• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA PELATIHAN KURIKULUM 2013 Andrianus Hendro Triatmoko, MT

Widyaiswara Pertama LPMP Kalimantan Timur Abstract

In the Implementation Training Curriculum 2013 that has been implemented for Teachers, Principals and Supervisors, there are several issues that arise when doing the training process, including the lack of understanding and skills training participants to be able to formulate and define indicators of a certain basic competencies. Basic competence in particular spiritual attitudes and social attitudes, where training participants have difficulty in understanding and formulating indicators in accordance with these competencies. This is because the basic competence of spiritual attitudes and social attitudes are not taught directly, but through habituation perilku everyday. To overcome these problems required repairs Worksheet on training eye "Analysis Competency Standards, Core Competencies and Competency Basic" to facilitate the training participants to understand and define the indicators of achievement Improvement Worksheet on training eye "Analysis Competency Standards, Core Competence and Basic Competence" can facilitate the training participants to determine the measures achievement Basic competence in the form of indicators.

Keywords: core competencies attitude, attitude indicator of competence

(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 16

Abstrak

Didalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, terdapat beberapa masalah yang muncul saat dilakukannya proses diklat, diantaranya adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan peserta diklat untuk dapat merumuskan dan menetapkan indikator dari suatu Kompetensi Dasar tertentu. Khususnya Kompetensi Dasar sikap spiritual dan sikap sosial, dimana peserta diklat mengalami kesulitan dalam memahami dan merumuskan indikator-indikator yang sesuai dengan kompetensi tersebut. Hal ini disebabkan karena kompetensi dasar sikap spiritual dan sikap sosial tidak diajarkan secara langsung, melainkan melalui pembiasaan perilku sehari-hari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perbaikan Lembar Kerja pada mata diklat “Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar” untuk mempermudah peserta diklat memahami dan menentukan indikator ketercapaian Perbaikan Lembar Kerja pada mata diklat “Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar” dapat mempermudah peserta diklat untuk menentukan ukuran-ukuran pencapaian Kompetensi Dasar dalam bentuk indikator.

Kata Kunci : Kompetensi inti sikap, indikator Kompetensi sikap.

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 17 warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan yang merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud No 54, 2013).

Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.

Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.

Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian (Pusbang Tendik, 2014). Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII (Pusbang Tendik, 2014).

Untuk mensukseskan implementasi Kurikulum 2013, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), menyiapkan strategi dan telah melaksanakan berbagai Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas. Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 menekankan pada prinsip Ketiga, yaitu semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik yang diimplementasikan ke dalam mata diklat (mata tatar) Analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi dasar (KD) (Pusbang Tendik, 2014).

(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 18

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.

Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu Matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut;

kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4 (Permendikbud NO 69, 2013).

Didalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, terdapat beberapa masalah yang muncul saat dilakukannya proses diklat, diantaranya adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan peserta diklat untuk dapat merumuskan dan menetapkan indikator dari suatu Kompetensi Dasar tertentu. Khususnya Kompetensi Dasar sikap spiritual dan sikap sosial, dimana peserta diklat mengalami kesulitan dalam memahami dan merumuskan indikator-indikator yang sesuai dengan kompetensi tersebut. Hal ini disebabkan karena kompetensi dasar sikap spiritual dan sikap sosial tidak diajarkan secara langsung, melainkan melalui pembiasaan perilaku sehari-hari.

Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan suatu analisis untuk mencermati, memperbaiki kekurangan yang mungkin terjadi dan melakukan pengembangan dengan memfokuskan pada Lembar Kerja yang digunakan dalam mata diklat (mata tatar) Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Hasil dari perbaikan dan pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta diklat untuk dapat merumuskan dan menetapkan indikator dari suatu Kompetensi Dasar.

KAJIAN PUSTAKA