• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lilis Suriyani, S.Pd.I

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMKN 1 Berau

Abstract

This research takes place at SMK Negeri 1 Berau in academic year 2012/2013. The number of students are 41 for grade XII AK1, each 11 males and 30 females. It is intended to describes learning English using CTL based on business and industry environments. The contextual teaching learning purposes to incerase the students’

enthusiasm and achievement. From there they can get and transfer more skills and experiences, they build and create the meaningful learning through the techniques such as inquiry, questioning, exploring, learning community, contructivism and modelling.The collecting of data was done through techniques such as : observation, interview test and documentary. The result of this research can be concluded, there is significant difference before and after given CTL towards the students’ enthusiasm and achievement such as writing and speaking skills, scores of test, try out and national exam. It means the CTL based on business and industry environments increase the students’

enthusiasm and achievement.

Keywords: CTL, Motivation, Achievement, DUDI

(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 49 Abstrak

Penelitian ini berlangsung di SMK Negeri 1 Berau pada tahun akademik 2012/2013. Jumlah siswa 41 untuk kelas XII AK1, masing-masing 11 laki-laki dan 30 perempuan.

Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan belajar bahasa Inggris menggunakan CTL berdasarkan lingkungan bisnis dan industri. Tujuan pembelajaran kontekstual untuk incerase antusiasme dan prestasi siswa. Dari sana mereka bisa mendapatkan dan mentransfer keterampilan dan pengalaman, mereka membangun dan menciptakan pembelajaran bermakna melalui teknik seperti penyelidikan, mempertanyakan, menjelajahi, belajar masyarakat, contructivism dan pemodelan. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik seperti: observasi, tes wawancara dan dokumenter. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan CTL terhadap antusiasme dan prestasi siswa seperti menulis dan keterampilan berbicara, skor tes, mencoba dan ujian nasional. Ini berarti CTL berdasarkan lingkungan bisnis dan industri meningkatkan antusiasme dan prestasi siswa.

Keywords : CTL, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, DUDI

PENDAHULUAN

PadaeraglobaliasisaatinibahasaInggrismerupakanalatkomunikasi

penting yang

digunakandalaminteraksisehari-hari,iniberlakujugaterhadapsebagiankalangan duniausahadanduniaindustri(DUDI)yang

memberikansyaratmutlakketikamembuka lowonganpekerjaan.

Mengetahui bahwabahasaInggrismerupakankualifikasi yang disukaidandiprioritaskandisamping

kemampuanbekerjateam,inimenjaditantangan sekaligusmembukajalandanmemberikankesempatan

bagisekolahmenengahkejuruan (SMK)yang

(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 50

lulusannyadiproyeksikanuntuksiapkerja,cerdasdankompetitif,untuk menghadapipersainganketatduniakerjasehinggamampumeraihpeluang dan kesempatan tersebut.

Mengacupada levelpembelajaranbahasaInggrisdi SMKyaitunovice, elementarydanintermediate,masing–masing padastandarkompetensidankompetensi dasar yangpelajari sangat jelas mengisyaratkanbahwa teaching approach maupun outputyang diharapkanmampumengantarkansiswauntukmemilikiketerampilanyaitu

mendengar (listening)berbicara

(speaking),membaca(reading)danmenulis (writing) sehingga mampu berkomunikasi dengan baik sesuai dengan levelyangtelah ditetapkan .

Penulis yangdalamhalinijugasebagai

gurudiSMKNegeri1Beraupadatahunpelajaran2012/2013

diberikesempatanuntukmengajarsiswakelas XII

AK1tentukepercayaanyangdiberikan

menjadisebuahkesempatandantantangan sekaligus memacuuntuk meningkatkanlagikompetensiyang dimiliki.Bermulaketika mengantarkanmateritentang

menyajikanlaporanprakerin,diketahuipadaindikatornya

pembelajarannya memprasyaratkan peserta

didikuntukmenyiapkanoutlinelaporan prakerin, yangkemudianditulis dalambentukpowerpointslide,selanjutnyadisajikansecaralisandalambentu kpresentasi yangbenar.

Untukkeperluantersebutpenulis

melakukanobservasiterlebihdahulumelaluites, quisionerdanwawancara

padapeserta didikkelas XII

AK1SMKNegeri1Berauyangberjumlah41siswaterdiridari11laki- laki dan 30 perempuan dan diperoleh kondisi sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan berbicara karena keterbatasan kosakata yang dimiliki.

2. Rendahnya kepercayaan diri dan motivasi akan pentingnya keterampilan berbicara dalam menyajikan laporan.

3. Kurangnya atensi siswa karena sebagian siswa tidak membuat laporan ketika melaksanakan prakerin dan sebagaian lain hanya memuat tugas harian yang kegiatannya terkesan monoton sehingga presentasi dan diskusi kurang menantang.

(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 51 4. Kurangnya penguasaan peserta didik dalam memanfaatkan

sumber dan media pendukung presentasi.

5. Model pembelajaran yang kurang mengaktifkan peserta didik.

6. Rendahnya prestasi belajar peserta didik.

Mengamati kondisi tersebut tentunya ini menjadi sebuah kendala, mengingat peserta didik yang memiliki keterampilan berbicara masih rendah. Fenomena ini terjadi karena kurangnya kosakata, motivasi, percaya diri (malu takut salah), minimnya waktu dan kesempatan untuk berlatih serta penggunaan media dalam pembelajaran yang terbatas, sehingga pembelajaran masih terlihat kurang mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik, karena untuk memiliki perbendaharaan kosa kata, peserta didik juga seharusnya aktif memperluas dan memperkaya kosakata.

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Pengalaman proses pembelajaran bahasa Inggris sebelumnya diperoleh gambaran bahwa penerapan metode pembelajaran hanya full class learning (belajar sepenuhnya di dalam kelas) sehinggaaktivitas pembelajaran tidak bervariasi dan melibatkan sisi psikologis yang cukup berarti bagi peserta didik. Begitu pula interaksi dan komunikasi menjadi terbatas karena hanya berkonsentrasi pada tugas-tugas individual saja yang efeknya peserta didik menjadi bosan dan jenuh dalam menerima pelajaran sehingga keterampilan proses dan kemampuan pengembangan diri menjadi terbatas yang akhirnya berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik.

Minimnya pengetahuan peserta didik akan pentingnya keterampilan membuat jurnal dan mendokumentasikan kegiatan prakerin dalam bentuk laporan, laporan prakerin dapat menjadi rekam jejak untuk mengenal lingkungan kerja, serta menggali berbagai informasi, pengetahuan dan pengalaman selama berada di lingkungan kerja atau DUDI. Dengan demikian peserta didik dapat mengetahui sejauh mana ilmu pengetahuan dan skill yang dimiliki, sehingga kekurangannya akan dilengkapi bila mana peserta didik sudah kembali ke sekolah.Sejalan dengan perkembangan dan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi (ICT), saat ini guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar melainkan satu dari sekian sumber belajar yang ada, hal ini membangkitkan kesadaran bahwa untuk meningkatkan kompetensi peserta didik, guru diharapkan mampu menyeimbangkan penggunaan

(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 52

metode, strategi, sumber dan media pembelajaran berbasis ICT yang dapat mengaktifkan peserta didik untuk aktif memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap pada saat berinteraksi baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Berdasarkan observasi,bahwa pesertadidikyangadadiKelasXII AK1sudah

mengenalbahkanmemilikigadgetsepertitelephonegenggam(handphone),k amera hinggakomputerjinjing(laptop).Tidakdapatdipungkiribahwa penggunaangadget tersebut memberikanpengaruh positif dannegatif, oleh karena ituguru juga dituntut lebiharif memberikanwawasanuntukmenjadifasilitator,mediator,dandinamistor sehingga dapat mengarahkan penggunaanya untuk hal-hal yang bermanfaatgunamenunjangaktivitas pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA