• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

0

(2)

1

Pendahuluan

Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri atas 4 pulau besar yang di diami oleh mayoritas penduduk ditambah pulau-pulau kecil. Keempat pulau ini adalah pulau Siberut, pulau Sipora, pulau Pagai Utara, dan pulau Pagai Selatan. Kecamatan Pagai Utara merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan posisi geografis yang terletak diantara Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan posisi geografis yang terletak diantara 20 30’00’’- 20 51’36’’Lintang Selatan dan 990 57’00’’- 1000 09’36’’ Bujur Timur dengan luas wilayah tercatat 278’45 km2. Secara geografis daratan Kecamatan Pagai Utara terletak di pulau Pagai, yaitu dengan batas sebelah utara adalah selat Sipora, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sikakap, sebelah timur berbatasan dengan Selat Mentawai, serta sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia.1

Secara umum mata pencaharian penduduk Desa Saumanganya adalah dari hasil perladangan nilam, kelapa dan cengkeh. Walaupun telah banyak tanaman yang ditanam namun masih belum menopang perekonomian masyarakat. Sejak tahun 2000-an tanaman coklat sudah mulai masuk dikepulauan Mentawai, namun pada saat itu tidak terlalu banyak yang menanamnya karena harga pada saat itu rendah, penampungnya juga belum ada, bibitnya pun susah didapat2.

Masyarakat desa Saumanganya telah mengenal tanaman coklat, namun kebun coklat ini dijadikan sebagai pekerjaan sampingan karena hasilnya sangat rendah dan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sehingga tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan terutama kebutuhan untuk sekolah anak-anak sehingga banyak anak yang putus sekolah. Masyarakat Desa Saumanganya tidak mengetahui begitu saja penanaman coklat tetapi masyarakat ini saling berbagi pengalaman satu sama lain, ada beberapa alasan kenapa masyarakat Desa saumanganya memilih tanaman kakao yaitu cara penanaman kakao lebih mudah dan penghasilan yang di dapat dari tanaman coklat ini sangat memuaskan.3

1 BPS dalam angka 2013 Pagai Utara

2 Ibid. hal. 67

3 Ibid.

Di samping itu bekerja di perkebunan coklat, masyarakat Desa Masyarakat Saumanganya dahulu hidup berkelompok di uma, anggota uma tidak hanya berasal dari satu suku saja dan terdapat beberapa uma pada masa lalu. Uma di Saumanganya di pimpin oleh Rimata yang dipilih oleh orang tua yang ada di Uma, Uma pertama di Saumanganya adalah Uma Beuarigi.

Salah satu masalah pembangunan masyarakat suku seperti masyarakat di Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara, yaitu proses pengembangan yang semula menyendiri dan terisolir dalam segala aspek beralih ke dalam unit-unit politis, kebudayaan, dan sosio ekonomi serta kepercayaan (agama) yang lebih kompleks.

Kehidupan Desa Saumanganya sangat penting untuk dijadikan sebagai penelitian, sebab dari tahun ke tahun terjadi perubahan ekonomi masyarakat bersumber dari pertanian. Tertarik dengan hal. ini maka penulis ingin menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat yang terisolir menjadi masyarakat yang maju dan berkembang dari segi ekonomi, kehidupan sosial dan budayanya. Pemilihan Desa Saumanganya sebagai daerah penelitian karena adanya keunikan dari Desa Saumanganya tersebut, mereka tinggal di pedalaman jauh dari pusat pasar, tetapi mereka mampu menunjukkan kemajuan dan meningkatkan taraf perekonomian. Terkait hal. itu, maka penelitian ini penulis beri judul:

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (2000-2013)”.

Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang penulis uraikan diatas. Untuk itu supaya tidak terjadi penyimpangan pembahasan dan untuk mempermudah dalam memahami pokok permasalahan yang ditelusuri. Maka dibatasi ruang lingkup kajian yakni dengan batasan-batasan spatial dan batasan temporal.

Adapun batasan spatial penelitian ini adalah ekonomi masyarakat Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Desa Saumanganya diambil sebagai daerah penelitian karena mata pencaharian penduduk Saumanganya umumnya petani

(3)

2

sehingga tanah memiliki peranan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka. Sedangkan batasan temporalnya tahun 2000 sampai 2013, alasan diambil batasan penelitian mulai tahun 2000 karena sudah ada yang memanen buah coklat, dan itulah sebabnya awal penelitian dimulai tahun 2000.

Dengan hasil yang diperoleh oleh keluarga tersebut membuat minat masyarakat untuk membuka lahan baru untuk tanaman coklat dan sejak itulah kehidupan masyarakat Desa Saumanganya sudah meningkat setelah adanya tanaman coklat. Pada tahun 2013 diambil sebagai batasan akhir karena pada tahun 2013 adanya perkembangan yang relatif besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi pada masyarakat Desa Saumanganya ,hal itu terlihat dari kepemilikan barang-barang mewah serta perbaikan rumah, dengan kurun waktu tersebut dapat dilihat perkembangan tanaman coklat di Desa Saumanganya.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana perkembangan perekonomian masyarakat Desa Saumanganya ini sejak tahun 2000- 2013?

2. Bagaimana sistem perekonomian yang di kembangkan masyakat terutama system produksi. Sistem pasar yang di kembangkan dan dampaknya terhadap masyarakat?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan perekonomian masyarakat Desa Saumanganya ini sejak tahun 2000-2013

b. Sistem perekonomian yang di kembangkan masyakat terutama sistem produksi. Sistem pasar yang di kembangkan dan dampaknya terhadap masyarakat

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai informasi bagi pembaca untuk mengetahui keadaan ekonomi dan kehidupan masyarakat Desa Saumanganya.

b. Untuk memberikan gambaran jelas tentang perkembangan ekonomi masyarakat Desa Saumanganya

c. Untuk menambah/memperkaya literature sejarah local

d. Sebagai salah satu referensi bagi pemerintah dan swasta dalam mengambil kebijakan demi perkembangan masyarakat Desa Saumanganya

e. Untuk menambah wawasan bagi peneliti sendiri.

Kerangka Konseptual

Penelitian ini dikategorikan pada sejarah sosial ekonomi. Menurut Sartono Kartodirjo bahwa : Studi sejarah sosial ekonomi biasanya meliputi aspek-aspek sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Menurut Kuntowijoyo bahwa: Sejarah sosial juga mempunyai hubungan erat dengan sejarah ekonomi sehingga menjadi semacam sejarah sosial ekonomi.1 Sedangkan menurut Mestika Zed dan Emijal Ambri bahwa : Sejarah sosial kajiannya meliputi seluruh lingkup kehidupan dan kebudayaan dalam masyarakat2.

Adapun yang dimaksud dengan pembangunan menurut Komaruddin, yaitu: “ Proses perubahan sosial yang dengan perubahan sosial itu nilai, sikap dan pranata lama diganti oleh nilai, sikap dan pranata baru, tanpa mempertimbangkan sejauh mana perubahan-perubahan itu mencerminkan harapan sebagian besar rakyat yang bersangkutan.9 Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa, pembangunan adalah perwujudan dari perubahan sosial yang dalam perubahan sosial tersebut tercipta suatu sikap pranata dan nilai-nilai baru dalam kehidupan sosial masyarakat membicarakan masalah kehidupan ekonomi suatu kelompok masyarakat maka tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial lainnya.seperti hal.nya taraf hidup masyarakat tergantung pada potensi ekonomi mereka dimana kepulauan Mentawai pada umumnya masyarakat bergerak dalam bidang pertanian, Namun masalah yang dihadapai masyarakat Mentawai khususnya Desa Saumanganya adalah kurangnya pengetahuan untuk mengembangkan pertaniannya.

1Sartono Kartodirjo. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993) hal. 51

2Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah ( Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994) hal. 33

(4)

3

Pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial sangat erat kaitannya dengan saling mempengaruhi. Kegiatan tersebut dalam pembangunan harus diarahkan kepada bentuk perbaikan ekonomi dan perbaikan sosial yang lebih baik dan seirama. Dengan melalui kebudayaan yang telah melekat erat pada kehidupan sosila masyarakat didaerah.

Kajian sosio-ekonomi dimaksudkan sebagai suatu yang melibatkan masyarakat, ekonomi atau kedua-duanya.

Studi Relevan

Penelitian tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat telah banyak dilakukan para peneliti terdahulu, anatara lain adalah:

Imer Ajaria (2008) : “ Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Cengkeh di Desa Taikako Kecamatan Sikakap Pagai Utara Kepulauan Mentawai (1976-1988)”. Yosi Fatmawati (2003) tentang Kehidupan Buruh Pabrik Karet PT. Batang Hari Barisan (BHB) di Lubuk Begalung Padang Tinjauan Sejarah Sosial Ekonomi (1983-1999).

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian sejarah, dalam metode ini menggunakan metode sejarah yang ditulis oleh MestikaSS Zed (1999) yaitu menggunakan seperangkat aturan-aturan dan prinsip-prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber sejarah. Mestika Zed diatas, dalam penelitian tersebut menggunakan empat tahap yaitu: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Histiografi.3

Tahap pertama Heuristik Merupakan mengumpulkan sumber data sejarah, baik primer maupun data sekunder. sumber primer merupakan dokumen dan arsip-arsip yang diperoleh dikantor BPS (Badan Pusat Statistik), kantor Desa Saumangya, YCM (Yayasan Citra Mandiri). Sumber sekunder yang digunakan adalah bentuk buku, makalah dan hasil-hasil penelitian lainnya yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

Tahap kedua adalah kritik sumber yaitu tahap pengolahan data, atau menganalisis sumber informasi , melalui kritik eksternal dan internal. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana keabsahan dan nilai sumber itu bagi sejarah .melalui kritik

3Mestika Zed. Metodologi Sejarah.Padang.FIS UNP 1999, 37-38

sumber diperoleh sejumlah fakta yang relevan dengan permasalahan yang dibahas, setelah sumber terkumpul langkah selanjutnya adalah kritik atas sumber yaitu melakukan pengujian data yang ditemukan dengan melakukan kririk Eksternal yaitu melakukan pengujian otentitas (keaslian) dokumen tentang catatan-catatan kegiatan produksi dan hal.-hal. yang berkaitan dengan aktifitas perkebunan rakyat. Sementara kritik Internal yaitu untuk memastikan kredibilitas isi informasi bagi sejarah dan sedang diteliti, dengan demikian penulis dapat menemukan sumber yang bisa menceritakan tentang kejadian yang sebenarnya.

Tahap ketiga adalah Interpretasi, penulis menggabungkan data dan sumber yang diperoleh sesuai dengan fakta dan kenyataan yang ada sebelum dilanjutkan ketahap penulisan. Penulis memilah-milah atau membeda-bedakan sumber informasi yang sebenarnya atau sudah diuji lewat saringan kritik sumber.

Tahap keempat adalah Histiografi, merupakan langkah terakhir dimana penulis melakukan penulisan dari data fakta dan sumber yang diperoleh dalam bentuk karya ilmiah.

Gambaran Umum Daerah Penelitian Saumanganya terletak di Kecamatan Pagai Utara ,wilayah paling selatan dari Kepulauan Mentawai. jarak dari sikakap, ibukota Kecamatan Pagai Utara, ke pusat Desa hanya bisa ditempuh melalui jalur laut.

Dari Sikakap dibutuhkan 1,5 sampai 2 jam, jika menggunakan mesin boat. Menyusuri pantai timur pulau Pagai utara untuk sampai ke pusat Desa Saumanganya.

Secara umum punduduk Desa Saumanganya adalah penduduk Mentawai asli di tambah dengan para pendatang yang berasal dari suku Minangkabau, Batak, Nias dan Jawa. Dengan komposisi penduduk asli Mentawai 85% dan pendatang 15%.

Penduduk asli Mentawai pada Umumnya adalah petani sementara para penduduk pendatang ada sebagai pedagang dan sebagai guru sekolah dasar.

Perubahan ekonomi yang terjadi setelah adanya coklat ditengah masyarakat jelas terlihat dari segi penampilan masyarakat baik terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, menunjang pendidikan bagi anak-anak petani coklat, dapat membelikan

(5)

4

barang-barang elektronik, adanya perbaikan rumah-rumah masyarakat dan sebagainya.

Berkembang dan membaiknya ekonomi petani coklat di Desa Saumanganya, pada umumnya petani coklat telah mempergunakan kesemapatan untuk membiayai dan menyekolahkan anak mereka masuk sekolah di tingkat yang lebih tinggi dan bahkan sampai di jenjang perguruan tinggi. Namun demikian masih ada sebagian anak petani coklat yang tidak mau sekolah, karena terlalu jauh meninggalkan orang tua mereka, sebab untuk sekolah SMP dan SMA tidak ada di Desa Saumanganya, tetapi berada di pusat Kecamatan.

Kehidupan Ekonomi Masyarakat (pendapatan)

Pendapatan masyarakat Desa Saumanganya sebelum tahun 2000 umumnya bersumber dari pertanian dan hasil hutan. Hasil pertanian yang utama adalah bersal dari nilam, cengkeh dan kopra.

Masyarakat Desa Saumanganya saat itu memliki pendapatan yang tidak terlalu tinggi atau besar, karena sistem pertanian yang mereka jalankan masih bersifat tradisional . Sumber pendapatan lainnya memang ada seperti peternakan, keladi, pisang dan hasil hutan lainnya tetapi tidak terlalu signifikan.

Pendapatan masyarkat Desa Saumanganya yang utama berasal dari nilam, cengkeh, manau dan kopra. Harga nilam yang mengalami peningkatan pesat dari tahun 2000-2005 membuat masyarakat Desa Saumanganya memiliki pendapatan yang tinggi dibandingkan tahu-tahun sebelumnya. Sumber pendapatan lain tetapi tidak terlalu signifikan adalah peternakan.

Peternakan yang dikembangkan antara lain babi, ayam dan lain sebagainya.

Berkembangnya tanaman nilam di Desa Saumanganya telah mengangkat perekonomian keluarga petani, sebelum adanya tanaman nilam dalam satu minggu keluarga petani hanya memperoleh uang kontan sebanyak Rp. 100.000 – 200.000 dari hasil penjualan kelapa, pisang, keladi, sayur – sayuran, manau (rotan), jika tiba musim musim cengkeh maka pendapatan keuangan masyarakat Desa Saumnganya terjadi penigkatan, namun pendapatan dari cengkeh itu tidak tetap karena cengkeh hanya

berbuah satu kali dalam satu tahun,bahkan sampai dua tahun sekali4.

Kesimpulan

Kehidupan sosial ekomoni Desa Saumanganya tahun 2000-2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini di sebabkan harga minyak nilam meningkat drstis .Masyarakat Desa saumangnya yang memiliki tanaman nilam mendapatkan pendapatan yang besar dari panen tanaman nilam. Kondisi ini mempengaruhi minat masyarakat untuk meningkatkan pendidikan anak- anaknya,sehingga banyak masyarakat Desa Saumanganya menyekolahkan anak-anaknya ketingkat yang lebihtinggi,seperti perguruan tinggi.

Tahun 2005-2013 terjadi kemunduran harga minyak nilam. Masyarakat Desa Saumanganya mulai beralih ke tanaman lain, salah satu tanaman yang dipilih adalah tanaman coklat. Berdasarkan data yang ditemukan luas kebun coklat 3.500 Ha yang terbesar di tiga dusun yang ada di Desa Saumanganya. Tanaman coklat cocok ditanam didearah Desa Saumanganya karena didukung oleh berbagai faktor. Faktor utama yaitu lahan, di Desa Saumanganya lahan yang tersedia cukup banyak sehigga dapat mengembangkan tanaman coklat. Faktor lain adalah cuaca dan iklim Desa Saumanganya yang cocok untuk dikembangkan tanaman coklat.

Pengembangan tanaman coklat di Desa Saumanganya ini didukung oleh pemerintah, salah satu dukungannya adalah dengan membangun sarana prasarana terutama jalan sehingga akses untuk pergi ke desa Saumanganya mulai membaik. Akses jalan yang sudah bagus ini sangat mendukung pengembangan tanaman coklat di Desa Saumanganya dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Daftar Pustaka A. Buku

Eric. R. Wolf. Petani Suatu Tinjauan Antropologi. Jakarta: Raja Wali Pers.

1983

Sarjono, Kartodirjo. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Gramindo.

4 Wawancara dengan Sarmen Saogo, Petani. Pada Tanggal 25 September 2015 di Manganjo

(6)

5

Coronose, Stefano. Kebudayaan Suku Mentawai. Jakarta: Grafidian Jaya.

1986.

Hermawati Tarida. Uma Keterkaitan Manusia Dengan Alam. Padang:

Yayasan Citra Mandiri. 2007.

Koentjaraningrat.2004. Manusia dan Kebuudayaan di Indonesia.Jakarta:

Djambatan.

Mangunwijaya Y.B. 1987. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Nasikun. 2005.Sistem Sosial Indonesia.

Jakarta : Grafindo.

Komaruddin. 1985. Pengantar Untuk Memahami Pembangunan. Bandung:

Angkasa.

Daeng, Hans. 1986. Antropologi Budaya.

Ende: Nusa Indah.

Pelly, Usman. 1994. Teori-Teori Sosial Budaya, Jakarta: Depdikbud.

Hermawati, Tarida.Saumanganya Hendak Kemana. Padang. Yayasan Citra Mandiri. 2004.

B. Arsip

Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam Angka, 2000. Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2001. Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2002. Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2003. Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2004, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2005, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2006, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2007, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2008, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2009, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2010, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2011, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2012, Sumatera Barat Badan Pusat Statistik, Pagai Utara Dalam

Angka, 2013, Sumatera Barat

Referensi

Dokumen terkait

100% Fonataba, 2010 Tabel: Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2006 dan Tahun 2013 Sumber: Pengolahan Data Sekunder 2015 Dari hasil tabel IV.IX

Pembangunan berbagai fasilitas di Pelabuhan Muaro Padang tahun 1870 menjadikan pelabuhan ini sebagai pelabuhan kelas “A” yaitu pelabuhan yang dapat melayani pelayaran nasional maupun

Kedua, kemampuan membacakan berita siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Ranah Pesisir dengan nilai rata-rata adalah 80,58 berada pada kualifikasi baik B.Ketiga, terdapat hubungan yang

3 Faktor ketiga adalah harga yang terdiri dari uang pendaftaran, uang perkulihan, uang pembangunan, dan uang ujian mempunyai pengaruh sebesar 9,15% terhadap mahasiswa dalam memilih

Berdasarkan data dan fakta yang peneliti peroleh berikut menunjukan siklus perkembangan kegiatan serba usaha yang dilaksanakan oleh Koperasi Pembangunan Usaha Sumatera Barat seperti

Di dalam proses belajar tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri Jadi, peserta didik kelas VII dan VIII di

305 pengetahuan umum.6 Lulusan pesantren banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.7 Pondok Pesantren memiliki model-model pengajaran yang bersifat

Terdapat pengaruh yang berarti antara lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial terhadap motivasi belajar siswa di MAN Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir