• Tidak ada hasil yang ditemukan

Best Practices dalam Inovas

Dalam dokumen full proseding JILID 1 (Halaman 106-109)

INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI ERA OTONOMI DAERAH

4. Best Practices dalam Inovas

Penghargaan terhadap Praktik inovasi terbaik dilakukan oleh sejumlah instansi, misalnya kompetisi inovasi melalui aplikasi Sinovik oleh Kemenpan-RB (sejak tahun 2014) atau Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) inovatif yang diberikan kepala daerah yang melakukan terobosan dalam mengendalikan inflasi di daerahnya. Di tahun 2016 Provinsi Gorontalo adalah salah satu yang mendapatkan penghargaan TPID inovatif,11 setelah sebelumnya di bawah kepemimpinan Fadel Muhammad pernah sukses dalam sejumlah inovasi

pada berbagai sektor seperti pertanian, perikanan, sumberdaya manusia, usaha kecil dan menengah.

Kemudian Kota Bandung, di bawah pimpinan Ridwan Kamil, dengan konsep Smart City berhasil menerapkan e-Budgeting untuk menghemat anggaran, sebesar satu triliun rupiah.12 Sebagai kota yang membawa

misi meningkatkan kinerja pemerintah kota secara professional, efektif, efisien akuntabel dan transparan, yang mencakup pemberdayaan aparatur pemerintah dan masyarakat, Kota Bandung berupaya mengembangkan berbagai inovasi. Upaya tersebut membuahkan hasil ketika di tahun 2015 Pemerintah Kota Bandung berhasil meraih tiga penghargaan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) dalam inovasi bidang pelayanan publik, yaitu: Bansos Online, Prolanis, dan Katresna Sadaya13. Ketiga program ini adalah suatu upaya mewujudkan open government. Bansos Online ini bertujuan agar masyarakat bisa mengawasi proposal, prosedur pengerjaan hingga siapa penerima bantuan sosial ini secara transparan. Sementara Prolanis merupakan program yang bertujuan agar warga miskin yang memiliki penyakit kronis bisa dirawat inap di Puskesmas, sehingga tidak perlu ke Rumah Sakit. Kemudian, Katresna Sadaya, yaitu program yang memudahkan ibu hamil dalam segala hal melalui forum Rukun Warga yang wajib bertanggung jawab seluruhnya sampai bayi terlahir dengan selamat

Hasil studi yang dilakukan oleh Yappika dan Fisip UI terhadap Pemda Sragen (Agustus dan September 2006) dan Pemda Tarakan (Februari 2007) menunjukan kisah sukses inovasi di era otonomi daerah.14 Pemerintah

Sragen mempunyai 29 program inovasi, sedangkan Pemerintah Tarakan mempunyai 18 program inovasi. Sinovik pun mencatat ada banyak inovasi yang didaftarkan oleh banyak pemda lainnya, meskipun setelah diuji hanya sebagian kecil saja yang mendapatkan tingkat efektivitasnya dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Best practice yang populer adalah di Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali. Bupati I Gede Winasa (2000–2005)15

dikenal dengan “policy innovation”-nya (Nugroho, 2012: 111) Kabupaten Jembrana dulunya merupakan salah

satu daerah yang terbilang miskin. Namun berkat Bupati Winasa, kabupaten Jembrana dianggap berhasil dalam era Otonomi Daerah pasca diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999. Sejumlah program inovasi yang diterapkan mampu mengangkat derajat perekonomian dan kehidupan masyarakatnya. Berbagai program inovasi tersebut adalah: • bidang pendidikan, melalui pembebasan biaya pendidikan tingkat SD sampai SMU Negeri, serta beasiswa

untuk siswa SD sampai SMU Swasta;

• bidang kesehatan, melalui Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) yang memungkinkan masyarakat untuk berobat secara gratis pada PPK 1 baik negeri maupun swasta yang memiliki kerja sama dengan Badan Pelaksana JKJ; • bidang ekonomi, melalui Program Dana Bergulir dan sejumlah program lain yang digulirkan dalam upaya

meningkatkan daya beli masyarakat Jembrana;

• bidang e-government, yang dilaksanakan untuk menunjang segala aspek kehidupan terutama dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

11. https://m.tempo.co/read/news/2016/08/04/087793148/sukses-tekan-inflasi-15-daerah-ini-diberi-penghargaan 12. http://www.menpan.go.id/berita-terkini/5578-menteri-asman-wajibkan-kepala-daerah-ikuti-smart-city-forum

13. Harian Terbit. Selasa, 19 Mei 2015. http://www.harianterbit.com/hanterdaerah/read/2015/05/19/29014/81/20/Inovasi-Pelayanan-Publik-Kota- Bandung-Sabet-Tiga-Penghargaan

14. http://www.yappika.or.id/artikel/Inspirasi-dari-Sragen-Pelayanan-Publik-untuk-Masyarakat-Bagian-2/ dan

15. Ada pro kontra sehubungan dengan tersangkutnya masalah hukum yang dialami Winasa dan beberapa Kepala Daerah yang banyak menghasilkan inovasi, meskipun ada sanggahan bahwa penyebabnya bukan karena inovasinya, tetapi karena kasus pelangggaran hukum yang bersangkutan yang tidak ada kaitannya dengan inovasi daerah yang diciptakannya (Dadan S. Suharmawijaya, 2013 dalam Holidin, 2007).

PENUTUP

Terlepas dari banyaknya penilaian negatif terhadap penyelenggaraan administrasi publik di negara kita, ternyata ada banyak hal positif yang dapat kita banggakan. Tumbuh suburnya inovasi di sejumlah pemda di era otonomi daerah menunjukan bahwa Indonesia sebagai bangsa dan negara masih memiliki karakter kreatif, meskipun banyaknya inovasi belum tentu dibarengi dengan efektivitas pelayanan publik.

Baik itu disadari atau tidak di era otonomi daerah ini telah ada banyak praktik organisasi pasca birokrasi yang menumbuhkan kreatifitas dan inovasi. Hal ini didukung oleh kebijakan yang berkaitan dengan inovasi maupun reformasi birokrasi mulai dari tingkat pusat maupun daerah. Namun kebijakan apapun tanpa komitmen dan kepemimpinan yang kuat tidak akan berhasil. Apapun paradigma yang menuntun administrasi publik yang baik, entah yang klasik maupun yang kontemporer, adalah berharga untuk dipelajari dan berupaya diaplikasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Antoro, Adi. Selasa, 19 Mei 2015. Inovasi Pelayanan Publik, Kota Bandung Sabet Tiga Penghargaan. http://www. harianterbit.com/hanterdaerah/read/2015/05/19/29014/81/20/Inovasi-Pelayanan-Publik-Kota-Bandung- Sabet-Tiga-Penghargaan (7/9/2015)

Asropi .2008. “Budaya Inovasi dan Reformasi Birokrasi”. Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V, Nomor 3,

September 2008, hal. 246-255

BPPT Bandung. Profil BPPT Bandung. 2014. http://www.boss.or.id/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=70&Itemid=93 (26/10/2015)

Dhewanto, Wawan et.al. 2014. Manajemen Inovasi: Peluang Sukses Menghadapi Perubahan. Yogyakarta: Penerbit

ANDI

Golembiewsi, Robert T dan Eran Vigoda-Gadot. 2009.”Organizational Innovation and Public Management”, in, Sound Governance, Farazmand, Ali (editor).. Westport: Praeger Publisher.

Holidin, Defny. 2007. Reformasi dan Inovasi Pemerintah Daerah dalam Pembangunan. http://www.yappika. or.id/siaran-pers/Reformasi-dan-Inovasi-Pemerintah-Daerah-dalam-Pembangunan/ (5/9/2016)

KemenPAN-RB. Pelayanan Publik: Satu Atap Versus Satu Pintu. http://www.menpan.go.id/tentang-kami/ kedeputian/pelayanan-publik/35-berita/liputan-media/1171-satu-atap-versus-satu-pintu (26/10/2015) Mulgan, Geoff dan Albury, David. 2003. Innovation in the Public Sector. London: Nesta Nugroho, Riant. 2012.

Public Policy. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nugroho, Riant. 2012. Public Policy. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peraturan bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah.

Pollit, Christopher & Hupe, P. 2011. “Talking about Government: The Role of Magic Concepts”, Public Management Review. 89: 1, pp. 27-114.

Rogers, Everett M. 2003. Diffusion of Innovation. New York: Free Pass.

MASYARAKAT ADAT, ETNIS,

Dalam dokumen full proseding JILID 1 (Halaman 106-109)