan sesuai dengan minat bakat yang dimiliki.

c. Membangun relasi dengan orang lain. Individu dapat membangun dan mengembangkan hubungan inter-personal secara lebih baik.

d. Mengembangkan kontrol diri terhadap stimulus dengan tepat. Individu mampu mengontrol dirinya sendiri terhadap stimulus dengan kesadaran penuh mengenai baik dan buruknya stimulus tersebut terhadap dirinya9.

2). Teknik Bermain Peran (Role Playing) A. Pengertian Role Playing

Bermain peran (role play) adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.

Pengembangan dan penghayatan imajinasi tersebut dilakukan oleh siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini banyak melibatkan siswa dan membuat mereka senang belajar. Metode pembelajaran ini juga memiliki nilai tambah, yaitu dapat menjamin partisipasi seluruh siswa dan memberi kesempatan dalam bekerja sama hingga berhasil, sehingga akan menimbulkan kesan.10

Bermain peran (role play) adalah metode pembelajaran sebagai bagian simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi

9Kartini, 2007. Penggunaan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas V SDN Cileunyi 1 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Jurnal Dasar Bandung

10 Malekah, “Kesadaran Diri Proses Pembentukan Karakter Islam”, Vol. 13 Nomor. 1 Juni 2013.

(27)

peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.11

Menurut hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli, menunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu metode yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini bermain peran diarahkan pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang menyangkut kehidupan siswa.

Sebagai sebuah metode pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi, metode ini berusaha membantu siswa menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya. Melalui metode ini, para siswa diajak untuk memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapi dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman-teman sekelas. Dari dimensi sosial, metode ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam menganalisis situasi-situasi sosial, terutama masalah yang menyangkut hubungan antar pribadi siswa.12

B. Tujuan Teknik Role Playing

Tujuan metode pembelajaran bermain peran yaitu agar siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial atau manusia. Selain itu juga agar siswa dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru.

11 Muhamad Anas, Mengenal Metode Pembelajaran, (Pasuruan: CV. Pustaka Hulwan, 2014.

12 Ibid, hlm. 13.

(28)

C. Langkah-langkah pembelajarannya role playing adalah sebagai berikut : 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.

3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.

4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5. Kemudian guru meminta para siswa yang sudah ditunjuk untuk memerankan skenario yang sudah dipersiapkan.

6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

7. Setelah selesai perankan, para siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atau komen atas penampilan masing-masing kelompok.

8. Setelah itu Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

9. Selanjutnya Guru memberikan kesimpulan secara umum.

10. Setelah memberikan kesimpulan semua hasil di Evaluasi.

11. Penutup.

D. Jenis-jenis Role Playing atau Bermain peran

Permainan peran tidak termasuk kegiatan yang mengharuskan siswa untuk mengikuti naskah. Memainkan peran siswa hadir dengan situasi terbuka bagi mereka untuk menyelesaikan. Siswa tidak akan mengikuti script, tapi akan bereaksi terhadap situasi dengan cara tanpa latihan.

(29)

Berdasarkan persiapan awal siswa permainan peran dibagi menjadi dua yaitu :

1. Role play spontan tidak memerlukan persiapan awal dorongan seperti membaca, sebuah film terbuka atau gambar yang disajikan

2. Role play investigasi Sedangkan berdasarkan jumlah peserta role play melibatkan seluruh kelas atau menjadi terbatas pada beberapa peserta yang dipilih.

E. Kelemahan dan Kelebihan Metode Role Playing 1. Kelemahan

Pada hakekatnya sebuah ilmu yang tercipta oleh manusia tidak ada yang sempurna, semua ilmu ada kelebihan dan kekurangan.

Jika kita melihat metode role playing dalam cakupan cara dalam proses mengajar dan belajar dalam lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat kelemahan. Kelemahan metode role palying antara lain:

a. Metode bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.

b. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.

c. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.

d. Apabila pelaksanaan role playing dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.

(30)

e. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

2 Kelebihan

kelebihan dari role playing antara lain siswa melatih dirinya untuk memahami, mengingat dan menghayati isi cerita yang harus diperankan, siswa akan terlatih berinisiatif dan berkreasi, kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina sebaik mungkin, siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesama, memvisualisasikan hal-hal yang abstrak, melatih berfikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses, menimbulkan respon positif dari siswa yang lamban, kurang cakap dan kurang memotivasi dan bakat yang ada pada diri siswa dapat dipupuk sehingga memungkinkan akan muncul bibit seni drama di sekolah.

Role playing mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

a. Siswa melatih dirinya memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahai, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.

b. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.

c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.

d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik- baiknya

(31)

e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.

f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah dipahami orang lain.13

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini didesain menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Metode secara kualitatif ini penulis pilih agar memperoleh keterangan yang lebih luas dan mendalam mengenai hal-hal yang menjadi pokok pembahasan yang harus ditemukan dalam penelitian ini. Menurut Loico, Spaulding, Dan Voegtle penelitian kualitatif adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan diadaptasi kedalam setting pendidikan.14

Oleh karena itu peneliti menggunakan metode kualitatif sebagai penelitian ini dengan harap mendapatkan gambaran yang jelas dan mendalam tentang data serta informasi yang dibutuhkan agar sesuai dengan fakta yang ada bukan rekayasa semata.

Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

13 Faizah Noer Laela, Bimbingan Konseling Islam denga Teknik Role Playing dalam Membangun Sikap Kepemimpinan Anak (Surabaya: UINSA, 2012). H. ,t.d.

14Emzir, metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 2

(32)

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskrptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.15

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam sebuah penelitian adalah sebuah keharusan, karena dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian. Dalam proses pengumpulan data tersebut maka kehadiran peneliti di lokasi penelitian adalah mutlak adanya.

Karena secara langsung peneliti akan mengetahui jenis data yang dikumpulkan. Apabila kehadiran peneliti tidak bisa dilaksanakan dengan baik, atau hanya mengendalikan orang lain, maka data-data yang dikumpulkan bisa jadi tidak sesuai dengan topik pembahasan dan fokus penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Praya Barat Kelurahan Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Peneliti melakukan penelitian di SMPN 1 Praya Barat karena peneliti ingin mengetahui bagaimana kondisi sosial siswa di SMPN 1 Praya Barat, karena seperti yang kita ketahui lokasi SMPN 1 Praya Barat sedikit jauh dari pusat kota, dan peneliti juga ingin mengetahui metode- metode belajar yang digunakan di SMPN 1 Praya Barat.

15Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), hlm.54

(33)

4. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini akan kurang valid jika tidak ditemukan jenis data dan sumber datanya. Adapun jenis data pada penelitian ini yaitu :

a. Jenis Data

1. Data Primer, merupakan uraian informasi yang diambil dari sumber utama di lapangan seperti hasil wawancara dan observasi di lapangan kepada guru BK. Data-data yang diambil merupakan hasil dari observasi di lapangan, seperti prilaku siswa sehari-hari, faktor yang menyebabkan siswa kurang memiliki kesadaran belajar. Penulis akan mendeskripsikan data premier ini dalam bentuk kata-kata (verbal) 2. Data Skunder, adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari wawancara

dengan guru BK dan guru Mata Pelajaran di sekolah dan juga menjadi pengamatan peneliti sebagai kelengkapan data premier. Data ini dapat diambil dari keadaan siswa, gambaran lokasi penelitian, prilaku siswa terhadap lingkungannya maupun teman-temannya.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek penelitian atau informan.16 Subjek penelitian adalah orang yang bersedia memberikan informasi terkait permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini, yang menjadi informan yaitu guru-guru atau siswa-siswi di SMPN 1 Praya Barat.

16 Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2018, hlm. 29

(34)

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dari suatu penelitian.

A. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud tertentu. Percakaapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara dan (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.17

Tehnik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data, maka wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian. Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka (face to face).

Namun demikian, teknik wawancara ini dalam perkembangannya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung (face to face).

Melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya telepon dan internet.

17Dedi Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Redmaja Posdakarya, 2008) , hlm.180

(35)

Adapun jenis-jenis wawancara yaitu:

1. Wawacara tersruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana seperangkat pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya atau disiapkan oleh pewawancara.

2. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur mengacu pada dimana pertanyaan yang akan diajukan pada responden tidak ditetapkan sebelumnya.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur dimana, pertanyaan mengacu pada wawancara dimana pertanyaan yang akan diajukan pada responden tidak ditetapkan sebelumnya. Peneliti juga dapat mengajukan pertanyaan yang bebas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan informasi yang digali menjadi lebih luas lagi.

Peneliti akan melakukan wawancara secara langsung terhadap sumber data skunder seperti guru BK, guru-guru mata pelajaran, dan siswa itu sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan sebelum proses penerapan teknik bermain peran dalam menumbuhkan kesadaran belajar siswa yakni seperti apa bentuk ketidak sadaran siswa saat belajar, bagaimana penerapan teknik role playing, jenis role playing apa saja yang digunakan guru BK dan guru mata pelajaran dalam menumbuhkan kesadaran belajar siswa, bagaimana peningkatan setelah melakukan teknik role playing.

B. Observasi (observation)

Notoadmojo mendefinisikan observasi perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan.

Rangsangan tadi setelah mengenai indra menimbulkan kesadaran untuk melakukan pengamatan.

(36)

1. Jenis-jenis Observasi (a) Observasi partisipan

Observasi Partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitian. Biasanya peneliti tinggal atau hidup bersama anggota masyarakat dan ikut terlibat dalam semua aktifitas dan perasaan mereka. Selanjutnya, peneliti memainkan dua peran, yaitu pertama berperan sebagai anggota peserta dalam kehidupan masyarakat, dan kedua sebagai peneliti yang mengumpulkan data tentang perilaku masyarakat dan perilaku individunya.

(b) Observasi non-partisipan

Observasi non-partisipan adalah observasi yang menjadikan peneliti sebagai penonton atau penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topik penelitian. Dalam observasi jenis ini peneliti melihat atau mendengarkan pada situasi sosial tertentu tanpa partisipasi aktif di dalamnya. Peneliti berada jauh dari fenomena topik yang diteliti.18

Dengan menggunakan metode observasi ini peneliti ingin melihat langsung bagaimana kondisi sekolah, peneliti juga dapat melihat hal yang kurang atau yang tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada di lingkungan sekolah. Melalui pengamatan langsung di lapangan, peneliti tidak hanya dapat mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-

18 Ibid, hlm. 185

(37)

kesan pribadi dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Dengan observasi, peneliti akan mampu memahami data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi peneliti dapat memperoleh pandangan yang menyeluruh.

Kegunaan dari metode observasi adalah untuk mengadakan pengamatan setelah peneliti hadir di lapangan dalam mencari data dan informasi yang dibutuhkan serta menemukan permasalahan yang berkenan dengan teknik bermain peran dalam menumbuhkan kesadaran siswa.

C. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Jadi, metode dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data dari catatan peristiwa atau laporan tertulis dari suatu kejadian telah lampau sementara model dokumen yang diharapkan akan terkumpul dari metode ini adalah dokumen resmi mengumpulan data

. Data yang akan dikumpulkan dengan metode dokumentasi ini adalah data-data tentang letak geografis lingkungan yang biasa didapatkan di sekolah, program konseling yang diterapkan dan data-data pendukung lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

(38)

6. Teknik Analisis Data

Metode analisis data ini merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan atau mengolah hasil pengumpulan data untuk memperoleh kesimpulan. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis induktif, yaitu melakukan generalisasi dengan mengambil kesimpulan yang bersifat umum.

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

Istilah data menunjuk pada ukuran atau observasi aktual tentang hasil dari suatu investigasi survey atau hasil observasi aktual tentang hasil dari observasi yang dicatat dan dikumpulkan, baik dalam bentuk angka atau jumlah dan bentuk kata-kata atau gambar disebut data. Ini berarti bahwa data merupakan hasil pengamatan dan pengukuran empiris yang mengungkapkan fakta tentang karakteristik tertentu dari suatu fenomena yang diperoleh melalui pengamatan.19

Analisa mendalam pada penelitian ini adalah teori kesadaran menurut Antonius Atosokni Gea dimana ciri-ciri kesadaran yang baik adalah mampu memahami diri sendiri, mampu menyusun tujuan hidup dan karier yang tepat, mampu membangun relasi dengan orang lain, serta mampu mengembangkan kontrol diri terhadap stimulus yang tepat.

19Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2010), hlm.280

(39)

Kesadaran diri yang baik adalah pada aspek disiplin, melaksanakan tanggung jawab, serta kewajiban.

7. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah faktor yang sangat penting dalam menemukan validitas data penelitian.Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.20

Keabsahan data bertujuan untuk membuktikan apakah yang diamati, oleh penulis sendiri sesuai dengan kenyataan di lapangan ataukah tidak. Sebagaimana yang dikatakan moleong ada beberapa tekhnik pemeriksaan keabsahan data yaitu:

a. Triangulasi

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

b. Kecakupan Triangulasi

Kecakupan refrensi ini digunakan sebagai alat untuk menanmpung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi.

Dalam penelitian ini hasil wawancara, observasi dan pengumpulan data melalui dokumentasi ataupun data yang diperoleh dari sumber

20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D (IKAPI: CV Alfabeta, 2009), hlm.

267

(40)

lainnya akan dibandingkan dengan tingkat kesesuainnya dengan refrensi yang telah ada.

c. Perpanjangan penelitian

Perpanjangan penelitian adalah keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Karena dengan perpanjangan penelitian akan banyak konteks masalah dan dapat menguji kebenaran informasi yang diperoleh, baik yang berasal dari diri sendiri maupun responden.

Perpanjangan penelitian juga dilakukan untuk membangun kepercayaan subjek.

d. Pengecekan

Pengecekan yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mereview.

Mengkonfirmasikan atau interprestasi peneliti dengan pandangan subjek peneliti maupun informan atau subyek, melainkan melibatkan subyek yang dianggap refensif.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih terstrukturnya, maka penulisan proposal ini dibagi menjadi VII point yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, dan metode penelitian.

(41)

28 BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMPN 1 PRAYA BARAT

SMPN 1 Praya Barat adalah sekolah menengah pertama yang berlokasi di kelurahan Penujak, kecamatan Praya Barat, kabupaten Lombok Tengah. Sekolah ini berdiri pada tanggal 07-11-1979 sampai sekarang, dan tanggal SK oprasional SMPN 1 Praya Barat pada tanggal 01-01-1910. Sekolah SMPN 1 Praya Barat pada awalnya bernama SMP Pelita dan pada saat itu masih lokasi tempat SMP Pelita berada di gedung SDN 2 Penujak dikarenakan tempat pembangunan belum disiapkan oleh pemerintah.

Sebelum berdirinya SMP Pelita masyarakat di desa penujak melanjutkan sekolahnya ke SMP 1 Praya, namun dikarenakan terlalu jauh maka salah satu tokoh yang ada di desa penujak mengusulkan untuk mebangun sekolah menengah atas di penujak. Pada saat itu SMP Pelita bernaung di bawah SMPN 1 Praya yang dimana jika diadakan ujian kelulusan atau kenaikan kelas maka pelaksanaan ujian tersebut dilaksanakan di SMP 1 Praya. Pada saat itu yang menjadi tenaga pengajar di SMP pelita yaitu guru-guru SD dan relawan. Pengadaan lahan pun disediakan oleh kepala desa penujak pada saat itu yang bernama Lalu Ahmad Rupawan untuk membangun SMP Pelita pada saat itu. Pada tanggal 7 November 1979 SK

(42)

pendirian sekolah SMP Pelita keluar dan SMP Pelita pun berganti nama menjadi SMPN 1 Praya Barat.21

2. Letak Geografis SMPN 1 Praya Barat Tabel 2.1

Letak geografis SMPN 1 Praya barat di kota praya barat adalah :

1 Nama Sekolah SMP NEGRI 1 PRAYA BARAT

2 NPSN 50205169

3 Jenjang Pendidikan SMP

4 Status Sekolah Negeri

5 Alamat Sekolah Praya Barat

6 RT/RW 0 / 0

7 Kode Pos 83572

8 Kelurahan Penujak

9 Kecamatan Kec. Praya Barat

10 Provinsi Prov. Nusa Tenggara Barat

11 Negara Indonesia

12 Posisi Geografis -8,7434167 Lintang 116,2397417 Bujur Sumber data profil SMPN 1 Praya Barat, dikutip pada tanggal 8 juli 2021

3. Data lengkap Table 3.1

1 SK pendiri sekolah -

2 Taggal SK pendirian 1979-11-07

3 Status kepemilikan Pemerintah Daerah

4 SK izin operasional -

5 Tanggal SK izin operasional 1910-01-01 6 Kebutuhan Khusus Dilayani -

7 Nomor Rekening 0032236388017

8 Nama Bank BPD NUSA TENGGARA

9 Cabang KCP/Unit BPD NUSA TENGGARA BARAT

SYARIAH CABANG PRAYA

10 Rekening Atas Nama SMPN1PRAYABARAT

21 Profil SMPN 1 Praya Barat

(43)

11 MBS Ya

12 Memungut Iuran Tidak

13 Nominal/Siswa 0

14 Nama Wajib Pajak Bendahara Bos SMPN 1 Praya Barat

15 NPWP 005903505915000

Sumber data profil SMPN 1 Praya Barat, dikutip pada tanggal 8 juli 2021 4. Visi dan Misi SMPN 1 Praya Barat

A. Visi

Keteladanan, Kepedulian, Prestasi Berdasarkan Iman Dan Taqwa B. Misi

Untuk mewujudkan Visi di atas maka ditempuh langkah – langkah sebagai berikut :

1. Melaksanakan semangat pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

2. Menumbuhkembangkan semangat berprestasi secara kompetetif kepada seluruh warga sekolah.

3. Membimbing siswa untuk mengenali potensi dirinya.

4. Menerapkan Menejemen partisifatif.

C. Tujuan

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

(44)

Dengan berpedoman dari tujuan di atas maka SMP Negeri 1 Praya Barat Pada Tahun Pelajaran 2020/2021 bertujuan :

1. Tercapainya kemampuan Pendidik dalam memahami kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

2. Meningkatkan mutu akademik bagi kelas IX (sembilan) dengan rata – rata 6,0 untuk nilai UN dan US.

3. Meningkatkan mutu akademik dengan menaikkan KKM sebesar 0,30 dan meningkatkan nilai rata – rata raport.

4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam Olimpiade MIPA dan masuk 10 besar tingkat kabupaten.

5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang keaagamaan dan memakmurkan Mushalla.

6. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang Olahraga dan Seni.

7. Meningkatkan koordinasi lingkungan sekolah yang bersih, aman, nyaman dan kondusif untuk belajar.

8. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan dinamis serta kerjasama yang baik antar warga sekolah dan masyarakat dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan.

9. Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana menuju keadaan yang ideal, sesuai dengan anggaran sekolah dan daerah.22

22 Profil SMPN 1 Praya Barat, Praya 2021

(45)

5. Daftar Nominatif Pegawai Negeri Sipil SMPN 1 Praya Barat

Di dalam sebuah sekolah ketersediaan tenaga pengajar adalah satu faktor penting, adapun daftar nama-nama guru pegawai sipil negeri yang ada di SMPN 1 Praya Barat sebagai berikut :

tabel 5.1

NO Nama dan tempat tanggal lahir

Jabatan Status

1 Amrillah

Batujai, 31-12-1973

Guru Mapel PNS

2 Azoar

Bat Eyat, 31-12-1971

Guru Mapel PNS

3 Baiq Harlina Masnaningrat Praya, 25-02-1987

Guru Mapel Honor Daerah TK.

II 4 Baiq Irsyadatin

Penujak, 19-11-1990

Guru Mapel Guru Honor Sekolah 5 Baiq Karyawati

Pengembur, 31-12-1970

Guru Mapel PNS

6 Baiq Lestari

Penujak, 26-05-1990

Guru mapel Guru Honor Sekolah 7 Baiq Mertawati

Ampenan, 19-04-1965

Guru Mapel PNS

8 baiq Nitalia Farida Tenandun, 01-01-1992

Guru Mapel Guru Honor Sekolah 9 Baiq Rohidayati

Lombok Tengah, 31-12- 1978

Guru Mapel PNS

10 Baiq tindawuri Wuryanti Mataram, 28-10-1974

Guru Mapel PNS

11 Baiq Yana Oktariza Plangsang, 12-10-1984

Guru Mapel PPPK

`12 Dsk. Pt. Eka Yupriartini Praya, 11-04-1985

Guru Mapel Honor Daerah TK.

II 13 Eni Novianti

Praya, 01-11-1972

Guru Mapel PNS

14 Fiman Nurjanah Apriliani Kelayu, 14-04-1987

Guru Mapel PNS

15 Hajjah Maryatun Prames, 31-12-1967

Guru BK PNS

16 Hana Wiyatun Guru Mapel Guru Honor Sekolah

(46)

Lombok Tengah, 05-12- 1984

17 Hikmatul Hayati

Mertak Men, 08-05-1981

Guru Mapel Guru Honor Sekolah 18 Hj. Baiq Muhanis

Penujak, 31-12-1963

Guru Mapel PNS

19 I Dewa Made Bagiarta Bomgamcina, 31-12-1963

Guru Mapek PNS

20 Insam

Tenang, 14-04-1981

Guru Mapel PPPK

21 Jaka Fadlin

Tanjung, 17-04-1992

Guru Mapel Guru Honor Sekolah 22 Lale Melisa Ichlas Gustina

Mataram, 23-08-1989

Guru Mapel Honor Daerah TK.

II 23 Lalu Ahmad Jamhuri

Buntimba, 21-01-1980

Guru Mapel PNS

24 Lalu Akhma Suhaimi Semgkol, 31-12-1965

Guru Mapel PNS

25 Lalu Hukum

Lombok Tengah, 25-08- 1967

Guru Mapel PNS

26 Lalu Juande

Batujai, 26-06-1970

Guru Mapel PNS

27 Lalu Juli Aftariawan Praya, 26-06-1981

Guru Mapel PPPK

28 Lalu Moh. Islahudin Karang Dalam, 23-04- 1981

Guru Mapel Honor Daerah TK.

II 29 Lalu Samsul Bahri

Lombok Tengah, 12-06- 1968

Guru Mapel Honor Daerah TK.

II 30 Maemunah

Lombok Tengah, 31-12- 1983

Guru Mapel PNS

31 Muh. Ansori

Sleman, 07-04-1972

Guru Mapel PNS

32 Muhamad Nasib Barejulat, 05-05-1971

Guru Mapel PNS

33 Munakip

Kpang-31-12-1968

Guru Mapel PNS

34 Musabbihan

Wanasaba, 31-12-1961

Guru BK PNS

35 Najjah Hafizah Darek, 17-03-1992

Guru Mapel Guru Honor Sekolah 36 Rita Zubaidah Ganaka Guru Mapel PNS

(47)

Sumbawa, 11-07-1982 37 Rukyatul Hasanah

Penujak Praya Barat, 14- 05-1987

Guru Mapel Guru Honor Sekolah

38 Samudin

Reak, 31-12-1969

Guru Mapel PNS

39 Satiar Samsudin Batujai, 31-12-1965

Guru TIK PNS

40 Saupi

Puyung, 31-12-65

Guru Mapel PNS

41 Setiawan

Ungga, 31-121968

Guru Mapel PNS

42 Siti Munawarah Bunklotok, 09-05-1994

Guru Mapel Guru Honor Sekolah 43 Sri Handayani

Waje, 01-03-1977

Guru Mapel PNS

44 Sri Wahyuningsih Puyung, 22-06-1981

Guru Mapel PNS

45 Sudiati

Penujak, 15-03-1985

Guru Mapel Guru Honor Daerah TK. II

46 Surdaningsih Bima, 07-06-1978

Guru Mapel PNS

47 Syamsul Hadi

Bun Gedong, 28-06-1976

Guru Mapel PNS

48 Wayan Purwaningsih Sumbawa Besar, 18-03- 1963

Guru Mapel PNS

Sumber data SMPN 1 Praya Barat.

B. Penerapan Teknik Bermain Peran dalam Menumbuhkan Kesadaran Belajar Siswa

Pada umumnya, kesadaran belajar adalah hal dasar yang dibutuhkan siswa-siswi untuk mencapai perkembangannya secara optimal. Dalam pandangan Antonius Atosokni Gea menjelaskan bahwa kesadaran adalah bagian perkembangan individu menuju perkembangan yang optimal.

Berdasarkan hasil wawancara di lokasi penelitianyakni di SMPN 1 Praya Barat, banyak ditemukan permasalahan-permasalahan terkait kesadaran belajar siswa-siswi.

(48)

Berdasarkan hasil wawancara di lokasi penelitian yakni di SMPN 1 Praya Barat, banyak ditemukan permasalahan-permasalahan terkait kesadaran belajar siswa-siswi.

Seperti yang diungkapkan oleh ibu Hj. Maryatun selaku guru BK di SMPN 1 praya Barat :

banyak siswa yang nakal, kenakalannya seperti ada yang jarang masuk sekolah, ada juga yang berangkat sekolah dari rumah namun siswa tersebut tidak ke sekolah, bahkan ada juga siswa yang pernah ditemukan sedang meminum minuman keras pada saat jam sekolah tapi siswa tersebut berada di luar lingkungan sekolah.”23

Dari pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa kenakalan siswa di SMPN 1 Praya Barat adalah pada kesadarannya.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam menumbuhkan hal tersebut peneliti juga menemukan pada jam belajar di dalam kelas ditemukan 7 orang siswa yang sedang nongkrong di luar sekolah.24

Menelusuri faktor kesadaran ini dengan lebih dalam, peneliti melakukan wawancara dengan guru BK dan guru Mata Pelajaran di SMPN 1 Praya Barat.

Wawancara dengan bapak Muhammad Nasib selaku guru matematika mengatakan bahwa :

“anak-anak selain ada yang tidak masuk sekolah, banyak yang datang terlambat, ketika belajar di kelas banyak yang ribut sendiri terutama pada bangku bagian belakang.”25

Melalui hasil wawancara, peneliti melakukan observasi pada saat jam pelajaran. Pada saat belajar peneliti melihat siswa-siswi di kelas hanya memperhatikan guru yang menjelaskan sekitar 15 menit dalam perhatian penuh. Seterusnya siswa banyak yang tidak memperhatikan

23 Wawancara dengan Hj. Maryatun 22 Desember 2021

24 Desa Penujak 24 Desember 2021

25 Wawancara dengan bapak Muhamad Nasib 23 Desember 2021

(49)

dan malah bermain dan ribut sendiri terutama siswa yang duduk di bangku paling belakang.

Wawancara dengan guru mata pelajaran bapak Muhamad Nasib selaku guru matematika di SMPN 1 Praya Barat mengatakan bahwa:

“kami melakukan beberapa teknik dalam kegiatan belajar untuk dapat memusatkan kesadaran belajar siswa. Salah satunya adalah bermain peran. Permainan peran ini sangat efektif digunakan di dalam kelas dikarenakan masing-masing siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada siswa yang aktif, terbuka, dan tertutup.”26

Dari hasil wawancara didapatkan kesimpulan dalam memusatkan perhatian belajar siswa, guru mata pelajaran menggunakan teknik bermain peran. Menelusuri dan mendalami hasil wawancara, peneliti melakukan observasi terkait teknik bermain peran yang dilakukan.

Peneliti melihat siswa-siswi di dalam kelas dibagi dalam berbagai kelompok peran siswa sesuai mata pelajaran.

Memperluas penggunaan teknik ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru BK SMPN 1 Praya Barat yang menyatakan bawa :

“saya dalam memberikan layanan bimbingan konseling menerapkan nya secara individu dan kelompok. Pada kegiatan yang kelompok, saya memberikan peran masing-masing kepada siswa diantaranya adalah bagaimana berperan menjadi orang tua, menjadi guru, dan menjadi siswa.”27

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa guru BK membagi masing-masing peran siswa kedalam peran-peran strategis yakni peran orang tua, peran guru, dan peran sebagai siswa sendiri.

Menelusuri maksud pembagian ini, peneliti melakukan wawancara kembali dengan guru BK, guru BK menyatakan bahwa :

“peran masing-masing yang saya berikan dimaksudkan untuk dapat memberikan siswa sudut pandang yang berbeda-beda. Siswa

26Wawancara dengan bapak Muhamad Nasib 23 Desember 2021

27 Wawancara dengan Hj. Maryatun 22 Desember 2021

(50)

arus mengetahui bagaimana sudut pandang menjadi orang tua, dan bagaimana sudut pandang dari sisi guru.”28

Dari sini dapat diketahui bahwa arah tujuan guru BK dalam membagi peran adalah untuk memastikan rasa simpati dan empati siswa sehingga siswa memiliki sudut pandang lain dan mampu merasakan perasaan lain pada masing-masing peran yang diberikan yakni peran sebagai orang tua, dan peran sebagainya.

Menelusuri efektifitas dari teknik bermain peran ini, peneliti melakukan wawancara kembali denga guru BK dan guru mata pelajaran.

Wawancara dengan guru BK mengatakan bahwa :

“setelah beberapa kali menerapkan teknik ini, sekarang sudah mulai jarang ada keluhan dari guru-guru lain tentang siswa.

Selain itu, absensi siswa juga suda terlihat penuh kembali. Hanya sedikit siswa yang tidak masuk karena alesan sakit dan izin. Dan para orang tua siswa yang tidak masuk langsung meminta izin ke sekolah untuk memberitahukan jika siswa dalam kondisi sakit dan lain-lain29

Wawancara dengan guru mata pelajaran terkait efektifitas penerapan permainan peran yakni dengan guru mata pelajaran matematika yang melaksanakan teknik ini mengatakan bawa :

“sekarang siswa yang tadinya ribut di belakang sekarang sudah mulai membaik kembali. Sehingga saya dapat mengatakan siswa- siswi sudah mulai memperhatikan saya ketika menyampaikan materi pelajaran.”30

Dari kedua hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik bermain peran melalui pembagian peran yang dilakukan oleh guru BK dan guru mata pelajaran ternyata sangat efektif dan meningkatkan kesadaran belajar siswa di SMPN 1 Praya Barat.

28 Wawancara dengan bapak Muhamad Nasib 23 Desember 2021

29Wawancara dengan Hj. Maryatun 22 Desember 2021

30 Wawancara dengan bapak Muhamad Nasib 23 Desember 2021

(51)

C. Jenis –jenis role playing atau bermain peran yang dapat diterapkan dalam menumbuhkan kesadaran siswa

Menelusuri jenis-jenis role playing yang digunakan, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran, dimana guru mata pelajaran mengatakan bahwa :

“seperti yang kita ketahui, siswa dan siswi itu memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, maka dari itu saya menggunakan teknik role playing spontan dan teknik role playing investigasi.”31 Dari pemaparan guru BK SMPN 1 Praya Barat teknik role playing yang digunakan ada 2 yaitu teknik role playing spontan dan teknik role playing investigasi. Teknik role playing spontan yaitu teknik yang tidak memerlukan persiapan dimana guru hanya memberikan stimulus atau dorongan kepada siswa SMPN 1 Praya Barat seperti membaca sebuah film atau gambar yang disajikan sesuai dengan analisa keadaan kelas saat itu.

Adapun role playing investigasi yang dimana dengan melibatkan seluruh kelas menjadi terbatas. Siswa akan disuruh membuat kelompok belajar yang dimana nantinya semua siswa akan memiliki peran masing-masing pada setiap kelompok mereka.

Seperti yang dipaparkan oleh ibu Hj. Maryatun selaku guru BK di SMPN Praya Barat bahwa:

“Pada saat menggunakan role playing investigasi yang dimana nantinya siswa akan melakukan berbagai peran seperti menjadi peran orang tua,guru, dan juga siswa itu sendiri. Hal itu dilakukan agar siswa bisa merasakan berbagai perasaan jik sedang menjadi salah satu peran tersebut”32

31 Wawancara dengan bapak Muhamad Nasib 23 Desember 2021

32 Wawancara dengan Hj. Maryatun 22 Desember 2021

(52)

Dari hasil wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa role playing investigasi akan membuat siswa-siswi berinteraksi satu sama lain dan saling bertukar pendapat, dan siswa bisa merasakan perasaan- perasaan yang disebutkan oleh ibu Hj. Maryatun.

Adapun guru mata pelajaran matematika yaitu bapak Muhamad Nasib memaparkan :

setelah saya menggunakan kedua teknik role playing tersebut siswa menjadi lebih aktif dalam belajar karena teknik role playing tersebut menumbuhkan minat belajar siswa dan pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan” 33

Dari hasil wawan cara di atas peneliti memaparkan bahwa teknik role playing yang digunakan di SMPN 1 Praya barat sangat efektif, kedua teknik itu adalah role playing spontan dan role playing investigasi diamana kedua teknik ini bisa menumbuhkan kesadaran siswa untuk belajar.

Melalui metode bermain peran, para siswa diajak untuk memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapi dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman-teman sekelasnya.

Metode bermain peran memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dan menganalisa situasi-situasi sosial, terutama masalah yang menyangkut hubungan antar pribadi.

Metode role playing spontan sangat bermanfaat bagi guru dalam mengajar siswa, hal yang perlu dilakukan oleh guru pengajar yaitu memberikan stimulus-stimulus respon agar siswa-siswi tertarik dengan pelajaran yang akan diberikan oleh guru.

33 Wawancara dengan bapak Muhamad Nasib 23 Desember 2021

(53)

Sedangkan role playing investigasi juga sangat bermanfaat, dimana siswa-siswi dapat bersosialisasi dengan teman-teman di kelasnya, siswa juga dapat mengutarakan pendapat terkait soal atau tugas yang diberikan oleh gurunya. Dari sosialisasi antar siswa tersebut siswa dapat berbicara masalah sosial atau masalah pribadi siswa itu sendiri.

Contohnya guru akan membuat kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang yang dimana nantinya setiap kelompok akan diberikan tugas oleh guru dan masing-masing kelompok harus menjelaskan atau menjawab tugas yang sudah diberikan. Dari tugas yang diberikan oleh guru siswa-siswi akan bersosialisasi dengan teman-temannya dan akan saling bertukar pendapat untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru nya.

Adapun kelebihan role playing yang digunakan di SMPN 1 Praya Barat yaitu: siswa melatih berkreatif siswa itu sendiri, kerja sama antar siswa, siswa menerima dan bertanggung jawab dengan sesamanya, dan bahasa lisan siswa dapat dijaga dan menjadi lebih baik. dirinya sendiri untuk belajar dan bersosialisasi, melatih inisiatif.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor interen dan faktor eksteren Cara guru mengelola kelas salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar atau

Kehadiran Peneliti Tujuan utama kehadiran peneliti di lokasi adalah sebagai instrumen kunci dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.Adapun data yang dimaksud dalam

Dari itu peserta didik dapat menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan ”.36 Lebih lanjut lagi ketika peneliti coba menggali informasi lebih dalam tentang

Peneliti mencoba mengamati proses belajar – mengajar yang sedang berlangsung, di mana ketika pelajaran sudah berakhir, guru meminta para siswa untuk mengumpulkan tugasnya tetapi banyak

Tidak hanya di lingkungan sekolah saja mereka melaksanakan pendidikan karakter Namun di luar mereka juga melaksanakan dan ada pada diri siswa tersebut.14 Adapun hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ustadz Hamdani terkait dengan proses bimbingan pelaksanaan pengamalan tarekat qodiriah wa naqsabandiah, diutarakan bahwa: “Mursyid dalam hal

Data observasi yang dibutuhkan peneliti untuk melaksanakan penelitian terkait dengan Membuang Hawa Negatif dengan Teknik Self Care Pada Keluarga Broken Home Studi Kasus Rasanggaro

Mencermati hasil penelitian tersebut, peneliti menemukan hubungan dengan penelitian ini, yaitu sama-sama meneliti dari segi pemasaran ataupun marketing mix, sedangkan perbedaannya