• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Analisis Inferensial

Statistika inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresilinier ganda. Regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar matematika (Y) berdasarkan konsep diri (X1) dan aktivitas belajar (X2). Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terdapat beberapa pengujian asumsi yang harus dipenuhi diantaranya adalah normalitas, homogenitas, linieritas, dan multikolinieritas.

a. Pemeriksaan Asumsi 1) Uji Normalitas Data

Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel diperolehnilai signifikan sebesar 0.431. Karena nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 179 Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data dengan menggunakan uji Bartlett,diperoleh bahwa

hitung =1,646 sedangkan

(2;0,05) =3,841. Karena

hitung <

(2;0,05)

maka dapat disimpulkan data hasil belajar matematika berasal dari populasi dengan varians homogen.

3) Uji Linieritas

Berdasarkan analisis diperoleh taraf signifikan statistik untuk linieritas aktivitas belajar terhdap hasil belajar matematika diperoleh taraf signifikan statistik sebesar 0.532 yang juga berarti bahwa taraf signifikan statistik (p) > 0,05.untuk liniearitas konsep diri terhadap hasil belajar matematika sebesar 0,232 yang artinya taraf signifikan statistik (p) >α (0,05).

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi linier.

Uji multikolinieritas, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas terjadi multikolinieritas, yaitu terdapatnya hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel bebas dalam model regresi.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai VIF sebesar 1,261, yang berarti nilai VIF < 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas yaitu konsep diri dan aktivitas belajar.

Uji Hipotesis Penelitian

Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh hasil seperti tabel berikut:

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Ganda

Variabel Koefisien regresi thit Sig.

Konstanta 53,78 3,651 0,002

X1 4,021 9,145 0,000

X2 6,453 15,887 0,000

Model persamaan regresi dugaan pada penelitian ini berbentuksebagai berikut:Ŷ = b0+b1X1+b2X2

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga konstanta atau b0 = 53,78; koefisien b1 = 4,021; b2 = 6,453, dimana b1

(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 180

merupakan koefisien dari variabel konsep diri(X1) dan b2

koefisien dari variabel aktivitas belajar(X2) sehingga dapat disusun dalam persamaan regresi dugaan yaituŶ = 53,78 + 4,021X1+ 6,453X2

1) Uji Keberartian Regresi Linier Ganda

Setelah model regresi dugaan diperoleh selanjutnya dilakukan uji keberartian model regresi dugaan.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh probabilitas sebesar 0,000 yang berarti p < (0,05). Sehingga dapat disimpulkan model regresi dugaan yang diperoleh adalah berarti.Untuk melihat suatu ukuran seberapa tepat model regresi linier dugaan dapat menjelaskan hubungan liniernya antara variabel pada X1 dan X2 dengan Y maka perlu menghitung Koefisien Determinasi (R2). Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,425 yang berarti bahwa 42,5% variasi nilai variabel terikat dapat dijelaskan oleh model regresi dugaan yang diperoleh.

Sedangkan sisanya 57,5%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.

2) Uji Keberatian Koefisien Regresi Linier Ganda

Karena persamaan regresi linier ganda telah terbukti signifikan,maka selanjutnya diuji keberartian tiap koefisien regresi dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai probabilitas untuk β1 atau koefisien aktivitas belajar = 0,000. Karena p < (0,05) dapat disimpulkan bahwa β1 atau koefisien aktivitas belajar yang diperoleh berarti atau tidak dapat diabaikan. Koefisien regresi variabel aktivitas belajar (X1) sebesar 4,021 Dan nilai positif dari koefisien aktivitas belajar dapat diartikan bahwa konsep diri berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa setelah memperhitungkan pengaruh variabel lain dalam model.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai probabilitas (p) untuk β2 atau koefisien aktivitas belajar = 0,000. Karena p

< (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa β2 atau koefisien konsep diri yang diperoleh berarti atau tidak dapat diabaikan. Koefisien regresi variabel konsep diri (X2) sebesar 6,453, Dan nilai positif dari koefisien konsep diri

(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 181 dapat diartikan bahwa konsep diri berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa setelah memperhitungkan pengaruh variabel lain dalam model.

Pembahasan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas belajar dan konsep diri terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri se Kecamatan Samarinda Ulu. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh model persamaan regresi dugaan yang dapat digunakan untuk memprediksi hasil belajar matematika siswa pada populasi yang diambil.

Hasil penelitian yang diperoleh relevan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu dan teori-teori yang mendukung.Hasil analisis pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar matematika secara umum siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang memilki aktivitas yang rendah. Fakta ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh para ahli. Nasution (2004:86), berpendapat bahwa dari semua asas pengajaran dapat dikatakan aktivitaslah asas yang terpenting, karena belajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan tak mungkin seseorang dikatakan belajar. Aktivitas belajar dan hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilanpembelajaran. Aktivitas menunjukkan sejauh mana siswa aktif dalammemperkaya pengetahuannya. Sedangkan hasil belajar menunjukkansejauh mana pengetahuan siswa dari proses pembelajaran yangdialaminya.

Suryabrata (2006:14-70), belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis (kejiwaan). Aktivitas fisik ialah peserta didik aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan atau keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain.

Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diupayakan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat,

(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 182

menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang lainnya.

Kegiatan psikis tampak bila siswa sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, dan mengambil keputusan.

Hasil penelitian Loenard dan Supardi (2010) yang berjudul “ Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa pada Matematika dan Kecemasan siswa terhadap Hasil Belajar Matematika”, dan penelitian yang dilakukan Rensi dan Sugairti (2010) yang berjudul “ Dukungan Sosial, Konsep Diri, dan Prestasi Belajar Siswa SMP Kristen YSKI Semarang”

keduanya mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif konsep diri terhadap hasil belajar dan prestasi belajar matematika.

Pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar matematika relevan dengan hasil yang diperoleh Arisandi dan Latifah (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Persepsi Anak terhadap Gaya Pengasuhan Orang Tua, Kecerdasan emosional, Aktivitas Belajar, dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 3 Sukabumi” dan penelitian yang dilakukan Purba, D.S, dkk (2006) dengan judul

“Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran Sains Fisika SMP”, hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa.

Nylor (dalam Desmita, 2009:171), mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan hasil belajar di sekolah. Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan hasil belajar yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi, serta menunjukkan hubungan antar pribadi yang positif pula. Siswa menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan keras dan tekun, serta aktivitas-aktivitas mereka selalu diarahkan pada kegiatan akademis. Siswa juga memperlihatkan kemandirian dalam belajar sehingga tidak tergantung kepada guru.

Konsep diri perlu diperhatikan karena konsep diri merupakan salah satu karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, termasuk dalam pelajaran matematika. Konsep diri positif siswa akan memudahkan siswa dalam memecahkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan memilki rasa percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya

(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 183 sehingga siswa tersebut yakin bahwa ia mampu menajwab dan memecahkan semua persoalan matematika. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan diri yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan Dengan kata lain konsep diri positif secara psikologis dapat memotivasi siswa untuk lebih tekun dalam mempelajari matematika.

Karena konsep diri memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar maka perlunya perhatian dari guru dan orang tua untuk membantu menumbuhkan konsep diri positif dari siswa agar siswa merasa lebih yakin akan kemampuan diri yang dimiliki, mampu bersaing dan tidak menilai dirinya dengan penalaian yang negatif. konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu (1) Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, (2) Ia merasa setara dengan orang lain, (3) Ia menerima pujian tanpa rasa malu, (4) Ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat; (5)Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha merubahnya. Dengan membangun konsep diri yang positif maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasil dan teori diatas maka untuk memperoleh hasil belajar yang baik tidak terlepas dari adanya aktivitas belajar. Aktivitas menunjukkan sejuah mana siswa aktif dalam memperkaya pengetahunnya, sehingga peran guru dan orang tua dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa yang baik sangat dibutuhkan. Beberapa contoh hal-hal yang dapat dilakukan untk meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah menumbuhkan Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan proses belajar, kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya.

Dari pembahasan diatas menunujukkan bahwa siswa memerlukanaktivitas belajaryang tinggi atau aktivitas belajar i yang positif serta konsep diri yang tinggi untuk mendapatkan hasil belajar matematika yang baik. Hal ini sesuai dengan teori dan beberapa penelitian relevan yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif antara aktivitas belajar dan konsep diri terhadap hasil belajar matematika.

(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 184

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil terdapat pengaruh positif dariaktivitas belajar dan konsep diri terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIIISMP Negeri se Kecamatan Samarinda Ulu..

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Desmita .2009. Psikolog Perkembangan Peserta Didik. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali, H. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S.B. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Leonard dan Supardi. 2010. Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa padaMatematika, dan Kecemasan Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan No. 3

Purba, D. S., dkk 2006. Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran Sains Fisika SMP. Jurnal Pend. Fisika Indonesia Volume 4, Nomor. 2.

Rensi dan Sugiarti. 2010. Dukungan Sosial , Konsep Diri, dan Prestasi Belajar Siswa SMP Kristen YSKI Semarang. Juranal Pendidikan Volume 3 No. 2

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Usman, M.U. 2010. Menjadi Guru Propesional. Bandung: Remaja Rodaskarya.

(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 185 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENDA DENGAN PEMBELAJARAN

MODEL KOOPERATIF TIPE NHTSISWA KELAS VI SDN. 004 LOA JANAN

RATNA DEWI, S.Pd. M.Pd.

Guru SDN 004 Loa Janan ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SDN 004 Loa Janan pada Mata Pelajaran IPA, KKM yang ditentukan yaitu 70. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi perubahan benda dengan pembelajaran model kooperatif tipe NHT siswa kelas VI SDN. 004 Loa Janan.Subjek penelitian berjumlah 18 orang. Pengumpulan data menggunakan Dokumentasi, observasi dan tes. Data dianalisis dengan melihat ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 80% siswa mendapat skor ≥ 70. Hasil penelitian menunjukkan selama mengikuti pembelajaran koopeartif tipe NHT siswa merasa senang, mempunyai motivasi, lebih memperhatikan penjelasan guru, keberanian siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan, kemampuan mengerjakan tugas, kemampuan bekerjasama, rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dalam kriteria penilaian baik. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, rata-rata kelas 64,50 persentase ketuntasan 44,44% siklus 1 hasil belajar meningkat dengan rata-rata kelas menjadi 73,50 ketuntasan mencapai 72,22% Siklus 2 rata-rata kelas menjadi 84,92 ketuntasan mencapai 100%. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi perubahan benda dengan pembelajaran model kooperatif tipe NHT siswa kelas VI SDN. 004 Loa Janan.

(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 186

Kata Kunci :Aktivitas Belajar, Hasil belajar siswa, Model pembelajaran NHT

PENDAHULUAN

Konsep materi yang terdapat dalam silabus mata pelajaran IPA Kelas VI Sekolah Dasar secara mendasar memerlukan pengelolaan pengajaran dalam penyajiannya yang baik, sebab materi ini menyangkut pengetahuan harus dipahami siswa dengan cara melakukan suatu penyelidikan langsung, baik dilakukan perseorangan maupun kelompok, selain itu mata pelajaran di kelas VI, harus padat, karna target penyampaian materi berpengaruh pada jadwal kegitan UN siswa, setidaknya 75%, materi di semester satu dan dua sudah diajakan pada siswa kelas VI di semester satu, karna pada semester dua siswa sudah siap try out, daya serap, ujian praktik dan UN.

Permasalahan yang timbul pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya pada siswa kelas antara lain : (1) siswa pasif saat guru menjelaskan materi, (2) respon siswa rendah karena hanya guru yang aktif, (3) hasil belajar kurang maksimal pembelajaran banyak siswa yang belum tuntas dari kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan setiap KD.Analisis hasil ulangan siswa dari ulangan harian didapatkan hasil nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90 dengan rata-rata kelas sebesar 64,44 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang siswa dengan tingkat ketuntasan 44,44%. Berdasarkan hasil yang dicapai pada pra tindakan masih tergolong rendah.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berupaya untuk meningkatan kualitas pembelajaran IPA dengan memilih penerapan model pembelajaran secara tepat, dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipepembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancanguntuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untukmeningkatkan penguasaan akademik. Model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).dianggap tepat dalam meningkatkan aktivitas belajar dikelas khususnya mata pelajaran IPA, dengan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat menciptakan dan

(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 187 memberikan peluang kepada siswa untuk terlibat secara aktif, karna pengelolaan pembelajaran yang baik, sangat mempengaruhi tinggi rendahnya aktivitas siswa dalam keberhasilan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dijadikan landasan dilaksanakan penelitian yang berjudul : ”Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Benda dengan Pembelajaran Model Kooperatif tipe NHTSiswa Kelas VI SDN. 004 Loa Janan.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :Bagaimana peningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi perubahan benda dengan pembelajaran model kooperatif tipe NHT siswa kelas VI SDN. 004 Loa Janan?

KAJIAN PUSTAKA